Kontribusi Ekosistem Mangrove terhadap Komunitas Gastropoda Di Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat

Syntax Idea ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (9) ◽  
pp. 2056
Author(s):  
Bayu Awifan Dwijaya ◽  
Sukma Awifan Krisnanti ◽  
Ardo Ramdhani

Tekanan lingkungan yang disebabkan dari okupasi lahan, alih fungsi lahan, dan tingginya laju abrasi telah dialami oleh Hutan Mangrove Muara Gembong selama bertahun-tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi data awal tentang struktur dan komposisi vegetasi mangrove dan gastropoda mangrove serta hubungan keduanya terhadap kondisi lingkungan yang diteliti di garis pantai Desa Pantai Bahagia sebagai landasan evaluasi perubahan yang terjadi pada ekosistem mangrove. Penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling. Stasiun penelitian ini dikelompokan menjadi area reforestasi (Stasiun A), area alami tanpa tekanan dan alami dengan tekanan wisata (Stasiun B), serta stasiun reforestasi moderat alami (Stasiun C). Hasil pengamatan di lapangan, terdapat 4 spesies vegetasi mangrove pada area garis pantai penahan abrasi gelombang laut di Pantai Bahagia. Vegetasi tersebut meliputi Avicennia officinalis, Avicennia marina, Rhizopora apiculata, dan Rhizopora mucronata. Hasil pengamatan gastropoda, terdapat 14 spesies gastropoda yang termasuk dalam famili Potamididae, Ellobiidae, Neritidae, Littorinidae, dan Pupinidae. Stasiun dengan diversitas tertinggi ada pada stasiun area alami tanpa tekanan (Substasiun B1), dan indeks dominansi tertinggi ada pada substasiun A2. Distribusi gastropoda menunjukan distribusi mengelompok kecuali substasiun C2 yang merata. Berdasarkan hasil distribusi, lokasi penelitian ini menunjukan lingkungan mengalami degradasi lingkungan. Nilai eigen dan korelasi dari ordinasi CCA menunjukan bahwa pH, kerapatan basal mangrove, tutupan kanopi, jenis sedimen, dan TDS adalah variabel yang secara holistik berkontribusi terhadap komunitas gastropoda secara berurutan. Mayoritas takson gastropoda mengelompok di sisi yang sama dengan pH sebagai variabel dengan nilai korelasi linear terbesar, yaitu 62,14%. Selanjutnya, kerapatan basal mangrove berkontribusi secara positif sebesar 34,29% terhadap komunitas gastropoda.

2016 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 139
Author(s):  
Ridwan Lasabuda ◽  
Lawrence J. L. Lumingas ◽  
Rose O. S. E. Mantiri

