scholarly journals Pengaruh Music Movement Therapy Terhadap Kemampuan Aktivitas Harian Pada Pasien Stroke

2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 13
Author(s):  
Andreas Rantepadang ◽  
Angelia Tendean

ABSTRAK Stroke merupakan suatu kondisi kematian jaringan otak yang disebabkan karena gangguan peredaran darah di otak yang mengakibatkan kelemahan serta penurunan kemampuan aktiviitas harian penderita stroke. Music movement therapy (MMT) merupakan tindakan komplementer untuk meningkatkan aktivitas pasien stroke. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh music movement therapy terhadap kemampuan aktivitas harian pasien stroke. Metode: Metode penelitian menggunakan quasi experiment pretest and posttest nonequivalent control group. Penentuan sampel menggunakan teknik consecutive sampling, 48 responden diberikan standar penanganan rumah sakit dan MMT 5 kali seminggu (masing-masing 30 menit terapi) selama dua minggu, sedangkan 16 responden hanya diberikan standar rumah sakit tanpa MMT. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan aktivitas harian pasien sebelum intervensi 26.87 sangat tergantung dan setelah intervensi meningkat menjadi 67.52 cukup tergantung sedangkan pada kelompok kontrol tetap pada sangat tergantung. Uji Wilcoxon dan Mann-whitney menunjukkan pengaruh yang signifikan MMT terhadap kemampuan aktivitas harian pasien stroke dengan p-value 0.000. Rekomendasi: MMT dapat digunakan sebagai terapi komplementer untuk meningkatkan kemampuan aktivitas harian pasien stroke. Kata kunci: Terapi, kemampuan, aktivitas, stroke   ABSTRACT Stroke is a condition of death of brain structure caused by circulatory disorders in the brain which results in weakness and decrease daily activity ability of stroke patients. Music movement therapy (MMT) is a complementary action to increase the activity of stroke patients. Purpose: The purpose of this study is to identify the effect of music movement therapy (MMT) on the ability of daily activities of stroke patients. Method: Quasi experiment pretest and posttest nonequivalent control group method.  Determination of the sample using consecutive sampling technique, 48 respondents were given standard hospital handling and MMT 5 times a week (30 minutes each therapy) for two weeks, while the 16 respondents was only given hospital standard treatment without MMT. Results: The results showed average that the patient's daily activity ability before intervention was 26.87 very dependent and increased after intervention to 67.52 moderately dependence, while the control group remained in very dependent. The Wilcoxon test and Mann-Whitney showed the effect of MMT on the daily activity ability of stroke patients (p-value 0.000). Recommendation: This study recommends the use of MMT as a basis for consideration for alternative therapies in improving the ability of daily activities of stroke patients. Keywords: Therapy, ability, activity, stroke  

2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 15-30
Author(s):  
Sri Laela ◽  
Ening Wahyuni

Mahasiswa tingkat I yang mendapatkan beasiswa berisiko mengalami ansietas, hal ini dikarenakan mahasiswa sedang mengalami perubahan lingkungan dari masa SMA ke jenjang perkuliahan dan harus mampu mempertahankan beasiswanya. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi hubungan riwayat ansietas di keluarga terhadap ansietas mahasiswa tingkat I dalam mempertahankan beasiswa di Akper Manggala Husada. Metode penelitian yang digunakan quasi-experiment with control group pretest – posttest design dengan metode consecutive sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner Zung Self - rating Anxiety Scale (ZSAS). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara riwayat ansietas di keluarga terhadap ansietas mahasiswa tingkat I dalam mempertahankan beasiswa di Akper Manggala Husada. Ada penurunan ansietas secara bermakna (p-value= 0,000) pada kelompok yang mendapat tindakan keperawatan Ners dan terapi thought stopping. Terjadi penurunan pada tingkat ansietas yang sama pada kelompok yang mendapat tindakan keperawatan Ners dan kelompok yang mendapat tindakan keperawatan Ners dan terapi thought stopping. Tindakan keperawatan Ners dan terapi thought stopping mampu menurunkan ansietas mahasiswa denganbeasiswa.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Kasron Kasron

