PALITA Journal of Social - Religion Research
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

85
(FIVE YEARS 25)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Agama Islam Negeri (Iain) Palopo

2527-3752, 2527-3744

2022 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 77-90
Author(s):  
St. Marwiyah

Abstrak[English]: The research focused on the role of the taklim assembly on the development of Bergama awareness in the community of Bara Subdistrict, with the aim of: to understand the background established by the taklim assembly in Bara Subdistrict, and to understand the activities of the taklim assembly in Bara Subdistrict, understand the role of the taklim assembly in increasing religious awareness, understand the methods the method used in the activities of the majelis taklim. This research uses descriptive qualitative method, which describes the phenomena found in the research field. In collecting data researchers used techniques; observation, interview, documentation. As for data management techniques and data analysis, researchers use; data reduction, data display, and conclusion drawing. The results showed that; majelis taklim was established in Bara Subdistrict because there are still many Muslims who still do not understand the teachings of Islam properly, majelis taklim is also active in carrying out religious activities and community activities. The researcher also found a significant role for the majelis taklim, because it could change the behavior of the members of the majelis taklim in the direction of the teachings of Islam. Abstrak[Indonesia]: Penelitian difokuskan pada peranan majelis taklim terhadap pengembangan kesadaran Bergama masyarakat Kecamatan Bara, dengan tujuan: (1) untuk memahami  latarbelakang didirikan majelis taklim di Kecamatan Bara; (2) untuk memahami kegiatan-kegiatan majelis taklim di Kecamatan Bara; (3) untuk memahami peranan majelis taklim dalam meningkatkan kesadaran beragama, (4) untuk memahami metode-metode yang digunakan dalam kegiatan majelis taklim. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ditemukan dalam lapangan penelitian. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik; observasi, wawancara, dokumentasi. Adapun teknik pengelolaan data dan analisis data, peneliti menggunakan; reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; majelis taklim didirikan di Kecamatan Bara karena masih banyak umat Islam yang masih kurang memahami ajaran Islam dengan baik, majelis taklim juga aktif melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan dan kegiatan kemasyarakatan. Peneliti juga menemukan peranan majelis taklim yang signifikan, karena dapat merubah perilaku anggota-anggota majelis taklim ke arah sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-24
Author(s):  
Sulbi Sulbi

Abstract[English]:This research is a library research It means that this research is carried out through tracing and reviewing scientific works, both those contained in books, journals, magazines, encyclopedias, papers, and media covering various topics of this research. This research was conducted through several stages such as the data collection stage, the data processing stage, and the data analysis stage using certain analytical methods. As a subject that is discussed in Nurcholish Madjid's thinking, to be able to find the role of an inclusive Islam in encouraging the unity of the ummah, including addressing modernism issues and issues, social justice, plurality and even Pancasila. Nurcholish Madjid optimistically sees Islam as a religion that is in line with humanitarian principles, so that it is able to respond to all universal human problems. Islam is not an exclusive and static religion, but a religion that encourages the orientation of human life towards common good values for all human civilization. Islam also does not reject various forms of progress and development of thoughts originating from other civilizations. This is the form of Islamic modernity which according to Nurcholis Madjid is related to Islam which is open (inclusive) and belongs to all mankind on earth.Abstrak[Indonesia]: Penelitian ini merupakan penelitian pustaka melalui penelusuran dan telaah terhadap karya-karya ilmiah, baik yang tertuang dalam buku, jurnal, majalah, ensiklopedi, makalah, maupun media yang mengulas berbagai topik penelitian ini. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan seperti tahap pengumpulan data, tahap pengelolahan data, dan tahap analisis data dengan menggunakan metode analisis tertentu. Pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah menemukan peran agama Islam yang inklusif dalam mendorong persatuan umat, juga dalam menyikapi persoalan komedernan, keadilan sosial, pluralitas, dan pancasila dalam pemikiran Nurcholish Madjid. Nurcholish Madjid secara optimis melihat agama Islam sebagai agama yang sejalan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, sehingga mampu merespon segala permasalahan kemanusiaan universal. Islam bukan agama yang ekslusif dan statis, melainkan agama yang mendorong orientasi hidup manusia kepada nilai-nilai kebaikan umum bagi seluruh peradaban umat manusia. Islam juga tidak menolak berbagai bentuk kemajuan dan perkembangan pemikiran-pemikiran yang berasal dari peradaban lain. Inilai bentuk kemodernan Islam yang menurut Nurcholis Madjid adalah berkaitan dengan agama Islam yang terbuka (inklusif) dan menjadi milik semua umat manusia di atas bumi


