scholarly journals Hubungan Kebiasaan Merokok Dan Mengkonsumsi Kafein Dengan Kejadian Osteoporosis Pada Usia Lanjut

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 124-131
Author(s):  
Dwi Nonita Nugraheni ◽  
Sri Wahyu Basuki ◽  
Anika Candrasari ◽  
Budi Hernawan

Osteoporosis merupakan penyakit yang digolongkan sebagai silent killer karena tidak terdeteksi secara dini dan baru diketahui setelah terjadinya fraktur. Kebiasaan merokok menjadi faktor risiko terjadinya osteoporosis, karena pada perokok akan kehilangan massa tulang lebih cepat dibandingkan bukan perokok. Asupan kafein berlebih dikaitkan dengan efek kafein pada homeostasis tulang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kebiasaan merokok dan mengkonsumsi kafein dengan kejadian osteoporosis pada usia lanjut. Desain penelitian ini adalah studi literatur atau literature review. Penelitian ini mengambil sumber dari Pubmed, Science Direct, dan Google Scholar dengan kata kunci: (smoking OR smoking habits) AND (caffeine OR caffeine consumption OR drink coffee) AND (osteoporosis) AND (elderly OR aged). Hasil pencarian didapatkan 1.136 artikel yang ditemukan, lalu setelah duplikat dihilangkan tersisa 1.104 artikel. Kemudian diidentifikasi berdasarkan judul, abstrak, dan kelayakan yang sesuai dengan kriteria restriksi, didapatkan 8 artikel yang direview. Hasil penelitian dari artikel menyatakan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Konsumsi kafein tinggi dapat berisiko osteoporosis, sedangkan konsumsi kafein rendah hingga sedang dapat menurunkan risiko osteoporosis. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dan mengkonsusmsi tinggi kafein terhadap risiko osteoporosis pada usia lanjut.

e-GIGI ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 223
Author(s):  
Serena D. V. Dondokambey ◽  
Damajanty H. C. Pangemanan ◽  
Johanna A. Khoman

Abstract: Smoking is a bad habit that has become a necessity of life for some people. Moreover, smoking is found almost everywhere regardless of age, gender, and occupation. One of the consequences of smoking is the formation of stain on the teeth. This study was aimed to obtain the effect of smoking on the formation of stain on teeth. This was a literature review using various databases, such as Google Scholar, PubMed, and Wiley. The most frequent smoking frequency found was light smokers with the number of cigarettes smoked 1-4 cigarettes per day. All literatures showed that more stain formation occurred than no stain formation. Based on the frequency of smoking, the formation of stain on the teeth was most common in smokers with light category. In conclusion, smoking habits can affect the formation of stain on teeth. Based on the frequency of smoking the formation of stain on teeth is most commonly found in light-category smokers.Keywords: smoke; stain; discoloration  Abstrak: Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang sudah menjadi kebutuhan hidup oleh sebagian orang. Selain itu, merokok banyak ditemukan tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Salah satu akibat dari kebiasaan merokok yaitu terjadinya pembentukan stain pada gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok terhadap pembentukan stain pada gigi. Jenis penelitian ialah suatu literature review menggunakan database Google Scholar, PubMed, dan Wiley dengan topik terkait. Terdapat tujuh literatur yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta telah melewati tahap penilaian jurnal menggunakan instrumen critical appraisal. Hasil penelitian mendapatkan frekuensi merokok yang paling banyak ditemukan ialah perokok kategori ringan dengan jumlah rokok yang dihisap 1-4 batang per hari. Pembentukan stain gigi secara keseluruhan pada semua literatur menunjukkan bahwa lebih banyak terjadinya pembentukan stain dibandingkan dengan yang tidak terjadi pembentukan stain. Berdasarkan frekuensi merokok, pembentukan stain pada gigi paling banyak terjadi pada perokok dengan kategori ringan. Simpulan penelitian ini ialah kebiasaan merokok dapat berpengaruh terhadap pembentukan stain pada gigi. Berdasarkan frekuensi merokok pembentukan stain pada gigi paling banyak ditemukan pada perokok dengan kategori ringan.Kata kunci: merokok; stain; pewarnaan gigi


