scholarly journals Efek Pemberian Vitamin C Terhadap Aktifitas Katalase Hati Tikus Galur Wistar yang Terpapar Ion Pb

2015 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Elmatris Sy ◽  
Husnil Kadri ◽  
Eti Yerizel

AbstrakAkumulasi logam berat dapat meningkatkan senyawa oksigen reaktif dan menekan kadar antioksidan esensial dalam tubuh. Vitamin C merupakan antioksidan non enzimatis, senyawa alami yang bersifat antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efek Pemberian Vitamin C Terhadap Aktifitas Katalase Hati Tikus Galur Wistar Yang Terpapar Ion Pb, dilakukan di laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi dan Biokimia Fakultas Kedokteran Unand Penelitian dilakukan terhadap tikus galur wistar, berumur tiga bulan, berat badan + 200 gram, yang berjumlah 28 ekor. Didapatkan bahwa pemaparan ion Pb 0,05 mg/g BB/hari selama empat minggu dapat menurunkan aktifitas katalase hati tikus galur wistar. Penambahan vitamin C 0,05mg/g BB/hari dan 0,075 mg/g BB/hari pada tikus yang terpapar ion Pb menunjukan peningkatan aktifitas katalase hati tikus galur wistar. Berdasarkan uji T berpasangan terdapat perbedaan yang signifikan antara aktifitas katalase hati tikus galur wistar yang tidak terpapar ion Pb dengan terpapar ion Pb (p = 0,005 atau p < 0,05). Pemberian vitamin C pada tikus galur wistar yang terpapar ion Pb secara statistik dengan uji one way Anova tidak terdapat pengaruh yang signifikansi (p = 0,143 atau p > 0,05). Namun pada post hocx test terdapat pengaruh pemberian vitamin C 0,075 mg/g BB/hari pada tikus yang terpapar ion Pb, dengan p = 0,053 atau p = 0,05.Kata kunci: Aktifitas Katalase, Vitamin C, Ion PbAbstractThe presence of heavy metals such as Pb can produce a free radical, it will also be able to decrease the availability of the body's antioxidants. Vitamin C is a non-enzymatic antioxidants, natural compounds that are strong antioxidants and free radical binding. This study to determine the Effect of Vitamin C to catalase activity of rat-wistar strain-liver. The purpose of which Exposed Pb ions, carried out in the laboratory of Pharmacology of the Faculty of Pharmacy and Biochemistry Faculty of Medicine Unand. Research conducted on wistar strain rats, three months old, weight + 200 grams, which totaling 28 tails. The result was exposure of Pb ions 0.05 mg / g BW / day for four weeks decreases catalase activity rat’s-wistar-strain liver. The addition of vitamin C 0,05mg / g BW / day and 0.075 mg / g bw / day in exposed rats to Pb ions showed increased levels of catalase activity rat’s-wistar-strain liver. The result of the paired t test there was difference significantly between liver catalase activity rat’s-wistar-strain liver were not exposed to Pb ions (p = 0.005 or p < 0.05). Administration of vitamin C were exposed to Pb ion statistically by one-way ANOVA test there was no significant effect ( p = 0.143 or p > 0.05 ) . But in the post hocx test the effect of vitamin C contained 0.075 mg / g bw / day in rats exposed to Pb ions, with p = 0.053 or p = 0.05Keywords: Catalase Activity, Vitamin C, Pb ions.

PHARMACON ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 676
Author(s):  
Rivaldo Mende ◽  
Herny Simbala ◽  
Karlah L.R. Mansauda