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 183-203
Author(s):  
Farahdilla Kutsiyah ◽  
Lukmanul Hakim ◽  
Ummu Kalsum

AbstractA large capital owned by Pesantren (Islamic boarding schools) is the Ahlus sunnah waljamaah values which are juxtaposed with local wisdom. Madura Island is known as the island of a thousand Pesantren. Its existence affects the social structure and interaction of people on the island of Madura, where the resources embedded on them are called social capital. This study uses the librarian research and personal observation at several location points in Madura Island. The results showed that the attachment of Pesantren's social capital on santri families in Madura Island was the norm namely obedience to Kiai (religious leaders of Islamic boarding schools), barokah (divine blessing), high solidarity among fellow santri and simplicity. Networks such as recitation (koloman), alumnus ties, Istighozah (praying together for proposing forgiveness and hope), togetherness "ala pondok pesantren” (pesantren style)" and Imtihan (contest at the end of an academic year). Trust is honest and convinced behaviour as well as a belief of santri families towards pesantren. AbstrakModal besar yang dimiliki pesantren adalah nilai-nilai Ahlus sunnah waljamaah (Aswaja) yang disandingkan dengan kearifan lokal. Pulau Madura dikenal sebagai Pulau seribu pesantren. Keberadaannya berdampak terhadap struktur dan interaksi sosial masyarakat di Pulau Madura, dimana didalamnya terlekat modal sosial. Penelitian ini  menggunakan penelusuran kepustakaan dan observasi personal pada beberapa titik lokasi di Pulau Madura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelekatan modal sosial pesantren pada keluarga santri di Pulau Madura adalah norma yakni kepatuhan terhadap Kiai, barokah, solidaritas tinggi antar sesama santri dan kesederhanaan, Jaringan seperti pengajian (koloman), ikatan alumni, Istighozah, kebersamaan ”ala pondok” dan Imtihan, kepercayaan yakni perilaku jujur & amanah serta kepercayaan keluarga santri terhadap pesantren.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 165-182
Author(s):  
Abdul Manan ◽  
Jovial Tally Paran

