scholarly journals FORMULASI DAN UJI STABILITAS GEL ANTIAGING DARI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) DAN LENDIR BEKICOT (ACHATINA FULICA) DENGAN VARIASI GELLING AGENT CARBOMER 940 1%, 1,25%, 1,5%DAN 1,75%

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Sulistiorini Indriaty

<p class="western" style="margin-bottom: 0in; line-height: 100%;" align="justify"><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="font-size: small;">Ekstrak etanol kulit buah naga merah dalam konsentrasi 1% memiliki aktivitas sebagai antioksidan karena kaya akan senyawa polifenol dan vitamin E. Lendir bekicot dalam konsentrasi 3% memiliki aktivitas sebagai pelembab kulit dan pengencang kulit karena memiliki senyawa allantoin dan Glycosaminoglycan. Sehingga penulis tertarik untuk membuat sediaan kosmetika dengan bahan aktif lender bekicot dan kulit buah naga. Produk kosmetika antioksidan untuk perawatan wajah salah satunya yaitu sediaan bentuk gel Tujuan penelitian ini untuk mengetahui stabilitas sediaan gel dari lendir bekicot konsentrasi 3% dan ekstrak etanol kulit buah naga merah konsentrasi 1% dengan </span></span><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="font-size: small;"><em>gelling agent</em></span></span><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="font-size: small;"> carbomer 940 konsentrasi 1%,1,25%,1,5% dan 1,75% menggunakan metode </span></span><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="font-size: small;"><em>cycling test</em></span></span><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="font-size: small;">. Parameter uji yang diamati adalah organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas, sifat alir dan sineresis. Hasil penelitian menunjukkan keempat formula stabil pada uji organoleptis dengan warna gel merah muda,bening,dan bentuk sediaan semisolida,homogen,dengan pH sesuai dengan pH kulit, daya sebar masuk kategori </span></span><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="font-size: small;"><em>semistiff</em></span></span><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="font-size: small;">, dan sifat alir menunjukkan aliran plastis tiksotropik. Keempat formula menunjukkan stabil pada pengujian organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, sifat alir dan pengujian sineresis.</span></span></p>

Author(s):  
A L Yusuf ◽  
D Nugraha

The purpose of this study was to determine the effect of the concentration of the gelling agent Carbomer 940 on the gel of daun Leaf Extract (Plantago major L.). The method used is the experimental method. The extraction method used is maceration with 96% alcohol. The design in this study is the manufacture of a gel formulation of sendok Leaf extract (Plantago major L.) with the concentration of the gelling agent Carbomer 940 and the syneresis test. Syneresis test results show that all formulas do not occur syneresis. The results of the cycling test showed that the sendok Leaf (Plantago major L.) extract gel was not affected by storage temperature. The conclusion of this study shows the effect of variations in the concentration of the gelling agent Carbomer 940 on the quality of gel.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 64-67 ◽  
Author(s):  
Nur Saadah Daud ◽  
Achnis Jum Akbar ◽  
Eny Nurhikma ◽  
Karmilah Karmilah

Acne is the condition of abnormal skin which is indicated by inflammation caused by the bacterial infection of Propionibacterium acnes. The natural one which can be used for the medical treatment of acne is the snail mucus (Achatina fulica). The achasin protein of it has antibacterial activity. That snail mucus was made to the emulgel form. This research has used an experimental method and the emulgel formulation used the various concentration of emulsifying agents and the gelling agent. They were Tween 80 1.76%, 2.44%, 3.12%, Span 80 2.24%, 4.06%, 5.88% and HPMC 3.5%, 4.5%, 5.5%. Other additives were propylene glycol, Methylparaben, Propylparaben, paraffin liquid, menthol, and aquadest. Those formulations were tested in physical evaluation during 4 weeks of storage in room temperature, irritation test, hedonic test, and cycling test. The organoleptic test showed that the emulgel were the milk-white color with a distinctive smell. All emulgel were homogenous, non-irritant, with emulsion type oil in water (o/w). This emulgel also met the normal skin of pH value and spread ability�s range. The emulgel viscosity shift was < 10%, with the viscosity value inversely proportional to spreadability. Formula C with 3.12% of Tween 80, 5.88% of Span 80 and 5.5% of HPMC was claimed as the most stable formula both in room temperature and after cycling test. It was also the most preferred by the panelist.