ABSTRACTLime is a type of orange that is often consumed by the public. The content of lime is vitamin C, flavonoids. This study aims to test the effectiveness of lime juice and ethanol extract of lime peel (Citrus aurantifolia) against hypercholesterolemia in male white rats Galur Wistar (Rattus norvegicus). The method used was experimental laboratory. The results were obtained from the stage of measuring blood cholesterol, namely pre and post. The treatment was started by giving high fat feed for 14 days. Furthermore, pretest measurements were carried out. After that, treatment was given to each of the 8 groups, namely CMC in the negative control, simvastatin in the positive control, lime juice and ethanol extract of lime peel. Posttest measurements were carried out after 7 days of administration. The best results with a dose of T3 (0.3) fruit juice and lime peel ethanol extract were PS1 (7.2 mg). Then, the treatment was analyzed using Paired T-test and One Way ANOVA statistical test using SPSS with the results of the sig value. > 0.05 means that it can be concluded that there is no significant difference in the average cholesterol level of rats based on the treatment group.Keywords: Effectiveness test, Lime (Citrus aurantifolia ), Hypercholesterolemia, Male white mouseABSTRAKJeruk nipis merupakan  salah satu jenis  jeruk yang sering dikonsumsi masyarakat. Kandungan  dari  jeruk nipis yaitu vitamin C, flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas sari jeruk nipis dan ekstrak etanol kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Hiperkolesterolemia pada tikus putih jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus). Metode yang digunakan eksperimental laboratorium. Hasil penelitian diperoleh dari tahap pengukuran kolesterol darah,yaitu pre dan post. Perlakuan dimulai dengan memberi pakan tinggi lemak selama 14 hari Selanjutnya dilakukan pengukuran Pretest. Selanjutnya diberikan perlakuan pada tiap 8  kelompok, yaitu CMC pada kontrol negatif, simvastatin pada kontrol positif, Sari buah jeruk nipis dan ekstrak etanol kulit jeruk nipis. Pengukuran Posttest dilakukan setelah 7 hari pemberian. Hasil yang terbaik dengan dosis sari buah T3(0,3) dan Ekstrak etanol kulit jeruk nipis adalah PS1(7,2 mg) . Lalu selanjutnya perlakuan dianalisa dengan uji Paired T-test dan uji statistik One Way ANOVA menggunakan SPSS dengan hasil nilai sig. > 0,05 berati disimpulkan maka tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata hasil kadar kolesterol tikus berdasarkan kelompok perlakuan.Kata Kunci: Uji Efektifitas, Jeruk nipis (Citrus aurantifolia), Hiperkolesterolemia, Tikus Putih jantan (Rattus norvegicus)


PHARMACON ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 151
Author(s):  
Ausich Singal ◽  
Edwin De Queljoe ◽  
Paulina Yamlean

ABSTRACT This study aims to determine the effect of infusion of conjoined pumpkin leaves (Sechium edule) on reducing total blood cholesterol of male white rats (Rattus norvegicus). The subjects of this study were 15 male white rats with an average body weight of 200 grams which were divided into 5 groups, each group consisted of 3 mice. The method used is a laboratory experiment with a completely randomized design. The results were obtained from 2 measurements of blood cholesterol levels, namely measurements before and after treatment. The treatment begins with the provision of high-fat foods for 48 days. On the 49th day a blood cholesterol level was measured before treatment. Furthermore, treatment was given to each group, namely aquades in the negative control group, simvastatin in the positive control group, and squash leaves infusion with their respective doses in the dose group I (40%), the dose group II (20%), and the dose group III (10%). Measurement of cholesterol levels after treatment was carried out on day 54. Data were analyzed by Paired t-test and One Way ANOVA. The analysis showed that there were no significant differences between treatment groups. Judging from the change in average and percentage, 40% infusion dose of siamese pumpkin leaves gives the best reduction in cholesterol levels. Keywords: Cholesterol, pumpkin leaves, male white mouse infusion. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun labu siam (Sechium edule ) terhadap penuruan kolesterol darah total tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Subjek penelitian ini berupa tikus putih jantan berjumlah 15 ekor dengan berat badan rata-rata 200 gram yang dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok sebanyak 3 ekor. Metode yang digunakan yaitu eksperimen laboratorium dengan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian diperoleh dari 2 kali pengukuran kadar koleterol darah yaitu pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Perlakuan dimulai dengan pemberian makanan tinggi lemak selama 48 hari. Pada hari ke49 dilakukan pengukuran kadar kolesterol darah sebelum perlakuan. Selanjutnya diberikan perlakuan pada tiap kelompok yaitu aquades pada kelompok kontrol negatif, simvastatin pada kelompok kontrol positif, dan infusa daun labu siam dengan dosis masing-masing pada kelompok dosis I (40 %), kelompok dosis II (20 %), dan kelompok dosis III (10%). Pengukuran kadar kolesterol sesudah perlakuan dilakukan pada hari 54. Data diananlisis dengan Paired t-test dan One Way ANOVA. Hasil analisa menunjukan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan. Dilihat dari perubahan rerataan dan presentase, dosis infusa  40% daun labu siam memberikan penurunan kadar koleterol terbaik. Kata kunci : Infusa daun Labu siam, kolesterol, tikus putih jantan.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Retno Tri Wulandari ◽  
Nurmasari Widyastuti ◽  
Martha Ardiaria

