scholarly journals Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula Darah Sewaktu pada Lansia Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung

2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 42-50
Author(s):  
Jahidul Fikri Amrullah

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kardiovaskuler yang prevalensinya sangat tinggi dimana saat ini penderita DM di seleruh dunia sekitar 592 (55%) juta orang. Di Indonesia sendiri penyakit DM merupakan penyebab kematian peringkat ketiga dengan angka kejadian DM di Jawa Barat sebanyak 2,0% dan di Bandung sebanyak 1,2%. Komplikasi dari DM itu sendiri dapat menyebabkan timbulnya penyakit kardiovaskuler seperti stroke, kaki diabetik, retinopati, dan nefropati diabetik. Factor risiko DM itu sendiri salah satunya adalah factor aktivitas fisik yang tidak baik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan Aktivitas Fisik Dengan kadar Gula Darah Sewaktu Pada Lansia Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasi. Populasi dalam penelitian adalah 64 responden. Teknik sampling dalam penelitian diambil dengan menggunakan Total Sampling berjumlah 64 responden. Instrumen dalam penelitian menggunakan kusioner Global Physical Activity Quesionarre (GPAQ), analisa data dalam penelitian menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar atau 34 responden (53,1%) memiliki aktivitas sedang, dan sebagian besar atau 35 responden (54,7%) memiliki kadar gula baik, terdapat hubungan aktivitas fisik dengan gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung dengan nilai p value 0.008. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk memberikan intervensi kepada pasien DM. Kesimpulan dari penelitian adalah terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien DM.

2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2019 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Helena Wadja ◽  
Hamidah Rahman ◽  
Nani Supriyatni

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Diabetes melitus (DM) menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia pada abad ke-21. Jumlah penderita DM mencapai 422 juta orang di dunia pada tahun 2014. Sebagian besar dari penderita tersebut berada di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki jumlah penderita yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tingkat stres, dan durasi tidur terhadap kejadian Diabetes Mellitus. Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah  pasien yang datang memeriksakan kadar gula darah di UPTD Diabetes Center Kota Ternate Tahun 2018. Jumlah sampel 95 orang yang diambil dengan cara accidental sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus adalah tingkat stres dengan p-value = 0,037 ( <0,1 ) dan durasi tidur dengan p-value = 0,025 ( <0,1 ), sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pengetahuan dengan p-value = 0,709 ( >0,1 ). Oleh karena itu, disarankan kepada petugas kesehatan lebih meningkkatkan lagi  informasi kepada masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus, agar masyarakat lebih tahu tentang penyakit Diabetes Mellitus.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 5-14
Author(s):  
Holy Yunita Nuraini ◽  
Rachmat Supriatna

Diabetes mellitus tipe 2 adalah diabetes melitus yang tidak tergantung pada  insulin dan kebanyakan penderita memiliki kelebihan berat badan. Data studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan, aktivitas fisik dan riwayat penyakit keluarga terhadap penyakit diabetes  mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun 2015. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelian cross sectional .Metode pengambilan sampel menggunakan tekhnik accidental sampling terhadap 34 orang pasien penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun 2015. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner, dimana jawaban dari kuisioner dianalisa dengan menggunakan uji chi-square yang di olah dengan menggunakan  SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dari tiga variable yaitu pola makan nilai p-value 0.044 < α (0.05), aktivitas terhadap penyakit diabetes mellitus tipe 2 nilai p-value 0.634 > α (0.05) dan riwayat penyakit keluarga nilai p-value 0.102 > α (0.05), yang mempunyai hubungan terhadap diabetes mellitus tipe 2 adalah variable pola makan. Perlu adanya penyuluhan lebih terhadap masyarakat mengenai pola makan yang baik dan sehat. Kata kunci : Aktivitas Fisik,  Diabetes Mellitus, Pola Makan, Riwayat Penyakit Keluarga


Jurnal JKFT ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Popy Irawati ◽  
Arif Firmansyah

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tujuan Peneitian Untuk mengetahui factor- dukungan keluarga  yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang-Banten. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes millietus sebanyak 86 responden. Teknik pengambilan sampel yang dipilih secara non probability sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak dilakukan secara acak. Dengan teknik Consecutive Sampling. Hasil uji chi-square dengan menunjukan p value α 0,01 sehingga Ha diterima bahwa terdapat hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet pada pasien Diabetes Militus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus.


