CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

121
(FIVE YEARS 83)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Mataram

2614-509x, 2338-9680

Author(s):  
Hafsah Hafsah ◽  
Muhammad Rizal Fahmi

Guru merupakan faktor kunci mutu pendidikan dan kemajuan sebuah bangsa. Negara yang kurang memperhatikan tenaga pendidiknya akan sulit maju, karena kualitas generasi penerus di tentukan oleh guru. Untuk itu, tujuan dalam artikel ini adalah menjelaskan peran kepala sekolah dalam memotivasi guru honorer untuk meningkatkan kualitas kompetensi profesionalitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jenis wawancara yang di gunakan adalah wawancara terstruktur, dan tidak terstruktur. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian ini memberikan dampak bahwa peran kepala sekolah dalam memotivasi guru honorer dapat meningkatkan kualitas kompetensi profesionalitas dengan cara menggunakan strategi pengembengan kompetensi profesionalitas guru berupa memberi motivasi, mengevaluasi kinerja guru secara berkala, memberikan pembinaan dan penguatan kepada guru, dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi melalui seminar, FGD, pelatihan dan workshop kompetensi profesionalitas. The teacher is a critical factor in the quality of education and the progress of a nation. Countries that pay less attention to their educators will find it challenging to progress because the teacher determines the next generation's rate. For this reason, the purpose of this article is to explain the role of school principals in motivating honorary teachers to improve the quality of professional competence. The method used in this research is qualitative research methods. Data collection methods in this study are observation, interviews, and documentation. The type of talk that is used is structured and unstructured interviews. The data analysis technique used interactive analysis. The results of this study have an impact that the role of the principal in motivating honorary teachers can improve the quality of professional competence by using a strategy of developing teacher professional competence in the form of encouraging, evaluating teacher performance regularly, providing guidance, and strengthening to teachers, and providing training to improve competence through seminars, FGDs, training and professional competency workshops. 


Author(s):  
Kukuh Setyo Pambudi ◽  
Dwi Sri Utami

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku gotong-royong sebagai katarsis jati diri bangsa yang tengah banyak ditinggalkan. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif deskriptif dengan kajian pustaka sebagai tulang punggung utama pengumpulan data. Saat ini identitas Budaya Kolektif dari bangsa Indonesia mulai luntur. Tren meninggalkan budaya kolektif juga semakin kuat jika melihat tren masyarakat yang mulai abai dengan kepentingan Umum dan lebih mementingkan kepentingan pribadi. Oleh karena itu mengembalikan masyarakat pada Jati Diri dan nilai bangsanya menjadi sangat krusial. Perilaku gotong – royong yang pada jaman dahulu menjadi roh budaya kolektif agaknya dapat ditegakkan lagi. Perilaku gotong – royong merupakan perilaku saling membantu, bentuk solidaritas dan sinergi antar masyarakat. Perilaku ini dapat menjadi strategi meningkatkan kembali nilai – nilai. Kolektivitas yang mulai luntur. Menegakkan kembali perilaku gotong – royong yang pernah menjadi ruh pemersatu bangsa yang dulu pernah ada, akan dapat menjadi katarsis untuk mengembalikan budaya bangsa. Oleh karena itu nilai – nilai dan perilaku gotong royong harus ditegakkan kembali guna mengembalikan Jati Diri Bangsa Indonesia ke arah yang seharusnya. This study aims to describe the behaviour of cooperation as a catharsis of national identity that is being largely abandoned. The research method used is descriptive qualitative with literature review as the main backbone of data collection. Currently, the collective cultural identity of the Indonesian nation is starting to fade. The trend of leaving a collaborative culture is also getting more assertive if you look at the trend in society that is beginning to ignore the public interest and prioritize personal interests. Therefore, returning society to the identity of its nation and the value of its people is very crucial. It seems that the cooperation behaviour, which in ancient times became the spirit of a collective culture, can be reinforced. Cooperation behaviour is the behaviour of mutual help, a form of solidarity and synergy between communities. This behaviour can be a strategy to increase the collectivity values that are starting to wear off. Re-enforcing the cooperation behaviour that was once the unifying spirit of the nation that once existed, will be a catharsis to restore the nation's culture. Therefore, the values and behaviour of cooperation must be re-enforced to return the Indonesian National Identity to the direction it should be.