Latar belakang: Daya tahan merupakan kesanggupan tubuh dalam melakukan penyesuaian terhadap beban fisik sehingga dapat menghindari kelelahan yang berlebihan. Buah pisang raja  (Musa paradisiaca var. Sapientum L.) dan pisang ambon (Musa paradisiaca var. Sapientum (L.) Kunt.) mengandung karbohidrat yang akan meningkatkan kadar glukosa darah dan tinggi kalium, sehingga berpotensi mencegah kelelahan otot. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan pemberian pisang raja dan pisang ambon terhadap VO2max pada remaja di sekolah sepak bola.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan pre-post tes with control group design. Responden penelitian ini adalah atlet sepak bola berusia 15-18 tahun di sekolah sepak bola Terang Bangsa dan Satria Kencana Serasi. Responden dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol mendapat air mineral 240 ml, kelompok perlakuan I mendapat pisang raja 150 g dan kelompok perlakuan II mendapat pisang ambon 150 g. VO2max diukur menggunakan tes lari 15 menit Balke, dan asupan makan diperoleh dari recall 2x24 jam. Data dianalisis dengan menggunakan uji Paired t test, One way ANOVA dan uji ANCOVA.Hasil: Rerata delta VO2max  kelompok kontrol (-0,8±3,1) memiliki perbedaan bermakna dengan perlakuan I (6,6±2,9; p=0,00) dan  perlakuan II (2,3 ± 2,5; p=0,006). Secara deskriptif kenaikan perubahan VO2max tertinggi pada kelompok perlakuan I,diikuti perlakuan II dan kelompok kontrol.Kesimpulan: Terdapat perbedaan nilai delta VO2max pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dan secara signifikan kenaikan VO2max terjadi pada pemberian pisang raja.


2020 ◽  
Vol 21 (3) ◽  
pp. 175-190
Author(s):  
Selly Fidia Agustin ◽  
Ardhea Mustika Sari ◽  
Lia Umi Khasanah

