JURNAL SPHOTA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

36
(FIVE YEARS 35)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Jurnal Santiaji Pendidikan Of Mahasaraswati Denpasar University

2580-7358, 2085-8388

JURNAL SPHOTA ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 21-30
Author(s):  
Ni Wayan Meidariani

This research discusses about the Japanese language variation looked at from the perspective of its speakers and usages. The use of Japanese based on its speakers’ positions in the society is known to have three varieties such as sonkeigo, teineigo and futsugo. It is the speaker, the context and the situation which determine the distinctive use of either one of the three styles in the daily conversation. This article focuses on the variety of Japanese language on youtuber videos. The purpose of this study is to increase the Japanese learners’ knowledge on different kinds of Japanese varieties used in daily communication, such as trending vocabulary in Japan. The data are collected from Japan youtuber videos Hikakin TV on youtube. The approach used in this study is a qualitative approach. Methodologically, the data found are processed descriptively. The writer found that Japanese youtubers use futsugo and teineigo in their speech. The analysis also reveals that they use the word patterns of ryuukougo and wakamonokotoba in their use of adjectives, verbs as well as adverbials. The pattern of wakamono kotoba processes of shortening in the middle and the end of a word, changing sound in some words, borrowing, and adding -i to a word that changes the word class into an adjective are also found.  Abstrak Penelitian ini membahas tentang ragam bahasa Jepang berdasarkan penutur ditinjau dari penutur dan penggunaannya. Ragam bahasa Jepang berdasarkan penutur dikenal dengan ragam sonkeigo, teineigo dan futsugo yang penggunaannya berbeda berdasarkan penutur dan konteks penggunaanya. Ragam futsuugo biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari, dimana penuturnya memiliki hubungan kedekatan dengan lawan tutur. Sedangkan ragam sonkeigo digunakan untuk menunjukkan kesantunan berbicara terhadap lawan bicara. Berdasarkan hal tersebut, maka tulisan ini memfokuskan pada variasi bahasa Jepang yang digunakan youtuber Jepang pada chanel hikakin TV dalam media youtube. Penelitian ini berkontribusi dalam menambah pengetahuan para pembelajar bahasa Jepang untuk memahami variasi bahasa Jepang yang digunakan dalam ragam kasual yakni penggunaan kosakata yang sedang trend di Jepang saat ini. Sumber data yang digunakan dalam tulisan ini berupa video dari youtuber Jepang pada akun chanel Hikakin TV dalam media Youtube. Tulisan ini menggunakan pendekatan secara kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, para youtuber Jepang menggunakan ryuukougo dan wakamono kotoba dalam tuturan. Ryuukougo dan wakamono kotoba yang sering digunakan dalam bentuk adjektiva, verba dan adverbial. Pola pembentukkan wakamono kotoba ditemukan dalam bentuk proses pemendekkan di tengah dan di akhir kata, perubahan bunyi pada kata, peminjaman kosakata bahasa asing dan penambahan -i pada sebuah kata sehingga mengubah kelas kata tersebut menjadi kelas adjektiva.


JURNAL SPHOTA ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Luh Riskayani ◽  
Ni Komang Arie Suwastini ◽  
Luh Gede Eka Wahyuni

