Jurnal Pariwisata
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

46
(FIVE YEARS 32)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Bsi

2528-2220, 2355-6587

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 128-137
Author(s):  
Atun Yulianto ◽  
Citra Unik Mayasari

ABSTRAK Banyaknya jumlah kunjungan wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi peluang besar bagi pelaku industry pariwisata untuk mengembangkan bisnisnya. Namun demikian dibutuhkan konsistensi dalam pengembangan pengelolaan yang berkesinambungan untuk dapat bertahan dalam persaingan. Hal ini  terkait dengan kreativitas pengelola untuk berinovasi dalam industry wisata agar usaha pariwisatanya diminati masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara jumlah objek wisata, hotel dan biro perjalanan dengan jumlah kunjungan wisatawan ke tujuan wisata di D.I. Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan diskriptif kualitatif yang didukung analisis data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah hotel dan biro perjalanan dengan jumlah kunjungan wisatawan. Nilai signifikansi mendekati 0,000 pada tingkat probabilitas 5%. Sementara jumlah objek wisata tidak memiliki hubungan erat dengan jumlah kunjungan, namun jenis objek wisata memiliki potensi hubungan terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Kata Kunci: Objek Wisata, Hotel, Biro Perjalanan, Kunjungan Wisatawan ABSTRACT The large number of tourist visits in the Special Region of Yogyakarta is a great opportunity for the tourism industry players to develop their business. However, consistency in the development of sustainable management is needed to survive in the competition. This is related to the creativity of managers to innovate in the tourism industry so that their tourism business is in demand by the community. The purpose of this study was to determine the relationship between the number of tourist objects, hotels and travel agencies with the number of tourist visits to tourist destinations in D.I. Yogyakarta. The research method used is a qualitative descriptive approach supported by quantitative data analysis. The results showed a significant relationship between the number of hotels and travel agencies with the number of tourist visits. The significance value is close to 0.000 at the 5% probability level. While the number of tourist objects does not have a close relationship with the number of visits, the types of attractions have a potential relationship to the number of tourist visits. Keywords: Tourism Object, Hotel, Travel Agency, Tourist Visit


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 106-115
Author(s):  
Meitolo Hulu ◽  
Fenisa Putri ◽  
Stephanie Natasya ◽  
Michelle -

ABSTRAKEra digital telah mengubah gaya hidup masyarakat menjadi pengguna media sosial. Penggunaan media sosial menjadi meningkat dalam menyebarkan berita maupun dalam mencari berita. Informasi pariwisata dan berbagi pengalaman berwisata sering dilakukan oleh wisatawan melalui media sosial yang memicu ketertarikan calon wisatawan untuk berkunjung di suatu destinasi. Penelitian ini menganalisis dampak media sosial dan word of mouth terhadap over-tourism dengan pendekatan kuantitatif menggunakan alat analisis Smart PLS 3. Metode survey digunakan untuk menyebarkan kuesioner kepada 106 mahasiswa yang menggunakan media sosial dalam mencari informasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media sosial dan word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap over-tourism. Artinya semakin banyak pengguna media sosial serta pelaku word of mouth memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah wisatawan yang mengakibatkan terjadinya over-tourism. Pemangku kepentingan pariwisata harus mengelola media sosial dengan baik supaya tidak terjadi kesalah-pahaman baik dari pemberi informasi maupun penerima informasi, karena media sosial merupakan salah satu cara dalam membangun hubungan dengan wisatawan dan calon wisatawan.Kata Kunci: media sosial, word of mouth, over-tourism, pariwisata, wisatawanABSTRACTThe digital era has changed people's lifestyles into social media users. The use of social media is increasing in spreading the news as well as in searching for news. Tourism information and sharing of travel experiences are often done by tourists through social media which triggers the interest of potential tourists to visit a destination. This study analyzes the impact of social media and word of mouth on over-tourism with a quantitative approach using the Smart PLS 3 analysis tool. The survey method was used to distribute questionnaires to 106 students who used social media to find information. The results of this study indicate that social media and word of mouth have a positive and significant effect on over-tourism. This means that more and more social media users and word of mouth actors contribute to the increase in the number of tourists which results in over-tourism. Tourism stakeholders must manage social media well so that there are no misunderstandings from both information givers and recipients of information, because social media is one way to build relationships with tourists and potential tourists.Key words: Social media, word of mouth, over-tourism, tourism, tourists