ABSTRAK Fillet merupakan produk perikanan yang mudah mengalami kerusakan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik minyak atsiri kemangi, dan edible film alginat dengan penambahan minyak atsiri kemangi, serta kemunduran mutu fillet ikan nila dengan aplikasi edible coating minyak atsiri kemangi selama penyimpanan dingin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu konsentrasi minyak atsiri kemangi 0,5%, 1%, dan 1,5% pada suhu 4ºC. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one way ANOVA dan dilanjutkan dengan DMRT pada α 0,05 serta paired t-test pada α 0,05. Berdasarkan hasil karakterisasi minyak atsiri kemangi dapat diketahui rendemen minyak atsiri kemangi sebesar 0,4%, berat jenis 0,853 g/cm3, viskositas 0,002 N.m/s2 dan terdapat 38 senyawa aktif. Minyak atsiri kemangi memiliki diameter hambat bakteri Pseudomonas aeruginosa antara 5,667–18.350 mm. Edible film natrium alginat dengan penambahan minyak atsiri kemangi 0,5%, 1%, dan 1,5% memiliki nilai Water Vapor Transmission Rate (WVTR) sebesar 4,385–5,254 g/jam m2, kuat tarik 2,718–2,788 MPa, dan ketebalan 0,05–0,105 mm. Edible coating dilakukan dengan penambahan minyak atsiri kemangi 0% dan 1,5%. Coating fillet ikan nila dilakukan dengan metode dipping selama 1–2 menit. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan edible coating minyak atsiri kemangi berpengaruh nyata terhadap parameter TPC, TVB, dan TBA akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pH. Kata kunci: Edible Coating; Kemangi; Minyak Atsiri; Penyimpanan Dingin ABSTRACT Fillet is perishable fishery product. This research aimed to determine the characteristics of basil essential oil (EO) and sodium alginate (SA) edible film with the addition of basil EO, and deterioration of tilapia fillet with the application of basil EO edible coating during cold storage. Complete Randomized Design with one factor, concentration of basil EO 0,5%, 1%, and 1,5% stored in 4 ºC was used in this study. The data obtained were analyzed using one way ANOVA and continued with DMRT and paired t-test at α=0,05. Based on the charactierization of basil EO, the yield of basil EO was 0,4%, specific gravimetry was 0,853 g/m3, viscosity was 0,002 N.m/s2 and contained 38 active compounds. Basil EO has inhibitory diameters of Pseudomonas aeruginosa between 5,667–18,350 mm. SA edible film with the addition of 0,5%, 1%, and 1,5% basil EO has a WVTR value of 4,385–5,254 g/hour m2, tensile strength of 2,718–2,788 MPa, and thickness of 0,05–0,105 mm. Application of edible coating to tilapia fillet was carry on by adding 1,5% basil EO and without adding basil EO as a control. Tilapia fillet coating was done using dipping method for 1–2 minutes. The result showed the use of basil EO significantly affected the TPC, TVB, and TBA but didn’t significantly affected the pH. The use of edible coating with addition of 1,5% basil EO exceeds the acceptance limit on the 9th day storage meanwhile the control treatment has exceeded the acceptance limit on the 6th day storage based on TVB value. Keywords: Microbiological damage; Oxidative Damage, Sodium Alginate


2018 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 230-236
Author(s):  
Arlina Fauziah ◽  
Abdul Rahem ◽  
Anita Purnamayanti

Pasien rawat jalan di Poli Sub Spesialis Rheumatoid Rumah Sakit Daerah Ulin Banjarmasindalam perjalanan terapi RA mengalami perubahan terapi, yang semula menggunakan methotrexate berubahmenjadi menggunakan leflunomide (arava) dan kemudian menjadi azatioprin (imuran) dikarenakan terjadikekosongan obat RA. Adanya perubahan terapi RA menyebabkan perlu dilakukannya perbandinganefektivitas antara methotrexate dengan pengganti methotrexate. Rancangan penelitian yang digunakanadalah observasional dengan pengambilan data retrospektif. Analisis data dilakukan dengan menggunakanOne Way Anova dan Paired t-test. Efektivitas terapi pasien RA didasarkan pada aktivitas penyakit, skorDisease Activity Score 28 (DAS28) dan persentase efektivitas. Hasil analisis dengan One Way Anova menunjukkantidak terdapat perbedaan yang signifikan antara semua kelompok terapi (P = 0,084, P > 0,05).Berdasarkan uji Post Hoc LSD diketahui terdapat perbedaan yang signifikan antara DAS28 methotrexateawal dengan DAS28 imuran akhir (P = 0,0034, P < 0,05) dan antara DAS28 arava akhir dengan DAS28 imuranakhir (P = 0,049, P < 0,05). Pada uji Paired t-test terdapat perubahan nilai DAS28 yang signifikan antaramethotrexate awal dan akhir, DAS28 arava awal dan akhir serta DAS28 imuran awal dan akhir.Terdapatperbedaan efektivitas methotrexate dengan arava dan imuran dengan arava namun tidak ada perbedaanefektivitas methorexate dengan imuran pada pasien RA rawat jalan di RSUD Ulin Banjarmasin.


