scholarly journals Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Mellitus

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 105-114
Author(s):  
Waode Azfari Azis ◽  
Laode Yusman Muriman ◽  
Sri Rahayu Burhan

Diabetes Mellitus adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin, dan didiagnosis dengan mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui  hubungan  antara  tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes mellitus yang berobat di puskesmas meome. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah  populasi sebanyak 47 orang.  Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data  menggunakan uji Chi-square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada Hubungan  Antara  Tingkat   Pengetahuan  Diabetes  Melitus dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Melitus yang Berobat di Puskesmas Meomeo.Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat pengetahuan penderita diabetes melitus sebagian besar  adalah kurang, sedangkan gaya hidup pada penderita diabetes melitus sebagian  besar  adalah  tidak sehat, dan terdapat  hubungan antara tingkat pengetahuan dengan gaya hidup  pada   penderita   diabetes   mellitus. Kata kunci: diabetes mellitus,  pengetahuan, gaya hidup RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE LEVELS WITH LIFESTYLE IN   DIABETES MELLITUS PATIENT ABSTRACT Diabetes Mellitus  is a chronic condition that  occurs  when  the body cannot  produce enough insulin or cannot use insulin, and is diagnosed by observing an increase in blood glucose levels. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge with living style in people  with  diabetes mellitus who seek treatment at the health clinic in Meomeo. This type of research is quantitative using a descriptive correlation design with cross sectional approach. Total population of  47 people. The sample in this study was taken using total sampling technique. Data analysis used Chi-square test. The results of the research showed that means there is a relationship between the level of knowledge of diabetes mellitus with the lifestyle of patients with diabetes mellitus who seek treatment at the Meomeo health center. The conclusion of this study is that the level of knowledge of people with diabetes mellitus is largely lacking, while the lifestyle of people with diabetes mellitus is largely unhealthy, and there is a relationship between the level of knowledge and lifestyle in people with diabetes mellitus. Keywords: diabetes mellitus, knowledge, lifestyle

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Novita Setyowati ◽  
Puguh Santoso

Pencegahan komplikasi penyakitpada Penderita DM memerlukan peran keluarga sebagai mitra petugas kesehatan denganmengontrol regulasi kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui  pengaruh peran keluarga terhadap regulasi kadar gula darah. Penelitian ini merupakan kuantitatif deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah penderita diabetes mellitus di Puskesmas Balowerti kota kediri sebanyak 90 orang. Sampel penelitian yang ditentukan menggunakan teknik purposive  sampling.Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner, sedangkan analisis data menggunakan uji chi squarePenelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2019 sampai dengan Juni 2019. Hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi sederhana , dengan chi square menunjukkan (p=0,005) yang berarti ada hubungan peran keluarga  mempunyai hubungan yang signifikan terhadap  regulasi kadar gula dalam darah penderita DM. Disarankan perlunya bimbingan dan penyuluhan pada penderita tentang latihan jasmani, diit yang sehat, berhenti merokok, penggunaan obat antidiabetik dan efek sampingnya, serta pentingnya control gula darah, meningkatkan informasi tentang DM, komplikasi, dan penanggulangannya. Kata kunci: Peran keluarga, regulasi kadar gula darah, diabetes melitus Abstract The Effect Of Role Of Family On Regulation Levels Of Sugar Blood Patients DM. Prevention of disease complications in DM sufferers requires the role of the family as partners of Health workers by controlling the regulation of blood glucose levels. The purpose of this study was to determine the effect of the role of the family on the regulation of blood sugar levels.This research is a quantitative descriptive correlation with the cross approach sectional. The study population was people with diabetes mellitus at the health center Balowerti city of Kediri as many as 90 people. The research sample was determined using a purposive sampling technique. The collection of research data using a questionnaire, while the analysis of data using the chi square test The study was conducted in May 2019 to June 2019.   The test results using a simple correlation test, with chi square shows (p = 0.005) so that Ho is rejected and Hı is accepted, which means there is a relationship between the role of the family has a significant relationship to the regulation of blood sugar levels in patients with DM. Suggested the need for guidance and counseling to sufferers about physical exercise, healthy diet, smoking cessation, the use of antidiabetic drugs and their side effects, as well as the importance of blood sugar control, increasing information about DM, complications, and prevention. Keywords : The role of the family, regulation of blood sugar levels, diabetes mellitus