This study aims to analyze the characteristics of mangrove vegetation in Sauk village, Labuan Uki bay, and to know the exploitation activities and the community’s perception on mangrove ecosystem. Mangrove vegetation characteristic data were collected using transect line method in 3 stations, while mangrove utilization and community’s perception data were obtained through field observation, questioners, and structured interviews. Respondent sampling used purposive sampling, and the respondents were representatively selected based on profession background as boat raft fishermen.Results showed that mangroves in Sauk village consisted of 8 species, Avicennia officinalis Aegiceras floridum, Rhizophora apiculata, R. mucronata, R. stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, and S. casiolari. The density level was 689 trees.ha-1 (categorized as rare according to the decree of Living Evironment Minister Numbered 201/2004) and the mean vegetation spread was 95.16 M widely available from 22.70 Ha.People used the mangrove for firewood, building materials, boat frame, fish drying place, net dye material (tree skin), dahannya dibuat wadah bunga buatan, and fishing ground. Some people of the village clear cut the mangroves for boat sailing route, despite violating Indonesian Law numbered 27/ 2007 jo Low numbered 1/2014 concerning coastal area and small islands management.Sixty percent of the respondents understood that mangroves can be cut for various benefits, 40% knew that mangrove area is source of income, 40% as source of firewood, 10% as place where fish lay their eggs, and 10% as coast protection from abrasion.Keyword : mangrove, boat raft fishermen, Sauk village, Labuan Uki bay.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk   menganalisis karaktersitik vegetasi mangrove yang ada di desa Sauk Teluk Labuan Uki dan  mengetahui aktivitas pemanfaatan serta  persepsi masyarakat tentang ekosistem mangrove. Data karakteristik vegetasi  mangrove diambil menggunakan metode transek line  di 3  stasiun. Sedangkan data pemanfaatan mangrove dan persepsi masyarakat dikumpulkan melalui teknik observasi lapangan, pengisian kuesioner dan wawancara terstruktur. Pengambilan sampel responden menggunakan metode purposive sampling. Responden dipilih secara representatif berdasarkan latar belakang profesi sebagai nelayan bagan perahuHasil penelitian menggambarkan bahwa mangrove yang ada di  desa Sauk terdiri dari 8  spesies : Avicennia officinalis (api-api), Aegiceras floridum (api-api), Rhizophora apiculata (lolaro), Rhizophora mucronata(lolaro), Rhizophora stylosa (lolaro), Bruguiera gymnorrhiza (ting), Sonneratia alba (lolaro)  dan Sonneratia casiolari (posi-posi). Tingkat kerapatan 689 pohon/ha (kategori jarang sesuai Kepmen Lingkungan Hidup No 201 Tahun 2004). Ketebalan vegetasi mangrove rata2 95,16 meter dari luas yang tersedia 22,70 Ha.Masyarakat memanfaatkan mangrove untuk : sumber kayu bakar, dibuat bahan bangunan, dibuat rangka kapal, tempat menjemur ikan, kulitnya sebagai pewarna jaring, dahannya dibuat wadah bunga buatan, tempat menangkap ikan dan biota air lainnya. Selain itu ada oknum masyarakat desa Sauk yang menebang mangrove untuk membuat lintasan perahu,  dimana kegiatan ini bertentangan dengan UU No.27 Tahun 2007 jo UU No.1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau2 Kecil. 60 % responden memahami bahwa mangrove adalah tumbuhan yang bebas ditebang untuk dimanfaatkan berbagai kepentingan. 40 % responden memahami kawasan mangrove adalah sumber pencaharian masyarakat lokal, 40 % responden memahami sebagai sumber untuk mencari kayu bakar, 10 % responden memahami sebagai tempat bertelur ikan, dan 10 % responden memahami sebagai penahan abrasi pantai.Keyword : mangrove, nelayan bagan perahu, desa Sauk, Teluk Labuan Uki


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 218-222
Author(s):  
Dyah Wijaya ◽  
Suryono Suryono ◽  
Nirwani Soenardjo

Komunitas mangrove menempati area diantara darat dan laut yang memiliki kondisi lingkungan berbeda satu sama lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui struktur vegetasi mangrove dan mengetahui kesesuaian jenis mangrove yang sesuai untuk perencanaan program rehabilitasi mangrove di Desa Bayeman Kecamatan Tongas dan Desa Pesisir Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret 2015 sampai Januari 2016. Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan metode purposive sampling dan setiap transek dibuat plot sampling. Setiap individu pohon (plot 10 m x 10 m) dan sapling (anakan) (subplot 5 m x 5 m) diidentifikasi dan diukur diameternya setinggi dada (±1,3 m). Sementara seedling (semai) dihitung jumlah masing-masing spesies dan persentase penutupannya (subplot 1 m x 1 m). Hasil penelitian di Desa Bayeman ditemukan 7 spesies mangrove dan 1 jenis spesies di Desa Pesisir. Vegetasi pohon mangrove di Desa Bayeman dan Desa Pesisir berada dalam kondisi baik. Vegetasi Mangrove di Desa Bayeman didominasi spesies Xylocarpus mollucensis dan untuk Desa Pesisir adalah Avicennia marina. Vegetation mangrove occupy the area between land and sea that have environmental conditions differ from one another. The purpose of this studied to know about the structure and composition of mangrove vegetation for rehabilitation program planning in Bayeman Sub-District of. Tongas and Pesisir Sub-Districk Sumberasih, District of Probolinggo , East Java. The studied was conducted in March, 2015 to January, 2016. Vegetation data was done with purposive sampling method and every transect was made with plot sampling method. Each tree (plot 10 m x 10 m) and sapling (subplot 5 m x 5 m) was identified and measured on diameter at breast height (± 1.3 m).  Meanwhile, Seedling calculated the amount of each species and the percentage of cover (subplot 1 m x 1 m). The research finding at Bayeman shows that there are seven mangroves and one mangrove shows in Pesisir. The mangrove vegetation at Bayeman and Pesisir in good conditions. Mangrove vegetation at Bayeman is dominated by Xylocarpus mollucensis and Mangrove vegetation at Pesisir is dominated Avicennia marina .   


