scholarly journals PENGARUH KONSUMSI KEJU CHEDDAR 10 GRAM TERHADAP pH SALIVA - Studi terhadap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung Semarang

2014 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Nadia Fitri Hapsari ◽  
Ade Ismail ◽  
Oedijono Santoso

Background: Dental caries is the main problem of oral health in the world. The preventive is consumption cheddar cheese with caseinfosfoprotein and calcium. This study aimed to determine whether the consumption of 10 grams cheddar cheese can increase salivary pH. Method: The type of this research method is experimental with pre and post design. The samples in this research were 30 students FKG Unissula who inclusion criteria, 10 people the treatment group (consuming 10 grams of cheddar cheese), 10 people positive control group (consuming chocolate biscuits), and 10 people negative control group. The data analysis techniques using Paired T Test to determine the salivary pH before and after treatment. Furthermore, to know differences among the three groups using One Way Anova Test and Post Hoc Test . Result: Based Test Paired T Test showed that the treatment and negative group increased salivary pH. Positive control group decreased salivary pH. Based on One Way Anova test significant value 0.000 (p≤0.05), it means differences between 3 groups. Based on Post Hoc Test found significant value p≤0.05, it means differences between one group to another. Conclusion: From study result concluded that consumption 10 grams of cheddar cheese can raise the salivary pH.

2018 ◽  
pp. 181-188
Author(s):  
F Fadila ◽  
Brian Wasita ◽  
Paramasari Dirgahayu

ABSTRAK Kurma merupakan salah satu buah dengan kandungan gizi terlengkap. Selain tinggi energi terutama karbohidrat (glukosa, fruktosa), kurma juga mengandung mineral besi yang berperan dalam metabolisme energi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kurma terhadap berat badan tikus (Rattus novergicus). Jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan pre-post test with control grup. Sampel adalah 24 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) strain Wistar, dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok K1 (kontrol negatif), dan K2 (kontrol positif (diberikan suplemen FeSO )), P1 (perlakuan ekstrak air kurma mentah), dan P2 (perlakuan sari kurma). Analisis data dengan uji paired t-test untuk mengetahui perbedaan berat badan pre-post test, ANOVA untuk mengetahui perbedaan berat badan post test antar kelompok, yang dilanjutkan dengan post hoc test LSD, dengan α=0,01. Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan berat badan pada semua kelompok sampel (K1, K2, P1, dan P2). Peningkatan berat badan tertinggi pada kelompok kontrol positif (K1) 11,12%, diikuti oleh kelompok perlakuan SK (P2) 11,00%, dan perlakuan EAKM (P1) 10,90%, sedangkan yang terendah pada kelompok kontrol negatif (K1) hanya 5,32%. Hasil analisis paired t-Test pada kelompok kontrol positif (K2), perlakuan EAKM (P1) dan SK (P2) menunjukan terdapat perbedaan berat badan pre- post test yang signifikan (p<0,01). Hasil analisis One Way Anova, diperoleh nilai p=0,000 (p<0,01) yang menandakan terdapat perbedaan berat badan post test yang signifikan antar 4 kelompok, di mana post hoc test LSD menunjukan perbedaan terletak antara kontrol negatif (K1) dengan kelompok yang diberikan perlakuan (K2, P1, dan P2), sedangkan diantara kelompok K2, P1, dan P2 tidak ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulan: Kurma dapat meningkatkan berat badan tikus yang mengalami anemia defisiensi besi. Pengaruh kurma terhadap berat badan tikus sama dengan pengaruh dari pemberian suplemen FeSO4. Peningkatan berat badan tikus tanpa perlakuan sangat rendah jika dibandingkan dengan peningkatan berat badan tikus yang diberikan kurma dan suplemen FeSO .Kata Kunci: kurma (Pheonix dactylifera L.); ekstrak air kurma mentah (EAKM), sari kurma (SK), suplemen FeSO4, berat badan tikus. ABSTRACT Dates are one of the most nutritious fruits. In addition to high energy, especially carbohydrates, dates also contain iron minerals that play a role in energy metabolism. The purpose of this study was to determine the effect of dates on rat body weight (Rattus novergicus). Types of laboratory experimental studies with pre-post test with control group. The sample was 24 male white rats (Rattus novergicus) Wistar strain, divided into 4 groups, ie group K1 (negative control), and K2 (positive control (given FeSO4 supplement)), P1 (crude dates juice treatment), and P2 (dates juice treatment). Analysis of data with paired t-test to determine the difference of pre-post test weight, One Way Anova to know difference of post test between group weight, followed by post hoc test of LSD, with α = 0,01. The results showed that there was an increase in weight across all sample groups (K1, K2, P1, and P2). The highest weight gain in the positive control group (K1) was 11.12%, followed by the group of dates juice treatment (P2) 11.00%, and crude dates juice treatment (P1) 10.90%, while the lowest in the negative control group (K1) only 5 , 32%. The result of paired t-test analysis in positive control group (K2), crude dates juice treatment (P1) and dates juice treatment (P2) showed significant difference of pre-post test weight (p <0,01). The results of One Way Anova analysis showed that p = 0,000 (p <0,01) indicated that there was significant difference of post test weight between 4 groups, where post hoc test of LSD showed the difference between negative control (K1) and group that given treatment (K2, P1, and P2), whereas between groups K2, P1, and P2 there was no significant difference. Conclusion: Dates can increase the weight of rats with iron deficiency anemia. The effect of dates on body weight of rats is similar to that of FeSO4 supplementation. Increased rats weight without treatment is very low when compared with the increased weight of rats given dates and supplements of FeSO4.   Keywords: dates (Pheonix dactylifera L.); raw dates crude extract, dates juice, FeSO4 supplement, weight of rats.