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Julian Juanito ◽  
Wenny P. Supit ◽  
Laya M. Rares

Abstract: High intraocular pressure (IOP) is one of the risk factors of glaucoma or worsening of its prognosis. There are a lot of external factors that can affect IOP inter alia exercise, as well as some food and drinks. One of the drinks that could affect IOP is coffee that contains caffeine. This study was aimed to evaluate whether caffeine had an effect on IOP. This was a literature review study using 4 data bases, as follows: Clinical Key, Pub-med, Google Scholar, and Science Direct. The keywords were Caffeine OR Coffee OR Tea AND IOP OR Intraocular Pressure. Based on inclusion and exclusion criteria, 10 literatures were selected. The results showed that some literatures reported an increase in IOP after caffeine consumption, the others reported a decrease in IOP, meanwhile some others did not find any change of IOP. In conclusion, the effect of caffeine on IOP was acute. People who had high intensity of caffeine consumption had a more significant increase in IOP after consuming caffeine.Keywords: caffeine, intraocular pressure (IOP)  Abstrak: Peningkatan tekanan intraokular (TIO) merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya glaukoma atau memperburuk prognosis glaukoma. Terdapat banyak faktor eksternal yang dapat memengaruhi TIO, antara lain olahraga, minuman, dan makanan. Salah satu minuman yang dapat memengaruhi TIO ialah kopi yang mengandung kafein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh kafein pada tekanan intraokular. Jenis penelitian ialah literature review. Pencarian data menggunakan empat database yaitu Clinical key, PubMed, Google scholar, dan Science direct. Kata kunci yang digunakan yaitu Caffeine OR Coffee OR Tea AND IOP OR Intraocular Pressure. Seleksi data berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi mendapatkan 10 literatur. Hasil kajian mendapatkan bahwa beberapa penelitian melaporkan adanya peningkatan TIO setelah konsumsi kafein, penelitian lain melaporkan penurunan TIO, dan terdapat pula penelitian yang tidak menemukan perubahan apapun. Simpulan penelitian ini ialah pengaruh kafein pada TIO hanya berlangsung akut. Individu yang memiliki intensitas konsumsi kafein lebih tinggi menunjukkan peningkatan TIO yang lebih nyata setelah mengonsumsi kafein.Kata kunci: kafein, tekanan intraokular (TIO) 


e-CliniC ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 334
Author(s):  
Matthew A. Kumaat ◽  
Junita M. Pertiwi ◽  
Arthur H. P. Mawuntu

Abstract: Migraine is one of the primary headaches that often causes moderate to severe disability. One of the most commonly consumed psychoactive substances associated with migraine is caffeine. This study was aimed to evaluate the relationship between migraine and caffeine thoroughly based on various studies. This was a literature review study using databases of Pubmed/Medline, Cochrane, Wiley Online Library, Science Direct, Google Scholar, and Garuda. The eligibility criteria for this study were observational research articles or clinical trials, written in Indonesian or English, published in the last five years, and their fulltexts could be accessed. The results obtained 10 articles. Almost all of them showed that caffeine could cause migraine whether after caffeine consumption (non-absent group) or no consumption of caffeine (absent group). The association of caffeine with migraine was more significant than with tension headaches. Besides being a trigger factor of migraine, caffeine cpuld also act as a migraine therapy. In conclusion, there is a close association between migraine and caffeine. Migraine tends to be triggered than to be reduced by caffeine.Keywords: caffeine, migraine  Abstrak: Migrain merupakan salah satu jenis nyeri kepala primer yang sering menyebabkan disabilitas sedang dan berat. Salah satu zat psikoaktif yang umum dikonsumsi dan berhubungan dengan migrain yaitu kafein. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah hubungan migrain dan kafein lebih mendalam berdasarkan berbagai penelitian. Jenis penelitian ialah literature review menggunakan database dari Pubmed/Medline, Cochrane, Wiley Online Library, Science Direct, Google Scholar, dan Garuda. Kriteria kelayakan artikel penelitian ialah artikel penelitian observasional atau uji klinis, ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Inggris, terbit dalam lima tahun terakhir, dan naskah lengkap artikel dapat diakses secara lengkap. Hasil penelitian mendapatkan 10 artikel penelitian. Hampir semua penelitian memperlihatkan bahwa kafein dapat menyebabkan migrain baik setelah kafein dikonsumsi (kelompok nonabsen) maupun saat kafein sudah tidak dikonsumsi (kelompok absen). Hubungan kafein dengan migrain lebih kuat dibandingkan dengan nyeri kepala tipe tegang. Selain menjadi factor pencetus, kafein juga dapat berperan sebagai terapi migrain. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan erat antara migrain dan kafein. Migrain cenderung lebih sering dicetuskan oleh kafein dibandingkan diringankan oleh kafein.Kata kunci: kafein, migrain