Oedema kaki merupakan salah satu gejala pada pasien CHF. Oedema kaki dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, ketidaknyamanan, perubahan postur tubuh, menurunkan mobilitas dan meningkatkan resiko jatuh, gangguan sensasi di kaki dan menyebabkan perlukaan di kulit. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pijat kaki terhadap penurunan oedema kaki pada pasien CHF. Metode penelitian menggunakan quasi-experiment dengan pendekatan pre-post test without control group. Responden penelitian adalah pasien CHF yang mengalami oedema kaki, pemilihan responden menggunakan non-probability sampling dengan metode accidental sampling. Responden diukur lingkar oedema pada lingkar angkle, instep dan MP-Joint menggunakan metline pada sebelum intervensi, hari pertama, kedua dan ketiga. Analisis statistik menggunakan wilcoxon test. Sejumlah 13 responden memenuhi kriteria penelitian. Pada kaki kanan lingkar angkle pre: 27,7±1,8, post 1: 27,6±1,8, post 2 27,5±1,7, post 3: 27,2±1,7, lingkar instep pre: 27,6±1,7, post 1: 27,6±1,8, post 2: 27,2±1,7, post 3: 26,9±1,7, lingkar MP-joint pre: 27,0±1,6, post 1: 27,0±1,6, post 1: 27,0±1,6, post 2: 26,7±1,7, post 3: 26,3±1,7. Kaki kiri lingkar angkle pre: 27,6±1,8, post 1: 27,6±1,8, post 2: 27,3±1,8, post 3: 27,0±1,8, lingkar instep pre: 27,6±1,7, post 1: 27,5±1,7, post 2: 27,2±1,7, post 3: 26,8±1,7, lingkar MP-joint pre: 27,0±1,6, post 1: 26,9±1,8, post 2: 26,5±1,8, post 3: 26,2±1,8. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna lingkar oedema pada kaki kanan setelah hari kedua dan ketiga dengan p-value <0,001. Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan lingkar oedema angkle, instep, dan MP-joint pada hari kedua dan ketiga setelah pemijatan kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki. Perlu penelitian lanjutan untuk penatalaksanaan oedema kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki.


2020 ◽  
pp. 362-373
Author(s):  
Venny Vidayanti ◽  
Mae Sri Hartati Wahyuningsih ◽  
Akhmadi Akhmadi

Penundaan rawat gabung, rendahnya frekuensi menyusui dan kesulitan dalam posisi menyusui pada ibu pasca bedah cesar dapat menyebabkan keterlambatan laktogenesis II. Hal ini menyebabkan ketidaklancaran produksi ASI pada hari-hari pertama pasca pembedahan. Intervensi pijat punggung menggunakan Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan terapi komplementer yang dapat membantu meningkatkan kelancaran produksi ASI pasca bedah cesar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan kelancaran produksi ASI ibu pasca bedah cesar dengan intervensi pijat punggung menggunakan Virgin Coconut Oil. Desain penelitian menggunakan”quasi experiment post test-only with control group design”. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling yang melibatkan 50 ibu pasca bedah cesar dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah uji chi-square untuk mengetahun perbedaan kelancaran produksi ASI dan uji regresi logistik berganda untuk mengidentifikasi variabel dominan yang berhubungan dengan kelancaran produksi ASI. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kelancaran produksi ASI pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p-value 0.023; OR=3.85). Hasil analisis regresi logistik menunjukkan frekuensi menyusui (p=0.028;OR=5.74) merupakan variabel dominan bersama dengan pijat punggung (p=0.030;OR=4.47) dan paritas (p=0.060;OR=3.59) dalam mempengaruhi kelancaran produksi ASI. Intervensi pijat punggung bersama dengan frekuensi menyusui dan paritas berpeluang meningkatkan kelancaran produksi ASI pada ibu pasca bedah cesar. Ibu yang diberikan intervensi pijat punggung menggunakan Virgin Coconut Oil berpeluang 3.85 kali mengalami kelancaran produksi ASI. Edukasi untuk ibu dalam meningkatkan frekuensi menyusui juga penting dalam upaya peningkatan produksi ASI pada ibu pasca bedah cesar.


