scholarly journals PENINGKATAN KETRAMPILAN KELOMPOK WANITA DESA PASIE PINANG MELALUI PELATIHAN PRODUK OLAHAN IKAN PATIN

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Nabila Ukhty ◽  
Yasrizal Yasrizal

Catfish is a freshwater fish that is widely cultivated by fish farmers in Pasie Pinang Village. Utilization of fish is not yet optimal. Therefore, the purpose of this community service is to optimize the use of catfish through training in processed catfish products into healthy food. The training activities consist of three stages, namely preparation, implementation and evaluation. At the implementation stage, the material provided to participants consisted of ways of handling fish, types of processed catfish products, packaging and labeling, and determining the selling price. Pasie Pinang Village women's group was very enthusiastic in participating in the training activities. The achievements obtained from this activity include participants being able to develop catfish into products with high selling value, being able to process catfish products based on a household scale, being able to produce processed catfish independently, and being able to conduct marketing activities of processed catfish products.

2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Yoga Budi Bhakti ◽  
Irnin Agustina Dwi Astuti ◽  
Harun Rasjid ◽  
Sumiah Nasution

The purpose of community service activities is to provide counseling about the value of character in the learning curriculum 2013 as well as provide training to measure the student’s attitudes in learning process. The value of character is considered necessary and make it a requirement in the increase or graduation in learning in the curriculum 2013. This service is done in three stages, there are planning, implementation, and evaluation. The planning stage is to prepare the presentation materials of character value integration in learning and values and attitudes measurement, training and extension module, and facilities and infrastructure in supporting the training. Implementation stage is training activities conducted on December 20-21, 2016. Evaluation stage is to provide evaluation of the training participants' products results in the implementation plan of learning and assessment of the performance of the participants. The methods used in this activity are training and mentoring and discussion. Training is done by providing information in knowing the value of the characters contained in the learning and providing training on how to measure values and attitudes. The results of this activity teachers can understand and apply the value of characters in learning in school.Keywords : 2013 curriculum; character value; integrated. ABSTRAKTujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan penyuluhan tentang nilai karakter dalam pembelajaran di kurikulum 2013 serta memberi pelatihan untuk mengukur sikap peserta didik dalam pembelajaran.  Nilai karakter dipandang perlu dan menjadikannya sebagai syarat dalam kenaikan ataupun kelulusan dalam pembelajaran di kurikulum 2013. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap perencanaan yaitu menyiapkan bahan presentasi integrasi nilai karakter dalam pembelajaran dan pengukuran nilai dan sikap, modul pelatihan dan penyuluhan, serta sarana dan prasarana dalam menunjang pelatihan. Tahap pelaksanaan yaitu kegiatan pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 20-21 Desember 2016. Tahap evaluasi yaitu memberikan evaluasi terhadap hasil produk peserta pelatihan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan penilaian performa peserta. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan ini adalah dengan pelatihan dan pendampingan serta diskusi. Pelatihan dilakukan dengan cara memberikan informasi dalam mengetahui nilai karakter yang terkandung dalam pembelajaran dan memberikan pelatihan tentang cara mengukur nilai dan sikap. Hasil produk pelatihan ini dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat dikembangkan lagi.Kata Kunci : kurikulum 2013, nilai karakter, integrasi.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 139
Author(s):  
Taufik Suadiyatno ◽  
Dedi Sumarsono ◽  
Muliani Muliani ◽  
Moh. Arsyad Arrafii ◽  
Abdul Kadir Bagis

This community service program aimed to improve teachers’ anthusiastic in SMKN 1 Sekotong, West Lombok to conduct articles to be published in national accredited and international journal. The method used in this program divided into three stages such as 1) early stage includes koordination between the program team with the principle of SMKN 1 Sekotong; 2) implementation stage includes scientific article training; and 3) evaluation stage that used as the overview of the next program. The materials in this program was presented mostly in term of describing the technique of writing good articles therefore they deserve to be published in national accredited or international journal. This community service program was conducted in SMKN 1 Sekotong which was followed by the pcinciple and 23 teachers. The conclusion of this program was there was an improvement of teachers’ anthusiastic to publish their scientific articles in national accredited and international journal.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 40-44
Author(s):  
Mochamad Ridwan ◽  
Kolektus Oky Ristanto ◽  
I Dewa Made Aryanandha ◽  
Eva Ferdita Yuhantini ◽  
Muhammad Dzul Fikri