2014 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Eka Yuningsih ◽  
Herni E.I Simbala ◽  
Febby E.F Kandou ◽  
Saroyo Sumarto

AbstrakStudi keanekaragaman dan indeks nilai penting telah dilakukan pada vegetasi mangrove di kawasan Pantai Tanamon dengan menggunakan metode purposive sampling. Ukuran petak ditentukan dengan menggunakan kategori pengelompokan semai (2x2 m2), pancang (5x5 m2), tiang (10x10 m2) dan pohon (20x20 m2). Keanekaragaman vegetasi mangrove di Pantai Tanamon ditentukan dengan menggunakan rumus indeks keanekaragaman Shannon-Wienner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman vegetasi tergolong sedang dengan nilai indeks 1,412. Di kawasan Pantai Tanamon terdapat 6 jenis mangrove yaitu Avicennia marina, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Rhizophora apiculata, Nypa fruticans dan Terminalia catappa. Indeks nilai penting tertinggi pada pada X. granatum untuk kategori semai (72,977 %), A. marina untuk kategori pancang (80,357 %), A. marina untuk kategori tiang (91,623 %) dan S. alba untuk kategori pohon (142,191 %).Kata kunci: mangrove, keanekaragaman, PantaiTanamonAbstractA study on the diversity and the importance value index of mangrove vegetation in the area of Tanamon Beach was conducted using purposive sampling method. Plot size was determined using classification category of seedling (2x2 m2), stake (5x5 m2), pole (10x10 m2) and tree (20x20 m2). The diversity of mangrove vegetation in the Tanamon Beach was determined using the diversity index formula of Shannon-Wienner. The results indicated that vegetation diversity was medium and the index value was 1.412. The mangrove vegetation consisted of 6 species, i.e. Avicennia marina, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Rhizophora apiculata, Nypa fruticans and Terminalia catappa. The highest importance-value-index was in the X. granatum seedling (72.977 %), A. marina stake (80.357 %), A. marina pole (91.623 %) and S. alba tree (142.191 %).Keywords: mangrove, diversity, Tanamon Beach


2021 ◽  
Vol 4 (4-5) ◽  
pp. 225-229
Author(s):  
Narendra Kulkarni ◽  
Leela J. Bhosale

Mangrove species, viz., Avicennia officinalis, Avicennia marina var. acutissima, Avicennia marina (dwarf), Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Aegiceras  corniculatum, Kandelia  candel were chosen for measurement of height of the tree and girth or circumference. The sampling was random and at least 50 records were made. The girth is measured by the tape. The measurement of the height is made with the help of abny level. The Tables 1 to 8 records the values for girth, height and canopy cover as well as for correlation coefficient (r). There correlation between girth and canopy in all the species studied however in case of Avicennia officinalis and Aegiceras corniculatum girth and height show more co-relation than girth and C. cover. The positive co-relation observed between girth and canopy is more or less 0.7 except Avicennia marina (dwarf) Excoecaria agallocha and Aegiceras corniculatum. The co-relation is observed in girth and height is difficult to explain. This case is observed in Avicennia officinalis and Aegiceras corniculatum.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 211-217
Author(s):  
Ega Hagita Testi ◽  
Nirwani Soenardjo ◽  
Rini Pramesti

