k 13
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

272
(FIVE YEARS 128)

H-INDEX

15
(FIVE YEARS 3)

Diakronika ◽  
2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 186-198
Author(s):  
Wahidul Basri
Keyword(s):  

Penelitian ini berangkat dari kenyataan bahwa pembelajaran Sejarah Indonesia yang bernuansa muatan lokal masih jarang diterapkan oleh guru sejarah di Sumatera Barat. Sementara itu KTSP dan K-13 yang diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia mengharuskan memasukan materi muatan lokal ke dalam pembelajaran. Mengapa hal ini terjadi dan apa solusinya ? Inilah pertanyaan pokok dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan Buku Sejarah Indonesia bermuatan lokal Sumatera Barat yang dapat digunakan untuk pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA. Penelitian ini dirancang selama dua tahun, tahun pertama meneliti kebutuhan guru menyangkut materi Sejarah Indonesia yang bernuansa muatan lokal sesuai dengan kurikulum 2013. Selanjutnya membuat prototype buku Sejarah Indonesia yang bermuatan lokal Sumatera Barat. Tahun kedua, menghasilkan sebuah produk dalam bentuk Buku teks Sejarah Indonesia bermuatan sejarah lokal Sumatera Barat. Penelitian ini bersifat R&D dengan mengikuti langkah-langkah kerja yang dirumuskan Plomp. Berdasarkan langkah-langkah penelitian yang telah dilaksanakan, pada tahun pertama telah dihasilkan Prototype Buku Sejarah Indonesia bermuatan Sejarah Lokal Sumatera Barat untuk pembelajaran di SMA. Pada tahun kedua dilakukan uji validitas, praktikalitas dan efektifitas. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa Buku Sejarah Indonesia bermuatan Sejarah Lokal Sumatera Barat untuk pembelajaran di SMA valid, uji praktikalitas hasilnya menunjukkan praktis untuk digunakan, sementara hasil uji efektifitas menunjukkan efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Buku Teks Sejarah Indonesia bermuatan Sejarah Lokal Sumatera Barat untuk pembelajaran di SMA, valid, praktis dan efektif untuk digunakan sebagai suplemen materi pembelajaran Sejarah Indonesia.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 150-177
Author(s):  
Edwin Ballu

There is a decline in character values as indicated by an increase of moral decadence indicators, such as dropouts due to promiscuity, gambling, drug abuse among students, brawls between students, and gangs that unsettle the public, and other social issues that involve students. These issues are a barometer that character education has not optimally implemented. The study concentrated on the research question and research objectives of how to optimize character education through K-13. The strategy implementation to maximize the embed of character values can realize through three main approaches: integrating character values through PAK subjects, extracurricular activities, and school culture. Theories are used in action research by referring to curriculum theory and character education using qualitative research methods. Kemerosotan nilai karakter yang ditunjukkan dengan meningkatnya indikator dekadensi moral, seperti; kasus putus sekolah karena pergaulan bebas, perjudian, penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar, tawuran antar pelajar, geng yang meresahkan masyarakat dan masalah sosial lainnya yang melibatkan pelajar. Isu-isu tersebut menjadi barometer bahwa pendidikan karakter belum dilaksanakan secara optimal. Kajian dikonsentrasikan pada pertanyaan penelitian sekaligus tujuan penelitian bagaimana mengoptimalkan pendidikan karakter melalui K-13. Proses implementasi sebagai strategi dengan maksud optimalisasi penanamam nilai-nilai karakter dapat terwujud dengan baik, melalui tiga strategi utama yaitu melalui pengintegrasian nilai-nilai karakter melalui mata pelajaran PAK, melalui kegiatan ekstrakurikuler, dan melalui budaya sekolah. Teori yang digunakan dalam penelitian tindakan dengan merujuk pada teori kurikulum dan pendidikan karakter dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.


2021 ◽  
Author(s):  
Sultan Mahmud ◽  
Md. Mohsin ◽  
Md. Nayem Dewan ◽  
Abdul Muyeed

Abstract This study aimed to examine research findings related to depression, anxiety, stress, and insomnia during the COVID-19 pandemic. This study also explored periodic changes in the prevalence of depression, anxiety, stress, and insomnia among the general people during this pandemic. We performed a meta-analysis by searching articles from several sources (PubMed, MEDLINE, and GOOGLE SCHOLAR). We used the random-effects models, subgroup analysis, and heterogeneity test approaches. Results show that the prevalence of depression, stress, and insomnia increased during March to April 2020 (30.51%, 29.4%, and 25% respectively) compared to the study period before February 2020 (25.25%, 16.27%, and 22.63% respectively) and followed in May to June 2020 (16.47%, 5.1%, and 19.86 respectively). The prevalence of depression and anxiety from k= 30 studies was 28.18% (95% CI: 23.81-32.54), and 29.57% (95% CI: 24.67-34.47), respectively. And the prevalence of stress (k=13) was 25.18% (95% CI: 14.82 – 35.54) and the prevalence of insomnia (k=12) was 23.50% (95% CI: 16.44 – 30.57). These prevalence estimates during the pandemic are very high compared to normal times. Hence, the governments and policymakers should apply proven strategies and interventions to avoid psychological adversity and improve overall mental health during the COVID-19 pandemic.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Linda Ferdian ◽  
Yari Dwikurnaningsih

