KLARIFIKASI DISTINGSI ANTARA AUTENTISITAS DAN OTORITAS HADIS: Studi Komparatif Perspektif Muslim dan Barat
<p><span lang="IN">Au<span lang="IN">tentisitas dan Otoritas hadis telah menjadi kajian yang s</span>a<span lang="IN">ngat krusial di hampir semua kajian hadis. Tapi, ketika istilah autentisitas dan otoritas digunakan dalam pembahasan kajian, banyak yang mengalami kesimpangsiuran dan ketidakpastian makna sehingga mampu memicu kesalahpahaman dalam memaknai alur kajian. </span>Dengan menggunakan metode komparatif deskriptif, a<span lang="IN">rtikel ini bertujuan untuk memperjelas secara spesifik distingsi antara kedua istilah tersebut dengan perspektif kajian di kalangan ulama Muslim dan pakar Barat. Hasilnya, autentisitas hadis merujuk pada kesahihan suatu hadis. hadis yang autentik berarti hadis yang bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya untuk bisa diatribus</span>i<span lang="IN">kan kepada pemilik redaksi yang menjadi sumber hadis awal. Ini memberikan pemahaman bahwa autentisitas hadis menjadi salah satu prinsip utama dalam melakukan penelusuran berita kepada sumbernya yang pertama kali. Berbeda dengan otoritas hadis yang menitik beratkan pada pengimplementasian hadis terhadap pengamalan yang menjadi tujuan akhir suatu hadis dipelajari, yakni untuk diamalkan. Hadis yang bisa diimplementasikan untuk dipraktekkan sebagai sumber ajaran Islam menunjukkan hadis tersebut memiliki otoritas untuk digunakan sebagai dalil atau hujjah untuk digunakan dalam pengamalan.</span></span></p><p><span lang="IN"><span lang="IN"><br /></span></span></p><p><span lang="IN"><span lang="IN">[<strong><span lang="IN">Clarification of Distinction between Authenticity and Authority of Hadith: Comparative Study of Muslim and Western Perspectives</span></strong><span lang="IN">. The authenticity and authority of hadith have become very crucial studies in almost all hadith studies. But, when the terms of authenticity and authority are used in the study discussion, It almost experiences confusion and uncertainty in meaning so that they can trigger misunderstanding in the understanding of the study plot. This article aims to clarify specifically the distinction between the two terms from the perspective of studies among Muslim scholars and Western experts. As a result, the authenticity of hadith refers to the validity of hadith. Authentic traditions mean traditions that can be held accountable for their validity to be attributed to the owner of the early narrator who was the source of the initial hadith. This gives an understanding that the authenticity of the hadith is one of the main principles in tracing the information to its first source. In contrast to the authority of the hadith which emphasizes the implementation of the traditions of the practice which is the ultimate goal of hadith studies, to be practiced. Hadith that can be implemented to be practiced as a source of Islamic teachings shows that the hadith has the authority to be used as a proposition or <em>hujja</em> to be used in practice.]</span></span></span></p>