Feminist literary criticism has been focused on the marginalization of women in literary texts and the efforts to deconstruct patriarchy through counter texts, such as Mary Norton’s The Borrowers. This paper aims to review previous studies and expert opinions on Norton’s The Borrowers, especially the arguments in the form of feminist literary criticism. This study employed George’s (2008) model of literature review to review articles employing feminist literary criticism in "The Borrowers." The articles were gathered from books, academic journals, and previous studies on Norton’s The Borrowers. The review reveals that the novel depicted a feminine and masculine environment, constructing biased gender roles and labor division that triggered efforts to gain emancipation and independence in the female character. Telling about miniature family who survived by “borrowing” items from a human, The Borrower is centered towards the young female who deconstructed the traditional binary oppositions concerning the work division and spatial division between males and females. Besides, The Borrowers also presented women’s marginalization, women’s struggles, and gender identity. Such revelation might be useful to extend the fight for gender equity, especially for the children as the target readers. Abstrak Kritik sastra feminis telah difokuskan pada marginalisasi perempuan dalam teks sastra dan upaya untuk mendekonstruksi patriarki melalui teks tandingan, seperti The Borrowers karya Mary Norton. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji kajian-kajian terdahulu dan pendapat para ahli tentang The Borrowers karya Norton, khususnya argumentasi-argumentasi berupa kritik sastra feminis. Penelitian ini menggunakan model literature review George (2008) untuk mengkaji artikel-artikel yang menggunakan kritik sastra feminis dalam "The Borrowers". Artikel dikumpulkan dari buku, jurnal akademik, dan studi sebelumnya tentang The Borrowers dari Norton. Tinjauan terdahulu mengungkapkan bahwa The Borrowers menggambarkan lingkungan feminin dan maskulin, membangun peran gender yang bias dan pembagian kerja yang memicu gerakan emansipasi dan kemandirian dalam karakter wanita. Menceritakan tentang keluarga mini yang bertahan hidup lewat “meminjam” barang dari manusia, The Borrower berpusat pada perempuan muda yang mendekonstruksi oposisi biner tradisional mengenai pembagian kerja dan pembagian ruang antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, The Borrowers juga menampilkan marginalisasi perempuan, perjuangan perempuan, dan identitas gender. Penceritaan tersebut dapat berguna untuk perpanjangan perjuangan kesetaraan gender terutama bagi anak-anak sebagai target pembaca.


JURNAL SPHOTA ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 43-53
Author(s):  
Arif Setiawan

This study aims to describe a Javanese woman's view of life which consists of (1) human relationship with God, (2) relationship with fellow human beings, and (3) relationship with oneself. This study uses a qualitative descriptive method, the approach used in this study is the sociology of literature. The source of the research data is the novel ‘Midah si Manis Bergigi Emas’ by Pramoedya Ananta Toer. The data in this study are in the form of story units and quotes in the novel that show the Javanese women's view of life. Data collection techniques are (a) read carefully and repeatedly, (b) identify, (c) record or code, (d) check or select, and (e) enter data. According to Miles and Huberman, the data analysis used in this study includes (a) data reduction, (b) data presentation, (c) conclusion drawing. The results of the study show (1) human relationships with God include eling (remember), pracaya (believe), mituhu (obedient or obedient to Him), (2) human relationships with fellow humans include wedi (fear), isin (shame), and shy (polite respect for superiors or strangers), and (3) human relations with oneself such as nerimo (accepting).   Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pandangan hidup wanita Jawa yang terdiri dari (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2) hubungan dengan sesama manusia, dan (3) hubungan dengan diri sendiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra. Sumber data penelitian berupa novel Midah si Manis Bergigi Emas karya Pramoedya Ananta Toer. Data dalam penelitian berupa satuan cerita dan kutipan-kutipan dalam novel yang menunjukkan pandangan hidup wanita Jawa. Teknik pengumpulan data, yaitu (a) membaca secara cermat dan berulang-ulang, (b) mengidentifikasi, (c) mencatat atau memberi kode, (d) memeriksa atau menyeleksi, dan (e) memasukan data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menurut Miles dan Huberman yang meliputi (a) reduksi data, (b) penyajian data, (c) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menujukkan (1) hubungan manusia dengan Tuhan meliputi eling (ingat), pracaya (percaya), mituhu (patuh atau taat kepada-Nya), (2) hubungan manusia dengan sesama manusia meliputi wedi (takut), isin (malu), dan sungkan (rasa hormat yang sopan terhadap atasan atau sesama yang belum dikenal), dan (3) hubungan manusia dengan diri sendiri seperti nerimo (menerima).