2015 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 88
Author(s):  
Eka Rhestifujiayani ◽  
Emil Huriani ◽  
Muharriza Muharriza

Background: Hemiparesis is a common problem that can caused disability. ROM Exercise is an exercise that to performed evaluate and to improv the function of the musculoskeletal system and is one of therapies in stroke patients that aim to increase cerebral blood flow, minimize disability caused by stroke, so can refine sensory motoric function.Purpose: The objective of this study was to examine the effect ROM exercises of the extremity muscle strength in patients with stroke Methods: This study was a quasi experimental with non equivalent control group design. The sampling technique was purposive sampling. The number of sample was 20 respondents. The statistical test used are Wilcoxon test and Mann-Whitney test. Result: Wilcoxon test in control group showed p-value in upper extremities was p=0,157 and in lower extremities was p=0,083, it mean that there was no increase in muscle strength in the control group and in experiment group showed p-value in upper extremities was p=0,004 and in lower extremities was p=0,005, it mean that there is increase in muscle strength in the experiment group. The result of Mann-Whitney test showed p-value in upper extremities was p=0,002 and in lower extremities was p=0,006, it means that there were differences in the increase in muscle strength between control group and experiment group. Conclusion: ROM exercises affect the increase in muscle strength in stroke patients with hemiparesis. The ROM exercises can be used as a nursing intervention in the provision of nursing care.


2018 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
Author(s):  
Santi Damayanti, Nazwar Hamdani Rahil

Latar Belakang : Ulkus kaki diabetik  merupakan salah satu komplikasi  diabetes melitus (DM).Untuk mencegah komplikasi, pilar utama penatalaksanaan DM yaitu edukasi. Diabetes Self Management Education (DSME) adalah  memberikan  pengetahuan  kepada  pasien mengenai  aplikasi  strategi  perawatan  diri  secara  mandiri  untuk  mengoptimalkan kontrol metabolik, mencegah komplikasi, dan memperbaiki kualitas hidup pasien DM.  Sampai saat ini puskesmas Ngaglik I belum menerapkan edukasi dengan metode DSME, tetapi masih menggunakan edukasi konvensional.Tujuan:  mengetahui kefektifan DSME terhadap kejadian kaki diabetik non ulkus di puskesmas Ngaglik I Sleman Yogyakarta.Metode  : Jenis penelitian Quasi Experiment dengan rancangan nonequivalent control group design.Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling. Analisis statistik yang digunakanWilcoxon Signed Ranks Testdan mann-whitneyU.Hasil : Hasil analisis beda mean kejadian kaki diabetic non ulkus pre tes dan post test pada kelompok intervensi dengan p value 0,009, sedangkan pada kelompok kontrol p value 0,069. Hasil analisis beda mean kejadian kaki diabetic non ulkus sesudah DSME pada kelompok intervensi dan control dengan P value 0.003Simpulan : DSME efektif menurunkan kejadian kaki diabetik non ulkus di Puskesmas Ngaglik I Sleman Yogyakarta. Kata kunci : DSME, Kaki diabetik non ulkus


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 145
Author(s):  
Wahyu Rochdiat Murdhiono ◽  
Santi Damayanti ◽  
Ni Luh Komang Sri Ayunia

Mahasiswa keperawatan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami stres dibandingkan  mahasiswa kesehatan lainnya. Belum pernah ada peneltian yang menggabungkan terapi meditasi dengan terapi musik suara alam untuk menurunkan stres pada mahasiswa keperawatan di Yogyakarta. Tujuan penelitian ntuk mengetahui pengaruh meditasi dengan suara alam pada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experiment dengan pendekatan pre dan post-test nonequivalent control group. Sampel dipilih menggunakan teknik consecutive sampling dan dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing berjumlah 30 orang. Instrumen penelitian menggunakan DASS-42. Median skor stres pada kelompok perlakuan sebesar 11,00 pada pre-test sedangkan post-test sebesar 7,00. Di kelompok kontrol, median skor stres pre-test sebesar 10,00 dan median skor stres post-test sebesar 9,50. Uji Wilcoxon untuk menganalisis perbedaan skor stres pre dan post-test menghasilkan nilai p 0,000 di kelompok perlakuan dan pada kelompok kontrol menunjukkan nilai p 0,137. Meditasi menggunakan musik suara alam dapat menurunkan stres dan dapat menjadi terapi komplementer alternatif yang dapat dilakukan perawat. Kata kunci: meditasi, musik suara alam, stres, mahasiswa keperawatan MEDITATION WITH SOUND OF NATURE CAN REDUCE STRESS IN NURSING STUDENTSABSTRACTNursing students have a higher risk to experience stress than other medical students. Previously, there has never been any research regarding meditation using the sound of nature to reduce stress in nursing students in Yogyakarta.Research objective to determine the influence of meditation with the sound of nature to reduce stress in nursing students. This is quasi-experiment research with a pre and post-test nonequivalent control group design. The samples were selected using consecutive sampling and divided into two groups, each was 30 respondents. The research instrument used was DASS 42. The pre-test median stress score in the intervention group was 11.00, and the post-test score was 7.00. In the control group, the pre-test median score was 10.00, and the post-test score of 9.50. Wilcoxon test used to analyze the difference of stress score in the intervention group (p-value = 0.000), and the difference in stress score in the control group (p-value = 0.137). Meditation using the sound of nature can reduce stress in nursing students and can be an alternative complementary therapy for nurses. Keywords: meditation, the sound of nature, stress, nursing students


