scholarly journals Pengaruh Lidah Buaya Menurunkan Kadar Glukosa Darah pada Diabetes Melitus Tipe 2

2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 798-805
Author(s):  
Hezby Aziz El Qahar

Latar Belakang: tatalaksana dari diabetes melibatkan pengobatan medis, termasuk farmakoterapi atau obat-obatan anti-diabetic sebagai tatalaksana. Diabetes Melitus Tipe 2. Obat-obatan farmakoterapi dalam penggunaanya sering disertai efek samping pada tubuh manusia, oleh karena itu, berbagai macam pengobatan komplementer diteliti untuk menemukan kandungan yang dapat dijdikan antidiabetes, salah satu fitofarmaka yang diyakini memiliki efek antidiabetes adalah lidah buaya (Aloe vera). Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh lidah buaya (Aloe vera) untuk menurunkan kadar glukosa darah pada diabetes melitus tipe 2. Metode: Metode yang digunakan oleh penulis adalah studi literatur dari berbagai jurnal nasional maupun internasional. Metode ini digunakan dengan tujuan menyajikan, menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai topik yang dibahas dengan meringkas materi yang telah diterbitkan serta memberikan informasi fakta atau analisis baru dari tinjauan literatur yang relevan kemudian membandingkan hasil tersebut dalam artikel. Hasil: lidah buaya memiliki kandungan kimia yang berkhasiat hipoglikemik diantaranya kromium, alprogen, acemannan, antraquinon, phytosterol, serta metanol Kesimpulan: Aloe vera terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah pada diabetes mellitus tipe 2

2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Febria Syafyu Sari ◽  
Ridhyalla Afnuhazi

ABSTRAK Diabetes Melitus merupakan penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah. Lidah buaya berkhasiat untuk menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes dan dapat mengontrol tekanan darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jus lidah buaya (AloeBarbadensis Miller) terhadap penurunan glukosa darah puasa GDP) dan 2 Jam PP (Post Prendial) pada penderita DM (Diabetes Melitus). Desain penelitian merupakan Quasi Eksperimental dengan pendekatan one group pretest – postest design. Sampel terbagi menjadi 14 responden. Data dianalisis dengan paired t-test. Hasil menunjukan rata-rata penurunan glukosa darah puasa pada intervensi (28,42 gr/dl) dan glukosa darah 2 jam pp pada intervensi (40,57 gr/dl). Untuk analisis bivariat terdapat perbedaan antara glukosa puasa dan 2 jam pp dengan glukosa darah puasa GDP) dan 2 Jam PP (Post Prendial) pada penderita DM (Diabetes Melitus). Kesimpulan didapatkanlidah buaya dapat menurunkan kadar glukosa darah.Berdasarkan hasil penelitian jus lidah buaya dapat menjadi salah satu alternatif keperawatan non farmakologi dalam penyakit diabetes melitus. Kata Kunci : Lidah Buaya ; Diabetes Mellitus THE EFFECT OF VEGETABLE VOCATIONAL JUICE ON FAST BLOOD GLUCOSE LEVELS AND 2 HOURS OF PP (Post Prandial) IN DIABETES MELLITUS  ABSTRACT Diabetes mellitus is the most prominent disease caused by the failure of blood sugar regulation. Aloe vera is efficacious can to  reduce blood sugar levels for diabetics and can control blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of Aloe Barbadensis Miller on the reduction of fasting blood glucose GDP and 2 hours of PP (post prendial) in patients with diabetes mellitus. The research design is Experimental Quasi with one group pretest - postest design approach. The sample is divided into 14 respondents. Data were analyzed by paired t-test. The results showed an average decrease in fasting blood glucose at intervention (28.42 gr / dl) and 2 hours pp blood glucose at intervention (40.57 gr / dl). For bivariate analysis there was a difference between fasting glucose and 2 hours pp with fasting blood glucose GDP) and 2 hours PP (Post Prendial) in patients with diabetes mellitus. The conclusion is that aloe vera can reduce blood glucose levels. Based on the results of research on aloe vera juice can be an alternative non-pharmacological nursing in diabetes mellitus. Keywords: Aloe Vera ; Diabetes Mellitus