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 53-61
Author(s):  
Murni Sari Dewi Simanullang ◽  
Ance M Siallagan ◽  
Rusnitha Br. Munthe

Introduction. Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by increased blood glucose levels or hyperglycemia. Long-term hyperglycemia can cause various complications including neuropathy. Some measures can be taken to prevent neuropathy, such as foot care. The purpose of this study was to identify the relationship between adherence foot care with the incidence of neuropathy in patients with diabetes mellitus in H. Adam Malik General Hospital Medan in 2019.Method. This research is a descriptive correlational study using cross sectional design. The population in this study were all DM patients who came to the Polyclinic disease in H. Adam Malik General Hospital Medan. The sampling technique used was purposive sampling with a sample size of 44 respondents. Data collection was performed using a foot care compliance questionnaire and a neuropathic event observation sheet.Result. Data analysis with Chi-square test obtained p value = 0.001, which means there is a relationship between adherence of foot care with the incidence of neuropathy in DM patients at H. Adam Malik General Hospital Medan in 2019.Duscussion. DM patients can prevent neuropathy by doing regular foot care. Health workers and families can play a role in providing support to patients to improve the independence of doing foot care at home.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Maria Karolina Selano

Organisasi Internasional Diabetes Federation (IDF) memperkirakan terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes mellitus (DM) tahun 2019 atau setara dengan angka 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi DM tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9,65% pada laki-laki. Prevalensi diabetes meningkat seiring penambahan umur menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang (umur 65-79 tahun). Angka diprediksi meningkat hingga 578 juta di tahun 2030 dan 700 juta di tahun 2045. Pusat Data dan Informasi PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia), prevalensi penderita DM dengan komplikasi neuropati sebesar lebih dari 50%. Tujuan untuk mengetahui hubungan lama menderita dengan kejadian neuropati diabetikum pada pasien diabetes melitus      Metode secara deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sejumlah 84 responden/ pasien diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Instrumen menggunakan kuesioner dan monofilament test dan data dianalisa dengan uji statistik chi-square. Hasil didapatkan 71 responden (84,5 %) yang lama menderita DM < 5 tahun, 46 responden (54,8%) mengalami neuropati diabetikum dan nilai Asymp Sig 0,942 (P-value = 0,005). Karena nilai 0,942 > 0,005, maka disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menderita dengan kejadian neuropati diabetikum.Kata kunci                : diabetes melitus; lama menderita; neuropati diabetikumThe Relationship Of Long Suffering With The Event Of Diabetic Neuropaty In Diabetes Mellitus PatientsAbstractThe International Diabetes Federation (IDF) estimates that there are 463 million people aged 20-79 years in the world suffering from diabetes mellitus (DM) in 2019, equivalent to 9.3% of the total population at the same age. Based on gender, IDF estimates that the prevalence of DM in 2019 is 9% in women and 9.65% in men. The prevalence of diabetes increases with increasing age to 19.9% or 111.2 million people (aged 65-79 years). The figure is predicted to increase to 578 million in 2030 and 700 million in 2045. According to the PERSI Data and Information Center (Indonesian Hospital Association), the prevalence of DM sufferers with neuropathic complications is more than 50%. The purpose of this study was to determine the relationship between length of stay and the incidence of diabetic neuropathy in patients with diabetes mellitus. Descriptive analytical method with a cross sectional approach and sampling technique used purposive sampling with a total of 84 respondents/patients with type 1 and type 2 diabetes mellitus. The instrument used a questionnaire and monofilament test and data. analyzed by chi-square statistical test. The results showed that 71 respondents (84.5%) had long suffered from DM < 5 years, 46 respondents (54.8%) had diabetic neuropathy and the Asymp Sig value was 0.942 (P-value = 0.005). Because the value is 0.942 > 0.005, it is concluded that there is no significant relationship between the length of suffering and the incidence of diabetic neuropathy.Keywords: diabetes mellitus; long suffering; diabetic neuropathy 


