scholarly journals The Perceptions of Middle - Aged About Physical Activity Related Incident Prediabetes

2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 101-107
Author(s):  
Sumandar Sumandar ◽  
Rohmi Fadhli ◽  
Muhammad Firdaus

Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by the presence of hyperglycemia due to defective insulin secretion, defective insulin action or both.   State they have a high risk of chronic illness and low health status caused by bad behaviors such as physical activity.The study aim was to determine correlation perceptions of middle-aged about physical activity toward incident prediabetes. The Sample of 54 participants selected by using cluster sampling and cross-sectional method.Bivariate analysis data was by using chi-square analysis.There were 29,6% middle-aged had been incident prediabetes. The conclusion of this research there was perceptions relation between perceptions with incident pre-diabetes (p-value 0,002;OR; 0,118).This study recommends to community health nurse in quality improvement such as attending workshop,training,exchange of nurse,changing the design education and health promotion, Focus group discussion with them.Service excellent will be reflected to decrease prediabetes, so that degree of health and maintain can be achieved.Further can build post health service.

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 181-191
Author(s):  
Rika Yulendasari ◽  
Usastiawaty Cik Ayu Saadiah Isnainy ◽  
Rima Ary Pradisca

ABSTRACT: RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY AND FAMILY HISTORY WITH CORONARY HEART DISEASE AT PUSKESMAS  BANJARSARI METRO Introduction: Based on data in coronary heart events Metro City 2018 total which is 1,309 new cases. For new diseases 190 men and 22 for women cases,  for old cases 369 men and 528 women in 2019 have a very drastic decrease, with total of new and old 229 patients with heart disease , for new diseases which is 32 men and 57 cases and women, for an old cases which is 60 cases for men and 80 cases for women.Purpose:  to known relations between physical activity and family history with coronary heart disease at Puskesmas Banjarsari Metro in 2020.Method: quantitative research type, analytical survey research plan with cross sectional approach, population and sample in research patients with heart failure are22 respondents. Univariate and bivariate data analysis used chi square test.Result : From 23 respondents, 13 respondents (56,5%) with low activity, families at risk which is 14 respondents (55,0%),  12 respondent (52,2%) with coronary heart, results of statistical tests using the chi square test obtained p-value = 0,022(< 0.05) , p-value = 0,006(< 0.05).Conclusion : Results of using the chi square test obtained p-value = 0,022(< 0.05) that means there is a relations between physical actiivity with occurrence coronary heart disease in Puskesmas Banjarsari Kota Metro 2020. Results of using the chi square test obtained p-value = 0,006(< 0.05) that means there is a relations between history of family with occurrence coronary heart disease in Puskesmas Banjarsari Kota Metro 2020. For peoples who risk of coronary heart disease (CHD) to behave healthy living by maintaining a diet by consuming foods that conform to diet coronary heart patients, avoid smoking, not consuming alcohol beverages, maintain weight stability and exercise regulary. Keywords : Knowledge, Self Care, Quality of life.       INTISARI:HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI PUSKESMAS RAWAT INAP BANJARSARI KOTA METRO  Pendahuluan: Berdasarkan data kejadian jantung koroner di Kota Metro tahun 2018 pada berdasarkan jumlah kasus baru dan lama  sebanyak 1.309 dengan pembagian penyakit baru, laki-laki sebanyak 190 orang, perempuan sebanyak 22 orang, dan kasus lama, laki-laki sebanyak 369 orang, perempuan sebanyak 528 orang, pada tahun 2019 mengalami penurunan yang sangat drastis, yaitu total pasien jantung baru dan lama sebanyak 229 orang, dengan pembagian penyakit baru, laki-laki sebanyak 32 orang, perempuan sebanyak 57 orang, dan kasus lama, laki-laki sebanyak 60 orang, perempuan sebanyak 80 orang.Tujuan: Diketahui hubungan antara aktivitas fisik dan riwayat keluarga dengan kejadian penyakit jantung koroner di Puskesmas Banjarsari Kota Metro Tahun 2020.Metode: Jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pasien gagal jantung sebanyak 22  responden, Analisa data menggunakan univariat dan bivariat menggunakan uji chi square.Hasil : Dari 23 responden dengan aktivitas kurang sebanyak 13 responden (56,5%), riwayat keluarga beresiko sebanyak 14 responden (55,0%),  jantung koroner sebanyak 12 responden (52,2%), Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapat nilai p-value = 0,022 (< 0.05) , p-value = 0,006 (< 0.05).Kesimpulan : Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapat nilai p-value = 0,022 (< 0.05) yang artinya terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian penyakit jantung koroner di Puskesmas Banjarsari Kota Metro Tahun 2020. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapat nilai p-value = 0,006 (< 0.05) yang artinya terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian penyakit jantung koroner di Puskesmas Banjarsari Kota Metro  Tahun 2020Bagi seseorang yang mempunyai resiko terhadap terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK) untuk berperilaku hidup sehat dengan jalan menjaga pola makan dengan jalan mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan pola diit penderita PJK, menghindari merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, menjaga kestabilan berat badan dan berolah raga secara teratur. Kata Kunci      : Pengetahuan, Self Care, Kualitas Hidup 