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Cirilia Aripratiwi ◽  
Jon Hafan Sutawardana ◽  
Mulia Hakam

ABSTRAKStroke dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Pada kasus stroke dengan penurunan kesadaran dapat mengakibatkan pasien mengalami kematian, defisit neurologi, semakin lamanya waktu perawatan, dan akan meningkatkan biyaya perawatan. Kasus stroke dengan penurunan kesadaran banyak dijumpai di RSD dr. Soebandi Jember. Namun upaya perawat dalam meningkatkan kesadaran pasien berfokus pada terapi farmakologi sehingga memerlukan terapi non farmakologi seperti terapi Familiar Auditory Sensory Training (FAST) untuk membantu proses pemulihan kesadaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh FAST pada tingkat kesadaran pasien stroke. Penelitian didesain dengan quasi experimental menggunakan rancangan Non equivalent control group melibatkan 29 pasien stroke yang mengalami penurunan kesadaran. 29 pasien dibagi menjadi 15 kelompok intervensi yang diberi terapi FAST selama tiga hari. FAST diberikan 3 kali sehari. 14 pasien berikutnya dalam kelompok kontrol hanya dilakukan pemeriksaan GCS. Tingkat kesadaran pasien diukur menggunakan instrumen Glasgow Coma Scale (GCS) yang terdiri dari 3 komponen yakni respon mata, verbal, dan motorik. Data dianalisis dalam SPSS menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Wilcoxon. Hasil analisis uji baik pada kelompok intervensi maupun kontrol diperoleh nilai p 0,010 (nilai p α). Hasil uji yang signifikan membuktikan bahwa ada pengaruh FAST dalam meningkatkan kesadaran pasien stroke. FAST dapat dijadikan terapi nonfarmakologi untuk membantu proses pemulihan kesadaran pada pasien stroke.ABSTRACTStroke can cause a decrease in consciousness. In the case of stroke with decreased consciousness can result in the patient experiencing death, neurological deficits, the longer treatment time, and will increase the cost of treatment. Cases of stroke with decreased consciousness are often found in RSD dr. Soebandi Jember. However, nurses' efforts in increasing patient awareness focus on pharmacological therapy so that it requires non-pharmacological therapy such as Familiar Auditory Sensory Training (FAST) therapy to help the process of recovering consciousness. The purpose of this study was to determine the effect of FAST on the level of awareness of stroke patients. This study involved 29 stroke patients who experienced a decrease in consciousness. 29 patients were divided into 15 intervention groups who were given FAST therapy for three days. FAST is given 3 times a day. The next 14 patients in the control group only performed GCS examination. The level of patient awareness was measured using the Glasgow Coma Scale (GCS) instrument consisting of 3 components namely eye, verbal, and motor response. Data were analyzed in SPSS using the Mann-Whitney test and Wilcoxon test. The results of the test analysis in the intervention and control groups obtained p-value 0.010 (p-value α). Significant test results prove that there is an influence of FAST in increasing stroke patient awareness. This study shows that nurses should be able to increase the application of nonpharmacological therapies such as FAST to help the process of recovering consciousness in stroke patients.


2019 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 636
Author(s):  
Fajarina Lathu Asmarani ◽  
Luh Gede Rinika Sancita Dewi

Myalgia atau nyeri otot disebabkan karena beban kerja, beban tambahan dan kemampuan kerja serta refleks spasme otot. 40,5% pekerja mengalami masalah di muskuloskeletal. Myalgia yang tidak teratasi dapat menyebabkan keterbatasan gerak, ketidakmampuan bekerja dan ketakutan / kecemasan untuk bergerak.  Penatalaksanaan myalgia dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang direkomendasikan adalah terapi bekam karena dapat mengeluarkan mediator inflamasi, prostaglandin, sitokin dan substansi P. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan secara ilmiah pengaruh bekam terhadap penurunan skala nyeri pada pasien dengan keluhan myalgia. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain penelitian pre test and post test without control. Sampel adalah pasien yang akan melakukan terapi bekam sebanyak 20 dengan metode consecutive sampling. Responden diberikan kering sebanyak 5 menit dan dilanjutkan bekam basah selama 5 menit. Skala nyeri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) sebelum dan sesudah diberikan terapi bekam basah. Analisa data Wilcoxon Test. Skala nyeri sebelum diberikan terapi sebesar 5,00000 dan sesudah terapi 1,0000 dengan hasil nilai p-value 0,000 < 0,05. Bekam terbukti menurunkan skala nyeri pada pasien dengan keluhan myalgia dan diharpkan perawat melakukan terapi bekam basah sebagai bagian dari intervensi nyeri