Akar Avicennia marina merupakan bagian yang pertama terpapar logam berat timbal. Akar ini menyerap dan menyebarkan keseluruh bagian tanaman. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji kandungan logam berat Pb dalam akar dan daun A. marina disekitar Kawasan Perairan Industri Terboyo, Semarang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan penentuan lokasi dengan metode purposive sampling. Pengambilan sampel meliputi air, sedimen, akar, dan daun mangrove di sepanjang aliran Sungai Sringin, Sungai Babon, dan Sungai Tenggang. Analisis kandungan logam berat di air dilakukan di Laboratorium Balai Lingkungan Hidup (BLH). Analisis kandungan logam berat di sedimen, akar, daun muda dan daun tua dilakukan di Laboratorium Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) dengan menggunakan Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS). Kandungan logam berat dalam air <0,00-0,01 mg/L, sedimen <0,03 - 6,23 mg/kg, akar 0,20-0,31 mg/kg, daun muda 0,10-0,13 mg/kg, dan daun tua 0,10-0,15 mg/kg. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan logam berat di air diatas baku mutu (KepMen LH No. 51, 2004) sebesar 0,008 mg/L sedangkan sedimen dibawah baku mutu (National Oceanic and Atmospheric Administration, 1999) sebesar 30,24 ppm. ABSTRACT : The roots of Avicennia marina was a plant that can be accumulated by heavy metals. This  plant roots were first exposed to heavy metals, especially heavy metals Pb, was the root. The roots would absorb and spread in all parts of the plant This study was aimed to examine the heavy metal content of Pb in the roots and leaves of A. marina around Area of Terboyo Industrial Water, Semarang. The method used in this research was descriptive method and the location decision with  purposive sampling method. The sampling included were water, sediments, roots, mangrove leaves along Sringin River, Babon River, and Tenggang River. The analysis of heavy metal content in the water was performed in the Laboratory of Environment (BLH). The analysis of heavy metal content in the sediment, the roots, young leaves and old leaves were conducted in Laboratory Technology Center Industrial Pollution Prevention (BBTPPI) using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Heavy Metal contained in water < 0,00 to  0,01 mg/L, sediment < 0,030 to 6,23 mg/kg, the roots of A. marina were 0,20 to 0,31 mg/kg, the young leaves were 0,10 to 0,13 mg/kg, and the old leaves 0,10 to 0,15 mg/kg. the result of this research can be concluded that the heavy metal content  in water were high quality standard (KepMen LH No. 51, 2004) of 0,008 mg/L and in sediments below was


2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 221-230
Author(s):  
Amir Suharto Rumalean ◽  
Frida Purwanti