JURNAL SPHOTA ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 54-64
Author(s):  
Sayyidah Achmadah Alwiyah

Knowledge of fishing gear and types of boats used by fishermen on the island of Bawean contributes to language terms in ecological-linguistic studies in the vocabulary they use in everyday life. This research is a form of documentation of the lexicon of fishing tools and types of boats that are already extinct. The use of fishing gear that is still traditional, simple and environmentally friendly is also a separate fishing strategy for local residents in looking for fish, they assume that knowledge of how to go to sea, which has been passed down by their ancestors from generation to generation, can result in abundant fish catches. This study aims to determine the shape and ecological significance of fishing gear and types of boats used by fishermen in Bawean Island. The data collected are words and phrases. Data were collected using documentation methods and interview techniques. The data collected were analyzed using ecolinguistic theory descriptively then transcribed and translated. The results of the study found eight lexicon of fishing tools used by fishermen in Bawean Island and four lexicon types of boats used by fishermen in Bawean Island with different functions and specifications. These lexicons are rarely used by teenagers and children in daily conversations due to the reference objects that are rarely found and the large number of future generations or youths who do not work as fishermen.   Abstrak Pengetahuan mengenai alat menangkap ikan dan jenis perahu yang digunakan nelayan pulau Bawean turut menyumbang istilah bahasa dalam studi ekologi-linguistik dalam pembendaharaan kosa kata yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini sebagai bentuk dokumentasi leksikon-leksikon alat menangkpa ikan dan jenis perahu yang sudah punah. Penggunaan alat tangkap yang masih tradisional, sederhana dan ramah lingkungan tersebut juga menjadi strategi melaut tersendiri bagi warga setempat dalam mencari ikan, mereka menganggap bahwa pengetahuan mengenai cara berlaut yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun ini bisa menjadikan hasil tangkapan ikan yang melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan signifikansi ekologis alat menangkap ikan dan jenis perahu yang digunakan nelayan Pulau Bawean. Data yang dikumpulkan adalah kata dan frasa. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi dan teknik wawancara. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teori ekolinguistik secara deskriptif kemudian ditranskripsi dan translasi. Hasil penelitian ditemukan delapan leksikon alat menangkap ikan yang digunakan nelayan Pulau Bawean dan empat leksikon jenis perahu yang digunakan nelayan Pulau Bawean dengan fungsi dan spesifikasi yang berbeda-beda. Leksikon-leksikon ini mulai jarang digunakan oleh remaja dan anak-anak dalam percakapan sehari-hari akibat dari referen benda yang sudah jarang ditemui dan banyaknya generasi penerus atau pemuda yang tidak bekerja sebagai nelayan.


JURNAL SPHOTA ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 31-42
Author(s):  
Monika Herliana ◽  
Destyanisa Tazkiyah