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 142-149
Author(s):  
Siti Muflikhatur R ◽  
Hesti Murwani Rahayuningsih

Latar Belakang: Peningkatan kadar kolesterol total merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.  Manajemen kadar kolesterol total dapat dilakukan dengan upaya kuratif dan preventif. Simvastatin merupakan salah satu obat penurun kadar kolesterol total. Pengendalian asupan efektif untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol total. Konsumsi makanan fungsional berpotensi dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total, salah satunya adalah konsumsi daun salam. Flavonoid yang terkandung dalam daun salam terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya perbedaan pengaruh antara ekstrak dan rebusan daun salam dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total darah tikus Sprague dawley.Metoda: Rancangan penelitian adalah true experimental jenis pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague dawley yang dibagi acak dalam 4 kelompok. Tikus diberi pakan tinggi lemak bersamaan dengan pemberian ekstrak dan rebusan dengan dosis masing-masing ekstrak dari 0,72 gram daun segar dan rebusan 0,72 gram secara sonde sekali sehari. Kadar kolesterol total diperiksa dengan metode CHOD-PAP spektrofotometri. Data dianalisis menggunakan paired t-test dan uji one way ANOVA yang dilanjutkan uji Post-Hoc LSD pada tingkat kepercayaan 95%.Hasil: Kadar kolesterol total pada seluruh kelompok meningkat secara signifikan (p=0,000). Peningkatan kadar kolesterol total pada kelompok kontrol negatif adalah 147,88 %, kelompok control positif 11,64 %, kelompok perlakuan ekstrak 39,03 %, dan kelompok perlakuan rebusan 77,84 %. Terdapat perbedaan perubahan kadar kolesterol total antar kelompok secara signifikan (p=0,000).Simpulan: Perlakuan yang memiliki efek menahan laju peningkatan kadar kolesterol total terbesar sampai terkecil adalah 0,018 gram simvastatin, 0,034 gram ekstrak daun salam, dan 0,72 gram rebusan daun salam.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 72-78
Author(s):  
I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani

Kulit merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam tubuh. Organ ini berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada di bawahnya. Luka pada kulit menyebabkan berkurang atau hilangnya fungsi-fungsi tersebut pada bagian kulit yang luka. Luka bakar dapat menyebabkan kerusakan dan peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler, serta kerusakan jaringan kulit. Pengobatan menggunakan tamanan obat atau herba juga memiliki kelebihan yaitu tidak menimbulkan efek samping yang terlalu tinggi. Bunga kecombrang adalah salah satu tanaman yang dapat menyembuhkan luka bakar karena kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam bunga kecombrang mengandung saponin, flavonoid, terpenoid dan tanin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian gel ekstrak etanol bunga kecombrang (Etlingera elatior) terhadap penyembuhan luka bakar derajat IIA pada mencit putih (Mus musculus L.). Pengujian menggunakan 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok. Semua mencit dilukai menggunakan paku panas dengan diameter 80 mm. Semua kelompok mendapat pemberian obat dua kali sehari. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan metode Randomized Control Group Pretest Posttest Design. Pengamatan luka dilakukan setiap hari sampai salah satu hewan coba sembuh. Semua data kuantitatif diuji secara statistik menggunakan uji normalistas, uji homogenitas, uji paired t-test, uji One Way-ANOVA dan uji post hoc test (LSD). Dari uji One Way-ANOVA didapatkan nilai p=0,001 (p<0,05). Dari rata-rata selisih diameter luka bakar pada perlakuan 3 (gel ekstrak etanol bunga kecombrang konsentrasi 25% memiliki efektivitas paling tinggi untuk menyembuhkan luka bakar derajat II A, dibandingkan kelompok lainnya dalam penelitian ini.


2016 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 141 ◽  
Author(s):  
Miftah Wiryani ◽  
Billy Sujatmiko ◽  
Rini Bikarindrasari

The effect of application time of CPP-ACPF on enamel hardness. Remineralization process can increase the hardness of enamel due to demineralization process. CPP-ACPF is a material used for enhancing remineralization. However, the application time of CPP-ACPF remain controversial among previous studies. This study was aimed to investigate the effect of various application times of CPP-ACPF on enamel hardness. Thirty premolar teeth were mounted on self cure acrylic resin, and were divided into 5 groups. Demineralization process was performed, and enamel hardness (pre-est) was measured by Vickers Hardness Tester. Remineralization was performed using CPP-ACPF in various application times: 3, 15, 30, 60 minutes, and the control group was only immersed in artificial saliva for 60 minutes, then enamel hardness was measured (posttest). Data were analyzed using paired t-test, one-way ANOVA, and post-hoc Bonferroni. The result of paired t-test showed that all the groups, except the control group, have an increasing enamel hardness that was statistically significant. One-way ANOVA results showed no statistically significant difference among the groups at pretest, but one-way ANOVA results showed statistically significant difference at posttest. Post hoc Bonferroni showed that the significantly difference at posttest occurred between all the treatment groups against the control group, but there were no significant differences between the 3 minutes group to 15 minutes group, between 15 minutes group to 30 minutes group, and between 30 minutes group to 60 minutes group. It was concluded that various application times of CPP-ACPF had an effect on increasing enamel hardness. ABSTRAKProses remineralisasi dapat meningkatkan kekerasan email yang menurun akibat demineralisasi. Bahan remineralisasi yang ideal adalah CPP-ACPF. Terdapat perbedaan lama aplikasi CPP-ACPF dalam berbagai penelitian, selain itu total lama aplikasi yang dibutuhkan CPP-ACPF dalam mekanisme remineralisasi belum diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama aplikasi CPP-ACPF terhadap kekerasan email. Tiga puluh mahkota gigi premolar yang ditanam dalam resin akrilik self cure dibagi menjadi lima kelompok, kemudian dilakukan proses demineralisasi. Kekerasan email kemudian diukur menggunakan alat Vickers Hardness Tester. Proses remineralisasi menggunakan CPP-ACPF dilakukan pada masing-masing kelompok dalam berbagai lama aplikasi yaitu 3 menit, 15 menit, 30 menit, 60 menit, serta perendaman dalam saliva buatan selama 60 menit (kontrol). Kekerasan email kemudian diukur kembali (posttest). Data diuji secara statistik menggunakan t-test berpasangan, one-way ANOVA dan post hoc Bonferroni. Hasil paired t-test menunjukkan bahwa seluruh kelompok, kecuali kelompok kontrol, mengalami peningkatan rata-rata kekerasan email secara signifikan. Hasil uji one-way ANOVA pada pretest menunjukkan tidak ada perbedaan kekerasan email yang signifikan. Hasil uji one-way ANOVA pada posttest menunjukkan terdapat perbedaan kekerasan email yang signifikan. Hasil uji post Hoc Bonferroni menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kekerasan email yang signifikan pada seluruh kelompok perlakuan terhadap kelompok kontrol, tetapi perbedaan kekerasan email antara kelompok lama aplikasi 3 menit dengan 15 menit, antara lama aplikasi 15 menit dengan 30 menit, serta antara lama aplikasi 30 menit dengan 60 menit tidak menunjukkan perbedaan kekerasan email yang signikan. Kesimpulan penelitian ini adalah berbagai lama aplikasi CPP-ACPF berpengaruh terhadap peningkatan kekerasan email.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 75-81 ◽  
Author(s):  
Zora Olivia ◽  
Radita Agustini