ABSTRAKMangrove pada kawasan Mempawah Mangrove Park (MMP) telah memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan baik secara ekonomi maupun ekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan vegetasi mangrove pada kawasan MMP, hal ini dilakukan karena kurangnya data informasi tentang mangrove pada kawasan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi yang terdiri dari identifikasi dan pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai INP pada kawasan MMP sebesar 300% yang terdiri dari Avicennia marina 182,65%, Avicennia officinalis 34,72%, Rhizophora mucronata 54,93%, Nypa fruticans 22,85%, dan Terminalia catappa 4,85%. Tingkat kerapatan mangrove pada kawasan MMP masuk dalam kategori sedang dengan nilai 1093 pohon/ha. Indeks kesesuaian kawasan wisata pada kawasan MMP sebesar 81,82% atau masuk dalam kategori “Sesuai (S2)”, yang meliputi tutupan/ketebalan mangrove, kerapatan, obyek biota dan pasang surut. Nilai INP dan nilai tingkat kesesuaian kawasan menunjukkan bahwa struktur hutan mangrove pada kawasan MMP dalam kondisi baik dan dapat dikembangkan menjadi obyek wisata mangrove.  ABSTRACTMangroves in Mempawah Mangrove Park (MMP) area have had a positive impact on society and the environment both economically and ecologically. This study aims to determine superiority of mangrove vegetation in the MMP area, this is done because lack of data information about mangroves. This research used survey and observation methods which consist of identification and measurement. The results showed INP value is 300% consisting of Avicennia marina 182.65%, Avicennia officinalis 34.72%, Rhizophora mucronata 54.93%, Nypa fruticans 22.85%, and Terminalia catappa 4.85% . Density of mangroves in the MMP area falls into the medium category with a value of 1093 trees / ha. The index of tourist areas in the MMP region was 81.82% or included in the category of "Suitability (S2)". Which includes the cover / thickness of mangrove, density, objects of biota and tides. INP value and level of suitability indicate the structure of mangrove forest in MMP area is good condition and can be developed into a mangrove tourism object.


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 37-45
Author(s):  
Desy Melinda Sari ◽  
Suryanti Suryanti ◽  
Bambang Sulardiono

ABSTRAK Ekosistem mangrove sangat berpotensi dijadikan kawasan ekowisata. Maroon Mangrove Edu Park (MMEP) Semarang  telah  dikembangkan sebagai ekowisata  berbasis  edukasi.  Penelitian  ini dilakukan pada  bulan Mei 2018, dengan tujuan mengetahui kondisi pengelolaan dan potensi daya tarik, persepsi pengunjung, dan mengetahui strategi pengelolaan ekowisata edukatif di MMEP. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi untuk melakukan pengamatan terhadap lokasi kawasan,   kegiatan dan pelakunya melalui responden terhadap pengunjung dan pengelola. Teknik pengambilan sampel  pengunjung dengan accidential sampling, untuk pengelola dengan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan  analisis SWOT. Hasil yang  diperoleh  menunjukan  potensi  daya  tarik  wisata  meliputi :  keragaman  mangrove  yang   terdiri dari Avicennia marina, Rhizopora mucronate, Bruguiera gymnorrhiza dan Ceriops sp, keanekaragaman burung,  fasilitas yang tersedia meliputi  tracking,  gardu  pandang,  gazebo,  aula.  Persepsi  pengunjung  terhadap  fasilitas  dan   aksesbilitas tergolong kurang  baik,  persepsi  terhadap  manfaat  edukasi  tergolong  kurang  baik.  Strategi  pengelolaan   ekosistem  mangrove sebagai ekowisata edukatif meliputi mengoptimalkan program edukasi dengan berkoordinasi  terhadap instansi sekolah untuk melakukan kunjungan lingkungan di MMEP, menguatkan kerjasama dengan pihak   lain untuk pengadaan atraksi wisata serta mengoptimalkan sarana prasarana,  meningkatkan pengetahuan dan  ketrampilan metal dengan melalukan studi banding dan mangajukan kerjasama dengan dinas terkait seperti pengadaan   penyuluhan, Mengoptimalkan ketersediaan  media  informasi  berupa  pengetahuan  mengenai  mangrove,  papan   peringatan  bagi  pengunjung  dan melakukan promosi.ABSTRACT Mangrove  ecosystems  have  the  potential  as  ecotourism  areas.  Maroon  Mangrove  Edu  Park  (MMEP) Semarang has developing as ecotourism based on education. This research occurred during May 2018, the aim is to understand  the  condition  of  management  and  potential  attractiveness,  visitor  perceptions,  and  understand  the educational ecotourism management strategies at MMEP. The research method used was survey method. The data collected by interview and observation on the location, activities and subject by interview to visitors and managers.  The sampling technique for visitors is accidential sampling, and for managers with purposive sampling. The data analyzed by SWOT analysis. The results showed that the potentials of tourist attraction include: mangrove diversityi.e. : Avicennia marina, Rhizopora mucronate, Bruguiera gymnorrhiza and Ceriops sp, bird diversity, facilities that available are tracking, guardhouse view, gazebo, hall. The visitor perceptions about facilities and accessibility were considered not good, and the perception of the benefits of education was not good enough too. Mangrove ecosystem management strategies as educational ecotourism are optimizing educational programs by coordinatinate with school institutions to visit environmental in MMEP, improving cooperation with other parties to procure tourist attractions  and optimizing infrastructure, increase managers (METAL) knowledge and skills by conducting comparative studies   and promoting  cooperation  with  the  related  official  for  the  provision  of  counseling,  optimizing  the  availability  of information media in the form of knowledge about mangroves, warning boards for visitors and conducts promotions.  