2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 54-67
Author(s):  
Sri Indriani ◽  
Irma Nur Amalia ◽  
Hamidah Hamidah

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah dan dapat menyebabkan komplikasi akut ataupun kronik jika tidak ditangani. Neuropati Perifer merupakan komplikasi kronik yang banyak terjadi pada pasien DM. Perawatan diri (Self Care) yang baik dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Self Care dengan kejadian komplikasi Neuropati Perifer pada pasien DM tipe II. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan sampel 69 responden, yang diperoleh melalui teknik Accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan modifikasi kuesioner Summary Diabetes Self Care Activity (SDSCA) dan kuesioner kejadian komplikasi Neuropati Perifer. Hasil penelitian menggunakanujikorelasi Chi square ini menunjukkan terdapat hubungan antara self care dengan kejadian komplikasi neuropati perifer pada pasien DM tipe II dengan p value 0,010 (p<0,05). Dari 69 responden, 33 responden memiliki self care baik, 24 diantaranya menunjukkan tidak terjadi komplikasi neuropati perifer dan 9 diantaranya menunjukkan terjadi komplikasi neuropati perifer. Sebanyak 36 responden memiliki self care kurang, 14 diantaranya menunjukkan tidak terjadi komplikasi neuropati perifer dan 22 diantaranya menunjukkan terjadi komplikasi neuropati perifer. Peran perawat sebagai edukator sangat penting untuk membekali pasien DM agar memiliki perawatan diri yang baik.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 11-16
Author(s):  
Muflih Ngadino

Diabetes Mellitus adalah suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat dan ketidakseimbangan antara ketersediaan insulin dengan kebutuhan insulin. Menurut World Health Organization (WHO) memeperkirakan lebih dari 346 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia lebih dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Motivasi Dengan Efikasi Diri Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Klinik Diabetes Dharma Medan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan uji chi-square. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Diabetes Mellitus berjumlah 115 responden, sedangkan sampel yang digunakan adalah sampling aksidental dengan rumus slovin yaitu sebanyak 53 responden. Jenis data yang digunakan adalah data primer, data sekunder, dan data tertier, sedangkan analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. Dari hasil penelitian ini dengan uji atatistik pearson chi-square, menunjukkan bahwa hasil P value sebesar 0,001. Dimana nilai tertentu lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05, maka ada hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pada pasien diabetes melitus di Klinik Diabetes Dharma Medan. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan efikasi diri pada pasien diabetes mellitus di Klinik Diabetes Dharma Medan. Disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang motivasi dengan efikasi diri pada pasien diabetes mellitus, dengan menggunakan lokasi penelitian dan metode penelitian yang berbeda


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 101-108
Author(s):  
Berthiana Berthiana ◽  
Mimin Lestari ◽  
Dian Ana Mutriqah

The world is now inhabited by 171 million people with Diabetes Mellitus (DM) and will double, an estimated 366 million by 2030. Obesity is a risk factor for type II DM. From the results of surveys and observations of researchers at the Palangka Raya Polytechnic, it was seen that some special program class students fall into the category of overweight and obese. This research aims to find out the relationship between overweight and the risk level of type II diabetes melitus in class students specialized in nursing and midwifery courses at Palangka Raya Polytechnic. A quantitative study with correlational studies and research design using a cross-sectional approach. There is a significant relationship between overweight to the risk level of type II DM based on the analysis of chi-square test data, obtained p-value = 0.077. There was a relationship between excess body weight based on body mass index on the risk level of type II DM


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 78
Author(s):  
Tri Wijayanto ◽  
Widya Widya

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis progresif akibat produksi insulin tidak adekuat yang menimbulkan ketidakmampuan tubuh melakukan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang mengakibatkan kadar gula darah dalam tubuh meningkat diatas normal atau hiperglikemia. Salah satu faktor yang mempengaruhi kadar gula darah dalam tubuh adalah stress psikologis. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk diketahui hubungan kecemasan dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan metode survey analytic dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 dengan jumlah sampel 81 orang, dan teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini mengunakan lembar observasi dan kuesioner kecemasan HRS-A. Uji statistic yang digunakan chi square.  Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami kecemasan berat  sebanyak 64,2 % dan paling banyak responden dengan kadar gula darah tinggi > 200 mg/dL sebanyak  49,4%. Ada hubungan kecemasan dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus dengan p value 0,025 < α  (0,05). Peneliti merekomendasikan  kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan edukasi kesehatan kepada pasien diabetes mellitus tentang proses penyakit diabetes melitus dan penatalaksanaannya  untuk mengurangi kecemasan pada pasien diabetes mellitus sehingga kadar gula darah dapat terkontrol.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Citra Rachmawati ◽  
Santi Martini ◽  
Kurnia Dwi Artanti