The development of information and communication technology continues to increase along with the increasing human needs, without exception in education. This method of community service uses three stages: the program preparation stage, the implementation stage, and the final step. Participants who took part in this activity were 20 physical education teachers from Kebomas District. The result of this service is that the teacher can make a product in the form of a quiz in the PowerPoint program.AbstrakTeknologi informasi dan komunikasi memiliki perkembangan yang meningkat  yang beriringan dengan peningkatan kebutuhan manusia termasuk dalam bidang pendidikan. Metode yang digunakan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakantiga tahap kegiatan yaitu tahap persiapan program, pelaksanaan dan akhir. Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 20 guru pendidikan jasmani yang berasal dari Kecamatan Kebomas. Hasil dari pengabdian ini yaitu guru mampu membuat produk berbentuk kuis dalam program power point.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 117
Author(s):  
Rommy Qurniati ◽  
Duryati Duryati ◽  
Hendra Prasetia ◽  
Ferli Hartati

ABSTRACTBanana is one of the local fruit potentials that optimally have not been used. Many banana producers have complained about the low selling price. This is due to the lack of community knowledge on the food diversification products which made from banana as an alternative to improve the quality and price of bananas. The purpose of this community service activity was to increase knowledge and develop community creativity through the food diversification product of bananas by making the banana nuggets and flour. This activity was conducted on November 2019 in Banding and Sukaraja Village, Rajabasa District, South Lampung Regency. The applied method of this activity was a group meeting which the implementation includes three stages that was socialization, discussion, and evaluation. The results of the community service showed that community knowledge have been increased significantly after comparing the pretest and posttest results. The community was very enthusiastic about the activity because it was able to open their mindset about local fruit potentials that optimally have not been utilized, thus it was encouraged the community's desire to be creative on promoting local products that could increase the income.Keywords: Banana, Local Potential, Nuggets, Flour, Community  ABSTRAKPisang merupakan salah satu potensi buah lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal. Produsen pisang masih banyak yang mengeluhkan harga jualnya yang rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang diversifikasi produk pangan berbahan baku pisang yang dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan kualitas dan harga jual pisang. Tujuan dilakukannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kreatifitas masyarakat melalui diversifikasi produk pangan berbahan baku pisang yaitu pembuatan nugget dan tepung pisang. Pengabdian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 di Desa Banding dan Desa Sukaraja, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah pertemuan kelompok yang pelaksanaannya meliputi tiga tahapan yaitu sosialisasi, diskusi, dan evaluasi. Hasil pengabdian yang dilakukan menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat meningkat secara signifikan setelah membandingkan hasil pretest dan posttest. Masyarakat sangat antusias dengan adanya kegiatan ini karena mampu membuka pola pikirnya mengenai potensi lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga mendorong keinginan masyarakat untuk berkreasi dalam mengedepankan produk lokal yang mampu meningkatkan pendapatan.Kata Kunci: Pisang, Potensi Lokal, Nugget, Tepung, Masyarakat


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 161
Author(s):  
Halimah Halimah ◽  
Vina Aini Salsabila ◽  
Nia Kurniawati

Pelaksanaan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2021 di Auditorium Gedung Guru Cugenang, Cianjur, Jawa Barat ini memiliki dua tujuan yaitu 1) untuk mengenalkan dan menggunakan beberapa media pembelajaran digital interaktif dan 2) untuk mengintegrasian media ajar digital dan model belajar yang dapat menumbuhkan 4C yang dilaksnakan selama satu hari setara dengan 5 jam pelajaran. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, serta 3) tahap evaluasi dan pelaporan. Berdasarkan kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan maka dapat dipahami beberapa hal. Pertama, pelatihan ini efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan memotivasi dosen untuk memahami dan melaksanakan kewajibannya tidak hanya dalam aspek pengajaran tetapi juga mulai menggeliatkan kegiatan di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kedua, pelatihan ini merupakan salah satu praktik nyata pembelajaran bagi mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan dan memberi mereka pengalaman kegiatan kemsyarakatan. Mahasiswa tidak hanya dibekali pengetahuan namun juga dibimbing untuk mengimplemnetasikan di masyarakat. Ketiga, bagi guru khususnya guru PAI pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan memotivasi guru untuk senantiasa mengembangkan kompetensinya sehingga guru dapat merancang dan menyajikan sebuah pembelajaran yang efektif dan kreatif yang mengarahkan siswa untuk memiliki kemampuan pendidikan Abad 21 yaitu kemampuan berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi dan berkreasi.�The training activity, which was held on June 22, 2021 at the Auditorium of the Cugenang Teacher Building in Cianjur, West Java, had two objectives: 1) to introduce and use several interactive digital learning media, and 2) to integrate digital teaching media and learning models that can foster 4C. The training activity was carried out in one day, which is equivalent to 5 hours of lessons. The methods used in this training are 1) the preparation stage, 2) the implementation stage, and 3) the evaluation and reporting stage. Several things can be deduced from the training activities that have been completed. For starters, this training is effective in increasing knowledge and motivating lecturers to understand and carry out their responsibilities not only in the teaching aspect, but also in beginning to expand activities in the fields of research and community service. Second, this training is one of the genuine learning practices for students who participate in activities and gain experience in community activities. Students are not only given knowledge, but they are also shown how to apply it in the community. Third, this training can increase knowledge and motivate teachers to constantly develop their competencies. Therefore, teachers can design and present effective and creative learning that directs students to have 21st Century educational skills, such as the ability to think critically, collaborate, communicate, and be creative.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 446
Author(s):  
Masyhud Masyhud ◽  
Khoiriyah Khoiriyah