Author(s):  
Komang Sundara ◽  
Hafsah Hafsah ◽  
Muhammad Ahlun Nasar

Game Online adalah salah satu jenis permainan yang memanfaatkan perangkat yang terkoneksi jaringan internet sebagai  medianya. Adanya Game Online saat ini, menjadi suatu tantangan baru bagi para pelajar, hal ini dikarenakan pada masa ini adalah masa perkembangan. Persoalan Motivasi bagi remaja maupun anak-anak adalah persoalan yang paling umum, pembangunan motivasi belajar menjadi suatu tantangan baru bagi remaja dan anak-anak selaku siswa-siswi sebagai peserta didik, salah satunya siwa-siswi SMKN 1 Narmada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh negatif game online terhadap motivasi belajar siswa di SMKN 1 Narmada Tahun Pelajaran 2019/2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional kausal. Dengan populasi sebanyak 47 siswa kelas X dan teknik samping adalah Proportionate Random Sampling (pengambilan sampel secara seimbang) yaitu sebanyak 40 siswa dari kelas X. Metode pengumpulang data yaitu kuesioner (angket) dan dokumentasi. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan Uji T didapatkan hasil t hitung yaitu sebesar -5,485 Jika dibandingkan t tabel dengan jumlah N 40 pada pada α 0,05 uji satu pihak, dk = n-1 = 40 – 1 = 39 yaitu sebesar -1,685 yang berarti -5,485 < -1,685 (t hitung lebih kecil dari t tabel). Dapat disimpulkan bahwa Ho yang berbunyi tidak terdapat pengaruh negatif game online terhadap motivasi belajar siswa di SMKN 1 Narmada tahun pelajaran 2019/2020 ditolak dan Ha yang berbunyi terdapat pengaruh negatif game online terhadap motivasi belajar siswa di SMKN 1 Narmada tahun pelajaran 2019/2020 diterima. An online game is a type of game that uses a device connected to the internet as the medium. The existence of Online Games nowadays becomes a new challenge for students because they are in a period of development. Motivation issues for adolescents and teenagers are the most common problems. The development of learning motivation is a new challenge for adolescents and teenagers as students, one of which is the students of SMKN 1 Narmada. This study aimed to determine the negative effect of online games on student learning motivation at SMKN 1 Narmada in the 2019/2020 academic year. This research used a quantitative approach with a causal correlational method. The population consists of 47 students in class X. The sampling technique used was Proportionate Random Sampling (taking a balanced sample) by taking 40 students from class X. The data collection methods used were questionnaires and documentation. Based on the results of the t-test, it is found that t-test result is -5.485 When compared to the t table with N 40 at α 0.05, the one-party test, dk = n-1 = 40 - 1 = 39, which is equal to -1.685 which means -5,485 <-1,685 (t-test is smaller than t table). It can be concluded that Ho, which says there is no negative effect of online games on student learning motivation at SMKN 1 Narmada in the 2019/2020 academic year, is rejected. Ha, which says there is a negative effect of online games on student learning motivation at SMKN 1 Narmada in the 2019/2020 academic year, is accepted.


Author(s):  
Windi Baskoro Prihandoyo ◽  
Raden Sudarwo ◽  
Nining Suryani

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pola penggunaan media sosial WhatsApp dalam pemenuhan informasi mahasiswa Universitas Terbuka Mataram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei korelasional deskriptif. Hasil penelitian ini adalah: 1. Frekuensi dan waktu yang digunakan oleh responden dalam mencari informasi di komunitas WhatsApp tergolong tinggi. Jenis informasi yang paling banyak dicari oleh responden adalah tutorial dan nilai. Faktor kepemilikan TIK dan motif mencari informasi memiliki hubungan yang sangat nyata dengan pola penggunaan komunitas WhatsApp, sedangkan faktor jenis kelamin, umur, pekerjaan dan informasi yang paling banyak dicari tidak memiliki hubungan yang nyata. 2. Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa melalui komunitas WhatsApp tergolong tinggi. Faktor pola penggunaan komunitas WhatsApp seperti jumlah hari kunjungan, jumlah kunjungan, dan jumlah waktu kuncungan memiliki hubungan yang sangat nyata dengan tingkat pemenuhan informasi mahasiswa.This study aims to identify and analyze  pattern of the use of WhatsApp social media in fulfilling information of students of Mataram Open University. The method used in this research is a descriptive correlational survey. The results in this study: 1. The frequency and time spent by respondents in finding information in the WhatsApp community is high. The types of information most sought by respondents were tutorials and grades. ICT ownership factors and information seeking motives have a very real relationship with WhatsApp community usage patterns, while the sexes, age, occupations and information that are most sought after do not have a real relationship. 2. The level of fulfillment of student information needs through the WhatsApp community is high. Factor patterns of use of the WhatsApp community such as the number of visit days, the number of visits, and the amount of time the kuncungan has a very real relationship with the level of student information fulfillment.