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 442-450
Author(s):  
Rosyita Rosyita ◽  
Nova Sumaini Prihatin ◽  
Hendrika Wijaya Kartini Putri

Based on WHO (World Health Organization) data showing nearly 43 million more (18.3%) of the total population is teenagers. The famous issues among teenagers one of them related to sexual behavior. The purpose of this study to analyze the relationship of communication media  with risky sexual activity in adolescent boys in MAN of  Kota Lhokseumawe in 2018. This research uses mixed methods with cross sectional design on quantitative research and sequential explanatory strategy in qualitative research. The population in this research are students of class X and XI a number of 120 students. The sample that used for quantitative research is total population while for qualitative research is 18 people with inclusion and exclusion criteria. Collecting data on quantitative research is by distributing questionnaires while in qualitative research with in-dept interview and Focus Group Discussion (FGD). Analysis of bivariate data using chi square test. Qualitative data analysis is done by Thematical Analysis.The result of bivariate analysis about communication media obtained result p value = 0,000, RP = 2,519. The result of indept-interview is found that besides communication media factor to risky sexual activity such as peer factor, parents, faith and drug users. It is expected that policy makers should increase supervision over existing school rules.   Abstrak Berdasarkan data WHO (Word Health Organization) menunjukkan hampir 43 juta jiwa lebih (18,3%) dari keseluruhan total jumlah penduduk adalah remaja. Masalah yang menonjol dikalangan remaja salah satunya terkait dengan perilaku seksual. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan media komunikasi dengan aktivitas seksual berisiko pada remaja laki-laki di MAN Kota Lhokseumawe tahun 2018. Penelitian ini menggunakan mixed methods dengan desain cross sectional pada penelitian kuantitatif dan strategi sequential explanatory pada penelitian kualitatif. Sampel yang digunakan untuk penelitian kuantitatif sejumlah 120 orang dan untuk penelitian kualitatif berjumlah 18 orang. Pengumpulan data pada penelitian kuantitatif dengan cara penyebaran kuesioner sedangkan pada penelitian kualitatif dengan cara indept interview dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data bivariat menggunakan uji chi square. Analisis  data kualitatif dilakukan degan cara Thematical Analysis. Hasil analisis bivariat tentang media komunikasi diperoleh hasil p value =0,000, RP=2,519, hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan media komunikasi dengan aktivitas seksual berisiko. Hasil indept-interview didapatkan bahwa selain faktor media komunikasi terdapat faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas seksual berisiko yaitu faktor teman sebaya, orang tua, keimanan dan pengguna NAPZA. Diharapkan kepada pengambil kebijakan untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap peraturan yang sudah berlaku disekolah.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Dewi Ratnasari Dewi Ratnasari ◽  
Patmawati Patmawati

Diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir diseluruh negara berkembang. Semua kelompok usia bisa diserang diare tetapi penyakit berat dengan kematian terjadi pada balita. Penelitian ini bertujuan mengetahui Hubungan Tindakan Ibu Terhadap Kejadian Diare pada Balita Di Desa Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan desain cross sectional terhadap 70 ibu sebagai sampel yang dipilih menggunakan cluster sampling. Analisis data dengan univariat untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menggunakan sumber air bersih untuk membuat susu formula tidak memenuhi syarat lebih banyak yang menderita diare yaitu 64,3% dengan nilai  p value=0,000, responden dengan sterilisasi botol susu tidak baik lebih banyak mengalami diare yaitu 45,7% dengan nilai  p value=0,000,  dan responden dengan cara penyajian makanan tidak memenuhi syarat lebih banyak mengalami diare yaitu 47,1% dengan nilai p value=0,120. Analisis statistik diperoleh bahwa sumber air bersih yang digunakan untuk membuat susu formula dan sterilisasi botol susu terdapat hubungan yang signifikan dengan kejadian diare pada balita, sedangkan cara penyajian makanan, tidak ada hubungan yang signifikan terhadap kejadian diare pada balita. Disarankan kepada masyarakat pengguna botol susu pada balita diharapkan senantiasa mencuci tangan dengan baik dan selalu memperhatikan kesterilan botol susu balita guna menghindari balita dari resiko kejadian diare.