This article explores the need for English as a mean of communication for the tourism industry in Malang. Since the need for English speaking skills is immensely demanded, this community service program was proposed to provide a ready-use module to facilitate the locals practising their English speaking skills. Hence, this study reported on-going project designing English for Specific Purposes (ESP) materials for the tourism industry in Malang. It is implemented in three stages: planning stage, implementation stage and evaluation. Specifically, the target learners are Karang Taruna members who are working in tourism near Kelurahan Jodipan. Since there are many thematic villages there, the learning content is designed contextually with the local wisdom and local culture. Hence, it is projected to help the locals provide better services for their visitors, especially foreign visitors. 


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Windi Setiawan ◽  
Imayah Imayah ◽  
Edy Widayat

ABSTRACT The wall magazine is one of the means to gather students' creativity at school. Its existence indirectly is able to make students to dare to express their creative ideas in the form of poetry, short stories, or other works that can be visualized. SMPN 30 Surabaya is a school that has complete facilities. It's just that bulletin boards at the school don't attract students to work. So, there is a need for training in making two-dimensional wall magazine to make it more interesting. The Unitomo Community Service Team is conducting training in this regard. The assistance was carried out in three stages namely. The planning phase, the implementation phase, and the reflection phase. At the planning stage, the service team and partners coordinate about the time of service delivery. At the implementation stage, the service team provides assistance to students in making two-dimensional wall stickers. Then, at the reflection stage, the service team and partners discussed the sustainability of bulletin boards so that they could run in a sustainable manner. Keywords: magazine, wall magazine, two dimensions ABSTRAKMajalah dinding adalah salah satu sarana untuk menghimpun kreatifitas siswa-siswi di sekolah. Keberadaanya secara tidak langsung mampu membuat siswa untuk berani mengeluarkan ide kreatifnya baik dalam bentuk puisi, cerita pendek, atau karya lain yang dapat divisualisasikan. SMPN 30 Surabaya adalah satu sekolah yang memiliki fasilitas lengkap. Hanya saja papan buleting di seolah tidak menarik siswa untuk berkarya. Sehingga mereka membutuhkan pelatihan pembuatan mading dua dimensi agar tampak lebih menarik.  Tim pengabdian masyarakat Unitomo kali ini melakukan pelatihan berkaitan dengan hal tersebut. Pendampigan dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan, tim pengabdi bersama mitra berkoordinasi mengenai waktu pelaksanaan pemgabdian. Pada tahap pelaksanaan, tim pengabdi melakukan pendampingan kepada siswa dalam membuat mading dua dimensi. Selanjutnya, pada tahap refleksi, tim pengabdian dan mitra mendiskusikan mengenai keberlanjutan mading agar bisa berjalan secara berkesinambungan. Kata Kunci: majalah, majalah dinding, dua dimensi


2021 ◽  
Author(s):  
Susiati Susiati

The aim of this community service is to provide education and outreach in understanding the dangers, prevention, transmission, and how to break the chain of the spread of covid-19. The method used in this community service is in the form of education and socialization of a clean and healthy lifestyle to anticipate the spread of Covid-19 with three stages, namely the preparation stage, the implementation stage, and the evaluation stage. The targets of the implementation of this community service activity are residents of Bara Hamlet RT 01, RW 03, Namlea Village, Namlea District, Buru Regency. The result of this community service activity is that residents gain knowledge through the education and socialization stages in the form of distributing pamphlets, free masks, and making hand washing stations.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 488
Author(s):  
Asrin Asrin ◽  
Linda Feni Haryati ◽  
Muhammad Syazali ◽  
Umar Umar ◽  
Lalu Wira Zain Amrullah