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 56-70
Author(s):  
Izzah Al Mukminah ◽  
Raden Bayu Indradi

Pendahuluan: Prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia tinggi dan bahkan mengalami fluktuasi dari 422 juta jiwa menjadi 463 juta jiwa dalam 5 tahun. Pada tatalaksana penyakit DM, salah satunya ialah terapi farmakologi menggunakan Obat Antihiperglikemik (OAH). Saat ini selain OAH, masyarakat juga menggunakan herbal untuk mengatasi DM. Senyawa aktif herbal yang telah terbukti berkontribusi dalam pengobatan beragam dan multikomponen, namun tidak semua komponen tersebut diketahui memberikan efek terapeutik pada DM. Maka, tujuan dari tinjauan pustaka ini untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara obat konvensional dan herbal untuk DM. Metode: Pencarian literatur dilakukan pada bulan Mei 2020. Situs yang digunakan adalah Google Scholar, Elsevier dan NCBI.  Kata kunci yang digunakan untuk menemukan sumber jurnal ialah “interaksi obat DM dan herbal”, “interaction of diabetic drugs and herbs”, “herbal untuk diabetes”, dan “herbs for diabetes”. Jurnal yang digunakan sebagai sumber berjumlah 15 jurnal dengan fokus penelitian secara in vivo  dan klinis. Hasil: Multikomponen pada herbal tersebut jika digunakan bersamaan dengan OAH berpotensi untuk menimbulkan interaksi, beberapa studi melaporkan bahwa OAH dan herbal untuk antidiabetes memiliki interaksi sinergis atau antagonis. Berdasarkan pustaka beberapa penelitian interaksi obat dan herbal bisa terjadi, seperti Metformin, Glibenklamid dan Pioglitazon dengan Aloe vera berinteraksi sinergis. Kesimpulan: Potensi interaksi antagonis dan sinergis muncul pada beberapa hasil penelitian interaksi herbal dengan OAH.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 21-30
Author(s):  
Cantika Larasati

Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme kronis yang ditandai dengan hiperglikemia dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Pasien dengan diabetes mellitus seringkali memiliki kontrol glikemik yang buruk dan memiliki banyak risiko komplikasi mikrovaskuler. Obat hipoglikemik sintetik tidak dapat sepenuhnya mengontrol kadar glukosa serta seringkali menimbulkan efek samping yang menyebabkan ketidakpatuhan pasien minum obat. Selama berabad-abad, obat-obatan herbal telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit yang sampai saat ini masih digunakan sebagai alternatif pertama untuk menyembuhkan penyakit tertentu di negara berkembang. Aloe vera telah digunakan oleh berbagai budaya karena khasiat obatnya yang luar biasa. Penelitian ini merupakan  literature review yang melibatkan sebanyak 21 sumber pustaka dengan kata kunci yang digunakan yaitu ‘aloe vera dan diabetes’ dengan tahun terbit antara 2009- 2020. Abstrak dan full text jurnal dibaca dan dicermati, kemudian dilakukan analisis terhadap isi yang terdapat dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan penelitian. Banyak studi menunjukkan ekstrak aloe vera dapat berperan dalam menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes mellitus dan komplikasinya melalui berbagai mekanisme, seperti menurunkan glukoneogenesis dan lipogenesis, serta meningkatkan glikolisis di hati. Selain itu, aloe vera dapat mempengaruhi ekspresi gen berbeda yang terkait dengan metabolisme glukosa dan lipid. serta dikaitkan dengan aktivasi transkripsi PPAR. Kandungan senyawa dan vitamin didalamnya juga berperan sebagai antioksidan. Kandungan senyawa pada gel aloe vera menunjukkan berbagai manfaat antidiabetes, dan kandungan polisakarida di dalamnya dianggap sebagai komponen aktif utama untuk manfaat tersebut.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 55-58
Author(s):  
Havizur Rahman ◽  
Teresia Anggi Octavia

Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif kronis yang apabila tidak ditangani dengan tepat, lama kelamaan bisa timbul berbagai komplikasi, ini cenderung menyebabkan pasien mendapatkan banyak obat dalam satu resep yang dapat menimbulkan interaksi antar obat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persentase terjadinya interaksi obat metformin secara teori serta mengkaji efek yang mungkin timbul dan solusinya. Teknik pengambilan data dengan purpossive sampling, yaitu resep pasien rujuk balik yang menderita diabetes mellitus yang menggunakan metformin. Data yang diperoleh ditemukan bahwa obat yang berinteraksi dengan metformin dengan tingkat keparahan minor ialah sebesar 60%. Kemudian untuk tingkat keparahan moderat ialah sebesar 20%. Sedangkan untuk tingkat keparahan mayor tidak ditemukan. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa terdapat 4 obat yang saling berinteraksi dengan metformin, sedangkan untuk obat yang tidak saling berinteraksi dengan metformin terdapat 9 obat. Jumlah obat yang berinteraksi secara teori sebesar 6,85% dan yang tidak berinteraksi 93,15%. Terdapat interaksi obat metformin dengan beberapa obat yaitu furosemid, lisinopril, acarbose dan ramipril.   Kata kunci: interaksi obat, metformin, diabetes mellitus   STUDY OF METFORMIN INTERACTION IN MELLITUS DIABETES PATIENTS   ABSTRACT Mellitus is a chronic degenerative disease which if not handled properly, over time can arise various complications, this tends to cause patients to get many drugs in one recipe that can cause interactions between drugs. The purpose of this study is to determine percentage of metformin drug interactions in theory and examine the effects that may arise and solutions. Data collection techniques using purposive sampling, which is a recipe for reconciliation patients who suffer from diabetes mellitus using metformin. The data obtained it was found that drugs that interact with metformin with minor severity were 60%. Then for moderate severity is 20%. Whereas the major severity was not found. From the table above it can also be seen that there are 4 drugs that interact with metformin, while for drugs that do not interact with metformin there are 9 drugs. The number of drugs that interacted theoretically was 6.85% and 93.15% did not interact. An interaction of the drug metformin with several drugs namely furosemide, lisinopril, acarbose and ramipril.   Keywords: drug interaction, metformin, diabetes mellitus


2017 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Niken Sukesi

Penyakit Diabetes Melitus dapat menyebabkan komplikasi yang sangat berat. Komplikasi dari Diabetes Melitus ini meliputi jantung iskemik, serebrovaskuler, gagal ginjal, ulkus pada kaki, gangguan penglihatan. Komplikasi yang paling sering terjadi adanya perubahan patologis pada anggota gerak bawah yang disebut kaki diabetik. Salah satu jenis olahraga yang dianjurkan dengan diabetes mellitus adalah senam kaki. Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh senam kaki terhadap kadar gula darah pasien diabetes mellitus. Desain dalam penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan rancangan Pre and Post Test Without Control. Teknik pengambilan sampel menggunakan Consecutive sampling. Alat pengumpul data yang digunakan instrument observasi senam kaki untuk menilai senam kaki, dan alat menilai kadar gula darah yaitu glucometer, kapas dan jarum. Rata-rata kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan senam kaki mengalami penurunan dan ada pengaruh kadar gula darah sebelum dengan sesudah dilakukan senam kaki pada pasien diabetes melitusKata Kunci: Senam Kaki, Kadar Gula Darah THE EFFECT OF GYMNASTIC FEET TOWARD THE BLOOD SUGAR LEVEL FOR THE DIABETICSDiabetes Mellitus causes the complication case. It concludes the heart iskemik, serebrovaskuler, cronic kidney disease, ulcus on the feet, and the impairment of sight. The complication often causes the changing of pathological in certain place such as feet. The one of recommended sport for diabetics is gymnastic feet. Gymnastic feet is an experience for diabetics or not in order to prevent the wound and launch the blood circulation. The research objective is to analyze the effect of gymnastic feet to blood sugar level for diabetics. The research design is using experiment quasy with pre and post test without control. It is using consecutive sampling as the sample of collecting technique, and using observation of gymnastic feet as the collecting data technique to assess the blood sugar level, those are glucometer, cotton, and needle. The average of blood sugar level is decrease after doing the gymnastic feet. Moreover, there is differences between after and before doing the gymnastic feet for diabetics.Key Words : Gymnastic Feet, Blood sugar level