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2019 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Helena Wadja ◽  
Hamidah Rahman ◽  
Nani Supriyatni

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Diabetes melitus (DM) menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia pada abad ke-21. Jumlah penderita DM mencapai 422 juta orang di dunia pada tahun 2014. Sebagian besar dari penderita tersebut berada di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki jumlah penderita yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tingkat stres, dan durasi tidur terhadap kejadian Diabetes Mellitus. Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah  pasien yang datang memeriksakan kadar gula darah di UPTD Diabetes Center Kota Ternate Tahun 2018. Jumlah sampel 95 orang yang diambil dengan cara accidental sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus adalah tingkat stres dengan p-value = 0,037 ( <0,1 ) dan durasi tidur dengan p-value = 0,025 ( <0,1 ), sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pengetahuan dengan p-value = 0,709 ( >0,1 ). Oleh karena itu, disarankan kepada petugas kesehatan lebih meningkkatkan lagi  informasi kepada masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus, agar masyarakat lebih tahu tentang penyakit Diabetes Mellitus.


2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 86-93
Author(s):  
Alvia Anggreini Setyaningrum ◽  
Sri Adiningsih

Overweight is an accumulation of excess adipose reserve within the body, resulting in an increase of bodyweight. Consumption of ultra-processed beverages, and energy intake from food and beverage are several fators that can cause the problem of overweight. This research aims to understand the relation between sugar intake in ultra-processed beverages and energy intake from food and beverages with overweight among teenage students of senior high school 6 Surabaya. The research is an observational research with cross-sectional design. Sampling is taken using proportional random sampling technique. The number of participants are 80 teenagers from 10th and 11th classes in June 2020. Participants are aged 15-18 years old. Energy intake from food and beverages are taken from 2x24 hour recall questionnaire, and sugar intake from ultra-processed beverages taken from seven-day beverages diary.. Statistical analysis are done using chi-square. The result shows relation between energy intake from food and beverages with overnutrition, with (p =< 0,001). In conclusion, excess energy intake from food and beverages relation with overweight problem to teenagers, thus requiring balanced nutritional guide education as well as annual nutrition status monitoring, from the school to its teenage students.  


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Carla Dianmartha ◽  
Sari Kusumadewi ◽  
Desak Putu Yuli Kurniawati

Background: One of the factors that can affect oral health is health behavior. One of the predisposing factors that influence behavior is knowledge. A person who is aware of the importance of oral health can be seen from their knowledge. The aim of this study is to determine the relationship between dental knowledge with their oral health care behavior in children age 9-12 years at SDN 27 Pemecutan Denpasar.Methods: Observasional research used cross sectional approach. The respondent in this research are 87 children age 9-12 years at SDN 27 Pemecutan Denpasar. The samples were taken by using systematic random sampling technique and questionnaire as the measuring instrument to know the level of dental knowledge and dental health care behaviour. Processing technique and data analysis used chi square statistic test.Results: The result of this research showed that the respondent who have ahigh level of knowledge had good behavior is 63,9%. Low knowledge level with less behavior was 80,8%. Respondents have good behaviour if the score of the questionnaire mean total value of questionnaire and respondents less behaviour if the score of the questionnaire < mean total value of questionnaire.Conclusions: It can be concluded there is a significant relationship between dental knowledge and oral health care behavior in children aged 9-12 years in SDN 27 Pemecutan Denpasar.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 5-14
Author(s):  
Holy Yunita Nuraini ◽  
Rachmat Supriatna

Diabetes mellitus tipe 2 adalah diabetes melitus yang tidak tergantung pada  insulin dan kebanyakan penderita memiliki kelebihan berat badan. Data studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan, aktivitas fisik dan riwayat penyakit keluarga terhadap penyakit diabetes  mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun 2015. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelian cross sectional .Metode pengambilan sampel menggunakan tekhnik accidental sampling terhadap 34 orang pasien penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun 2015. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner, dimana jawaban dari kuisioner dianalisa dengan menggunakan uji chi-square yang di olah dengan menggunakan  SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dari tiga variable yaitu pola makan nilai p-value 0.044 < α (0.05), aktivitas terhadap penyakit diabetes mellitus tipe 2 nilai p-value 0.634 > α (0.05) dan riwayat penyakit keluarga nilai p-value 0.102 > α (0.05), yang mempunyai hubungan terhadap diabetes mellitus tipe 2 adalah variable pola makan. Perlu adanya penyuluhan lebih terhadap masyarakat mengenai pola makan yang baik dan sehat. Kata kunci : Aktivitas Fisik,  Diabetes Mellitus, Pola Makan, Riwayat Penyakit Keluarga