Author(s):  
Andhika Djalu Sembada ◽  
Danang Prasetyo

Aktualisasi Pancasila sebagai pandangan hidup dalam segala aspek kehidupan perlu untuk diwujudkan. Salah satu upaya mengaktualisasikan nilai nilai Pancasila dapat melalui bidang olah raga, dalam hal ini khususnya adalah sepak bola Indonesia. Tujuan yang penelitian ini ingin mengulas tentang aktualisasi Pancasila melalui olah raga sepak bola. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek penelitian mengunakan teknik sampel bertujuan (purposive sampling) yakni pelatih dan pemain. Sebagai pelengkap hasil penelitian, sumber data yang digunakan berasal dari hasil penelitian yang relevan dan berita di media massa. Hasil penelitian ini menunjukan adanya aktualisasi Pancasila melalui aktivitas sepak bola di lapangan saat pertandingan maupun di luar lapangan. Aktivitas yang dilakukan oleh pelatih, pemain, dan perangkat pertandingan telah menunjukan pengalaman nyata nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Melalui aktualisasi yang terdapat pada masing-masing sila Pancasila dapat memberikan sebuah pemahaman kembali mengenai arti pentingnya nilai-nilai pancasila itu sendiri. Sehingga sepak bola dapat dijadikan metode untuk pengembangan, pemahaman, dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. The actualization of Pancasila as a view of life in all aspects of life needs to be realized. One of the efforts to actualize the values of Pancasila can be through the field of sports, in this particular case is Indonesian football. The purpose of this study is to review the actualization of Pancasila through soccer. This type of research is a descriptive study using a qualitative approach. Determination of research subjects using purposive sampling technique, namely coaches and players. As a complement to research results, the data sources used come from relevant research results and news in the mass media. The results of this study indicate the actualization of Pancasila through football activities on the field during matches and outside the field. Activities carried out by coaches, players, and match equipment have shown real experience of the values contained in the principles of Pancasila. Through the actualization contained in each Pancasila principle, it can provide a re-understanding of the importance of the values of Pancasila itself. So that football can be used as a method for developing, understanding and practicing the values of Pancasila. 