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 148-157
Author(s):  
Heni Widyaningsih ◽  
Hery Krestanto ◽  
T. Prasetyo Hadi Atmoko

ABSTRAKDampak Covid 19 yang dirasakan dibidang perhotelan memaksa pihak hotel untuk melakukan hemat energi dan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diversivikasi produk dan efisiensi bisnis dalam keberlanjutan green hotel pada era new normal di Hyatt Regency Yogyakarta.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan study Pustaka.  Keberlanjutan green hotel di hyatt Regency dilakukan dengan diversivikasi produk dan efisiensi bisnis.  Diversivikasi produk di Hyatt Regency yaitu Merancang working space (Work From Hyatt), Summer camp untuk anak anak, walk the dog, menjual swimming poll untuk tamu di luar Hyatt. Diversivikasi produk tersebut dijalankan dengan ketentuan wajib mengkonsumsi food atau beverage di Hyatt Hotel minimal Rp. 100.000,- per peserta, Bekerjasma dengan grab wheels, konsep angkringan yang higienis, sehat, murah dan enak,  serta melakukan efisiensi bisnis dengan menghemat energi listrik tanpa mengurangi pelayanan ke tamu dengan cara mengarahkan listrik kamar dengan gantungan kunci, sehingga jika tamu mengambil kartu kunci sebagian besar listrik peralatan akan mati secara otomatis, mengarahkan dispenser semua area,  ke sakelar lampu, sehingga ketika mematikan lampu kantor akan otomatis mematikan dispenser,  meminimalkan penggunaan kertas dan menggunakan kertas daur ulang, membangun kesadaran untuk program menabung energi melalui poster dan juga kampanye, menggunakan ecowasher untuk toilet, menggunakan lampu LED, menggunakan digital Thermostat, memasang pengatur waktu untuk penerangan area publik, memasang tab air otomatis di ruang makan karyawan, memasang pengatur waktu untuk instalasi pengolahan air limbah, menggunakan topside gas LPG Bulk, memasang arduino untuk mengatur pompa air portabel berjalan, dan pengaturan sauna. Kata kunci: Diversivikasi produk, Efisiensi Bisnis, Green Hotel   ABSTRACTAbstract- The impact of Covid 19 felt in the hospitality sector forced the hotel to save energy and costs. This study aims to determine product diversification and business efficiency in the sustainability of green hotels in the new normal era at Hyatt Regency Yogyakarta. This study uses qualitative methods with data collection techniques of observation, interviews, documentation and literature study. The sustainability of the green hotel at Hyatt Regency is carried out by product diversification and business efficiency. Product diversification at Hyatt Regency is Designing a working space (Work From Hyatt), Summer camp for children, walk the dog, selling swimming polls for guests outside the Hyatt. The product diversification is carried out with the condition that it is mandatory to consume food or beverage at the Hyatt Hotel at least Rp. 100,000 per participant, Collaborating with grab wheels, the concept of angkringan that is hygienic, healthy, cheap and delicious, and conducts business efficiency by saving electrical energy without reducing service to guests by directing the room electricity with a key chain, so that if guests take key cards most of the the electricity of the equipment will turn off automatically, directing the dispenser of all back office areas to the light switch, so that when turning off the office lights it will automatically turn off the dispenser, minimizing paper use and using recycled paper, building awareness for energy saving programs through posters and campaigns, using ecowasher for toilets, using LED lights, using digital thermostats, installing timers for lighting public areas, installing automatic water tabs in employee dining rooms, installing timers for wastewater treatment plants, using topside LPG Bulk gas, installing arduino to regulate portal water pumps buzzer running, and sauna setting. Keywords: Product diversification, Business Efficiency, Green Hotel