AbstractThis study was aimed at discussing the background of Sunni-Shia conflict in the epoch of Ottoman and Safavid Empires critically, elucidating the role of Sunni to Ottoman and depicting the role of Shia to Safavid. In this sense, this study employed a library research method through the stages of heuristics, criticism or verification, interpretation, and historiography. This research method collects historical sources in accordance with the title of the study, which is then carried out the stages of criticism of verification of the sources, and developed through the stages of interpretation or analysis, and concluded through writing history. The findings revealed that the conflict between Sunni and Shia, indeed, had ensued over a long enough period, therefore, since the era of the Rashidun Caliphate. Besides, the conflict occurring in the era of Ottoman and Safavid denoted the follow-up action of the previous ones, mainly caused by the diverse attitudes in selecting leaders, followed by the various understandings on dalil (proofs) derived from Quran and Sunnah. The difference in attitude in choosing leaders is quite big, based on tribal conflicts that have lasted quite long in the Arabian Peninsula. The conflict between Ottoman and Safavid was exacerbated by the coercion of a particular madhhab (school of thought) and the act of power seizing among them. Generally, Ottoman determined the madhhab of Hanafi as its official one. Yet, when dispute and injustice occurred, Ottoman did not halt its adherents from asking for fatwa (edict) from their own as long as they were still in the scope of Sunni madhhabs. Safavid Empire had gradually thrived applying Shia as its madhhab. The intention of Shia to seize power sparked off attempts for combat and intimidation on the ulama (Islamic scholars) and the Sunni inhabitants for them to convert their creed into Shia. To do so, there were educational institutions founded that worked to make the Shia thought spread systematically and effectively in the Safavid Empire.AbstrakPenelitian ini membahas secara kritis latar belakang konflik Sunni dan Syiah pada zaman Kerajaan Usmaniyah dan Safawiyah. Studi ini juga, menjelaskan peran Sunni terhadap Kerajaan Usmaniyah dan peran Syiah terhadap Kerajaan Safawiyah. Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan melalui tahapan heuristik, kritik atau verifikasi, interpretasi, dan historiografi, penelitian ini mengumpulkan sumber-sumber historis sesuai dengan judul penelitian, yang kemudian dilakukan tahapan kritik verifikasi sumber, dan dikembangkan melalui tahapan interpretasi atau analisis, dan disimpulkan melalui penulisan sejarah. Temuan mengungkapkan bahwa konflik antara Sunni dan Syiah memang telah terjadi selama periode yang cukup lama, yakni sejak era Kekhalifahan Rasyidin. Selain itu, konflik yang terjadi di era Kerajaan Usmaniyah dan Safawiyah merupakan aksi lanjutan dari sikap memilih pemimpin yang berdasarkan dari berbagai pemahaman tentang dalil Al-qur’an dan Sunnah Rasulullah. Perbedaan sikap dalam memilih pemimpin telah berlangsung cukup lama di Semenanjung Arab dan berdasarkan kesukuan. Konflik antara kedua kerajaan tersebut diperparah dengan paksaan mazhab tertentu dan tindakan kekerasan antar kerajaan. Secara umum, Kerajaan Usmaniyah menetapkan mazhab Hanafi sebagai yang mazhab resmi. Namun, ketika perselisihan dan ketidakadilan terjadi, Kerajaan Usmaniyah tidak menghentikan pengikutnya untuk meminta fatwa dari kerajaannya selama masih dalam lingkup mazhab Sunni. Kerjaan Safawiyah secara bertahap berkembang menerapkan Syiah sebagai mazhabnya. Niat Syiah untuk merebut kekuasaan memicu peperangan dan pengintimidasian ulama agar pengikut Sunni mengubah keyakinannya. Sebuah lembaga pendidikan didirikan utnuk membuat pemikiran Syiah menyebar secara sistematis dan efektif pada Kerajaan Safawiyah.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 149-164
Author(s):  
Taqwa Taqwa ◽  
Muhammad Irfan Hasanuddin