ABSTRAKLatar Belakang: Pola penyakit saat ini mengalami transisi epidemiologi, salah satunya dibuktikan oleh perkembangan dari penyakit tidak menular yaitu penyakit jantung. Penyakit jantung khususnya jantung koroner ini termasuk penyakit yang menduduki tingkat nomor satu di dunia.. Diperkirakan angka kematian akibat penyakit Jantung Koroner akan mengalami peningkatan hingga 23,3 juta pada tahun 2030 (World Health Organization 2013). Penelitian ini membahas mengenai faktor risiko PJK yaitu hipertensi, diabetes melitus, aktivitas fisik, dan perilaku merokok.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko hipertensi, diabetes melitus, aktivitas fisik, dan perilaku merokok pada pasien penyakit jantung koroner di Rsu Haji Surabaya tahun 2019.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan bersifat analitik. Desain penelitian yang digunakan adalah case control.Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel hipertensi memiliki hubungan (p-value = 0,0 ; p<0,05) terhadap penyakit jantung koroner, variabel diabetes melitus memiliki hubungan (p-value= 0,00 ; p<0,05) terhadap penyakit jantung koroner dan variabel aktifitas fisik memiliki hubungan yang signifikan (p-value = 0,017; OR = 0,184; 95%CI =0,039-0,861) dengan kejadian penyakit jantung koroner. Sedangkan hasil yang tidak beruhubungan yaitu pada variabel perilaku merokok (p-value = 0,250; OR = 1,463; 95%CI=0,764-2,802) terhadap penyakit jantung koroner. Kesimpulan: Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hipertensi, diabetes melitus, dan aktifitas fisik memiliki hubungan dan termasuk faktor risiko kejadian penyakit jantung koroner. Sedangkan perilaku merokok tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kejadian penyakit jantung koroner. Kata kunci: Penyakit jantung, jantung koroner dan faktor risiko ABSTRACTBackground: The pattern of disease is currently undergoing an epidemiological transition, one of which is evidenced by the development of non-communicable diseases, namely heart disease. Heart disease, especially coronary heart disease, is a disease that ranks number one in the world. It is estimated that the death rate due to coronary heart disease will increase to 23.3 million in 2030 (World Health Organization 2013). This study discusses the risk factors for CHD, namely hypertension, diabetes mellitus, physical activity, and smoking behavior. Purpose: The purpose of this study was to analyze the risk factors for hypertension, diabetes mellitus, physical activity, and smoking behavior in coronary heart disease patients at Rsu Haji Surabaya in 2019. Methods: This study was an observational and analytical study. The research design used was case-control. Results: The results of this study indicate that the hypertension variable has a relationship (p-value = 0.00; p <0.05) on coronary heart disease, the diabetes mellitus variable has a relationship (p-value = 0.00; p <0.05) on coronary heart disease and the activity variable physical had a significant relationship (p-value = 0.017; OR = 0.184; 95% CI=0.039-0.861) with the incidence of coronary heart disease. While the results that were not related were the smoking behavior variable (p-value = 0.250; OR = 1.463; 95% CI=0.764-2.802) on coronary heart disease.Conclusion: Based on the results and discussion, it can be concluded that hypertension, diabetes mellitus, and physical activity have a relationship and include risk factors for coronary heart disease. Meanwhile, smoking behavior does not show a significant relationship with the incidence of coronary heart disease. Keywords: Cardiovascular diseas, coronary heart and  risk factors.


2017 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Budiman Budiman ◽  
Rosmariana Sihombing ◽  
Paramita Pradina

Kasus kematian akibat penyakit tidak menular terbanyak disebabkan oleh penyakit jantung (American Heart Association, 2010). Menurut data rekam medik RSUD ’45 Kuningan pada tahun 2014 menunjukan bahwa kasus penyakit jantung dengan CFR tertinggi terjadi pada penyakit Infark miokardakut sebanyak 15 %,gagal jantung 13 % dan gangguan hantaran dan aritmia 11%.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “hubungan dislipidemia, hipertensi dan diabetes melitus dengan kejadian infark miokard akut pada pasien rawat inap di RSUD 45 Kuningan”. Rancangan penelitian menggunakan case control. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling diambil dari data rekam medik pasien rawat inap penyakit infark miokard akut dan penyakit dalam secara berpasangan dengan teknik purposive sampling pada kontrol. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah rekam medik status pasien di RSUD ’45 Kuningan dengan menggunakan data sekunder. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara dislipidemia (p value = 0.0001), hipertensi (p value = 0.003) dan diabetes melitus (p value = 0.0001) dengan kejadian infark miokard akut. Diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai cara–cara yang tepat untuk mengurangi penyebaran penyakit tidak menular khususnya penyakit jantung ini.Kata Kunci: Infark miokrad akut, dislipidemia, hipertensi, diabetes mellitus


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document