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Husnul Warnida ◽  
Yullia Sukawaty ◽  
Mega Mega

awang Tiwai has an antibacterial activity toward some microorganisms e.g. Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acne, two acne related bacteria. Bawang Tiwai extract 1% and 2% were formulated into gel (no oil content, because oil could make the acne worse) with carbomer 940 as gelling agent. Physical stability of bawang tiwai gel was evaluated included stability, organoleptic, pH, homogeneity, viscosity, consistency, spreading test, and activity toward Staphylococcus epidermidis.  The result showed that all formulas are stable after 7 days. The test results of antibacterial activity gel are 17,24 mm dan gel 19,75 mm to gel 1% dan 2% respectively.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 98-103
Author(s):  
Nurista Dida Ayuningtyas ◽  
Agustina Putri Pitarisa Sudarsono ◽  
Anastasiya Sisca Yuswanti

Background : Lime leaves contain flavonoids, tannins, and saponins. This content is known to have activity as an antibacterial and protective of gums and teeth. Based on these activities, lime leaves can be developed as an active ingredient in gel toothpaste preparations. In the manufacture of gel toothpaste, the component that plays an important role is the gelling agent. Purpose: In this study, a variation of the gelling agent Carbomer 940 will be used to make a gel toothpaste with lime leaf extract. Methods: The independent variable used is Carbomer 940 with a variation of 3 formulas, namely 0.6%; 1.2%; and 1.8%. The evaluations carried out on gel toothpaste were organoleptic, homogeneity, pH, adhesion, spreadability and pH. Data analysis was carried out with SPSS software to see the differences between each formula. Results: The results showed that the formula 1-3 was homogeneous with a clear, homogeneous color, and a characteristic smell of menthol with a pH range of 5.85-7.49; spreading area 20.60-29.91 cm2, adhesion 6.01-35.1 seconds. The results of statistical tests with one-way ANOVA obtained a significant difference between each formula.  


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Lusi Nurdianti

<p><em>Tea tree (Melaleuca alternifolia) oil</em> memiliki terpinen-4-ol yang berfungsi sebagai antibakteri dan anti jamur yang memiliki potensi efektivitas mengobati jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi pembuatan sediaan dan evaluasi sediaan emugel <em>Tea tree (Melaleuca alternifolia) oil</em> dengan menggunakan <em>Hidroxy propyl methyl cellulose</em> (HPMC) sebagai <em>gelling agent.</em>Untuk memperoleh sediaan emulgel yang memiliki stabilitas baik maka dilakukan serangkaian tahapan penelitian mulai dari pengumpulan bahan baku, formulasi dan evaluasi sediaan emulgel <em>Tea tre oil</em>. Formulasi yang dibuat terdiri dari tiga formula yaitu F1, F2 dan F3 dengan variasi HPMC sebagai <em>gelling agent</em>. Evaluasi yang dilakukan adalah uji organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar, viskositas, <em>Cycling test</em> dan uji hedonik. Analisis data hasil uji viskositas dan uji hedonik diolah dengan penjabaran deskriptif. Hasil uji hedonik menunjukan bahwa emulgel anti jerawat <em>tea tree oil</em> dapat diterima oleh responden.<em></em></p><p><strong> </strong></p><p><strong>Kata kunci</strong> : emulgel,<em> Melaleuca alternifolia</em>, HPMC<em></em></p>


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 57-67
Author(s):  
Nia Yuniarsih ◽  
Fauzi Akbar ◽  
Icha Lenterani ◽  
Farhamzah

Kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan dalam kosmetik digunakan untuk mencegah penuaan dini. Facial wash merupakan salah satu cara untuk membersihkan sel kulit mati, kotoran, minyak, dan kosmetik. Penelitian ini bertujuan memformulasi facial wash gel ekstrak kulit buah naga dengan memvariasikan konsentrasi carbopol (1%, 1,5%, dan 2%) sebagai basis gel. Hasil uji organoleptis menunjukkan parameter aroma, warna tidak berbeda nyata antar formula, perbedaan konsistensi bentuk pada sediaan terihat pada formulasi 1 (kental) sedangkan formulasi 2 dan 3 (agak kental). Hasil evaluasi menunjukkan formula 1 dengan carbopol 1 % menghasilkan facial wash gel yang paling baik dibandingkan dengan formula 2 dan 3.  Evaluasi sediaan didapatkan bahwa perbedaan konsentrasi carbopol berpengaruh pada daya busa, pH dan viskositas. Hasil evaluasi dianalisis menggunakan one way ANOVA menunjukkan nilai α<0,05 pada evaluasi daya busa, pH dan viskositas.


Author(s):  
Sholichah Rohmani ◽  
Muhammad A.A. Kuncoro
Keyword(s):  

Daun kemangi memiliki potensi kuat yang beraktivitas untuk menghambat pertumbuhan bakteri <em>S.aureus. </em>Untuk meningkatkan keefektifitasan dalam pemanfaatan potensi ekstrak daun kemangi, maka dibuat dalam bentuk sediaan yang praktis dan mudah digunakan. Salah satu bentuk sediaan yang efektif untuk terapi topikal adalah <em>handsanitizer</em> gel. Faktor yang mempengaruhi kualitas sediaan gel salah satunya adalah penggunaan bahan tambahan seperti <em>gelling agent, </em>dimana pemilihan jenis dan konsentrasi <em>gelling agent</em> akan menentukan kestabilan gel yang terbentuk, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi CMC Na sebagai <em>gelling agent </em>terhadap stabilitas fisik dari gel <em>handsanitizer</em> ekstrak daun kemangi sebagai antibakteri. Ekstrak daun kemangi diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang dihasilkan diformulasikan dalam sediaan <em> </em>gel dengan penambahan CMC Na 1%(F1), 2%(F2), 3%(F3). Setiap formula dilakukan pengujian stabilitas fisik meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji pH, dan <em>cycling test</em> selama 6 siklus serta uji aktivitas antibakteri. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perbedaan konsentrasi CMC Na sebagai <em>gelling agent</em> berpengaruh terhadap konsistensi, daya lekat, daya sebar, dan aktivitas antibakteri dari sediaan gel <em>handsanitizer</em> ekstrak daun kemangi, dimana peningkatan konsentrasi CMC Na maka konsistensi semakin meningkat, daya lekat semakin lama, daya sebar semakin kecil, dan aktifitas antibakterinya semakin menurun, namun perbedaan konsentrasi CMC Na tidak berpengaruh terhadap pH dan homogenitasnya. Gel <em>handsanitizer</em> ekstrak daun kemangi memiliki stabilitas yang baik sebelum maupun sesudah <em>cycling test</em>.


2019 ◽  
Vol 7 (6) ◽  
pp. 35-42
Author(s):  
Citra Sari Dewi Siregar ◽  
Julia Reveny ◽  
Aminah Dalimunthe

Objective: to formulate face powder and foundation cream preparations into Blemish Balm Cream preparations with the addition of vitamin E, avobenzone and octyl methoxoxycinamic acid and to determine the effect of vitamin E on anti-aging activity and SPF values. Design: Blemish Balm Cream formulated from face powder and foundation cream in a ratio of 1: 2 and the addition of vitamin E in various concentrations, F0 (blank), F1 (1%); F2 (3%), and F3 (5%) and Avobenzone 3% sunscreen and 7.5% Octylmethoxycinamic. Interventions: the intervened  variable was the  concentration of vitamin E used. Main outcome measures: the main measurement in this study were organoleptic test (shape, color and odor), homogeneity, pH, type of emulsion, viscosity, cycling test, spreadability, storage stability at room temperature, low temperature and high temperature for 12 weeks, irritation test, anti-activity aging with skin analysis and determination of SPF values ​​by UV-Vis spectrophotometry. Results: The Formulated Blemish Balm Cream was homogeneous, yellowish brown, has an emulsion type m / a, stable in room temperature storage (20-25 ° C), unstable in low temperature (4 ± 2 ° C), and high temperature ( 40 ± 2 ° C), had a pH of 6.0-7.9, produces a viscosity value that meets the requirements, was stable in the cycling test and did not irritate the skin. The results of anti-aging activity on F3 (5%) had a better effect than F0 (blank), F1 (1%) and F2 (3%) which characterized by increased skin moisture, pore reduction, reduction in the number of blemishes and reduction in wrinkles and produced higher SPF value. Conclusion: Vitamin E (5%) and avobenzone 3% sunscreen and 7.5% octylmethoxycinamic could formulated into Blemish Balm Cream preparations used face powder and foundation formulas (1: 2) and provided good anti-aging activity effects, did not irritate the skin and could increased the value of the Sun Protecting Factor to 22.21    