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1578-1589
Author(s):  
Khilda Nafila ◽  
Aida Rusmariana

AbstractHypertension is the number one cause of death globally, the majority caused by unhealthy life styles such as smoking, lack of physical activity, coffee consumption. Hypertension does not only occurin the elderly but also in the young era dult . This study aims to determine the relationship between life style and the incidence of hypertension in young adults. This study was conducted by searching research articles from the online databases google scholar and Garba garuda. Five articles met the inclusion criteria. This study showed that from five articles, four articles concluded that smoking habits were no tas sociated with hypertension, while one article had different founding (p-value <0.05). In the contex to physical activity, four articles concluded no relationship between physical activity and the incidence of hypertension. Three articles concluded that coffee consumption had are lationship with the incidence of hypertension, and one article had no relationship. Hypertension might not be related to smoking habits, physical activity, and coffee consumption in young adults. Although,It is expected that young adults can maintain a healthy lifestyle, so they are not atrisk of developing hypertension.Keywords: Lifestyle; Hypertension; Young adult AbstrakGaya hidup tidak sehat antara lain merokok, kurang aktivitas fisik, konsumsi kopi yang dapat menyebabkan penyakit tidak menular seperti hipertensi. Hipertensi menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Hipertensi tidak hanya terjadi pada lansia, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pada usia dewasa. Penelitian ini bertujuan melakukan literature review dari beberapa artikel untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda. Penelitian ini merupakan penelitian sekunder berjenis literature review menggunakan metode pemilihan artikel yaitu dengan melakukan penelurusan dari database online google scholar dan garba garuda didapatkan 5 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi yang dianalisis dengan Matriks Telaah Artikel. Hasil analisis literature review menunjukkan dari 5 artikel didapatkan 4 artikel kebiasaan merokok tidak ada hubungan dengan kejadian hipertensi dan 1 artikel ada hubungan menunjukkan bahwa nilai ρ<0,05. Terdapat 4 artikel tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. Pada variabel konsumsi kopi dari 5 artikel didapatkan 3 artikel konsumsi kopi ada hubungan dengan kejadian hipertensi dan 1 tidak ada hubungan menunjukkan bahwa nilai ρ>0,05. Kebiasaan merokok tidak ada hubungan, aktivitas fisik tidak ada hubungan, dan konsumsi kopi ada hubungan dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda. Diharapkan usia dewasa muda dapat menjaga gaya hidup yang sehat sehingga tidak beresiko terkena hipertensi.Kata kunci: Gaya hidup; Hipertensi; Usia dewasa muda.


Author(s):  
Eman Tariq Alslman ◽  
Shaher H. Hamaideh ◽  
Manar Ali Bani Hani ◽  
Huda Mohammad Atiyeh

AbstractThe purpose of this article is to review the literature regarding the relationships between alexithymia, fibromyalgia (FM), and psychological distress among adolescents. Google Scholar and databases were searched using alexithymia, fibromyalgia, psychological distress, and adolescent keywords. Studies that examine the relationship between alexithymia and fibromyalgia and the contribution of psychological distress on this relationship among adolescents are lacking. However, based on previous studies on adult samples and theoretical background, there are possible relationship between alexithymia and fibromyalgia as well as possible mediating effect of psychological distress on this relationship in adolescents. Further studies are recommended to examine the relationships between alexithymia, fibromyalgia, and psychological distress among adolescents.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 113
Author(s):  
Galuh Hanesty Gunawan ◽  
Zahra Putri Listari ◽  
Nurliana Cipta Apsari

