PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA SUKAMENAK
Abstrak. Volume sampah di kota Bandung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. TPA sudah tidak dapat menampung lebih banyak lagi, akibatnya sampah meluap dan berserakan tertiup angin. Kondisi ini menimbulkan pemandangan yang kurang sedap dan bau yang tidak enak, sangat mengganggu masyarakat.. Pengelolaan sampah di RW 06 desa Sukamenak belum terorganisasi., dikarenakan belum adanya sosialisasi pengelolaan sampah ditambah dengan kesadaran masyarakat yang masih kurang. Politeknik Negeri Bandung (Polban), tergerak untuk memberikan edukasi pada masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Peran tim PKM dalam usaha pemanfaatan dan pengelolaan sampah ini meliputi ; (1) peningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah mulai dari unit terkecil yaitu keluarga dengan program 3R (Reuse, Reduce, Recycle) ; (2) pelatihan dan pendampingan pengelolaan sampah anorganik dan sampah organik secara efektif ; (3) membangun kemandirian masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui pendirian bank sampah “Kebon Kalapa Berseri”. Pengelolaan sampah anorganik menjadi barang kebutuhan sehari-hari atau dapat dijual untuk meningkatkan pendapatan. Sampah organik dibuat menjadi pupuk sebagai media tanam untuk penghijauan. Bank sampah dapat memperkecil volume sampah pada TPA dan tabungannya dapat diambil untuk tambahan ekonomi keluarga. Keberlangsungan bank sampah sangat bergantung pada komitmen masyarakat dan pengurus. Kata Kunci : sampah organik, sampah anorganik, bank sampah COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH WASTE MANAGEMENT IN SUKAMENAK VILLAGE Abstract. The volume of waste in the city of Bandung increases along with the population growth. The TPA is no longer able to accommodate any more, as a result the garbage overflows and is scattered in the wind. This condition creates an unpleasant sight and an unpleasant smell, very disturbing the community. Waste management in RW 06, Sukamenak village is not yet organized, because there is no socialization of waste management coupled with less public awareness. Bandung State Polytechnic (Polban), moved to provide education to the community through community service activities (PKM). The role of the PKM team in the waste utilization and management efforts includes; (1) increasing community knowledge in waste management and utilization starting from the smallest unit, namely the family with the 3R program (Reuse, Reduce, Recycle); (2) training and assistance in effective management of inorganic waste and organic waste; (3) building community independence in waste management through the establishment of a waste bank "Kebon Kalapa Berseri". Inorganic waste management becomes daily necessities or can be sold to increase income. Organic waste is made into fertilizer as a planting medium for reforestation. The waste bank can reduce the volume of waste in the TPA and the savings can be taken for additional family economy. The sustainability of the waste bank is very dependent on the commitment of the community and management. Keywords: organic waste, inorganic waste, waste bank