Author(s):  
Yusuf Aminullah ◽  
Wiratno ◽  
Neni Susilaningsih

Latar belakang : Cisplatin dapat menyebabkan penurunan sistem hemopoetik akibat Radical oxygen spesies (ROS) pada penderita kanker kepala dan leher (KKL). Kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi sebagai antioksidan dari luar diperlukan untuk menetralisir ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi dapat mengurangi penurunan sistem hemopoetik penderita KKL akibat cisplatin. Metode : Penelitian eksperimental pre-post test design. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari klinik dan bangsal THT-KL RSUP Dr. Kariadi Semarang dilakukan randomisasi blok, kemudian dibagi menjadi dua kelompok; kelompok perlakuan diberikan kombinasi vitamin C 1000 mg dan E 400 mg dan kelompok kontrol diberikan vitamin C 2x50 mg selama 5 minggu. Analisis data dengan chi square, paired t-test dan independent t-test. Hasil : Empat puluh delapan subyek memenuhi kriteria inklusi, usia terbanyak 50–59 tahun yaitu 35,6%, laki-laki dan perempuan 3 : 1, KNF 32(71,1%), stadium IV 27(60%). Terdapat penurunan hemoglobin dan lekosit yang bermakna antara kedua kelompok (p<0,05), sedangkan penurunan eritrosit dan trombosit tidak berbeda bermakna (p>0,05) Simpulan : Kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi dapat mengurangi penurunan kadar hemoglobin dan jumlah lekosit penderita KKL akibat cisplatin. Kata kunci: Kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi, cisplatin, sistem hemopoetik.  