Jurnal Segara ◽  
2015 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
Author(s):  
Rusydi ◽  
Ihwan ◽  
Suaedin

Vegetasi mangrove merupakan komunitas tumbuhan yang hidup di zona pasang surut di sepanjang garis pantai dan dipengaruhi  oleh  kualitas  lingkungan.  Meningkatnya  kebutuhan  manusia  menyebabkan  banyaknya  hutan  mangrove  yang ditebang, diubah untuk berbagai kepentingan seperti pertambakan, pemukiman dan fasilitas–fasilitas pelabuhan.Teluk Kupang memiliki wilayah pesisir yang cukup kaya sumber daya, salah satunya adalah hutan mangrove.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui  jenis  dan nilai  kerapatan, frekwensi, dominansi  dan INP mangrove  di Teluk Kupang.  Pengambilan  data menggunakan metode Petak Contoh (Transect Line Plot) dengan menghitung jumlah spesies (pohon, anakan dan semai), jumlah  individu  masing-masing  spesies,    persentase  tutupan,  lingkar  batang  dan  menganalisis  untuk  mendapatkan  nilai kerapatan, frekwensi, dominansi dan INP(Indeks Nilai Penting). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 4 (empat) lokasi pengamatan, ditemukan sebanyak 11 jenis mangrove. Adapun 11 jenis mangrove yang ditemukan adalah; Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Rhizopora stylosa, Burguiera gymnorrhiza, Osbornia octodanta, Avicennia officinalis, Avicennia marina, Scyphiphora  hydrophyllaceae,  Lumnitzera  racemosa,  Sonneratia  alba  dan  Aegiceras  corniculatum.  Jenis  mangrove  yang memiliki indeks nilai penting tertinggi untuk tingkatan pohon yaitu Rhizopora mucronata (INP :299,6) dan terendah adalah Rhizopora stylosa (INP : 18,5), untuk tingkatan pancang/anakan jenis mangrove yang memiliki indeks nilai penting tertinggi sekaligus terendah adalah Rhizopora apiculata (INP : 202 dan 39,62). Sedangkan untuk tingkatan semai, jenis yang memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu Soneratia alba (INP : 174) dan terendah adalah Burguiera gymnorrhiza dan Scyphiphora hydrophyllaceae (INP : 11,80).


2016 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
Author(s):  
Endang Supriyantini ◽  
Nirwani Soenardjo