Hypercholesterolemia adalah faktor risiko penyakit jantung, yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total disertai dengan peningkatan kadar LDL. Makanan tinggi serat dapat mengurangi kadar LDL dalam darah, sekam psyllium. Asupan serat yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan kadar HDL dalam darah. Sekam psyllium mengandung 2,4 gram / 3 gram serat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Psyllium (Psyllium husk) husk terhadap kadar LDL dan kadar HDL pada tikus putih (Rattus norvegicuss) strain wistar hypercholesterolemic. Jenis penelitian ini adalah eksperimental-sejati dengan tes post-post dengan desain kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan 27 tikus wistar jantan dengan berat badan 150-250 gram berusia 2-3 bulan. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif dan perlakuan. Kelompok kontrol negatif hanya diberi pakan standar, kelompok kontrol positif diperlakukan dengan 2 ml / ekor / hari kuning telur bebek dengan tabung pengisi ke lambung, dan kelompok perlakuan diberi sekam psyllium sebanyak 0,25 gram / 5 gram pakan standar / 100gramBB / hari. Analisis data menggunakan Paired T-Test dan One Way Anova test diikuti oleh Post Hoc test. Perubahan rata-rata setelah pemberian sekam psyllium ke tingkat LDL adalah 13,8 ml / dl menjadi 31,27 ml / dl dan tingkat HDL adalah 25,13 mg / dl menjadi 24,42 mg / dl. Pemberian sekam psyllium memiliki efek signifikan pada peningkatan kadar LDL (p = 0,000) dan tidak secara signifikan mempengaruhi kadar HDL (p = 0,691).


PHARMACON ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 151
Author(s):  
Ausich Singal ◽  
Edwin De Queljoe ◽  
Paulina Yamlean

ABSTRACT This study aims to determine the effect of infusion of conjoined pumpkin leaves (Sechium edule) on reducing total blood cholesterol of male white rats (Rattus norvegicus). The subjects of this study were 15 male white rats with an average body weight of 200 grams which were divided into 5 groups, each group consisted of 3 mice. The method used is a laboratory experiment with a completely randomized design. The results were obtained from 2 measurements of blood cholesterol levels, namely measurements before and after treatment. The treatment begins with the provision of high-fat foods for 48 days. On the 49th day a blood cholesterol level was measured before treatment. Furthermore, treatment was given to each group, namely aquades in the negative control group, simvastatin in the positive control group, and squash leaves infusion with their respective doses in the dose group I (40%), the dose group II (20%), and the dose group III (10%). Measurement of cholesterol levels after treatment was carried out on day 54. Data were analyzed by Paired t-test and One Way ANOVA. The analysis showed that there were no significant differences between treatment groups. Judging from the change in average and percentage, 40% infusion dose of siamese pumpkin leaves gives the best reduction in cholesterol levels. Keywords: Cholesterol, pumpkin leaves, male white mouse infusion. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun labu siam (Sechium edule ) terhadap penuruan kolesterol darah total tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Subjek penelitian ini berupa tikus putih jantan berjumlah 15 ekor dengan berat badan rata-rata 200 gram yang dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok sebanyak 3 ekor. Metode yang digunakan yaitu eksperimen laboratorium dengan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian diperoleh dari 2 kali pengukuran kadar koleterol darah yaitu pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Perlakuan dimulai dengan pemberian makanan tinggi lemak selama 48 hari. Pada hari ke49 dilakukan pengukuran kadar kolesterol darah sebelum perlakuan. Selanjutnya diberikan perlakuan pada tiap kelompok yaitu aquades pada kelompok kontrol negatif, simvastatin pada kelompok kontrol positif, dan infusa daun labu siam dengan dosis masing-masing pada kelompok dosis I (40 %), kelompok dosis II (20 %), dan kelompok dosis III (10%). Pengukuran kadar kolesterol sesudah perlakuan dilakukan pada hari 54. Data diananlisis dengan Paired t-test dan One Way ANOVA. Hasil analisa menunjukan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan. Dilihat dari perubahan rerataan dan presentase, dosis infusa  40% daun labu siam memberikan penurunan kadar koleterol terbaik. Kata kunci : Infusa daun Labu siam, kolesterol, tikus putih jantan.