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 138-147
Author(s):  
Devita Widyaningtyas Yogyanti ◽  
Mery Kharismawati

ABSTRAKPenelitian ini adalah penelitian kualitiatif mengenai perbandingan budaya. Dalam hal ini, bentuk budaya yang dibandingkan adalah ragam bahasa hormat dalam Bahasa Jawa dan Jepang. Penelitian bertujuan untuk membandingkan dan mengetahui peranan ragam hormat dalam generasi muda di Jawa dan Jepang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ragam hormat dalam bahasa Jawa dan Jepang terdiri dari beberapa tingkatan bahasa. Tingkatan ragam hormat dalam bahasa Jepang adalah Sonkeigo, Kenjoogo dan Teineigo sedangkan dalam tingkatan ragam hormat dalam bahasa Jawa adalah Mudha Krama yang terbentuk dari Krama Inggil, Krama Andhap dan Krama. Dalam bahasa Jepang ragam hormat direalisasikan menggunakan leksem serta bentuk sintaktis, sedangkan dalam bahasa Jawa direalisasikan dengan leksem dan afiks. Pada perkembangannya bahasa Jawa semakin jarang digunakan di masyarakat Jawa karena fungsi basa krama telah digantikan oleh bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia, sehingga tidak ada kepentingan bagi generasi muda untuk menguasainya. Hal ini berbeda dengan keigo, yang hingga saat ini masih aktif digunakan dan dipelajari generasi muda Jepang yang ingin sukses dalam berkarir dan berkehidupan sosial. Kata kunci :   keigo, mudha krama, ragam hormat, perbandingan  ABSTRACTThis research is qualitative research about cultural comparison. The cultures being compared are Javanese and Japanese language honorific forms. The aims of this research are to compare and examine the roles of honorific form in the Javanese and Japanese young generations. The result shows that honorific forms in Javanese and Japanese consist of language levels. Sonkeigo, Kenjoogo, Teineigo are the variety of honorific forms (Keigo) in Japanese, while in Javanese the variety of honorific forms is indicated by Mudha Krama which has 3 variants, Krama Inggil, krama Andhap, and krama. In Japanese, the honorific style is realized using lexemes and syntactic forms, while in Javanese it is defined by lexemes and affixes. In its development, the Javanese language is become rarely used in Javanese society because the basic manner function has been replaced by the national language (Bahasa Indonesia. So there is no urgency for the young generation to master it. This is different from Keigo, which is actively used and studied by the recent Japanese generation who want to be successful in their careers and social life.Keywords: keigo, mudha krama, honorific form, comparation 


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 116-127
Author(s):  
Ida I Dewa Ayu Raka Susanty ◽  
Melissa Justine Renjaan