2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 415-422
Author(s):  
Yuli Yandara ◽  
Khoidar Amirus ◽  
Nurhalina Sari

Hipertensi adalah tekanan darah  pengukuran mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi. Berdasarkan hasil Puskesmas Brabasan pada bulan Januari - Desember 2018 hipertensi menduduki peringkat kelima (9,55%), sesudah Gastritis (11,58%), dan sebelum Dermatitis Atropik (5,64%). Prevalensi hipertensi  pada perempuan di puskesmas brabasan meningkat drastis pada tahun 2018 terlihat pada data 3 tahun terakhir yaitu 2016 (18,78 %), 2017 (13,79%), 2018 (46,6%).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada perempuan di wilayah kerja Puskesmas Brabasan Kabupaten Mesuji tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh perempuan di wilayah kerja puskesmas brabasan yang berumur 45 tahun s/d  69 tahun yang berada posbindu dengan jumlah populasi 600 orang, sampel sejumlah 233 responden teknik pengambilan sampel dengan cara Cluster Sampling (Area Sampling) berdasarkan rumuslemeshow. Pengambilan data menggunakan kuesioner, dan analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar hipertensi 131 responden (56,2%), sebagian besar olahraga tidak teratur 170 responden (73,0%), sebagian besar aktifitas ringan-sedang 126 responden (54,1%), sebagian besar stress 130 responden (55,8%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara olahraga teratur dan tidak teratur dengan kejadian hipertensi dengan nilai (p-value = 0,143;OR = 1,6), ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi dengan nilai (p-value = <0,001;OR = 4,3), ada hubungan yang signifikan antara stress dengan kejadian hipertensi dengan nilai (p-value = 0,037;OR = 1,8), dengan kejadian hipertensi. Saran penelitian ini Diharapkan agar masyarakat dapat lebih memperhatikan gaya hidup dan kesehatannya, diantaranya adalah rutin melakukan kegiatan aktivitas fisik seperti berjalan kaki setiap hari selama 10 menit serta dapat mengaktifkan diri disetiap kegiatan kemasyarakatan agar terhindar dari stress.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 31-37
Author(s):  
Dewi Puspa Cipta Utami

Introduction: The role of the family is the specific behavior expected by someone in the family member. Anxiety is a fear that is not clear and is not supported by the situation. Objective:  To Know the Relationship of Family Role to the Level of Anxiety in the Elderly in Hamlet 01 Kukusan Beji-Depok Method: The research method uses analytics with a cross-sectional approach. The study population was 288 people with a sample of 81 respondents using the Slovin formula. In the sampling technique using cluster sampling. Results: The results showed that the respondents with a bad family role as many as 41 (50.6%) anxiety levels of the middle aged were 59 (72.8%). The results of statistical tests using the chi-square test indicate that there is a significant or significant relationship between the role of the family and the level of anxiety of the elderly with a value of p-value 0.01. Conclusion: It was concluded that there was a relationship between the role of the family and the level of anxiety of the elderly in the Hamlet 01 Kukusan Beji District Depok City.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Evi Hidayati Hasanah ◽  
Ragil Setiyabudi

Quantitative descriptive research using cross sectional design. The population was 96 and the sample was 74 students, taken by cluster sampling techniques. Data collection using a questionnaire. Data analysis using chi square statistical tests.The results showed that the majority of respondents were 16 years old (45.9%). Most of the respondents were male (54.1%). Most of them were interested in the opposite sex (51.4%). There were 56.8% of respondents who had a good parents role. There were 59.5% of respondents who had good knowledge of reproductive health. There were 20.3% of respondents who got bad pre-marital sexual behavior. There is a relationship between the role of parents (p-value = 0,0001) and reproductive health knowledge (p-value = 0,0001) with pre-marital sexual behavior of students in senior high schools.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 71-80
Author(s):  
Valensia Br Napitupulu ◽  
Hubaybah . ◽  
Rd. Halim

Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali dialami remaja putri, dimana secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan lapisan endometrium. Tujuan  penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan aktivitas fisik terhadap usia menarche pada siswi di Sekolah Dasar Negeri 47/IV Kota Jambi Tahun 2018. Jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan  cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Besar sampel sebanyak 65 siswi. Penelitian ini dilaksanakan pada  di Sekolah Dasar Negeri 47/IV Kota Jambi pada bulan Maret 2018. Data penelitian aktivitas fisik diperoleh dengan modifikasi kuesioner Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C) dan pengukuran langsung terhadap berat badan dan tinggi badan untuk status gizi.  Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 55,4 % siswi sudah mengalami menarche normal, 50,8%  siswi dengan status gizi gemuk dan 58,5% siswi kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik. terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi terhadap usia menarche (p value =0,080,α=0,05) dan tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik terhadap usia menarche (p value = 0,026 ,  α=0,05).