Abstract[English]: This paper describes the mediation of religion as seen in the important role of the As'adiyah pesantren. This paper used descriptive research method (descriptive research) obtained from the results of qualitative data processing through library data collection (library research), with an interdisciplinary approach method. The analysis was using a critical analytical method with descriptive aspects, namely content analysis using deductive, inductive and comparative analysis techniques on a number of theories, especially in producing scholarship and cadre of scholars in Southeast Asia in the 20th century in Bugis cultural and contextual setting. -Makassar South Sulawesi. This papere explains that in the 20th century there has been an intellectual dynamic that culminated in the formation of the Bugis ulama network of the 20th century. This intellectual network of scholars has a link with the source of scientific authority in Makkah-Medinah which was formed at the beginning of the 20th century. The scientific link between Bugis scholars, especially Gurutta HM As'ad (1907) with K.H. Hasyim Asyari (1871), Anwar Musaddad (Garut, 1903), Zain Mun'im (Probolinggo, 1906), Zainuddin Abdul Madjid (Sumbawa, 1908), Ali Maksum (Rembang, 1915). This proves that Gurutta H.M. As'ad was one of the links of the archipelago scientific network which contributed to the birth of 20th century Muslim intellectuals in the Bugis-Makassar Land of South Sulawesi.Abstrak[Indonesia]: Paper ini menjelaskan tentang mediatisasi agama sebagaimana tampak dalam peran penting pesantren As’adiyah. Paper ini menggunakan metode descriptive research (penelitian deskriptif) yang diperoleh dari hasil pengolahan data secara kualitatif melalui pengumpulan data secara kepustakaan (library research), dengan metode pendekatan antar disipliner. Sedang analisis dilakukan menggunakan metode analitis kritis dengan aspek deskripsi, yakni analisis isi (content analysis) dengan menggunakan tehnik analisis deduktif, induktif dan komparatif terhadap sejumlah teori, Khususnya dalam memproduksi keilmuan dan pengkaderan ulama di Asia Tenggara abad ke 20 dalam latar budaya dan konteks Bugis-Makassar Sulawesi Selatan. Artikel ini menjelaskan bahwa pada abad 20 telah terjadi dinamika intelektual yang mengerucut pada terbentuk jaringan ulama Bugis abad ke 20. Jaringan intelektual ulama tersebut mempunyai mata rantai dengan sumber otoritas keilmuan di Makkah-Medinah yang terbentuk pada awal abad ke 20. Network keilmuan inilah yang mempertemukan mata rantai keilmuan antara ulama Bugis, khususnya Gurutta H.M. As’ad (1907) dengan K.H. Hasyim Asyari (1871), Anwar Musaddad (Garut, 1903), Zain Mun’im (Probolinggo, 1906), Zainuddin Abdul Madjid (Sumbawa, 1908), Ali Maksum (Rembang, 1915). Hal tersebut membuktikan bahwa Gurutta H.M. As’ad merupakan salah satu link jaringan keilmuan Nusantara yang turut melahirkan intelektual muslim abad ke 20 di Tanah Bugis-Makassar Sulawesi Selatan. 


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 135-148
Author(s):  
Anjas Baik Putra ◽  
Yuangga Kurnia Yahya

 Abstract[English]: This study aims to determine the existence of Purwa Ayu Mardi Utama strategy in Kesugihan village, Ponorogo. Researchers used a sociological approach to find out facts in the field related to Purwa Ayu Mardi Utama's group strategies in maintaining their existence in Ponorogo District. The results of this study indicate that Purwa Ayu Mardi Utama is still developing and has the most followers in Ponorogo. Purwa Ayu Mardi Utama also has two strategies to maintain its existence in this modern era; both are by its non-coercive rituals and socialization to the surrounding community in the form of social services. Their habits are carried out by involving young people and youth associations in the villages. PAMU also play a role in teaching Javanese literacy and its preservation. This attitude, the Ponorogo community sympathize with this group.Abstrak[Indonesia]: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi eksistensi Aliran Kebatinan Purwa Ayu Mardi Utama di desa Kesugihan, Ponorogo. Peneliti menggunakan pendekatan sosiologi untuk dapat mengetahui fakta di lapangan terkait strategi aliran kepercayaan Purwa Ayu Mardi Utama dalam mempertahankan eksistensi mereka di Kabupaten Ponorogo. Hasi penelitian ini menunjukkan bahwasanya Purwa Ayu Mardi Utama hingga saat ini masih berkembang dan memiliki penganut yang terbanyak di Kabupaten Ponorogo. Purwa Ayu Mardi Utama juga memiliki 2 strategi untuk menjaga eksistensinya di era modern ini yaitu dengan ritualnya yang tidak memaksa dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dalam bentuk bakti sosial. Ritual- ritual mereka dijalankan dengan melibatkan generasi muda dan perkumpulan pemuda di desa-desa. PAMU juga berjasa dalam pengajaran baca tulis bahasa Jawa dan pelestariannya. Sikap inilah yang membuat masyarakat Ponorogo menaruh simpati dengan aliran ini.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 91-1122
Author(s):  
Gusnarib Gusnarib ◽  
Rosnawati Rosnawati