Author(s):  
Wayan Resmini ◽  
Fridolin Mabut

Masyarakat Manggarai merupakan salah satu kapital sosial yang ada dan hidup yakni lembaga adat. Lembaga adat memiliki peran penting sebagai pelaku utama atas kebudayaan dalam sebuah komunitas kecil yang kerap disebut sebagai beo/golo lonto (kampung). Beo atau sering juga disebut sebagai golo adalah suatu tempat tinggal yang dihuni oleh penduduk untuk selama-lamanya. Tujuan dalam artikel ini untuk menjelaskan upacara penti dalam masyarakat kampung rato di kabupaten manggarai. Metode penelitian yang dipakai adalah kualittaif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian berupa tokohadat, kepala desa, tokoh masyarakat dan masyarakat masnggarai. Analisis data menggunakan deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  Pertama, Upacara Penti sebagai ungkapan rasa syukur baik kepada mori Jari (Tuhan, Pencipta dan Pemilik Kehidupan) maupun pelestarian, keamanan dan hasil panen empo mede (antheirs) yang melimpah. Kedua, praktek partisipasi dan kerjasama bersama, upacara esensial, yang membagi semua orang / kelompok secara langsung atau tidak langsung dan yang bekerja sama untuk merencanakan dan berkontribusi pada keberhasilan kasus. Ketiga, dengan adat dan warisan leluhur, upacara tidak hanya sebagai cara mengucapkan terima kasih kepada warga atas hasil panennya, tetapi juga sebagai cara untuk menyimpan tradisi dan warisan leluhur. Nilai dengan demikian adalah istilah yang mengacu pada hal-hal yang baik, layak, dapat diterima, nyata, signifikan, indah dan diinginkan dalam kehidupan manusia dalam masyarakat. The Manggarai community is one of the existing and living social capitals, namely traditional institutions. Customary institutions have an important role as the main actors of culture in a small community, which is often referred to as Beo/Golo Lonto (village). Parrots or often referred to as Golo is a place to live that is inhabited by residents forever. The purpose of this article is to explain the Penti ceremony in the community of Kampung Rato in the Manggarai Regency. The research method used is a qualitative descriptive approach. The research subjects were religious leaders, village heads, community leaders, and Manggarai communities. Data analysis using descriptive analysis. The results showed that first, the Penti ceremony as an expression of gratitude both to Mori Jari (God, Creator, and Owner of Life) and the preservation, safety, and abundant yields of Empo Mede (anthers). Second, the practice of participation and cooperation together, essential ceremonies, which share all people/groups directly or indirectly and who work together to plan and contribute to the case's success. Third, with customs and ancestral heritage, ceremonies are not only a way of saying thank you to the residents for their harvest, but also as a way to save traditions and traditional heritage. Value is a term that refers to things that are good, worthy, acceptable, real, significant, beautiful, and desirable in human life in society..


Author(s):  
Hastangka Hastangka ◽  
Lestanta Budiman

Pembangunan suatu bangsa tidak lepas dari ideologi politik yang diletakkan. Ideologi politik ini dapat berpengaruh dalam mengarahkan dan membentuk paradigma pembangunan nasional. Di Indonesia, politik pembangunan nasional selalu dipengaruhi oleh ideologi dan politik penguasa. Penguasa pada setiap zaman atau periode pemerintahan memiliki dasar ideologis dan politik yang unik dan khas dalam menjalankan pemerintahannya. Studi tentang pembangunan selama ini memang tidak terlalu banyak membahas peran dan pengaruh ideologi dan politik di dalamnya. Studi pembangunan yang berkembang selama ini bergerak pada tiga arus utama yaitu ekonomi, lingkungan, dan tata ruang wilayah atau tata ruang kota. Pembahasan tentang paradigma pembangunan atau pengarusutamaan pembangunan merujuk pada dua posisi yaitu posisi global, dimana peran global mengarahkan paradigma pembangunan yang selama ini berkembang di bebagai negara negara di dunia. Kemajuan negara negara yang memiliki standar hidup dan ekonomi yang tinggi dapat mempengaruhi paradigma dan model pembangunan yang ada di seluruh kawasan atau benua. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggali garis ideologi dan politik yang diletakkan oleh pemerintah dalam membangun gagasan pembangunan nasional yang berkeadilan sosial melalui konsepsi Nawacita dan Pancasila. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan interpretasi, analisis kebijakan, dan korelasi. Data yang digunakan berupa buku teks, jurnal, laporan ilmiah, dan peraturan perundang undangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperlihatkan relasi antara Nawacita, Pancasila dalam praktek ideologi politik pembangunan. The development of a nation is inseparable from the political ideology laid down. This political ideology can influence in directing and shaping the paradigm of national development. In Indonesia, the politics of national development has always been affected by the authorities' ideology and politics. The police in each era or period of government has a unique and unique ideological and political basis in carrying out their government. The study of development has not discussed too much the role and influence of ideology and politics in it. Development studies that have developed so far are engaged in three main currents: economy, environment, and regional or city spatial planning. The discussion of the development paradigm or the mainstreaming of development refers to two positions, namely the global situation, where the global role directs the development paradigm that has been developing in various countries in the world. Countries with high standards of living and economy can influence the development of paradigms and models that exist in all regions or continents. But a government that has not been fortunate or is still in the process of progressing towards the goals and objectives of the state tries to put its development paradigm on two legs. On the first foot, try to use the prescription of a global development paradigm. On the other hand, it uses the development paradigm, which is owned by the nation itself with the ideological and political lines laid by the authorities. In Indonesia, the idea of the ideology and politics of national development in the context of President Jokowi's administration spread an interesting ideological and political line, Nawacita. Nawacita is an ideal set forth in 9 agendas that are used as a reference and state ideological direction. This nawacita needs to be seen in the framework of national development. This study aims to describe and explore the government's ideological and political lines in building the idea of national development with social justice through the conception of Nawacita and Pancasila. The method used in this study uses a qualitative approach. Analysis of the data used in research uses interpretation, policy analysis, and correlation—the data used in the form of textbooks, journals, scientific reports, and legislation. This study's results are expected to show the relationship between Nawacita, Pancasila in the practice of political development ideology.