ABSTRAK Wabah COVID-19 di seluruh dunia telah membuat dunia terhenti, dan pariwisata menjadi yang terpuruk dari semua sektor ekonomi utama di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Pulau – pulau kecil di Indonesia timur yang menggantungkan perekonomian dari segi pariwisata bahari juga terkena dampak besar akibat situasi pandemi. Kabupaten Maluku Tenggara adalah salah satunya. Pelonggaran terhadap aktivitas industri pariwisata dimulai sejak diumumkannya masa new normal oleh pemerintah. Dua destinasi unggulan Kabupaten Maluku Tenggara yakni Pantai Ngurbloat dan Ngursarnadan memulai aktivitas pada kawasan wisata dengan jumlah pengunjung yang didominasi oleh wisatawan lokal. Tingginya wisatawan lokal yang berwisata, menunjukan kebutuhan masyarakat terhadap aktivitas berwisata sangat tinggi. Perilaku wisatawan terhadap keputusan berwisata dalam masa new normal dapat dipicu oleh berbagai faktor. Proses pengambilan keputusan wisatawan dalam berwisata ke destinasi wisata pantai Ngurbloat dan Ngursarnadan sangat penting diketahui oleh stakeholder atau pengelola kawasan wisata Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh perilaku wisatawan secara simultan terhadap keputusan berwisata, pengaruh secara parsial perilaku wisatawan terhadap keputusan berwisata serta faktor yang paling menonjol mempengaruhi keputusan wisatawan dalam berwisata pada Pantai Ngurbloat dan Ngursardanan. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara dengan analisa regeresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara simultan berpengaruh terhadap keputusan wisatawan berkunjung ke pantai Ngurbloat dan Ngursarnadan. Sedangkan, pengaruh secara parsial hanya pada faktor sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Ngurbloat dan Ngursarnadan. Faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan berwisata wisatawan adalah faktor psikologis dengan nilai Koefisien sebesar 0.497 Kata Kunci : Perilaku Wisatawan, Keputusan berwisata, Pantai Ngurbloat, Pantai   Ngursarnadan ABSTRACT The worldwide outbreak of COVID-19 has brought the world to a standstill, and tourism has been the worst affected of all major economic sectors  in the entire world as well as Indonesia. In eastern Indonesia, the economy of small islands depends on the marine tourism sector which has been affected by the pandemic. Southeast Maluku Regency is one of the islands affected by pandemic. The government has suspended the activity of tourist and travel. The tourism industry is gradually starting to recovery and improve. reopened tourist areas in Southeast Maluku Regency have begun in August 2020 with the COVID-19 health protocol. Two leading destinations of Southeast Maluku Regency, Ngurbloat Beach and Ngursarnadan Beach, started activities in tourist areas with the number of visitors dominated by local tourists. The purpose of this study was to know and explain the influence of tourist behavior simultaneously on travel decisions, the partial influence of tourist behavior on travel decisions and the dominant faktor influencing the decision of tourists in visiting Ngurbloat and Ngursardanan Beaches. The results of this study showed that cultural, social, personal and psychological faktors silmultan influence the decision of tourists visiting Ngurbloat  and Ngursarnadan Beach. Meanwhile, the partial influence is only on social, personal and psychological factors on the decision of tourist to visit Ngurbloat and Ngursarnadan beach. The most dominant factor influencing the decision to travel is the psychological factor with a coefficient value of 0.497 Keywords: Tourist Behavior, Travel decisions, Ngurbloat Beach, Ngursarnadan Beach


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 99-105
Author(s):  
I Putu Hardani HD

ABSTRAK Pemandu wisata dengan Operator Tur merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam pelaksanaan paket wisata. Sehingga koordinasi diantara kedua bagian ini sangat diperlukan agar paket wisata yang dijual dapat berjalan lancar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Metode Penelitian yang digunakan yaitu  penelitian kualitatif tentang Sinergitas Antara Pemandu Wisata Dan Operator Tur di CV Gondes Karya Mandiri, data dianalisa dari 16 pemandu wisatadan 5 eksekutif operator tur dengan menganalisa 15 atribut. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pemandu wisata dan opearatur tur saling bekerjasama dengan sinergi meskipun ada sedikit perbedaan persepsi namun tetap bisa berjalan dan bekerjasama dengan baik. Saran  dari hasil penelitian ini memberikan rekomendasi untuk memberikan pembeda pada penggajian. Selain itu juga memberikan rekomendasi pada penelitian selanjutnya untuk meneliti tingkat kepuasan pelayanan pemandu wisata dengan Operator Tur. Kata Kunci : Pemandu Wisata, Operator Tur, Paket Wisata, Sinergitas ABSTRAK Tour guide with Tour Operator are two things that can not be separated in the implementation of tour packages. So that coordination between these two parts is necessary so that the tour packages sold can sucsesfull. This study aims to find out the relationships that are interrelated with each other. The research method used is qualitative research on synergy between tour guides and tour operators at CV Gondes Karya Mandiri, data analyzed from 16 tour guides and 5 executive tour operators by analyzing 15 attributes. The results of the study mentioned that tour guides and tour operators cooperate with each other with synergy although there is a slight difference in perception but still can run and cooperate well. Suggestions from the results of this study provide recommendations to provide differentiation on payroll. In addition, it also provides recommendations on further research to examine the level of satisfaction of tour guide services with Tour Operators. Keywords : Tour Guide, Tour Operator, Tour Packages, Synergy