Abstract[English]: The problems discussed in this research are what is the impact that occurs on parenting and the character of children born from early marriage? What factors support and inhibit early marriage?. The method used in this study is qualitative research, research location in the village of Lumbu Tarombo, South Banawa District, Donggala Regency. Data collection techniques used are field research. The results of the research was : (1) The impact that occurs on parenting and character of children born from early marriage. Early marriage has an impact on children's parenting that is not good, rough and hard and sometimes too spoils children so that children are born with whiny, temperamental, spoiled and stubborn characters. (2) Factors supporting the occurrence of early marriage in the research location include: economic factors, love, matchmaking and due to promiscuity and the factors that hinder the occurrence of early marriage in that location, namely: the application of Law No. 1 of 1974 concerning marriage and the number of local children who take formal education so that they can add insight into the early marriage that can be minimized Abstrak[Indonesia]: Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak yang terjadi pada pola asuh dan karakter anak yang terlahir dari pernikahan usia dini? Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat terjadinya pernikahan usia dini?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di desa Lumbu Tarombo Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu : (1) Dampak yang terjadi pada pola asuh dan karakter anak yang terlahir dari pernikahan usia dini. Pernikahan usia dini berdampak pada pola asuh anak yang kurang baik, kasar dan keras serta terkadang terlalu memanjakan anak sehingga terlahir anak-anak dengan karakter yang cengeng, tempramen, manja dan keras kepala. (2) Faktor-faktor pendukung terjadinya pernikahan usia dini di lokasi penelitian antara lain: faktor ekonomi, cinta, perjodohan dan akibat pergaulan bebas serta faktor-faktor yang menghambat terjadinya pernikahan usia dini di lokasi tersebut yaitu: penerapan UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan banyaknya anak-anak daerah yang menempuh pendidikan formal sehingga menambah wawasan mereka pada akhirnya pernikahan usia dini dapat diminimalisirkan  


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 113-134
Author(s):  
M. Ikhwan

Abstract[English]: This study explains the experience of interfaith leaders in realizing religious harmony in Malang. The theory will be used the idea of spiritual connection and the meaning of religious peace on sharia and human rights theory. This study uses a qualitative method with a phenomenological research approach. The research subject is an interfaith figure in Malang, who is incorporated in the Religious Harmony Forum (FKUB). The type of data presented is primary data from the results of in-depth interviews with the research subjects. The data that has been collected is analyzed in five stages, namely transcribing data as it is, reducing and eliminating data, classifying data, validating data, and making a description as a final report. The results of this study are twofold: The first, Malang City interfaith leaders are active in anticipating and resolving conflicts and maintaining religious harmony that has been created in various ways such as dialogue, silaturrahim and cooperation. The second, the interfaith leaders of Malang interpret religious harmony by mutual tolerance, mutual respect, and mutual freedom in terms of social and humanity but still in their faith by not uniting them.Abstrak[Indonesia]: Penelitian in menjelaskan pengalaman tokoh lintas agama dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Malang. Teori yang akan digunakan adalah teori kerukunan umat beragama, teori hukum islam dan hak asasi manusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian fenomenologi. Subjek penelitiannya adalah tokoh lintas agama di Kota Malang yang tergabung di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Jenis data yang disajikan adalah data primer dari hasil wawancara mendalam dengan para subjek penelitian. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan lima tahapan yaitu mentranskrip data apa adanya, mereduksi dan mengeliminasi data, mengklasifikasi data, memvalidasi data, dan membuat deskripsi sebagai laporan akhir. Adapun hasil penelitian ini ada dua: Pertama, tokoh lintas agama Kota Malang aktif dalam mengantisipasi dan menyelesaiakan konflik serta memelihara kerukunan umat beragama yang sudah tercipta dengan berbagai cara seperti berdialog, silaturrahim dan gotong royong. Kedua, tokoh lintas agama Kota Malang memaknai kerukunan umat beragama dengan saling toleran, saling menghormati, dan saling memberi kebebasan dalam hal sosial dan kemanusiaan namun tetap dalam iman masing-masing dengan tidak menyatukannya.  