2007 ◽  
Author(s):  
Ανδρόνικος Καρασακαλίδης
Keyword(s):  
T Test ◽  

Σκοπός: Σκοπός της παρούσας μελέτης ήταν η έρευνα της χρησιμότητας εφαρμογής της διαγνωστικής λαπαροσκόπησης σε βαρέως πάσχοντες ασθενείς που νοσηλεύονται στη ΜΕΘ. Υλικό: Κατά τη χρονική περίοδο 2003 - 2005 υποβλήθηκαν σε διαγνωστική λαπαροσκόπηση επί κλίνης στη Μ.Ε.Θ. 35 ασθενείς, εκ των οποίων οι 19 είναι άνδρες και οι 16 είναι γυναίκες. Όλοι οι ασθενείς παρουσίαζαν ασαφή ευρήματα για ενδοκοιλιακή νόσο και είχαν ένδειξη για ερευνητική λαπαροτομία. Μέθοδοι: Όλοι οι ασθενείς υποβλήθηκαν σε διαγνωστική λαπαροσκόπηση στην κλίνη τους στη ΜΕΘ. Μελετήθηκαν οι μεταβολές των παραμέτρων του κυκλοφορικού και αναπνευστικού συστήματος πριν, κατά τη διάρκεια και μετά τη λαπαροσκόπηση, έγινε σύγκριση της λαπαροσκόπησης και της αξονικής τομογραφίας κοιλίας, αναλύθηκαν τα αποτελέσματα της λαπαροσκόπησης σε κάθε ασθενή, ερευνήθηκε η χρησιμότητά της στην αποφυγή άσκοπης λαπαροτομίας και μελετήθηκε η συμβολή της στην τροποποίηση της θεραπευτικής αγωγής. Επίσης μελετήθηκαν οι επιπλοκές και η θνητότητα, η οποία συσχετίστηκε με τα αποτελέσματα της λαπαροσκόπησης και τη διαφοροποίηση της θεραπείας σε κάθε ασθενή. Αποτελέσματα: Σε 10 ασθενείς (28,6%) η λαπαροσκόπηση ήταν αρνητική για ενδοκοιλιακή νόσο και δεν υποβλήθηκαν σε ερευνητική λαπαροτομία. Σε 25 ασθενείς (71,4%) η λαπαροσκόπηση ήταν θετική για ενδοκοιλιακή πάθηση. Σε 14/25 ασθενείς (56%) έγινε λαπαροσκοπική θεραπευτική αντιμετώπιση της πάθησής τους. Σε 4/25 ασθενείς (16%) διαπιστώθηκε ανίατη ενδοκοιλιακή νόσος και διακόπηκε η υποστηρικτική θεραπεία. Σε 7/25 ασθενείς (28%) αποφασίστηκε ανοικτή λαπαροτομία. Η στατιστική ανάλυση των αποτελεσμάτων της μελέτης έγινε με τη χρήση του One Way ANOVA και paired t-test από το Origin 7 στατιστικό πρόγραμμα. Ο παρατεταμένος χρόνος που απαιτήθηκε για τη διενέργεια αξονικής τομογραφίας, η μειωμένη της διαγνωστική ακρίβεια σε σχέση με τη λαπαροσκόπηση και η συχνή παρουσία συμβαμάτων κατά τη μεταφορά του ασθενή στον αξονικό τομογράφο, καθιστούν τη διαγνωστική λαπαροσκόπηση προτιμότερη εναλλακτική λύση στη διερεύνηση των ενδοκοιλιακών παθήσεων (p<0,05). Οι παράμετροι της αναπνευστικής και καρδιακής λειτουργίας δεν παρουσίασαν αξιόλογες μεταβολές. Η μέση αρτηριακή πίεση (ΜΑΠ) και τα αέρια αίματος δεν μεταβλήθηκαν σημαντικά πριν, κατά και μετά τη λαπαροσκόπηση. Η κεντρική φλεβική πίεση (ΚΦΠ) αυξήθηκε κατά τη διάρκεια της επέμβασης (p<0,05). Η λαπαροσκόπηση έθεσε τη διάγνωση και διαφοροποίησε τη θεραπεία σε 25/35 ασθενείς (71,4%). Η ανοικτή λαπαροτομία απευφεύχθη σε 28 περιπτώσεις (80%) και θεραπευτική λαπαροσκόπηση διενεργήθηκε σε 14 από τους 35 ασθενείς (40%). Η διαγνωστική λαπαροσκόπηση συνοδεύεται από μειωμένη νοσηρότητα και θνητότητα, αλλά δεν φαίνεται να επηρεάζει το ήδη υψηλό ποσοστό θνητότητας όλων των αρρώστων της ΜΕΘ. Στη μελέτη μας η συνολική θνητότητα ήταν 57,1% (20/35). Η θνητότητα στην παρούσα μελέτη ήταν υψηλότερη στους ασθενείς με αρνητική λαπαροσκόπηση 80% (8/10) σε σύγκριση με την θνητότητα σε ασθενείς στους οποίους ανευρέθηκε ενδοκοιλιακή πάθηση και αντιμετωπίστηκε λαπαροσκοπικά ή ανοικτά 57% (12/21). Η θνητότητα στους ασθενείς που διαπιστώθηκε ανίατη ενδοκοιλιακή νόσος ήταν 100% (4/4). Η χορήγηση ινότροπων φαρμάκων επιβαρύνει την πρόγνωση, αφού σε όσους ελάμβαναν προεγχειρητικά ινότροπα η θνητότητα ήταν 71,0% (15/21) σε σχέση με αυτούς που δεν ελάμβαναν 35,7% (5/14). Συμπεράσματα: Η παρούσα μελέτη καταδεικνύει ότι η λαπαροσκόπηση αποτελεί πολύτιμο εργαλείο άμεσης διάγνωσης και αποφυγής της λαπαροτομίας σε σημαντικό αριθμό επιβαρυμένων ασθενών. Προσφέρει τη δυνατότητα θεραπευτικής παρέμβασης, ενώ σπάνια παρουσιάζει επιπλοκές και συνοδεύεται από μειωμένη νοσηρότητα και θνητότητα. Η εφαρμογή της είναι ασφαλής, ταχεία και αξιόπιστη στους βαρέως πάσχοντες ασθενείς της ΜΕΘ.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Dini Fitri Damayanti ◽  
Rizka Novianti ◽  
Wahyu Astuti

 Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal. Vitamin C dapat meningkatkan pH didalam lambung sehingga dapat meningkatkan proses penyerapan zat besi hingga 30%. Kandungan vitamin C pada jambu biji sanggup memenuhi kebutuhan harian anak berusia 13 s/d 20 tahun yang mencapai 80 s/d 100 mg per hari, atau kebutuhan vitamin C harian orang dewasa yang mencapai 70 s/d 75 mg per hari. Untuk mengetahui efektifitas pemberian jus jambu biji terhadap perubahan kadar hemoglobin pada remaja putri di Pondok Pesantren Nurul Jadid Kumpai Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment dengan pre test and post test nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, jumlah sampel sebanyak 24 sampel yang terdiri dari 12 kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12-19 April 2019 di Pondok Pesantren Nurul Jadid Kumpai. Analisis data melalui analisis bivariat dengan uji paired t-test dan independent t-test. Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi yaitu 1,1 dan nilai p sebesar 0,000 ( p<0,05) gr/dl dan kelompok kontrol yaitu 0,7 gr/dl dan nilai p sebesar 0,000 ( p<0,05). Pemberian jus jambu biji dan tablet Fe lebih efektif terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri di Pondok Pesantren Nurul Jadid Kumpai.


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 142-149
Author(s):  
Siti Muflikhatur R ◽  
Hesti Murwani Rahayuningsih

Latar Belakang: Peningkatan kadar kolesterol total merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.  Manajemen kadar kolesterol total dapat dilakukan dengan upaya kuratif dan preventif. Simvastatin merupakan salah satu obat penurun kadar kolesterol total. Pengendalian asupan efektif untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol total. Konsumsi makanan fungsional berpotensi dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total, salah satunya adalah konsumsi daun salam. Flavonoid yang terkandung dalam daun salam terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya perbedaan pengaruh antara ekstrak dan rebusan daun salam dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total darah tikus Sprague dawley.Metoda: Rancangan penelitian adalah true experimental jenis pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague dawley yang dibagi acak dalam 4 kelompok. Tikus diberi pakan tinggi lemak bersamaan dengan pemberian ekstrak dan rebusan dengan dosis masing-masing ekstrak dari 0,72 gram daun segar dan rebusan 0,72 gram secara sonde sekali sehari. Kadar kolesterol total diperiksa dengan metode CHOD-PAP spektrofotometri. Data dianalisis menggunakan paired t-test dan uji one way ANOVA yang dilanjutkan uji Post-Hoc LSD pada tingkat kepercayaan 95%.Hasil: Kadar kolesterol total pada seluruh kelompok meningkat secara signifikan (p=0,000). Peningkatan kadar kolesterol total pada kelompok kontrol negatif adalah 147,88 %, kelompok control positif 11,64 %, kelompok perlakuan ekstrak 39,03 %, dan kelompok perlakuan rebusan 77,84 %. Terdapat perbedaan perubahan kadar kolesterol total antar kelompok secara signifikan (p=0,000).Simpulan: Perlakuan yang memiliki efek menahan laju peningkatan kadar kolesterol total terbesar sampai terkecil adalah 0,018 gram simvastatin, 0,034 gram ekstrak daun salam, dan 0,72 gram rebusan daun salam.