Setiap anak di dunia memiliki hak dasar yang sejak lahir harus dipenuhi dan dilindungi. Tidak terpenuhinya hak anak merupakan suatu pelanggaran dan termasuk kedalam suatu permasalahan karena pemenuhan dan perlindungan kepada hak-hak anak merupakan hal yang penting. Permasalahan mengenai isu anak masih tetap ada hingga saat ini. Maka Save The Children sebagai lembaga internasional yang bergerak dalam kesejahteraan anak hadir dalam membantu mengatasi permasalahan tersebut. Lembaga Save The Children yang hadir di berbagai negara di dunia juga berperan sebagai lembaga yang kuat dan berkeadilan sesuai dengan tujuan SDGs ke 16. Penelitian ini menggunakan metode literature review yang bertujuan untuk melihat dan mengetahui peran Save The Children dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak dasar anak di negara Inggris dan Indonesia. Pencarian literature review menggunakan google scholar dan SAGE dengan kata kunci Save The Children, Perlindungan Hak Anak/Child Protection, Children Rights dan SDGs nomor 16. Berdasarkan hasil literature review yang dilakukan, Save The Children merupakan salah satu bentuk kelembagaan yang kuat untuk menciptakan keadaan yang damai dan adil sesuai dengan SDGs poin 16 dalam hal ini pada perlindungan dan pemenuhan hak dasar anak. Di Inggris, Save The Children memiliki gerakan dalam upaya perlindungan anak dengan membantu anak-anak yang berada dalam konflik, eksploitasi, atau diabaikan. Save The Children Indonesia memiliki peran dalam perlindungan anak, kemiskinan anak, tata kelola anak, pendidikan, kesehatan dan nutrisi, aksi kemanusiaan, dan advokasi. Save The Children juga memiliki peran dalam mewadahi praktik pekerjaan sosial dengan menyediakan layanan yang membantu advokasi atau intervensi klien.Kata kunci: Peran Save The Children, Perlindungan Anak, Hak Anak, SDGs no.16


2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 26-33
Author(s):  
Ilmianti Ilmianti ◽  
Indrya Kirana Mattulada ◽  
Sari Aldilawati ◽  
Sarahfin Aslan ◽  
Mila Febriany ◽  
...  

Pendahuluan: Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, adalah kesehatan gigi dan mulut.  Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut secara tidak langsung akan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Media komunikasi informasi dan edukasi yang terdiri dari media visual, audio, dan audio-visual merupakan salah satu upaya untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: untuk memberikan gambaran dan gagasan dari hasil literatur review media komunikasi, informasi, dan edukasi terhadap peningkatan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review. Literatur yang digunakan berupa jurnal, teksbook, dan laporan kasus yang dikumpulkan dengan menggunakan pencarian seperti Google Scholar, Science Direct, NCBI, dan Proquest. Pencarian kata kunci yang dimasukkan, jika telah memenuhi kriteria maka judul dari jurnal tersebut terpilih untuk dianalisis. Hasil: Menggunakan media komunikasi, informasi dan edukasi yang menarik dapat meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut. Media komunikasi, informasi, dan edukasi pada anak merupakan media yang menarik dan sesuai dengan tahap perkembangan anak khususnya anak usia sekolah dasar. Pendidikan kesehatan gigi dengan menggunakan media komunikasi, informasi, dan edukasi yang menarik dapat meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut.  Kesimpulan:  Media komunikasi, informasi, dan edukasi sesuai dengan kemajuan teknologi multimedia seperti media visual, media audio, dan media audio-visual dapat meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut.