2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 45-54
Author(s):  
Yossy Juliarni ◽  
Gunawan Gunawan2

Background: Salivary pH is one of factor which involved in caries development. Decreasing of salivary pH will cause enamel demineralization. Miswak (Salvadora persica) as a toothbrush because it has mechanical and chemical effects such as essential oil and bicarbonate which can stimulate salivary secretion. Thus, it will increase the buffer capacity and salivary pH lead to enamel remineralization. Objective: This study aimed to know the effect of toothbrushing with miswak (Salvadora persica) on salivary pH. Methods: The clinical experiment study with pre-test and post-test control group design. The sample of this study is the students of Faculty of Dentistry, Andalas University, Padang. There are 34 students that divided into two groups randomly that is case and control group. Case group used miswak while control group used conventional toothbrush, respectively brushing horizontally for 2 minutes. Salivary pH was measured using digital pH meter in scale of 0.0 to 14.0 with 0.1 sensitivity from pen type pH meter. The data analyzed by Shapiro-Wilk test continued by paired t-test and Mann-Whitney test. Results: paired t-test produced significant value p=0,001 in case group and p=0,000 in control group. Mann-Whitney test produced significant value p=0.317. There was no significant difference in statistic among these groups. Conclusion: Toothbrushing with miswak has effect on salivary pH. Miswak as effective as toothbrush on salivary pH Keywords:Toothbrushing, miswak (Salvadora persica), Salivar


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Retno Tri Wulandari ◽  
Nurmasari Widyastuti ◽  
Martha Ardiaria

Latar belakang: Daya tahan merupakan kesanggupan tubuh dalam melakukan penyesuaian terhadap beban fisik sehingga dapat menghindari kelelahan yang berlebihan. Buah pisang raja  (Musa paradisiaca var. Sapientum L.) dan pisang ambon (Musa paradisiaca var. Sapientum (L.) Kunt.) mengandung karbohidrat yang akan meningkatkan kadar glukosa darah dan tinggi kalium, sehingga berpotensi mencegah kelelahan otot. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan pemberian pisang raja dan pisang ambon terhadap VO2max pada remaja di sekolah sepak bola.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan pre-post tes with control group design. Responden penelitian ini adalah atlet sepak bola berusia 15-18 tahun di sekolah sepak bola Terang Bangsa dan Satria Kencana Serasi. Responden dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol mendapat air mineral 240 ml, kelompok perlakuan I mendapat pisang raja 150 g dan kelompok perlakuan II mendapat pisang ambon 150 g. VO2max diukur menggunakan tes lari 15 menit Balke, dan asupan makan diperoleh dari recall 2x24 jam. Data dianalisis dengan menggunakan uji Paired t test, One way ANOVA dan uji ANCOVA.Hasil: Rerata delta VO2max  kelompok kontrol (-0,8±3,1) memiliki perbedaan bermakna dengan perlakuan I (6,6±2,9; p=0,00) dan  perlakuan II (2,3 ± 2,5; p=0,006). Secara deskriptif kenaikan perubahan VO2max tertinggi pada kelompok perlakuan I,diikuti perlakuan II dan kelompok kontrol.Kesimpulan: Terdapat perbedaan nilai delta VO2max pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dan secara signifikan kenaikan VO2max terjadi pada pemberian pisang raja.