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 28-35
Author(s):  
Ignasia Yunita Sari

Kecacingan menginfeksi 24% penduduk dunia terutama pada anak-anak dan meningkatkan angka morbiditas. Salah satu intervensi mengatasi kecacingan adalah pemberian obat cacing. Motivasi orang tua diperlukan untuk keteraturan dalam pemberian obat cacing pada anak. Edukasi yang tepat diperlukan untuk meningkatkan motivasi orang tua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas edukasi kesehatan dengan metode audiovisual terhadap motivasi orang tua dalam memberikan obat cacing di SD Sanjaya Tritis Pakem. Metode penelitian dengan menggunakan quasi experiment dengan desain pre test and post test nonequivalent control group. Sampel sejumlah 64 dibagi menjadi 30 kelompok kontrol dan 34 kelompok intervensi. Kelompok kontrol diberikan edukasi dengan metode audiovisual dan kelompok kontrok dengan ceramah. Analisis data menggunakan wilcoxon test dan mann whitney test. Hasil penelitian menunjukkan edukasi kesehatan dengan metode audiovisual efektif dalam meningkatkan motivasi orang tua (p value 0,000). Tidak ada perbedaan keefektifan edukasi menggunakan metode audiovisual dan ceramah dalam meningkatkan motivasi orang tua (p value 0,225)


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Muhamad Nurmansyah ◽  
Andi Buanasasi

Abstract: Flash flood is one of the most frequent disasters in Indonesia. The city of Manado was included in the event of the worst banjir bandang disaster. Preparedness greatly impacts on disasters that occur. Given the sudden onset of disaster and detrimental to many aspects, preparedness is needed to anticipate disasters. Therefore we need emergency education and simulation training to improve preparedness. Location of research for students who live in prone to flash flood disasters. The aim was to determine the effect of flash flood disaster education on the preparedness of nursing science students in FK Unsrat. The research design was using a nonrandomized control group pretest - posttest design. Samples were 32 people using consecutive sampling technique. Methods of collecting data using knowledge and attitude questionnaires, early warning systems, emergency response plans and resource mobilization to measure respondent preparedness and statistical tests using the Wilcoxon test and Man Whitney test. The results of the study obtained a P-Value of 0,000 (≤ α = 0.05) which means that there is a significant difference. The conclusions of the results of this study indicate an increase in preparedness in nursing students after being given counseling and emergency simulation training.Keywords: Disaster Education, Flash Flood, PreparednessAbstrak: Banjir bandang adalah salah satu bencana yang paling sering terjadi di Indonesia. Kota Manado masuk dalam peristiwa bencana banjir bandang terparah. Kesiapsiagaan sangat berdampak terhadap bencana yang terjadi. Mengingat bencana yang datangnya secara mendadak dan merugikan banyak aspek, kesiapsiagaan sangat diperlukan untuk mengantisipasi bencana. Oleh sebab itu diperlukan pendidikan kebencanaan dan pelatihan simulasi darurat untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Lokasi tempat penelitian pada mahasiswa yang tinggal di daerah rawan bencana banjir bandang. Tujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kebencanaan banjr bandang terhadap kesiapsiagaan mahasiswa program studi ilmu keperawatan FK Unsrat. Metode penelitian yaitu menggunakan desain nonrandomized control group pretest – posttest design. Sampel berjumlah 32 orang menggunakan teknik consecutive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap, sistem peringatan dini, rencana tanggap darurat dan mobilisasi sumber daya untuk mengukur kesiapsiagaan responden dan uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dan uji Man Whitney. Hasil penelitian di dapat nilai P – Value sebesar 0,000 (≤ α =0,05) yang berarti ada perbedaan yang signifikan. Simpulan hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kesiapsiagaan pada mahasiswa keperawatan setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan simulasi darurat.Kata kunci : Pendidikan Kebencanaan, Banjir Bandang, Kesiapsiagaan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document