Author(s):  
Lisa Indriyanti ◽  
Arsyad Abd. Gani ◽  
Sintayana Muhardini

Pengembangan media pembelajaran merupakan suatu sarana yang mempunyai fungsi untuk membantu memahamkan siswa dalam pembelajaran, khususnya pada siswa kelas I SD. Penelitian ini bertunjuan (1) untuk mengetahui desain media pembelajaran puzzle dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN 38 Mataram pada Tema 7 Sub tema 1 materi  benda hidup dan benda tak hidup disekitar kita (2) Untuk mengetahui kevalidan media puzzle dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN 38 Mataram pada Tema 7 sub tema 1 materi benda hidup dan benda tak hidup disekitar kita. (3) Untuk mengetahui perbedaan tingkat hasil belajar siswa pada materi benda hidup dan benda tak hidup sebelum menggunakan media puzzle dan setelah menggunakan media puzzle. Metode  penelitian yang digunakan peneliti adalah model ADDIE (anlisis, desain, development, implementation, & evaluation). Pengembangan media pembelajaran ini telah menghasilkan produk media pembelajaran yang telah dinyatakan valid oleh ahli desain media, ahli materi dan praktisi pembelajaran. Hasil test pada uji coba terbatas mendapatkan rata-rata nilai pre-test  65,83 dan rata-rata nilai post test sebesar 87,58. Hasil tes pada uji lapangan mendapatkan rata-rata nilai pre-tes sebesar 64,58 dan post-test sebesar 87,58. Hasil selisih pre-test dan post-test berdasarkan perhitumg rumus gain standar diperoleh nilai sebesar 0,63 baik yang didapat pada uji coba terbatas  maupun pada uji coba lapangan  sehingga peningkatan hasl belajar siswa berada pada posisi sedang (berdasarkan tabel gain standar).The development of instructional media is a means that has a function to help students understand learning, especially in grade I SD students. This research aims (1) to determine the design of puzzle learning media in improving student learning outcomes in grade 1 SDN 38 Mataram on Theme 7 Sub theme 1 material on living objects and non-living objects around us (2) To determine the validity of puzzle media in improving student learning outcomes. grade 1 SDN 38 Mataram on Theme 7 sub theme 1 material on living things and non-living things around us. (3) This is to determine the difference in the level of student learning outcomes on living and inanimate objects before using puzzle media and after using puzzle media. The research method used by researchers is the ADDIE model (analysis, design, development, implementation, & evaluation). The development of learning media has produced learning media products that have been declared valid by media design experts, material experts and learning practitioners. The test results in the limited trial obtained an average pre-test score of 65.83 and an average post-test score of 87.58. The test results on the field test get an average pre-test score of 64.58 and post-test of 87.58. The result of the difference between pre-test and post-test based on the standard gain formula, the value of 0.63 was obtained both in limited trials and in field trials so that the increase in student learning outcomes was in a moderate position (based on the standard gain table). 