2018 ◽  
pp. 181-188
Author(s):  
F Fadila ◽  
Brian Wasita ◽  
Paramasari Dirgahayu

ABSTRAK Kurma merupakan salah satu buah dengan kandungan gizi terlengkap. Selain tinggi energi terutama karbohidrat (glukosa, fruktosa), kurma juga mengandung mineral besi yang berperan dalam metabolisme energi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kurma terhadap berat badan tikus (Rattus novergicus). Jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan pre-post test with control grup. Sampel adalah 24 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) strain Wistar, dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok K1 (kontrol negatif), dan K2 (kontrol positif (diberikan suplemen FeSO )), P1 (perlakuan ekstrak air kurma mentah), dan P2 (perlakuan sari kurma). Analisis data dengan uji paired t-test untuk mengetahui perbedaan berat badan pre-post test, ANOVA untuk mengetahui perbedaan berat badan post test antar kelompok, yang dilanjutkan dengan post hoc test LSD, dengan α=0,01. Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan berat badan pada semua kelompok sampel (K1, K2, P1, dan P2). Peningkatan berat badan tertinggi pada kelompok kontrol positif (K1) 11,12%, diikuti oleh kelompok perlakuan SK (P2) 11,00%, dan perlakuan EAKM (P1) 10,90%, sedangkan yang terendah pada kelompok kontrol negatif (K1) hanya 5,32%. Hasil analisis paired t-Test pada kelompok kontrol positif (K2), perlakuan EAKM (P1) dan SK (P2) menunjukan terdapat perbedaan berat badan pre- post test yang signifikan (p<0,01). Hasil analisis One Way Anova, diperoleh nilai p=0,000 (p<0,01) yang menandakan terdapat perbedaan berat badan post test yang signifikan antar 4 kelompok, di mana post hoc test LSD menunjukan perbedaan terletak antara kontrol negatif (K1) dengan kelompok yang diberikan perlakuan (K2, P1, dan P2), sedangkan diantara kelompok K2, P1, dan P2 tidak ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulan: Kurma dapat meningkatkan berat badan tikus yang mengalami anemia defisiensi besi. Pengaruh kurma terhadap berat badan tikus sama dengan pengaruh dari pemberian suplemen FeSO4. Peningkatan berat badan tikus tanpa perlakuan sangat rendah jika dibandingkan dengan peningkatan berat badan tikus yang diberikan kurma dan suplemen FeSO .Kata Kunci: kurma (Pheonix dactylifera L.); ekstrak air kurma mentah (EAKM), sari kurma (SK), suplemen FeSO4, berat badan tikus. ABSTRACT Dates are one of the most nutritious fruits. In addition to high energy, especially carbohydrates, dates also contain iron minerals that play a role in energy metabolism. The purpose of this study was to determine the effect of dates on rat body weight (Rattus novergicus). Types of laboratory experimental studies with pre-post test with control group. The sample was 24 male white rats (Rattus novergicus) Wistar strain, divided into 4 groups, ie group K1 (negative control), and K2 (positive control (given FeSO4 supplement)), P1 (crude dates juice treatment), and P2 (dates juice treatment). Analysis of data with paired t-test to determine the difference of pre-post test weight, One Way Anova to know difference of post test between group weight, followed by post hoc test of LSD, with α = 0,01. The results showed that there was an increase in weight across all sample groups (K1, K2, P1, and P2). The highest weight gain in the positive control group (K1) was 11.12%, followed by the group of dates juice treatment (P2) 11.00%, and crude dates juice treatment (P1) 10.90%, while the lowest in the negative control group (K1) only 5 , 32%. The result of paired t-test analysis in positive control group (K2), crude dates juice treatment (P1) and dates juice treatment (P2) showed significant difference of pre-post test weight (p <0,01). The results of One Way Anova analysis showed that p = 0,000 (p <0,01) indicated that there was significant difference of post test weight between 4 groups, where post hoc test of LSD showed the difference between negative control (K1) and group that given treatment (K2, P1, and P2), whereas between groups K2, P1, and P2 there was no significant difference. Conclusion: Dates can increase the weight of rats with iron deficiency anemia. The effect of dates on body weight of rats is similar to that of FeSO4 supplementation. Increased rats weight without treatment is very low when compared with the increased weight of rats given dates and supplements of FeSO4.   Keywords: dates (Pheonix dactylifera L.); raw dates crude extract, dates juice, FeSO4 supplement, weight of rats.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document