The discussion of this research is about the types of speech acts in the socialization of Covid-19 vaccination on social media which are closely related to linguistic pragmatics. The type of speech act from a pragmatic point of view is language behavior that has rules that agreed by the speaker and the speech partner. Since the beginning of the 2020 period until the beginning of 2021, Ridwan Kamil as the regional head and public figure has participated in the socialization of the Covid-19 vaccination. Social media is an effective forum for disseminating information, notification, or invitations for everyone to support the success of Covid-19 vaccination socialization. Even Ridwan Kamil used social media for these activities. The purpose of this study is to describe Ridwan Kamil's speech forms that adhere to Leech's maxims of politeness principles, as well as the function of politeness in Searle's (1969) language. The method of data collection is observing with the note-taking technique. The data analysis method uses data triangulation. The findings of this study indicate that from 155 speech data of Ridwan Kamil in the socialization of Covid-19 vaccination, six maxims of politeness principles are met, namely the Maxim of Wisdom, Maxim of Generosity, Maxim of Praise, Maxim of Humility, Maxim of Approval and Maxim of Sympathy; and has five speech functions Representative, Directive function, Commissive function, Expressive function and Declarative function. Abstrak Pembahasan penelitian ini tentang jenis tindak tutur dalam sosialisasi vaksinasi Covid-19 di media sosial yang berhubungan erat dengan pragmatik linguistik. Jenis tindak tutur dari sudut pandang pragmatik merupakan tingkah laku berbahasa yang memiliki aturan yang disepakati penutur dan mitra tutur. Sejak awal periode tahun 2020 hingga awal tahun 2021 ini, Ridwan Kamil sebagai kepala daerah dan figur publik turut serta dalam sosialisasi vaksinasi Covid-19. Penggunaan media sosial menjadi wadah yang efektif untuk menyebarkan informasi, himbauan, ataupun ajakan untuk turut menyukseskan sosialisasi vaksinasi Covid-19. Pun dengan Ridwan Kamil yang menggunakan media sosial untuk kegiatan tersebut. Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan bentuk tuturan Ridwan Kamil yang mematuhi maksim prinsip kesantunan Leech, serta fungsi kesantunan berbahasa Searle (1969). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yakni metode simak dengan teknik catat. Metode analisis data menggunakan triangulasi data. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dari 155 data tuturan Ridwan kamil dalam sosialisasi vaksinasi Covid-19 memenuhi enam maksim prinsip kesantunan yaitu Maksim Kebijaksanaan, Maksim Kedermawanan, Maksim Pujian, Maksim Kerendahan Hati, Maksim Persetujuan dan Maksim Kesimpatian; dan memiliki lima fungsi tuturan Representatif, fungsi Direktif, fungsi Komisif, fungsi Ekspresif dan fungsi Deklaratif.


JURNAL SPHOTA ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 11-20
Author(s):  
Feby Dwi Fitriyani ◽  
Ely Triasih Rahayu ◽  
Hartati Hartati

The purpose of this research was to analyse the form and meanings of personal pronoun of Allah and the social factors behind the use of the said surah. The type is descriptive qualitative research. From all of ayat there found 60 data. The analysis result show that for the first personal pronoun of Allah is Ware. Second personal pronoun of Allah are Anata. For third personal pronoun of Allah are Arraa, Shu, Kare, Waga, and Okata. The conclusion of this research is there are 7 (seven) form personal pronoun of Allah. The personal pronoun of Allah being used in Al-Kahfi has a purpose: respect to God, The different name's God with the other God's in Japanese culture and to show nature of God. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk dan makna kata ganti Allah dalam surat Al-Kahfi Al-Qur’an terjemahan bahasa Jepang dan faktor sosial yang melatarbelakangi penggunaan kata ganti Allah tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap. Dari 110 ayat yang terdapat dalam surat Al-Kahfi ditemukan sebanyak 66 data. Hasil penelitian menunjukkan kata ganti yang digunakan untuk merujuk pada Allah sebagai kata ganti orang pertama, yaitu Ware. Sedangkan bentuk yang merujuk pada Allah sebagai kata ganti orang kedua, yaitu Anata. Kemudian bentuk yang merujuk pada Allah sebagai kata ganti orang ketiga, yaitu Arraa, Shu, Kare, Okata dan Waga. Berdasarkan analisis tersebut, dapat simpulkan bahwa kata ganti Allah ada tujuh bentuk yaitu: Ware, Shu, Kare, Arraa, Waga, Anata dan Okata. Selanjutnya tujuan dari penggunaan kata ganti Allah, yaitu: sebagai bentuk hormat kepada Tuhan, sebagai pembeda dengan nama Tuhan dari agama lain di Jepang dan untuk menunjukkan sifat yang dimiliki oleh Tuhan.