Author(s):  
Saryati Saryati ◽  
Abdul Sakban

Abstrak: Kepala sekolah memiliki dua fungsi pokok yaitu sebagai controlling dan evaluasi terhadap kinerja guru, siswa dan mutu sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi controlling dan evaluasi kepala sekolah terhadap kinerja Guru di SMPN 1 Lembar Lombok Barat. Penelitian merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitiannya adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan Guru kelas SMPN I Lembar Lombok Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disajikan kembali atau direduksi data kemudian ditarik kesimpulannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi controlling kepala sekolah yaitu melakukan pengawasan terhadap kedisplinan waktu, mengawasi guru yang sering absen sekolah, mengecek perangkat pemebelajaran, melihat cara guru membangun komunikasi dalam lingkungan sekolah, baik itu sesama guru maupun dengan siswa sarana dan prasarana sekolah. Karena dengan adanya sarana yang memadai mampu  menunjang keberhasilan dalam melakukan pembelajaran. Untuk mengevaluasi kinerja guru, peran kepala sekolah mengacu pada prinsip evaluasi yaitu  menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Jadi kepala sekolah memiliki tugas untuk menilai kinerja baik buruknya bawahannya dan memiliki peran penting untuk meningkatkan mutu sekolah dengan mengevaluasi secara berkala.Abstract:  The principal has two main functions, namely controlling and evaluating the performance of teachers, students and school quality. The purpose of this study was to determine the controlling and evaluation functions of school principals on teacher performance in SMPN 1 Lembar West Lombok. This research is a qualitative research. The research subjects were the principal, vice principal, and class teachers of SMPN I Lembar West Lombok Data collection methods used observation, interviews, and documentation. The data obtained is then analyzed and restated or the data is reduced and conclusions are drawn. The results of this study indicate that the controlling function of the principal is to supervise time discipline, supervise teachers who are often absent from school, check learning devices, see how teachers build communication in the school environment, both with fellow teachers and with students of school facilities and infrastructure. Because with adequate facilities capable of supporting success in learning. To evaluate teacher performance, the role of the principal refers to the principle of evaluation, which is to assess the ability of teachers to apply all competencies and skills required in the learning process, mentoring, or the implementation of additional tasks relevant to the school / madrasah function. So the principal has a duty to assess the good and bad performance of his subordinates and has an important role in improving the quality of the school by evaluating it regularly.


Author(s):  
Zedi Muttaqin ◽  
Siti Urwatul Usqak

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tugas dan peran pengadilan agama dalam menyelesaikan kasus harta gono gini sebagai upaya penyelesaian konflik keluarga pasca bercerai suami dan istri (studi kasus di Pengadilan Agama Mataram).  Penelitian ini adalah  penelitian kualitatif dengan pendekataan deskriptif. Subyek penelitian atau informan dalam penelitian ini adalah Kepala Pengadilan Agama, Hakim, dan Panitera Pengadilan Agama Mataram. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer, Teknik analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian  yang diperoleh bahwa tugas dan peran pengadilan agama mataram dalam menyelesaikan kasus harta gono gini yaitu : Tugas dan Peran Pengadilan Agama Mataram yaitu menerima, memeriksa, memutuskan, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diaajukan oleh para pihak penggugat., dan Proses penyelesaian dan pertimbangan hakim dalam menentukan pembagian harta gono gini yaitu : Hakim dalam proses pembagian harta bersama yaitu membagi harta bersama tersebut sama-sama ½ (seperdua) penggugat dan tergugat sedangkan hakim dalam mempertimbangkan pembagian harta gono gini atau harta bersama tidak mesti terpaku terhadap UU tetapi sebagai hakim proses pertimbangan pembagian harta gono gini harus berdasarkan rasa keadilan karna hakim sendiri mempunyai asas kontralegen.Abstract:  The purpose of this study was to determine the duties and roles of religious courts in resolving inheritance cases as an effort to resolve family conflicts after divorce (a case study at the Mataram Religious Court). This research is qualitative research with a descriptive approach. The research subjects of the study were the Head of the Religious Courts, Judges, and Registrars of the Mataram Religious Court. Data collection methods used were observation, interviews, and documentation. Sources of data used were primary data sources; data analysis techniques were data reduction, data presentation, and concluding. The results showed that the duties and roles of the Mataram Religious Court in resolving the case of the Mataram Religious Court are the Duties and Roles of the Mataram Religious Court such as receiving, examining, deciding, adjudicating and completing cases filed by the plaintiffs, and the process of settlement and judges' considerations. In determining the distribution of assets of inheritance, the judges in the process of sharing joint assets are dividing the joint assets together ½ (half) of the plaintiff and the defendant, while the judge in considering the distribution of assets or joint assets does not have to be fixated on the law but as a judge in consideringthe process of the distribution of assets must be based on a sense of justice because the judges themselves have theprinciple of contralegem.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document