ABSTRAKBudaya mutu merupakan seperangkat nilai, norma serta keyakinan yang termanifestasi dalam aktivitas, perilaku, dan simbol di sekolah agar mencapai keunggulan yang diinginkan dan diharapkan sehingga tercapai akuntabilitas sekolah. Berbagai terobosan baru harus terus dilakukan sebagai upaya meningkatkan pemahaman dasar tentang budaya mutu sehingga pelayanan di bidang pendidikan dapat dilakukan secara terorganisir dan professional di lingkungan sekolah. Dalam rangka membangun budaya mutu pada level kelembagaan sangat membutuhkan keseriusan dari semua elemen sekolah. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan budaya mutu. Sehubungan dengan itu maka tim pengabdian masyarakat dari Program Studi PGSD FKIP Universitas Mataram melakukan pelatihan implementasi budaya mutu berbasis kearifan lokal di SDN Gugus I Pemenang. Tujuannya adalah setelah mengikuti kegiatan ini, guru dan kepala sekolah dapat membangun budaya mutu di lingkungan sekolah masing-masing agar dapat lebih baik dari sebelumnya.  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan guru dan kepala sekolah dari Gugus 1 Pemenang yang berjumlah 20 peserta. Pelaksanaan kegiatan pelatihan dilakukan secara offline yaitu di Sekolah SDN 3 Pemenang. Kegiatan dilakukan dengan mengikuti anjuran protokol kesehatan covid 19. Kegiatan berjalan dengan sangat lancar. Respons peserta terhadap pelaksanaan kegiatan sangat baik. Kata kunci: pengabdian masyarakat; budaya mutu; kearifan lokal. ABSTRACTQuality culture is a set of values, norms, and beliefs that are manifested in activities, behaviors, and symbols in schools to achieve the desired and expected excellence so that school accountability is achieved. Various breakthroughs must continue to be made as an effort to improve the basic understanding of a quality culture so that services in the field of education can be carried out in an organized and professional manner in the school environment. Building a quality culture at the institutional level really requires seriousness from all elements of the school. One way is to take part in training related to quality culture. In this regard, the community service team from the PGSD FKIP Study Program at the University of Mataram conducted training on the implementation of a quality culture based on local wisdom at SDN Cluster I Pemenang. The goal is that after participating in this activity, teachers and principals can build a quality culture in their respective schools so that they can be better than before. This community service activity consists of three stages, namely the preparation stage, the implementation stage, and evaluation stage. This activity was attended by representatives of teachers and school principals from Cluster 1 Pemenang, totaling 20 participants. The implementation of training activities is carried out offline, namely at SDN 3 Pemenang School. The activity was carried out by following the recommendations for the Covid 19 health protocol. The activity went very smoothly. The response of the participants to the implementation of the activity was very good. Keywords: community dedication; quality culture; local wisdom.


2021 ◽  
pp. 341
Author(s):  
Melisa Mulyadi ◽  
Kumala Indriati ◽  
Wibawa Prasetya ◽  
Sandra Octaviani ◽  
Fransiska Anna

Catfish cultivation in Sampora village has developed and produces catfish which, apart from being sold, are also used to make smoked catfish or make catfish floss and various types of fast food such as mangut catfish, pepes catfish and catfish meatballs. The Community Service Team of the Faculty of Engineering, not only provide guidance on processing catfish into healthy food, but also provide simple bookkeeping training for Sampora village women. The women of Sampora village are not only trained to process catfish into food, but also can calculate the selling price of products that are profitable but still affordable by the community. In this community service, an example of calculating the selling price of catfish floss is given, so that it can be seen how much profit is earned per unit time (month). However, this bookkeeping can be applied to other products.Budidaya lele di desa Sampora telah berkembang dan menghasilkan lele yang selain dijual juga dimanfaatkan untuk dijadikan lele asap maupun dibuat abon lele dan berbagai jenis masakan siap saji seperti mangut lele, pepes lele maupun bakso lele. Kami Tim Pengmas Fakultas Teknik tidak hanya memberikan bimbingan mengolah lele menjadi makanan sehat , tetapi memberikan pelatihan pembukuan sederhanana bagi ibu-ibu desa Sampora.  Ibu-ibu desa Sampora tidak hanya dilatih mengolah lele menjadi makanan, tetapi juga dapat menghitung berapa harga penjualan produk yang menguntungkan namun masih terjangkau oleh masyarakat. Pada pengabdian masyarakat kali ini diberikan contoh perhitungan harga jual abon lele, sehingga dapat diketahui berapa keuntungan yang diperoleh per satuanwaktu (bulan). Walaupun demikian pembukuan ini dapat diaplikasikan untuk produk-produk yang lainnya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document