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 90-98
Author(s):  
Nailie Azizah

ABSTRAK Pengembangan pariwisata sebagai salah satu pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Pasuruan menjadi salah satu sektor prioritas dalam menumbuhkan ekonomi baru. Pariwisata sebagai kegiatan yang sifatnya diskrit telah membentuk pergerakan wisatawan yang dinamis, sehingga  adanya permintaan sarana transportasi yang fleksibel dan adanya kepastian dari aspek waktu dan biaya. Berkembangnya layanan angkutan jalan online menjadi  salah satu alternatif sarana angkutan jalan bagi wisatawan untuk perjalanannya selain layanan angkutan non daring.  Hal ini menunjukkan bahwa permintaan angkutan jalan untuk kegiatan pariwisata sangat tinggi, sehingga perlunya penelitian guna mengetahui kecenderungan pemilihan layanan angkutan jalan daring dan non daring untuk kegiatan pariwisata di Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi wisatawan terhadap layanan angkutan jalan daring dan non daring untuk perjalanan wisata di Kabupaten Pasuruan. Metode penelitian menggunakan pendekatan stated preference dengan pengambilan data secara accidental sampling dan menganalisis data melalui analisis regresi dan perhitungan binomial logit. Hasil analisis dan perhitungan secara logit binomial menunjukkan besar nilai probabilitas pada pemilihan layanan angkutan jalan daring moda minibus terhadap layanan angkutan jalan non daring dengan moda mobil pribadi, angkutan shuttle dan angkutan travel sebesar 0,63 ;0,83 ;dan 0,90. Hal ini menjelaskan bahwa  kecenderungan wisatawan memilih layanan angkutan jalan daring sebagai angkutan pariwisata lebih besar daripada layanan angkutan jalan non daring. Hasil penelitian ini sejalan dengan langkah pemerintah daerah setempat yang mulai menyediakan layanan angkutan pariwisata yang berbasis aplikasi. Merujuk dari hasil penelitian ini nantinya dapat mengadopsi dari layanan angkutan pariwsata yang sudah ada dengan melakukan pembaharuan pada aplikasi tersebut. Namun, ketersediaan layanan angkutan pariwisata tersebut perlu untuk disosialisasikan kepada masyarakat sebagai pengguna nantinya, sehingga layanan tersebut dapat bekerja optimal.   Kata kunci : Layanan angkutan jalan, pariwisata, daring, non daring, preferensi. ABSTRACT Tourism development as one of the utilization of regional space in Pasuruan Regency is one of the priority sectors in growing a new economy. Tourism as a discrete activity has formed a dynamic tourist movement, resulting in the demand for flexible transportation facilities and certainty in terms of time and cost. the development of online road transportation services is an alternative means of road transportation for tourists to travel in addition to non-online transportation services. This shows that the demand for road transport for tourism activities is very high, so that research is needed to determine the trends in choosing online and non-online road transport services for tourism activities in Pasuruan Regency. This study aims to determine tourist preferences for online and non-online road transportation services for tourist trips in Pasuruan Regency. The research method uses a stated preference approach by taking data by accidental sampling and analyzing data through regression analysis and binomial logit calculations This study used a stated preference approach method with accidental sampling data collection and analyzed the data through regression analysis and binomial logit calculation. The result of regression analysis and binomial logit calculation shows the probability value in choosing online road transport services for minibus mode of non-online road transport services by private car, shuttle and travel transportation are 0.63; 0.83; and 0.90. This explains that the tendency of tourists to choose online road transportation services as tourism transportation is greater than non-online road transportation services. The results of this study are in line with the steps of the local government which began to provide application-based tourism transportation services. Referring to the results of this research, later it can be adopted from existing tourism transportation services by updating the application. However, the availability of tourism transportation services needs to be socialized to the community as users later, so that these services can work optimally. Keywords: road transport services, tourism,  preferences.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 80-89
Author(s):  
Tatan Sukwika ◽  
Fitra Rahmatulloh