JURNAL SPHOTA ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 56-69
Author(s):  
Chendy Sulistyo ◽  
Nunung Supriadi

The development of foreign language learning in Indonesia in the millennial era nowadays requires the child to speak at least two foreign languages fluently. As in the case that the researcher founded which is a dual citizenship 10 years old child studying French as his third language. The study then focuses on 1) what third language learning’s steps for a 10 years old goes through, 2) at which stage each method is properly used, and 3) what factors influence that success. The data of this research is processed quantitatively and qualitatively. This study uses Skinner’s behaviorism theory, conventional reading and audio visual learning methods. The researcher found that the two methods complement to each other in the third language learning for dual citizenship Abstrak Perkembangan pembelajaran bahasa asing di Indonesia pada era milenial sekarang menuntut anak dapat menguasai minimal dua bahasa asing. Kasus yang ditemukan oleh peneliti yaitu seorang anak berusia 10 tahun dengan dwi kewarganegaraan yang mempelajari bahasa Prancis sebagai bahasa kedua. Penelitian ini kemudian fokus menjawab 1) tahapan pembelajaran bahasa kedua apa saja yang dilalui anak usia 10 tahun, 2) pada tahapan yang mana setiap metode itu tepat digunakan, dan 3) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan itu. Data penelitian ini diolah dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori behaviorisme Skinner, metode pembelajaran konvensional membaca dan audio visual. Peneliti menemukan bahwa kedua metode tersebut saling melengkapi dalam pembelajaran bahasa kedua bagi anak dwi kewarganegaraan


JURNAL SPHOTA ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 12-21
Author(s):  
Kadek Heni Oktarina Wisudayanti ◽  
Putu Desi Anggerina Hikmaharyanti

This study is focused on the capacities of pragmatics in ESL teaching and limited to three essential discussions; first, the investigation of teaching pragmatics relevancy stated on pragmatics elements, second, the presentation of the effective ways in teaching pragmatics by applying SURE steps (Brock and Nagaska, 2005), and the elaboration of pragmatics effects towards ESL learners. It is necessary to conduct a research of pragmatics capacities in ESL teaching. Due to the problems discussed, the theories suggested in this research include pragmatics definition, pragmatic competence, pragmatic elements and SURE method. Then, the method applied in this research is descriptive qualitative in nature and the data are from the 3rd semester of STKIP Agama Hindu Singaraja students. The data analysis is performed to investigate the relevancy of pragmatics in ESL teaching, the pragmatics teaching methods, and the effect of pragmatics towards ESL learners. This study finds pragmatics is a relevant point to be taught in the language classroom due to language is an arbitrary. Through SURE methods, students are expected to comprehend the language used in contexts. Pragmatics affects the ESL learners to be sensitive about the surroundings, other cultural interactions, also how they must behave towards circumstances as ESL learners.   Abstrak  Penelitian ini difokuskan pada kapasitas pragmatik dalam pengajaran ESL dan dibatasi pada tiga diskusi esensial; pertama, investigasi relevansi pengajaran pragmatik yang tertuang pada unsur-unsur pragmatik, kedua, penyajian cara efektif dalam pembelajaran pragmatik dengan menerapkan metode SURE (Brock dan Nagaska, 2005), dan penjabaran efek pragmatik terhadap peserta didik ESL. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang kapasitas pragmatik dalam pengajaran ESL. Berdasarkan permasalahan yang dibahas, maka teori yang disarankan dalam penelitian ini meliputi pengertian pragmatik, kompetensi pragmatis, unsur pragmatis dan metode SURE. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan data dari mahasiswa-mahasiswa STKIP Agama Hindu Singaraja semester 3. Analisis data dilakukan untuk mengetahui relevansi pragmatik dalam pembelajaran ESL, metode pembelajaran pragmatik, dan pengaruh pragmatik terhadap peserta didik ESL. Studi ini menemukan bahwa pragmatik adalah poin yang relevan untuk diajarkan di kelas bahasa karena bahasa bersifat sewenang-wenang. Melalui metode SURE, mahasiswa diharapkan memahami bahasa yang digunakan dalam konteks. Pragmatik mempengaruhi mahasiswa ESL untuk peka terhadap lingkungan sekitar, interaksi budaya lainnya, juga bagaimana mereka harus berperilaku terhadap keadaan sebagai peserta didik ESL.