2019 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 117-127
Author(s):  
Nurhayati Nurhayati ◽  
Diah Navianti

Data Kemenkes tahun 2015 menunjukkan faktor risiko perilaku penyebab terjadinya penyakit tidak menular (PTM) adalah penduduk kurang aktifitas fisik (26.1 %), Diabetes Mellitus (DM) termasuk dalam penyakit tidak menular. Menurut international diabetic federation faktor risiko terjadinya penyakit Diabetes Melitus adalah riwayat penyakit keluarga, kurang aktifitas fisik, usia diatas 45 tahun, kegemukan, tekanan darah tinggi, gaya hidup dan stres. Dari survei yang dilakukan guru dibeberapa sekolah dasar di Kecamatan Sukarami memiliki risiko ini. Permasalahan dalam penelitian ini adalah diperolehnya data awal terhadap beberapa guru di SDN di Kecamatan Sukarami masih kurang dalam pengetahuan tentang faktor risiko terjadinya penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 dan juga komplikasinya, sehingga ada 39 % guru di SDN 133 yang memiliki kadar gula tinggi. Sedangkan di SDN 132 ada 33 % guru dengan kadar gula yang tinggi. Ditambah dengan tekanan darah yang juga tinggi sebesar 46 % pada guru di SDN 133 Sukarami Palembang. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko terjadinya kejadian penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 pada guru di SDN kecamatan Sukarami Palembang tahun 2016. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SD di Kecamatan Sukarami Palembang. Metode pengambilan sampel secara Simple Random sampling. Sampel yang diambil adalah guru – guru di empat SDN yang terpilih secara random sebanyak 125 orang guru . Analisis data yang digunakan adalah uji Chi Square. Data akan diolah dengan bantuan software komputer. Ada hubungan antara Tekanan darah, Umur, IMT, Aktifitas fisik (olahraga) dengan kadar glukosa darah sewaktu pada guru SD Negeri di Kecamatan Sukarami Palembang tahun 2016. Tidak ada hubungan antara Jenis kelamin dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah pada guru-guru SDN di Kecamatan Sukarami Palembang tahun 2016. Disarankan pada guru SD Negeri di Kecamatan Sukarami Palembang agar dapat mempertahankan atau meningkatkan kesehatan tubuh dengan cara berolahraga dengan cukup supaya guru yang memiliki kadar glukosa darah diatas nilai normal tidak mengalami peningkatan.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Lidia Widia

Immunization is a process to make the body's immune defense system against invading microorganisms (bacteria and viruses) that can cause infections before these microorganisms have a chance to invade our bodies. Hepatitis B immunization is the immunization to prevent the body less susceptible to hepatitis B virus. The purpose of this study was to identify whether there is the Relationship Between Hepatitis B Immunization Status Completed At Age 0-6 Month With Events Hepatitis B in the Work Area Puskesmas Perawatan Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu.This research method is analytical survey and cross sectional approach for studying the dynamics of the correlation between risk factors and the effects of the approach, observation or data collection at once at a time (point time approach), the sampling technique is taken with total sampling technique that met the inclusion criteria and exclusion of mothers with babies were recorded in the register Puskesmas Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu. The data obtained were analyzed using chi-square test with significance of 0.05. Chi-Square test results obtained there is a significant relationship between the completeness status of hepatitis B immunization (P = 0.005) with the occurrence of Hepatitis B, for the conclusion in this study found no relationship between the completeness status of hepatitis B immunization with Hepatitis B in Puskesmas Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu. It is hoped that no more infants are immunized against the completeness of incomplete hepatitis B immunization to reduce the incidence of hepatitis and reduce infant mortality


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document