ABSTRAK Pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata alam diperlukan nilai ekonomi lingkungan yang terdapat pada suatu kawasan pariwisata. Pembangunan wisata baru dapat meningkatkan nilai ekonomi suatu kawasan wisata. Nilai ekonomi lingkungan dapat menjadi acuan dalam pembangunan berkelanjutan. Tujuan penelitian menentukan nilai lingkungan dan faktor intensitas kunjungan wisatawan. Metode yang digunakan untuk penentuan nilai lingkungan adalah metode travel cost. Pengambilan data lapangan digunakan kuesioner dan wawancara responden. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh intensitas pengunjung terhadap faktor waktu tempuh, tingkat pendidikan, umur, dan tingkat pendapatan. Kesimpulannya biaya kunjungan wisata terbesar adalah biaya transportasi, nilai ekonomi kawasan taman wisata alam (TWA) Situ Gunung melampaui Rp200 miliar dan kesediaan membayar (WTP) pengunjung masih menyisakan 62,25% nilai ekonomi yang didapatkan dari total ekonomi. Penelitian lanjutan direkomendasikan fokus pada daya dukung lingkungan untuk melihat kegiatan pariwisata di kawasan TWA Situ Gunung Sukabumi untuk menunjang data TCM. Kata kunci: metode biaya perjalanan, pariwisata, situ gunung Sukabumi, WTP  ABSTRACT The development and management of natural tourism areas should contain environmental economic value in it. The new development can increase the economic value of that tourism area. Environmental economic value can be a reference for sustainable development. The purpose of this study was to obtain environmental values and to determine the tourist visit intensity factor. Travel cost method was used in obtaining the environmental value. Retrieval of field data used questionnaires and interview respondents. The results of the research simultaneously showed that there was an effect on visitor intensity on the factors of travel time, education level, age, and income level. In conclusion, the biggest cost of tourist visits is the cost of transportation, the economic value of the Situ Gunung nature park (TWA) area exceeds Rp 200 billion and the willingness to pay (WTP) of visitors still leaves 62.25% of the economic value obtained from the total economy. Further research is recommended to focus on the carrying capacity of the environment to see tourism activities in the TWA Situ Gunung Sukabumi area to support TCM data. Keywords:  travel cost method, tourism, situ gunung Sukabumi, WTP


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 73-79
Author(s):  
Diah Pradiatiningtyas

