Analisis Pola Sebaran Kualitas Air Sumur di Kawasan TPST Piyungan

2021 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 62-68
Author(s):  
Farhan Senoaji ◽  
Surya Budi Lesmana

Pada daerah yang dekat dengan timbunan sampah, seringkali problematika yang muncul adalah bau akibat sampah dan juga kualitas air permukaan yang menjadi sumber air dari masyarakat yang ada di sekitarnya. Dampak akibat adanya timbunan sampah terhadap kualitas air dapat diukur dengan beberapa parameter yaitu: kadar keasaman (pH), kadar besi (Fe), biological oxygen demand (BOD), dan dissolved oxygen (DO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran kualitas air sumur akibat dari pengaruh air lindi di sekitar kawasan TPST Piyungan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel air sumur yang berada di sekitar TPST Piyungan, dan selanjutnya sampel diuji di laboratorium dan dianalisis terhadap baku mutu kemudian dilanjutkan dengan analisis spasial berbasis SIG menggunakan software Arc-GIS dengan metode Multiple Ring Buffer. Pada hasil analisis SIG dilakukan pemberian perbedaan warna, untuk zona kualitas air yang baik warnanya terang, dan zona kualitas tidak baik warnanya cenderung gelap. Standar baku mutu yang digunakan mengacu pada  Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum serta Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa kadar pH pada semua sampel masih berada pada standar baku yang telah ditetapkan, parameter Fe masih berada pada standar baku mutu yang telah ditetapkan yaitu dengan maksimal kadar 1 mg/l, parameter BOD masih berada pada standar baku mutu yang telah ditetapkan yaitu dengan kadar maksimal 100 mg/l, parameter DO belum memenuhi standar baku mutu dengan kadar minimal 4 mg/l.

Author(s):  
Vasudha Lingampally ◽  
V.R. Solanki ◽  
D. L. Anuradha ◽  
Sabita Raja

In the present study an attempt has been made to evaluate water quality and related density of Cladocerans for a period of one year, October 2015 to September 2016. Water quality parameters such as temperature, PH, total dissolved solids, dissolved oxygen, biological oxygen demand, total alkalinity, total hardness, chlorides, phosphates, and nitrates are presented here to relate with the abundance of Cladocerans. The Cladoceran abundance reflects the eutrophic nature of the Chakki talab.


Jurnal Ecolab ◽  
2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 101-109
Author(s):  
Dewi Ratnaningsih ◽  
◽  
Retno Puji Lestari ◽  
Ernawita Nazir

Kualitas air di suatu wilayah yang merupakan salah satu indikator lingkungan dapat dievaluasi menggunakan parameter fisika, kimia, dan biologi. Indeks Kualitas Air Indonesia (IKA-INA) dapat digunakan untuk menilai kondisi kualitas air secara menyeluruh pada lokasi dan waktu tertentu. IKA-INA dihitung dengan menggunakan sepuluh (10) parameter yaitu pH, Total Dissolved Solid (TDS), Total Suspended Solid (TSS), Dissolved Oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), NO3, NH3, Total Phosphate (TP) dan fecal coliform. IKA-INA tersebut merupakan indeks kualitas air yang dapat memberikan informasi secara sederhana. Dalam pemanfaatannya, tidak semua data parameter dalam IKA-INA tersebut dapat terpenuhi karena adanya data tidak valid atau data yang hilang. Kajian ini bertujuan untuk memberi alternatif rumusan IKA-INA dengan parameter yang tidak lengkap atau jika tidak semua data dalam parameters tersebut tersedia. Metode yang digunakan dalam menyusun rumusan adalah dengan melakukan koreksi faktor bobot parameter IKA-INA terhadap parameter yang hilang dan nilai Q (nilai sub-indeks). Setelah itu dilakukan uji coba pada nilai baku mutu air dalam Peraturan Pemerintah No. 22/2021 Lampiran VI serta pada data kualitas air sungai yang mewakili kualitas baik dan buruk. Hasil uji coba menunjukkan bahwa bobot parameter terkoreksi dapat digunakan untuk penanganan parameter yang hilang dalam penilaian kualitas air dengan metode IKA-INA. Hasil IKA-INA dengan parameter hilang yang menggunakan bobot terkoreksi dan hasil IKA-INA dengan parameter lengkap mayoritas memberikan status IKA yang tidak berbeda, kecuali untuk parameter fecal coli dan parameter yang mempunyai kadar jauh berbeda terhadap kondisi air secara keseluruhan.