2018 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 58-71
Author(s):  
Solehudin Solehudin

Handwashing with soap one of the Clean and Healthy Behavior. PHBS is also conducted in schools based on KMK No. 1429 / MENKES / SK / XII / 2006, and became one of the duties of the nurse as an extension worker. The success of counseling with the selection of appropriate methods. The methods used in SMP N 1 Gunung Putri are lecture methods, group discussions, and role play methods. Known data of sick students in 2015/2016, 143 times tifoid become first sequence with incidence 60 times (42%), ISPA 30 times (21%) and skin disease 20 times (14%). By hand washing is expected to reduce disease and can improve student health status. This study analyzes the influence of the use of role play method on hand washing properly viewed from the knowledge of students of class VII SMP N 1 Gunung Putri Bogor in 2016. This type of research is quantitative, quasi experimental design with nonequivalent control group design. By probability sampling technique, that is cluster random sampling. Respondents 50 (25 experiments and 25 controls). Data were obtained through pre and post test with questionnaire and hand washing practice. Statistical analysis used independent t-test, paired t-test, ANNOVA followed by post hoc scheffe. Independent t-test result result is sig.0.610 which means there is no difference between the two classes (equivalent). The result of paired t-test result is sig value in both classes <0.05 which means there is influence of knowledge. The result of post hoc scheffe on the correct knowledge and hand washing produced interaction by looking at significance and mean value ie A2B1 with sig. 0.31 and A2B2 with sig. 0.14 which are both role play classes. Mean A2B2 75.00 which means there is interaction influence so it can be concluded that Ha accepted that there is interaction influence the use of role play method on hand washing is correct in terms of student knowledge. This research is expected to contribute in providing reference in choosing the right method. As well as to wash the right hands become a habit and entrust to the respondents in order to improve the degree of health.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 91-101
Author(s):  
Yesi Nurmalasari ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Efrida Warganegara ◽  
Lingga Desta Wahyuni

Hemoglobin merupakan suatu protein tetrametrik eritrosit yang tersusun dari protein globin dan heme. Radikal bebas dapat menyebabkan lisisnya membran eritrosit. Proses tersebut dapat dicegah dengan pemberian antioksidan. Daun kelor termasuk dalam antioksidan alami yang memiliki sifat neurofektif melalui mekanisme antioksidatif. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) Terhadap kadar hemoglobin pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan. Jenis penelitian eksperimental murni (true-experiment) menggunakan pre and post with control group design. Sampel adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan berusia 1-4 minggu dengan  berat  100-150  gram sejumlah 28 ekor. Sampel dibagi empat kelompok meliputi Kelompok murni (KM) kelompok yang tidak diberikan ekstrak daun kelor, Kelompok Perlakuan 1 (KP1) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 150 mg/kgBB, Kelompok Perlakuan 2 (KP2) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 450 mg/kgBB,dan Kelompok Positif (KP) kelompok yang diberikan suplemen vitamin dosis 5,4 ml/kgBB. Uji Paired T-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada Kelompok Murni (KM) p=0,155, Kelompok Perlakuan 1(KP1) p=0,329, Kelompok Perlakuan 2(KP2) p=0,014 dan Kelompok Positif (KP) p=0,012. Uji Kruskal-Wallis didapatkan p=0,027 (p>0,05)berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok, uji Post Hoc dengan menggunakan Mann-whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna secara statistik(p<0,05) pada Kelompok Perlakuan 2 (KP2) dengan nilai p=0,002, dan Kelompok Positif (KP) dengan nilai p=0,002. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar hemoglobin tikus putih (Rattus norvegicus) Galur wistar jantan pada  kelompok perlakuan 2 (KP2) dosis 450 mg/kgBB dan Kelompok Positif (KP) dosis 5,4 ml/kgBB.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document