AbstrakAdanya kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat secara serentak di sejumlah wilayah Jawa Bali atau PSBB Jawa Bali memunculkan kebijakan baru di sektor pariwisata Yogyakarta. Sektor Pariwisata di Yogyakarta harus beradaptasi dan mau tidak mau harus mengambil berbagai langkah strategis untuk tetap bertahan. Sebuah hal yang pasti adalah, adanya shifting pola masyarakat yang sebelumnya konvensional menjadi mobile. Augmented Reality (AR) merupakan salah satu bagian dari Virtual Environment (VE) atau yang biasa dikenal dengan Virtual Reality (VR). AR memberikan gambaran kepada pengguna tentang penggabungan dunia nyata dengan dunia maya. Sementara digital atau mobile marketing fokus kepada media dan konten apa yang akan dibuat untuk mempromosikan serta menjadi media komunikasi kepada wisatawan. Apalagi dengan penerapan protocol Kesehatan maka wisatawan memerlukan banyak informasi mengenai kunjungannya. Penelitian ini bertujuan menggambarkan konsep AR dan digital atau mobile marketing untuk mendukung pengembangan pariwisata Yogyakarta di era pandemic Covid 19. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pengambilan data secara kajian pustaka dan observasi. Kesimpulan yang di dapat dari penelitian sederhana ini adalah, augmented reality (AR) dapat dibangun menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle dan digunakan bagi pelaku pariwisata dengan menghadirkan perangkat yang memadai. Digital marketing atau mobile marketing lebih mudah diterapkan dan menjadi alat promosi yang cocok di era pandemic covid 19 karena kemudahan akses dan pengoperasionalannya. AbstractThe policy of simultaneously restricting community activities in a number of areas of Java Bali or the PSBB Jawa Bali led to a new policy in the tourism sector in Yogyakarta. The tourism sector in Yogyakarta has to adapt and inevitably has to take various strategic steps to stay afloat. One thing that is certain is, there is a shifting pattern of society that was previously conventional to be mobile. Augmented Reality (AR) is one part of the Virtual Environment (VE) or commonly known as Virtual Reality (VR). AR provides an overview to the user about the merging of the real world with the virtual world. While digital or mobile marketing focuses on what media and content will be made to promote and become a medium of communication to tourists. Moreover, with the implementation of the Health protocol, tourists need a lot of information about their visit. This study aims to describe the concept of AR and digital or mobile marketing to support the development of tourism in Yogyakarta in the Covid 19 pandemic era. The research method used is a descriptive qualitative method with data collection by means of literature review and observation. The conclusion that can be obtained from this simple research is, augmented reality (AR) can be built using the Multimedia Development Life Cycle method and used for tourism actors by presenting adequate tools. Digital marketing or mobile marketing is easier to implement and is a suitable promotional tool in the Covid 19 pandemic era because of its easy access and operation. Kata Kunci: pariwisata, augmented reality, promosi, mobile marketing, digital marketing, covid 19, Yogyakarta


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 32-42
Author(s):  
Luxy Pujo Sakti

ABSTRAK Pariwisata merupakan industri terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global pada saat ini. Pariwisata juga menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia serta memberikan dampak yang baik dalam pembangunan pariwisata desa. Elite desa berperan penting dalam mensosialisasikan ide terhadap masyarakat. Peran penting bagi elite desa dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat lokal dibutuhkan realisasi guna pengembangan desa. Logika dari desa Pujon Kidul, terhadap elite desa yang telah berhasil melakukan pembangunan wisata dengan produk lokal desa dengan melakukan pemberdayaan kepada masyarakat lokal perlu dikaji secara berlanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Logika Elite Desa Dalam Praktik Pembangunan Desa Wisata Pujon Kidul. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dengan jenis penelitian deskriptif, melalui observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi terhadap informan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori dari Pierre Bourdieu mengenai praktik habitus. Tahun 2015 elite desa Pujon Kidul berhasil melakukan pembangunan kafe sawah, kampung wisata Tulungrejo, dan melakukan pengembangan di bidang wisata edukasi, hingga kini berhasil membangun Desa Wisata Pujon Kidul.  Kata Kunci : Elite, Pembangunan Desa Wisata, dan Pemberdayaan Masyarakat. ABSTRACT Tourism is the largest and strongest industry in financing the global economy at this time. Tourism is also the largest contributor to foreign exchange in Indonesia and has a good impact on rural tourism development. Village elites play an important role in disseminating ideas to the community. The important role for village elites in empowering local communities requires realization for village development. The logic from Pujon Kidul village, towards village elites who have succeeded in developing tourism with village local products by empowering local communities needs to be studied continuously. This study aims to determine the Logic of Village Elite in Pujon Kidul Tourism Village Development Practices. This research uses a qualitative approach and descriptive research type, through field observations, interviews and documentation of informants. The theory used in this research is Pierre Bourdieu's theory of the practice of habitus. In 2015, the elite of Pujon Kidul village succeeded in building a rice field cafe, a tourist village in Tulungrejo, and developing in the field of educational tourism, until now they have succeeded in building the Pujon Kidul Tourism Village. Keywords: Elite, Tourism Village Development, and Community Empowerment.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document