2015 ◽  
Vol 16 (SE) ◽  
pp. 395-403
Author(s):  
Abbas Ghaffari Habib ◽  
Seyed Hadi Khatami

In Bahar County (Iran), rivers are among the important sources of water for the agricultural sector. Therefore, this research evaluated the parameters of temperature, pH, Total Dissolved Solids (TDS), turbidity, nitrate, total phosphate, dissolved oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD5), and fecal coliform at five stations for five months (from February 2015 to June 2015) to determine water quality in the rivers. Based on this evaluation, the NSFWQI index was calculated and, finally, the routes of the rivers were zoned. The best water quality was recorded at Station Number 3 with the NSFWQI Value of 80 in January, and the worst at Station Number 5 (latgah) with the NSFWQI Value of 37 in June. Based on the mean NSFWQI indices, water quality was Medium at Stations Number 1, 2, and 4, good at Station Number 3, and bad at Station number 5.


Our Nature ◽  
1970 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 156-167 ◽  
Author(s):  
D. Thapa Chhetry ◽  
J. Pal

The Koshi river is the major tributaries of the Ganges which originates from the snowy peaks of Tibetan plateau in the central Himalayas. Its total catchment area is 60,400 km2, of which 28,140 km2 lies in Nepal, while the remainder is situated in Tibet. It passes from Nepal to India via the Koshi Tappu Wildlife Reserve area of Nepal. It destroys large area through floods, especially in India. This paper deals with the air temperature and phyco-chemical parameters like temperature, transparency, pH, oxygen, carbondioxide, alkalinity, hardness, chloride and biological oxygen demand of water of Koshi river at Kushaha area of Koshi Tappu Wildlife Reserve. The water temperature was recorded maximum in summer season but the transparency, pH, dissolved oxygen, total alkalinity and total hardness were recorded maximum in winter season. Similarly, free carbondioxide was maximum in rainy season and chloride and biological oxygen demand were recorded maximum in summer season. The air temperature and water temperature had positive and significant correlation with free carbondioxide and biological oxygen demand. Dissolved oxygen had positive and significant correlation with pH, total alkalinity and total hardness. Similarly, total alkalinity had positive and significant correlation with transparency, total hardness, chloride etc.DOI: http://dx.doi.org/10.3126/on.v9i1.5746


Author(s):  
F. O. Omoya ◽  
A. O. Olalemi

Aim: This study was aimed at determining the physicochemical characteristics (such as pH, dissolved oxygen, biological oxygen demand, nitrogen, phosphorus, chloride, iron, lead, magnesium etc.) of the effluent sludge from a sewage oxidation pond and the receiving stream before and after exposure to solar energy. This is to gain a better understanding on how ultraviolet radiations from sunlight alters the physicochemical parameters inherent in the sludge and the stream. Methods and Results: Effluent sludge samples and water samples from the receiving stream were collected and exposed to solar energy over a twenty-day period. Physicochemical parameters were measured using standard methods. Results revealed that mean values of dissolved oxygen and pH increased whereas those of biological oxygen demand, ammonia nitrogen, chloride, phosphorus, iron, lead zinc and magnesium reduced over the period study. Conclusion: The findings from this study suggest that the addition of solar energy to the chains of processes in sewage treatment will produce effluents with minimal content of nutrients from organic matter and heavy metals and these will ultimately protect the receiving stream from contamination, thus contributing to human health protection.


2020 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 309-315
Author(s):  
Dilia Puspita Asih ◽  
Churun Ain ◽  
Niniek Widyorini

Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak merupakan sungai besar yang berada di Kota Semarang. Terdapat berbagai aktivitas di sepanjang aliran sungai tersebut, diantaranya aktivitas domestik dan industri dimana buangan limbah masuk ke dalam badan sungai sehingga menyebabkan penurunan kualitas perairan. Salah satu mikroorganisme yang terkandung dalam limbah domestik yang berperan sebagai indikator pencemaran yaitu bakteri coliform sehingga perlu dilakukan perhitungan total coliform guna mengetahui adanya pencemaran di Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan total coliform, status mutu air berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001 kelas II dan hubungan antara total coliform dengan bahan organik dan BOD (Biological Oxygen Demand) di Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Pengambilan sampel terdiri dari 2 stasiun (A dan B) yang masing-masing terdapat 5 titik dan 2 kali pengulangan (P1 dan P2). Variabel utama yang dianalisis yaitu total coliform, bahan organik dan BOD, variabel pendukung yang diukur yaitu temperatur, salinitas, DO (Dissolved Oxygen ) dan pH. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah total coliform pada stasiun A berkisar antara 240-16000 MPN/100 mldan 23-5400 MPN/100 ml pada stasiun B. Nilai total coliform pada titik A2 dan B2 pada P1 serta A5 P2telah melebihi bakumutu. Hubungan antara total coliform dengan bahan organik yaitu sangat lemah (nilaiPearson Correlation = 0,15). Hubungan antara total coliform denganBOD yaitu lemah (nilaiPearson Correlation= 0,378). Banjir Kanal Barat and Silandak Rivers are large rivers in Semarang. There are various activities along the river flow, including domestic activities and industries where waste effluents enter the river bodies causing a decrease in water quality. One of the microorganisms contained in domestic waste that as an indicator of pollution is coliform bacteria, so it is necessary to calculate the total coliform in order to find out the pollution in the Banjir Kanal Barat and Silandak Rivers. This study aims to determine abundance of total Coliform, water quality status based on PP No. 82 of 2001 class II and relationship between the total coliform with organic matter and BOD (Biological Oxygen Demand) in the Banjir Kanal Barat and Silandak Rivers. The method used in this study is survey method. Sampling consisted of 2 stations (A and B), each of which had 5  points and 2 repetitions (P1 and P2). The main variables analyzed were total coliform, organic matter and BOD, the supporting variable analiyzed were temperature, salinity, DO (Dissolved Oxygen ) and pH. Based on the results of the study, the total number of coliform at station A ranged from 240-16000 MPN/100 ml and 23-5400MPN/100 ml at station B. The total value of coliform at points A2 and B2 at P1 and A5 P2 has exceeded the standard. The relationship between total coliform and organic matter is very weak (Pearson Correlation value = 0.15). The relationship between total coliform and BOD is weak (Pearson Correlation value = 0.378). 


2017 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 13
Author(s):  
Arif Wibowo ◽  
Mas Tri Djoko Sunarno ◽  
Safran Makmur

Penelitian mengenai parameter fisika, kimia, dan biologi penciri habitat ikan belida (Chitala lopis) dilakukan tahun 2005 - 2006 di perairan umum daratan di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Tujuan nya adalah untuk mendapatkan informasi parameter lingkungan yang menjadi karakteristik habitat ikan belida dari berbagai badan air di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Metode survei dan kegiatan laboratorium digunakan dalam penelitian ini. Parameter lingkungan yang diamati meliputi suhu udara, suhu air, Total Dissolved Solid (TDS), Daya Hantar Listrik (DHL), klorofil-a, kecepatan arus, Biological Oxygen Demand (BOD), oksigen terlarut, pH, alkalinitas, CO2 bebas, kedalaman air, dan kecerahan pada 116 lokasi pengambilan yang ditentukan secara sengaja di Sungai Tulang Bawang (Provinsi Lampung), Sungai Kampar, Sungai Siak (Provinsi Riau), Sungai Musi (Provinsi Sumatera Selatan), Sungai Citarum (Provinsi Jawa Barat), Sungai Kapuas (Provinsi Kalimantan Barat), dan Waduk Riam Kanan (Provinsi Kalimantan Selatan). Analisis data menggunakan pendekatan analisis multivariabel regresi berganda Metode Backward yang didasarkan pada Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) dan pembeda (Discriminant Analysis), serta korespondensi analisis (correspondency analysis). Hasil penelitian menunjukkan habitat ikan belida dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu tipe yang menyerupai sungai utama, waduk, dan anak sungai. Pembeda utama sekaligus parameter lingkungan utama adalah parameter TDS yang paling besar, dan selanjutnya parameterparameter DHL, suhu udara, klorofil-a, kecepatan arus, BOD, Oksigen terlarut, pH, alkalinitas, dan CO2 bebas menyumbang yang paling sedikit. Kehadiran plankton genus Ulothrix dan Mytilina secara tidak langsung teridentifikasi sebagai penciri habitat spesifik ikan belida. Research on physical, chemical, and biological parameters indicating specific habitat of clown knife fish (Chitala lopis) was carried out at 2005 - 2006 in inlands waters of Sumatera, Borneo, and Java. This study purposed to obtain information of environmental parameters indicating habitat characteristic of the knife fish in various inland waters bodies in Sumatera, Borneo, and Java. Survey method and laboratory activities were employed in this research. Environmental parameters observed were air temperature, water temperature, Total Dissolved Solid (TDS), conductivity, water velocity, Biological Oxygen Demand (BOD), dissolved oxygen, pH, alkalinity, free C02, water depth, and water transparancy taken on 116 sampling stations distributing in Tulang Bawang River (Lampung Province), Kampar and Siak River (Riau Province), Musi River (South Sumatera Province), Kapuas River (West Kalimantan Province), Riam Kanan Reservoar (South Kalimantan Province), and Citarum River (West Java Province). Data analysis used multivariate approach of multiple regression of Backward Method such as Principal Component Analysis, Discriminant Analysis, and Corre spondency Analysis. The results showed that the clown knife fish habitats could be divided by three types of specific habitat, namely water bodies similar with main rivers, reservoir, and tributaries. Parameter of TDS indicated the primary differentization as well as habitat characteristics of the clown knife fish.Whilst the parameters of conductivity, air temperature, chlorophyill-a, water current, BOD, dissolved oxygen, pH, alcalinity, and free CO2 contributed less significance. The existence of plankton from genus Ulothrix and Mytilina was identified indirectly as the specific habitat of the clown knife fish.