JURNAL SPHOTA ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 33-43
Author(s):  
Putri Aqidah ◽  
Ely Triasih Rahayu ◽  
Yudi Suryadi

Penelitian ini mengkaji mengenai campur kode. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk campur kode dan latar belakang penggunaan campur kode pada lirik lagu bahasa Jepang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak catat. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan metode padan dan teknik pilah unsur penentu. Sumber data penelitian ini berupa 15 lirik lagu, dari lirik lagu tersebut ditemukan 35 data. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 6 bentuk campur kode dan 2 latar belakang penggunaan campur kode. Bentuk campur kode berupa kata sebanyak 9, 9 klausa, 8 frasa, 7 idiom, dan ada 1perulangan kata serta 1 bentuk campur kode berupa baster. Bentuk campur kode yang paling banyak muncul adalah klausa dan kata. Sementara itu latar belakang penggunaan campur kode meliputi sikap dan kebahasaan. Latar belakang kebahasaan 31 data yang menunjukkan keinginan penutur untuk menafsirkan perasaannya agar tersampaikan kepada pendengar.


JURNAL SPHOTA ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 44-54
Author(s):  
I Wayan Wahyu Cipta Widiastika

Japanese is a foreign language that has many variations of the lexicon. One of them is the lexicon variation in verbs. This study discusses the meaning and use of verb 'help' in everyday Japanese conversation. The data is in the form of sentences used by native Japanese speakers. Data collection was carried out through interviews and note taking techniques. The data were analyzed using the contextual meaning theory approach of Pateda, (2010 : 116). The result shows that there are eight variations of the verb 'help' in Japanese namely: tetsudau, tasukeru, osewa ni naru, sukuu, kyuujo suru, enjo suru, kifu suru, and ouen suru. From the analysis, the verb "tetsudau" means helping someone to complete an activity that has not been completed. The verb 'tasukeru, sukuu and kyuujo suru' means to help or save someone who is experiencing difficulty or danger. Then, the verb 'osewa ni naru' means to help someone by providing guidance, kindness or facilities. The verb 'enjo suru' means to help by making things easier. The verb "ouen suru" means to help by providing support or encouragement. And finally, the verb "kifu suru" means to help someone by giving something in the form of an object (money). Abstrak Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai banyak variasi leksikon. Salah satunya adalah variasi leksikon dalam verba. Dalam jurnal ini membahas mengenai makna dan penggunaan verba 'membantu' dalam percakapan bahasa Jepang sehari-hari. Data dalam jurnal ini berupa kalimat-kalimat yang digunakan oleh penutur asli bahasa Jepang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan teknik catat. Data dianalisis dengan pendekatan teori makna kontekstual Pateda, (2010:116). Dari data yang telah ditemukan, verba ‘membantu’ dalam bahasa Jepang ada delapan variasi, yaitu: tetsudau, tasukeru, osewa ni naru, sukuu, kyuujo suru, enjo suru, kifu suru, dan ouen suru. Dari hasil analisis, verba ‘tetsudau’ bermakna membantu seseorang untuk menyelesaikan sesuatu aktivitas yang belum selesai. Verba ‘tasukeru, sukuu dan kyuujo suru’ bermakna menolong atau menyelamatkan seseorang yang sedang mengalami kesulitan atau bahaya. Kemudian, verba ‘osewa ni naru’ bermakna membantu seseorang dengan memberikan bimbingan, kebaikan, atau fasilitas. Verba ‘enjo suru’ bermakna membantu dengan mempermudah menyelesaikan sesuatu. Verba ‘ouen suru’ bermakna membantu dengan memberikan dukungan atau semangat. Terakhir, verba ‘kifu suru’ bermakna membantu seseorang dengan memberikan sesuatu berupa benda (uang).  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document