Perairan Tanjung Emas merupakan salah satu kawasan pesisir yang dekat dengan aktivitas pelabuhan, industri, dan pemukiman penduduk. Tingginya aktivitas di kawasan Tanjung Emas diduga mengalirkan berbagai limbah yang dapat menimbulkan pencemaran, antara lainpencemaran oleh logam berat Pb dan Cu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cu dalam air, sedimen, akar, dan buah mangrove Avicennia marinaserta untuk mengetahui tingkat akumulasi terhadap logam-logam tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling. Kemudian logam berat dianalisis menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometry). Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan logam berat Pb dan Cu di perairan Tanjung Emas Semarang menunjukkan pencemaran berat karena sudah melebihi batas ambang yang ditentukan yaitu masing-masing 0,01-0,06 mg/L (Pb) dan 0,004-0,14 mg/L (Cu). Kandungan Cu pada sedimen sebesar 1,236-3,212 mg/kg; Cu pada akar2,104-2,529 mg/kg; dan Cu pada buah A. marina 1,640-4,336 mg/kg.Hampir semua hasil ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan kandungan Pb pada sedimen 0,251-0,507 mg/kg; Pb pada akar 0,732-1,625 mg/kg; dan Pb pada buah A. marina 0,114-0,345 mg/kg.BCF akar tertinggi ditemukan pada logam Pb yaitu 1,443-6,474 dan TF buah tertinggi ditemukan pada logam Cu yakni 0,674-1,714.Kata Kunci : Logam Berat Pb dan Cu, kolom air,sedimen, akar dan buah A.marina, BCF dan TF A. marina.Tanjung Emas waters were one of the coastal areas near that port activities, industries, and residential areas. The high activities in the area of Tanjung Emas allegedly flowed various wastes that can cause pollution, that is heavy metal Pb and Cu. The aim of this research was to determine the content of heavy metals Pb and Cu in the waters, sediment, roots, and fruits of the mangrove Avicennia marina as well as to determine the level of accumulation for these metals. The method that was used in this research was descriptive method and the determination of the location of research area used purposive sampling method. Then, heavy metals were analysedusing AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). The results showed that the content of heavy metals Pb and Cu in the waters of Tanjung Emas Semarang showed heavy contamination because it exceeds thespecifiedthreshold is 0,01-0,06 mg/L (Pb) and 0,004-0,14 mg/L (Cu). The content of Cu in the sediments was 1,236-3,212 mg/kg; Cucontentat the root was 2,104-2,529 mg/kg; and Cu content in fruits of mangrove A. marina is 1,640-4,336 mg/kg. Almost all of these results was higher when compared with the content of Pb in sediments is 0,251-0,507 mg/kg; Pb at the root is 0,732-1,625 mg/kg; and Pb in A. marina fruits is 0,114-0,345 mg/kg. The BCF highest root was found in Pb is 1,443-6,474 and TF highest fruits found on the committal was 0,674-1,714.Keywords : Heavy Metal Pb and Cu, in waters, Sediment, Roots and Fruit of A. marina, BCF and TFA. marina


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 93-103
Author(s):  
Raditya Rifandi

Pelepasan karbon ke alam semakin buruk akibat banyaknya ekosistem hutan yang hilang atau rusak akibat alisfungsi lahan maupun degradas lingkungan termasuk hutan mangrove yang terjadi di pesisir pantura Jawa. Hutan mangrove memiliki potensi mitigasi terhadap perubahan iklim karena hutan mangrove memiliki kemampuan yang besar untuk menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar dan waktu lama. Penelitian yang dilakukan di Desa Mojo, Uujami, Kabupaten Pemalang bertujuan mengestimasi biomassa dan carbon stock serta kemampuan penyerapan karbon dari tegakan mangrove sebagai penyusun utama hutan mangrove. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling di 4 stasiun dengan total titik sampling 12. Analisis stok karbon dilakukan menggunakan persamaan allometrik untuk mengestimasikan simpanan karbon pada tegakan pohon. Hasil yang diperoleh ialah di kawasan tersebut ditemukan 3 jenis mangrove yaitu Avicennia marina, Avicennia alba dan Rhizopora mucronata. Nilai kerapatan jenis masing-masing spesies yaitu 1733,3 ind/Ha, 100 ind/Ha dan 766,7 ind/Ha. Total kandungan karbon yang ada pada tegakan pohon mangrove di seluruh kawasan seluas 57,3 Ha yaitu sekitar 8.496,7 ton karbon dengan kemampuan menyimpan CO2 ialah sebesar 31,183 ton carbon /hari.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document