Author(s):  
H Purwati ◽  
M F Fachrul ◽  
D I Hendrawan

<p>Situ Gede merupakan salah satu situ alami yang memiliki luas 5,07 Ha, terletak di wilayah Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Situ Gede berfungsi sebagai daerah tangkapan air, pengendali banjir, tempat rekreasi dan habitat biota air seperti ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air Situ Gede berdasarkan parameter fisika, kimia serta biologi dan dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 serta menentukan status mutu perairan air Situ Gede dengan menggunakan Metode Indeks Kualitas Air-National Sanitation Foundation (IKA-NSF). Selain itu, untuk mengetahui pengaruh aktivitas sekitarnya, dilakukan survei dengan melakukan identifikasi kegiatan domestik. Berdasarkan hasil hasil analisis kualitas air diketahui bahwa parameter yang melebihi baku mutu adalah kekeruhan, TSS (Total Suspended Solid), fosfat, Dissolved Oxygen (DO) dan Biological Oxygen Demand (BOD), sedangkan Status Mutu Situ Gede berada dalam kategori tercemar sedang, dengan nilai IKA-NSF sebesar 65,21, diduga sumber pencemar berasal dari kegiatan sekitarnya domestik seperti sampah. Dengan demikian maka solusi yang dapat diterapkan adalah dengan mengendalikan masuknya sampah ke dalam perairan dengan mengikutsertakan masyarakat sekitarnya, serta melakukan pengolahan air limbah domestik yang dapat diterapkan dimasyarakat sekitarnya.<br />Kata Kunci: kualitas air, status mutu, perairan situ</p>


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 59-63
Author(s):  
Lalzahawmi Chenkual ◽  
◽  
B.P Mishra ◽  
Laltan puia ◽  
Mary Lalthansangi ◽  
...  

Temperature is one of the most important ecological factors which play a significant role on the earth, and all the living organisms have evolved various methods to meet extremes of temperature. Seasonal temperature variations are quite significant in freshwater lakes and ponds. The present study deals with the effect of seasonal variations of water temperature on different water quality parameters of Tamdil lake, Mizoram, India, for a period of two years, i.e., from March, 2014 to February, 2016. The water samples were collected from five sampling sites, and the average reading was calculated for each of the water quality attributes namely, temperature, pH, Dissolved Oxygen (DO) and Biological Oxygen Demand (BOD). The water samples were analyzed monthly, and the results are computed on seasonal basis, i.e., pre-monsoon, monsoon, post- monsoon and winter seasons. Statistically, there was a positive and significant relationship between water temperature and pH, and negative significant relationship between temperature and DO. A negative correlation was observed between temperature and BOD. The result shows that there is a significant seasonal variation in physico-chemical parameters. The lake has not reached the polluted stage yet.


2020 ◽  
Vol 51 (3) ◽  
pp. 381-391 ◽  
Author(s):  
Lars Bengtsson ◽  
Osama Ali-Maher

Abstract The consumption of oxygen in ice-covered lakes is analyzed and related to biological oxygen demand and sediment oxygen demand. An approach for computing dissolved oxygen concentration is suggested assuming horizontally mixed waters and negligable vertical dispersion. It is found that the depletion of dissolved oxygen is mainly due to the transfer of oxygen at the water/sediment interface. The morphology of a lake is very important for how fast the dissolved oxygen concentration is reduced during winter.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document