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 21-23
Author(s):  
Fahrianto Selamet ◽  
Andi Mayasari Usman ◽  
Rian Adi Pamungkas

Diabetic foot ulcer (DF) is a chronic complication of diabetes mellitus (DM), which impact on the morbidity, mortality and quality of patients’ lives.Of those patients with diabetes mellitus, approximately 15% to 25% developed to the foot ulcer. Beside has the infection and debridement of devitalized tissue downloading; the moisture imbalance becomes the factors of recalcitrant to healing. Moist wound healing is often contraindicated to the non-healable wounds. While wound care involves the debridement, bacterial reduction, and moisture balance in order to achieve the good granulation of the tissue development and adequate blood supply.


e-GIGI ◽  
2015 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Ezra G. R. Tambunan ◽  
Karel Pandelaki ◽  
Christy N. Mintjelungan

Abstract: Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with characteristic hyperglycemia that occurs due to insulin secretion, insulin action or both. This disease affects many societies and continuously growing in Indonesia. Periodontal disease is an oral health problem which has a relatively high prevalence in the community where periodontal disease in all age groups in Indonesia.The purpose of this study was to determine the periodontal disease in patients with diabetesmellitus in RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. This descriptive study has 68 sample taken with total sampling technique. The sample is examined using evaluation criteria gingival index and CPITN index. The result show that subjects with periodontitis with a score of 4 is the highest as many as 18 people (44%) and subject with a score of 2 is that at least as many as 8 people (19.5%). And subjects with bad gingivitis is the highest as many as 10 people (52.6%) and subject with the good gingivitis is the at least as many as 5 people (26.3%). Based on the result of this study, periodontal disease in patients with diabetes mellitus in RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou most that periodontitis with the number of 41 people (68.3%) compared to gingivitis which is just as many as 19 people (31.7%)Keywords: diabetes mellitus, periodontitis, gingivitis, periodontalAbstrak:Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Penyakit ini merupakan penyakit yang banyak diderita kalangan masyarakat dan terus berkembang di Indonesia. Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang memiliki prevalensi cukup tinggi di masyarakat dimana penyakit periodontal pada semua kelompok umur di Indonesia.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyakit periodontal pada penderita diabetes mellitus di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 60 orang yang diambil dengan teknik total sampling. Sampel diperiksa dengan menggunakan kriteria penilaian indeks gingiva dan indeks CPITN. Hasil menunjukkan bahwa yang mengalami periodontitis dengan skor 4 adalah yang paling tinggi yaitu sebanyak 18 orang (44%), dan subjek yang mengalami skor 2 adalah yang yang paling sedikit yaitu sebanyak 8 orang (19.5%). Sedangkan yang mengalami gingivitis yang paling tinggi yaitu gingivitis buruk sebanyak 10 orang (52.6%) dan yang paling sedikit adalah yang mengalami gingivitis ringan yaitu sebanyak 5 orang (26.3%). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyakit periodontal yang paling banyak ditemui pada penderita diabetes melitus di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado adalah penyakit periodontitis yaitu sebanyak 41 orang (68.3%) dan yang paling sedikit adalah gingivitis yaitu sebanyak 19 orang (31.7%)Kata kunci: diabetes melitus, periodontitis, gingivitis, periodontal