2018 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 122-134 ◽  
Author(s):  
Citra Dewi ◽  
Ahmad Saleh ◽  
Nur Hatidjah Awaliyah ◽  
Hasnawati Hasnawati

Lendir bekicot (Achatina fulica) merupakan salah satu bahan alam yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis penyebab jerawat pada konsentrasi 10%.  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sediaan emulgel lendir bekicot dapat memenuhi syarat evaluasi stabilitas fisik sediaan dan melakukan pengujian aktivitas antibakteri sediaan emulgel lendir bekicot terhadap Staphylococcus epidermidis. Penelitian dilakukan secara eksperimen, sampel lendir bekicot (Achatina fulica)  diformulasi kedalam bentuk sediaan emulgel dengan tiga variasi konsentrasi yaitu pada Formula A 11%, Formula B 16% dan Formula C 21%. Selanjutnya dilakukan evaluasi fisik sediaan selama empat minggu penyimpanan meliputi uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji tipe emulsi dan uji stabilitas dipercepat dengan metode cycling test. Ketiga formula tersebut dilakukan pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran. Data pengukuran zona hambat bakteri dianalisis dengan menggunakan One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga jenis formula emulgel lendir bekicot (Achatina fulica) stabil selama penyimpanan dengan hasil pengujian organoleptik berwarna putih susu, aroma khas mentol dan berbentuk semi padat (emulgel), homogen dengan emulsi tipe minyak dalam air (m/a) serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Zona hambat tertinggi pada Formula C konsentrasi lendir bekicot 21% dengan diameter zona hambat sebesar 4,8 mm kategori lemah.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 43-47
Author(s):  
Dita Nurlita Rakhma ◽  
Yuli Ainun Najih ◽  
Fadhilah Eka Pratiwi
Keyword(s):  
Omega 3 ◽  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio gelling agent Karbomer dan HPMC terhadap karakteristik dan stabilitas fisik emulgel minyak ikan salmon. Pada penelitian ini digunakan minyak ikan salmon sebagai bahan aktif karena mengandung Omega-3 yaitu EPA dan DHA yang berkhasiat sebagai antiiflamasi secara topikal. Rasio  karbomer:HPMC yang digunakan yaitu 2:0 (FI), 0:2 (FII), 0,5 :1,5 (FIII) dan 1:1 (FIV). Pengujian yang dilakukan meliputi pH, viskositas, dan daya sebar. Pengujian stabilitas fisik yang dilakukan meliputi uji sentrifugasi dan cycling test. Pada  uji  pH diperoleh hasil semua formula memenuhi rentang pH kulit. Pada pengukuran viskositas dan daya sebar  terdapat  perbedaan bermakna  pada  masing-masing formula (p<0,05) dimana  FI memiliki viskositas yang paling tinggi dan untuk uji daya sebar menunjukkan bahwa FII mempunyai nilai daya sebar  paling  tinggi. Pada uji stabilitas fisik baik uji cycling test maupun sentrifugasi menunjukkan bahwa perbedaan rasio gelling agent tidak memberikan pengaruh terhadap stabilitas fisik emulgel minyak ikan salmon pada FI, FIII, dan FIV. Namun memberikan pengaruh pada FII dengan rasio gelling agent Karbomer:HPMC (0:2) yang ditunjukkan dengan pemisahan fase pada uji sentrifugasi. Dari  hasil  penelitian  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa perbedaan rasio gelling agent karbomer:HPMC memberikan pengaruh terhadap karakter dan stabilitas fisik emulgel minyak ikan salmon.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document