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 65-76
Author(s):  
Adilah Mahmud

Abstract[English]: Da'wah in the millennial era must now include the virtual dimension and data, by developing a bi-al-oral, bi-al-hall model and hasanah want'idhah together with bi-da'wah and e-da'wah models. Because the challenges in da'wah are very wide, good Da'wah management is needed. The purpose of this study is to describe the rights of preaching management angels. This type of research is a literature study (Library Research). Da'wah management is a series of processes that run continuously in regulating or managing preaching activities to run according to plan and on target. The optimal achievement of the missionary purpose can only be realized by managing the propaganda activity. Da'wah management has 6 functions, i.e. functions as a da'wah planning which includes forecasting or prediction of future conditions and objectives or objectives; see the opportunities and relevance of the da'wah content, establish the procedures for da'wah activities, make da'wah time schedules, determine locations, and prepare funds.Abstrak[Indonesia]: Dakwah di era milenial saat ini harus mencakup dimensi maya dan data, dengan mengembangkan model dakwah bi al-lisan, bi al-hall dan mau’idhah hasanah bersama dakwah bi al-kitab dan e-dakwah. Oleh sebab tantangan dalam berdakwah sangat luas maka diperlukan manajemen dakwah yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hakaikat manajemen dakwah. Jenis penelitian ini adalah studi pustaka (Library Reseacrh). Manajemen dakwah adalah serangkaian proses yang berjalan secara berkesinambungan dalam mengatur atau memenej aktivitas dakwah agar berjalan sesuai dengan rencana dan tepat sasaran. Tercapainya tujuan dakwah secara optimal hanya dapat terwujud dengan cara memanaj aktivitas dakwah. Manajemen dakwah memiliki 6 fungsi, yaitu fungsi sebagai perencanaan dakwah yang di dalamnya mencakup forecasting atau prediksi kondisi mad’u di masa mendatang dan objectives atau tujuan; melihat peluang dan relevansi konten dakwah, menetapkan prosedur kegiatan dakwah, membuat time schedul dakwah, menentukan lokasi, dan menyiapkan dana.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 49-64
Author(s):  
Jayyidan Falakhi Mawaza ◽  
Rohit Mahatir Manese

Abstract[English]: Indonesia is a country that has a variety of spiritual cultures. The area of Java Island is known to be the place with the most significant number of faith-based organizations. We observe that the Special Region of Yogyakarta is a region that has a very complex religion and belief. One of the organizations that embrace the faith is the Sapta Darma Belief. Followers of these streams of Sapta Darma beliefs often experience exclusion and resistance by the state and society. The state does exclusion through discriminatory policies, while the resistance from the community is carried out by stereotyping and labelling. It happens because the definition of religion itself follows the dominant religion. So, in the end, it can be said that this flow of belief still sees and feels that plurality is only for those who believe in significant religions. This paper will explain the attitude of the followers of the Sapta Darma school of trust in responding to such exclusion and resistance.Abstrak[Indonesia]: Indonesia merupakan negara kaya akan keragaman. Salah satunya adalah keberagaman budaya spiritual. Wilayah pulau jawa diketahui merupakan tempat dengan jumlah organisasi penghayat terbanyak termasuk juga Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah yang kompleksitas pemeluk agama dan kepercayaan ini juga begitu banyak penulis lihat. Salah satu di antaranya adalah Aliran Kepercayaan Sapta Darma. Tetapi pengikut Aliran-aliran kepercayaan Sapta Darma ini seringkali mengalami ekslusi dan resistensi oleh negara dan masyarakat. Esklusi dilakukan oleh negara melalui kebijakan-kebijakan yang diskriminatif sedangkan resistensi dari masyarakat dilakukan dengan stereotyping dan labeling. Hal ini lahir karena pendefinisan agama itu sendiri mengikuti agama dominan.  Sehingga pada akhirnya bisa dikata aliran kepercayaan ini masih melihat dan merasakan bahwa pluralitas hanya bagi mereka yang berkeyakinan terhadap agama-agama besar. Tulisan ini ingin menjelaskan terkait dengan bagaimana sikap dari para pengikut aliran kepercayaan dalam hal ini pengikut Sapta Darma dalam merespon ekslusi dan resistensi tersebut. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document