EMBRIO ◽  
2018 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 20-25
Author(s):  
Eka Deviany Widyawaty

Breastfeeding atau menyusui sangat penting bagi kesehatan ibu, hal ini akan mempengaruhi proses involusi rahim. Kurangnya frekuensi breastfeeding menjadi salah satu penyebab perdarahan post partum karena dengan breastfeeding dapat merangsang hormon oksitosin sehingga kontraksi rahim bisa bekerja optimal dan rahim bisa kembali seperti sebelum hamil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan breastfeeding dengan involusi uterus pada ibu post partum 0-7 hari di Puskesmas Tanjunganom Kabupaten Nganjuk tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah ibu post partum 0-7 hari di Puskesmas Tanjunganom Kabupaten Nganjuk tahun 2017. Sampling dilakukan dengan teknik cluster sampling sebanyak 33 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Variabel bebasnya adalah breastfeeding, sedangkan variabel terikatnya adalah involusi uterus pada ibu post partum 0-7 hari. Analisa data menggunakan uji Chi-Square dengan taraf signifikan ɑ = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu post partum 0-7 hari yang menyusui sejumlah 25 responden (75,8%) dan yang tidak menyusui sejumlah 8 responden (24,4%). Ibu post partum dengan involusi uteri sesuai sejumlah 27 responden (81,8%), sedangkan ibu post partum dengan  involusi uteri tidak sesuai sejumlah 6 responden (18,2%). Dari hasil analisis menggunakan uji Chi-Square diperoleh hasil p - value = 0,001, dengan ɑ = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh breastfeeding dengan involusi uteri. Diharapkan ibu post partum selalu menjaga kesehatan dengan melakukan kontrol ulang pada petugas kesehatan, dan lebih aktif dalam mencari informasi kesehatan terutama mengenai pentingnya menyusui.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 87-94
Author(s):  
Asti Melani Astari ◽  
◽  
Nurul Evi ◽  
Muladefi Choiriyah ◽  
Puji Ariyani ◽  
...  

Preeclampsia is a multisystem complication that occurs after 20 weeks of gestation. In recent years there has been no significant decrease in the incidence of preeclampsia, even in developed countries it is still the main cause of maternal and fetal morbidity and mortality. This study aims to analyze differences in individual characteristics, lifestyle (physical activity), nutritional status and diet in pregnant women with a history of preeclampsia. This research design is descriptive analytic with cross sectional approach. Samples were obtained from 55 pregnant women with consecutive sampling who met the inclusion criteria. Data analysis used chi-square test and spearman correlation test. The results showed a relationship between physical activity with systolic blood pressure (p value 0.001, r = 0.449) and diastolic (p value 0.43, r = 0.273), there was also a relationship between diet and risk factors for preeclampsia through blood pressure measurements as evidenced by increase in blood pressure (p value 0.000) in pregnant women in the working area of Puskesmas Kedungkandang Malang. The results of this study are expected to be used as a reference in intervening pregnant women at risk of preeclampsia, so that the disease does not develop more severely so that it does not endanger the lives of the mother and the fetus she is carrying


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 140-146
Author(s):  
Nova Nurwinda Sari ◽  
Annisa Agata ◽  
Armen Patria

Coronavirus Disease 19 or what we know as Covid-19 is a disease caused by coronavirus that can cause respiratory infections with mild to severe symptoms. Covid-19 disease can be prevented by the community if the community implements covid prevention measures such as using masks, diligently washing hands and keeping a distance. Preliminary preliminary survey note that the majority of respondents have not implemented the co-19 prevention behavior properly. The purpose of this study was to analyze factors that influence co-19 prevention behavior in Bandar Lampung. This research is a quantitative study with a descriptive analytic cross sectional design. The population and research sample using cluster sampling namely using 10 regions included in the Bandar Lampung area of ​​100 respondents. The research instrument used questionnaire sheets that had been tested for validity. Data analysis using chi square test. The results obtained data that there is a relationship between age (p-value 0.017), there is no gender relationship (p-value 0.878), there is a relationship between the level of education (p-value 0.000), there is a relationship of knowledge about covid-19 (p-value 0.029) with covid-19 disease prevention behavior in Bandar Lampung. The conclusion is that factors related to co-19 disease prevention behavior are age, education level, and knowledge of co-19. Suggestions should provide information about co-19 and the importance of co-19 prevention behavior continue to be given to the public.   Keywords: Predisposing Factors, Behavioral Prevention, Covid-19


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document