Abstract : The purpose of this study was to evaluate the context, input, process, and product of the character education program at the Kanaan Christian School Semarang. The results showed: (1) Context, Kanaan Christian School Semarang really needs a character education program; (2) Input, character education at the Kanaan Christian School Semarang refers to the School's Vision and Mission and also the 2013 Curriculum (K-13); (3) The process, the implementation of the character education program at the Kanaan Christian School Semarang, the teacher carries out the learning according to the lesson plans that have been made, by adding character education values that are adjusted to the topics contained in basic competencies; (4) Products, the results of the character education program at the Kanaan Christian School Semarang, namely the presence of 5S culture (Greetings, Smiles, Greetings, Polite and Courtesy) and through the character assessment form. Overall, the character education program at the Kanaan Christian School Semarang has fulfilled the program objectives that have been previously set.Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi konteks, masukan, proses, dan produk program pendidikan karakter di Sekolah Kristen Kanaan Semarang. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Konteks, Sekolah Kristen Kanaan Semarang sangat membutuhkan program pendidikan karakter; (2) Input, pendidikan karakter di Sekolah Kristen Kanaan Semarang mengacu pada Visi dan Misi Sekolah serta Kurikulum 2013 (K-13); (3) Proses, pelaksanaan program pendidikan karakter di Sekolah Kristen Kanaan Semarang, guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat, dengan menambahkan nilai-nilai pendidikan karakter yang disesuaikan dengan topik yang terdapat pada materi pokok. kompetensi; (4) Produk, hasil program pendidikan karakter di Sekolah Kristen Kanaan Semarang yaitu adanya budaya 5S (Salam, Senyum, Salam, Sopan dan Sopan) dan melalui formulir penilaian karakter. Secara keseluruhan, program pendidikan karakter di Sekolah Kristen Kanaan Semarang telah memenuhi tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya.


2021 ◽  
Vol 11 (11) ◽  
pp. 1544
Author(s):  
Gonzalo Salazar de Pablo ◽  
Scott W. Woods ◽  
Georgia Drymonitou ◽  
Héctor de Diego ◽  
Paolo Fusar-Poli

(1) The consistency and magnitude of the prevalence of Clinical High-Risk for Psychosis (CHR-P) individuals are undetermined, limiting efficient detection of cases. We aimed to evaluate the prevalence of CHR-P individuals systematically assessed in the general population or clinical samples. (2) PRISMA/MOOSE-compliant (PROSPERO: CRD42020168672) meta-analysis of multiple databases until 21/01/21: a random-effects model meta-analysis, heterogeneity analysis, publication bias and quality assessment, sensitivity analysis—according to the gold-standard CHR-P and pre-screening instruments—leave-one-study-out analyses, and meta-regressions were conducted. (3) 35 studies were included, with 37,135 individuals tested and 1554 CHR-P individuals identified (median age = 19.3 years, Interquartile range (IQR) = 15.8–22.1; 52.2% females, IQR = 38.7–64.4). In the general population (k = 13, n = 26,835 individuals evaluated), the prevalence of the CHR-P state was 1.7% (95% Confidence Interval (CI) = 1.0–2.9%). In clinical samples (k = 22, n = 10,300 individuals evaluated), the prevalence of the CHR-P state was 19.2% (95% CI = 12.9–27.7%). Using a pre-screening instrument was associated with false negatives (5.6%, 95% CI = 2.2–13.3%) and a lower CHR-P prevalence (11.5%, 95% CI = 6.2–20.5%) compared to using CHR-P instruments only (28.5%, 95% CI = 23.0–34.7%, p = 0.003). (4) The prevalence of the CHR-P state is low in the general population and ten times higher in clinical samples. The prevalence of CHR-P may increase with a higher proportion of females in the general population and with a younger population in clinical samples. The CHR-P state may be unrecognized in routine clinical practice. These findings can refine detection and preventive strategies.


Fenomena ◽  
2021 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 283-296
Author(s):  
Mokhammad Miftakhul Huda ◽  
Pandi Rais