2012 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Nur Fadhilah

Diabetes saat ini menjadi penyakit yang mulai menjangkiti penduduk di Negara-negara berkembang seperti Indonesia. World Healt Organitation (WHO) memperkirakan pada tahun 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia terkena diabetes. Tujuan penelitiari ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh konsumsigula pasir dan gula aren terhadap kadar gula darah pada diabetes melitus Di Desa Bulokarto Kecamatan Gatling Rejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan metode quasi eksperiment dengan sampel 44 penderita diabetes. Sampel diambil dengan teknik i7>tal sampling dengan cara acak dibagi dalam dua kelompok eksperiment, yaitu kelompok gula pasir dan kelompok gula aren. Pengaruh gula pasir dan gula aren didapat dengan menggunakan uji T dependent dan uji T i,1dependent.Distribusi rata - rata perubahan kadar gula pada kelompok gula aren 25,56 mg/dl dengan standar deviasi 11,74 mg/dL Sedangkan perubahan kadar gula darah pada kelompok gula pasir didapat rata - rata 45,80 mg/dl dengan standar deviasi 14,92 mg/dl. Dengan p value 0.00 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan selisih peningkatan kadar gula yang signifikan antara konsumsi gula pasir dan gula aren terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di Desa Bulokarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Diharapkan penderita diabetes mellitus dapat mengganti pengunaan gula pasir dengan gula aren.


Author(s):  
Mulia Mayangsari

 Individuals who have a family history oftype 2 diabetes mellitus (DM) have a highrisk for type 2 diabetes. Type 2 diabetescan be prevented by improving modifiablerisk factors, supported by self-awareness,perceptions and attitudes of individualswho have a high family history of DM. Thisstudy used a qualitative phenomenologicaldesign. A Purposive Sampling techiniquewas applied to determine individuals whohad parents with type 2 diabetes. Nineindividuals participated in this study. AQualitative content analysis with Collaiziapproach used as a data analysis method.The main themes depicted individuals selfawareness,perceptions, & attitudes were:denials that diabetes caused by heredityfactors; misperception about diabetes;“traditional modalities” as a preventionmeasurement toward type 2 diabetes; andDM is perceived as a “threatening disease”.Further study is needed to examine indepth the themes that have been identifiedon the number of participants are morenumerous and varied.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 124
Author(s):  
Fathiya Hanisya ◽  
Dikha Ayu Kurnia

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat mempengaruhi sisi psikologi penderitanya. Stres merupakan salah satu akibat dari penyakit kronis. Stres memiliki dampak negatif pada penderita diabetes melitus karena menyebabkan keadaan hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan awal mula dari kerusakan fungsi kognitif, salah satunya kerusakan pada fungsi memori. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stres dengan fungsi memori. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan 85 responden penderita diabetes melitus di Kecamatan Sawangan Depok. Stres dinilai menggunakan Depression, Anxiety, Stress scale 42 khususnya pada subscale stres sebanyak 14 pernyataan. Sedangkan fungsi memori dinilai menggunakan digit span forward and backward. Uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dan fungsi memori pada penderita diabetes melitus di Kota Depok (p<0,05). Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk menekankan manajemen stres dalam tatalaksana diabetes melitus dan penilaian awal tingkat stres sebelum dilakukan pendidikan kesehatan pada penderita diabetes melitus. Kata kunci: stres, fungsi memori, diabetes melitus, depok AbstractDiabetes mellitus is a chronic disease that affect psychological side of individual with diabetes. Stress is one of the result of chronic disease. Stress has a negative impact on people with diabetes melitus because it causes a state of hyperglycemia. Hyperglycaemia is the beginning of cognitive function impairment, one of which is damage to memory function. This study aims was to determine the relationship between stress and memory function. The design of this study was correlative analytic with cross sectional approach, using 85 respondents with diabetes mellitus in Kecamatan Sawangan Depok. Stress was assessed using Depression, Anxiety, Stress scale 42 (DASS 42), especially on stress subscales consists of 14 statements. While the memory function was assessed using the forward and backward digit span. Bivariate analysis test using Spearman Rank test stated that there was a significant relationship between stress and memory function in people with diabetes mellitus in Depok City (p <0,05). This study recommends to health practitioners to emphasize stress management in the management of diabetes mellitus and early assessment of stress levels prior to health education in people with diabetes mellitus. Keywords: stress, memory function, diabetes mellitus, depok


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document