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 464-469
Author(s):  
Kiki Utari ◽  
R Ratnawati

AbstractPregnant women are very susceptible to anemia due to lack of food reserves and before pregnancy they were already anemic. Pregnant women need more iron intake than before pregnancy. Problems in pregnant women are problems in pregnancy that can cause anemia. This literature review aims to determine the description of the incidence of anemia in pregnant women from various articles. This study uses a descriptive method with a literature review approach. Search articles through PubMed and Google Scholar according to keywords and then analyzed according to inclusion and exclusion criteria and found 5 articles and reviewed using the Joanna Instrument (JBI). The description of the incidence of anemia in pregnant women showed anemia as many as 258 respondents (35.3%) and those who experienced anemia were not as many as 472 respondents (64.7%). In this literature review, it was concluded that most pregnant women did not experience anemia.Keywords: Anemia, Pregnant Women AbstrakIbu hamil sangat rentan mengalami anemia karena cadangan makanan kurang dan pada saat sebelum hamil sudah mengalami anemia. Ibu hamil membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak dibandingkan saat sebelum hamil. Permasalahan pada ibu hamil adalah masalah – masalah dalam kehamilan yang dapat menimbulkan anemia. Literatur Review ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil dari berbagai artikel. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan literature review. Pencarian artikel melalui PubMed dan Google Scholar sesuai dengan kata kunci kemudian dianalisa sesuai dengan keriteria inklusi dan ekslusi dan ditemukan 5 artikel dan di review menggunakan Instrument Joanna (JBI). Gambaran kejadian Anemia pada ibu hamil didapatkan hasil anemia sebanyak 258 responden (35,3%) dan yang mengalami tidak anemia sebanyak 472 responden (64,7%). Dalam penelitian literature review ini disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengalami anemia.Kata kunci : Anemia, Ibu Hamil


2019 ◽  
Author(s):  
Erta Iman Jelita Harefa

Latar belakang: Keselamatan pasien (patient safety ) merupakan prioritas dalam aspek pelayanan di rumah sakit dan sudah menjadi tuntutan kebutuhan dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan gerakan keselamatan pasien di rumah sakit agar menghindari kesalahan pada prinsip dalam pengobatan pasien yang harus dipertanggungjawabkan oleh pimpinan pengobatan. Tujuan: Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memberi informasi tentang peningkatan pelaksanaan keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.Metode: Penulisan ini menggunakan metode literature review dengan pendekatan jurnal atau artikel, buku dan e-book yang relevan dan akurat serta berfokus pada peningkatan pelaksanaan keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit dengan menggunakan Google Scholar, Portal Garuda, dan Jurnal Keperawatan Indonesia.Hasil: Berdasarkan hasil pencarian literatur di dapatkan beberapa standar keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit yang terdiri dari hak pasien, mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metode-metode peningkatan kinerja, peran kepemimpinan, mendidik staf, dan komunikasi untuk mencapai keselamatan pasien.Pembahasan: keselamatan pasien adalah hal yang menjadi perhatian bagi rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien/klien. Dalam keselamatan pasien ini, setiap rumah sakit sudah diwajibkan untuk melakukan gerakan keselamatan pasien sesuai dengan standar departemen kesehatan.Penutup: Pelaksanaan keselamatan pasien saat ini sudah memiliki peningkatan atau kemajuan yang dapat dilihat dari perbandingan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691 Tahun 2011 dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017 yang memberikan pembaharuan dengan menyesuaikan perkembangan fasilitas kebutuhan pelayanan.


2021 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
Author(s):  
Prima Dewi Novalia ◽  
Lina Handayani

At the end of 2019, the world was shocked by the new virus called the corona virus (COVID-19), this virus was first discovered in the Wuhan area, China. COVID-19 is an infectious disease that attacks the respiratory tract. Humans exposed to this virus usually experience mild to severe symptoms. The purpose of this literature study is to discuss how the 3M health protocols application . the method us the literature review. The literature consists of journals with a travel year from 2011 to 2021. Literature collection is done through google scholar using the keywords “3M health protocol”, “COVID-19 pandemic”, and “community”. The results of the literature search were 73 articles that were relevant to the keywords, as many as 60 articles were excluded because they were not relevant to the author’s criteria. Total 13 articles using inclusion and exclusion criteria were obtained 5 articles with good quality. Review results show that most people have not implemented 3M health protocols properly and correctly, this is one of the causes of the increase in COVID-19 cases.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document