Good Arabic learning cannot be separated from the method applied. The curriculum used at MAUDU has already applied K-13, but in fact many some teachers use the classical model. Therefore, a teaching model is necessary that can bring students not only able to answer questions, but also can understand the lessons much better. They can apply the material in their daily lives, analyze and evaluate what has/have been done. This model is known as HOTS (High Order Thinking Skills). This study tries to explain the HOTS system and its relation to Arabic literacy and to innovate the development of HOTS-based materials towards innovative learning. In this study, a descriptive approach, an analytical approach, and a critical approach were used. The results achieved in this study are the innovation of developing HOTS-based Arabic learning which includes several stages, they are basic competency analysis (KD), indicator analysis, student characteristics analysis, formulating learning objectives, material analysis, developing strategies, and learning activities, developing learning tools, developing assessments, linking the principles of HOTS (High Order Thinking Skills), and Revising all aspects and steps of learning development. Pembelajaran Bahasa Arab yang baik tidak terlepas dari metode yang digunakan. Kurukulum pembelajaran yang digunakan di MAUDU sudah menggunakan K-13, akan tetapi dalam pelaksanaannya banyak yang menggunakan model klasik. Karena itu diperlukan model pengajaran yang dapat membawa siswa tidak hanya sekedar dapat menjawab pertanyaan, tetapi siswa dapat memahami dengan lebih baik, menerapkan materi dalam kesehariannnya, juga dapat menganalisis dan mengevaluasi apa yang telah dikerjakan. Model tersebut dikenal dengan HOTS (High Order Thinking Skills). Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan system HOTS dan kaitannya dengan literasi Bahasa Arab dan membuat inovasi pengembangan materi berbasis HOTS menuju pembelajaran yang inovatif. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan deskriptif, pendekatan analisis, dan pendekatan kritis. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah Inovasi pengembangan pembelajaran bahasa Arab berbasis HOTS yang meliputi beberapa tahapan, yaitu analisis kompetensi dasar (KD), analisis indikator, analisis karakteristik peserta didik, merumuskan tujuan pembelajaran, analisis materi, mengembangkan strategi, dan kegiatan pembelajaran, mengembangkan perangkat pembelajaran, mengembangkan penilaian, mengkaitkan prinsip HOTS (High Order Thinking Skills), dan Merevisi semua aspek dan langkah pengembangan pembelajaran


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 14-24
Author(s):  
Ratnawati Dewi ◽  
Abdul Rahman Rahim ◽  
Andi Sukri Syamsuri
Keyword(s):  
K 13 ◽  

Kompetensi dasar bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 diubah dari Kurikulum 2006 dari pendekatan komunikatif ke pendekatan teks. Hal ini menjadi persoalan karena banyak unsur yang harus dimasukkan dalam komptensi tersebut. Banyak kompetensi dasar yang oleh banyak guru tidak jelas maksudnya, strategi pembelajarannya, serta tuidak jelas penerapannya. Untuk mengungkap secara jelas persoalan tersebut, dilakukan penelitian mengenai tingkat keterbacaan dengan kaitannya dengan kemampuan mengajar guru. Oleh karena itu, tujuan utama untuk melihat ada tidaknya korelasi antara tingkat keterbacaan kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 dan Kemampuan mengajar guru  SDN I Pakalu I Kabupaten Maros. Penelitian ini dilaksanaan di SDN I Pakalu I Kabupaten Maros menggunakan metode kuantitaif dengan teknik pengetesan terhadap keterbacaan KD Bahasa Indonesia K.13 guru dan pengamatan kemampuan mengajar bahasa Indonesia sebanya 12 orang guru. Data dianalaisis menggunakan Uji-R Person Product Moment dengan taraf  signifikansi 95% (0,5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara tingkat keterbacaan kompetensi dasar bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 dan Kemampuan mengajar guru guru SDN  I Pakalu I Kabupaten Maros. Hal ini dtunjukkan pada hasil uji hipotesis yakni nilai R hitung lebih besar daripada nilai R tabel pada taraf signifikansi 95% (0,5) yakni:  0,5999>0,45,75 dengan tingkat korelasi sangat kuat


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 148-152
Author(s):  
SITI MUTHORIKAH
Keyword(s):  

Kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi logis pada upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA yang disesuaikan dengan karakteristik dan lingkungan sekitar madrasah. Pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa untuk memahami gejala yang terjadi sehingga dalam pelaksanaannya dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat. Oleh sebab itu, maka kami menyusun pembelajaran dengan pendekatan inkuiri melaui pengamatan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas VII H MTsN 7 Kediri. Penelitian yang kami lakukan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus tindakan. Setelah dilakukan análisis dan refleksi pada siklus I, diperoleh data 72,5% siswa aktif dalam pembelajaran. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 90%. Sementara rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 84 dan meningkat menjadi 91,5 pada siklus 2. Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan inkuiri melalui pengamatan dapat meningkatkan minat dan belajar siswa pada konsep reaksi kimia


Data in Brief ◽  
2021 ◽  
Vol 38 ◽  
pp. 107361
Author(s):  
Ayaka Uke ◽  
Chinda Chhe ◽  
Sirilak Baramee ◽  
Chakrit Tachaapaikoon ◽  
Patthra Pason ◽  
...  

Author(s):  
Choirul Anam

This study aims to find out the Problems of Implementing the 2013 Curriculum in Elementary School Islamic Education Subjects, as well as to find out the school strategy of SDN Mojokampung Bojonegoro in overcoming the problems of learning PAI Curriculum 2013. This study used a qualitative descriptive approach, with data collection methods of observation, interviews and documentary. The data analysis technique is data reduction, data presentation and drawing a conclusion. While the data validity technique uses observation, triangulation, and peer checking through discussion. The results showed that: The problems of learning Islamic religious education K-13 at SDN Mojokampung Bojonegoro were not too prominent due to the application of appropriate learning methods, and supported by competent human resources. The success of PAI learning can run effectively if there is a synergy between all lines, both teachers, students and the local community.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document