scholarly journals Perangkat Edukasi Pasien dan Keluarga dengan Media Booklet (Studi Kasus Self-Care Diabetes Melitus)

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 102-111
Author(s):  
Lilik Pranata ◽  
Sri Indaryati ◽  
Novita Elisabeth Daeli

This study aimed to see the effect of education with the booklet on self-care diabetes knowledge. The method in this research is quantitative research with one group pretest-posttest queasy experimental design. The results showed that the Wilcoxon statistical test obtained p-value = 0.000 <0.05, which means a significant difference in the pre-test and post-test knowledge of 22 respondents. The average change in intervention before the intervention was 12.80, and intervention was 16.32. In conclusion, patient and family education using booklets provides a shift in knowledge of diabetes mellitus self-care.   Keywords: Booklet, Diabetes Mellitus, Knowledge, Personal Care

2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 7-16
Author(s):  
Sarinah Sri Wulan ◽  
Busjra M Nur ◽  
Rohman Azzam

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang progresif, ditandaiketidakmampuan tubuh melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang mengakibatkan hiperglikemi. Kurangnya pemahaman pasien terhadap penyakit dan self care-nya dapat memperburuk keadaan. Edukasi brainstorming menjadi metode yang membantu peningkatan pemahaman pasien. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode edukasi brainstorming terhadap self care pasien DM tipe 2. Menggunakan desain Quasi eksperimen pre and post test with kontrol group, dengan uji dependent t-test dan uji independen t-test. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA). Sampel 104 responden (intervensi dan kontrol). Ada pengaruh edukasi brainstorming terhadap self care diabetes melitus tipe 2 (p-value = 0,00). Ada pengaruh antara umur, pendapatan, lama sakit, dan pendidikan terhadap self care DM tipe 2, faktor yang paling dominan mempengaruhi self care yaitu pendidikan (p-value = 0,000) dengan nilai OR = 0,409. Sementara tidak ada pengaruh antara jenis kelamin (p=0,805) dengan self care pasien DM tipe 2. Edukasi brainstorming dapat meningkatkan self care pasien DM diharapkan dapat diterapkan di pelayanan kesehatan.


Author(s):  
Kelvri L. Sinambela ◽  
Debora Chaterin Simanjuntak

This study examines whether the use of Oral Drills and Role-Play method could improve students’ interactive speaking achievement. This study used quantitative research using pre-experimental method with one group pre and posttest design. The study was conducted in SMP Advent II, Setia Budi, Bandung. The participants of this study were 30 students from the first year students at SMP Advent II Setia budi, Bandung as the sample and they were grade VII at SMP Advent II Setia Budi, Bandung. This study used one experimental group as the sample. A pre-test and post-test were done. The experimental group was given treatment (Oral Drill and Role-Play Method). The data gathered was then statistically calculated and analysed. According to the interpretation, if p Value (Sig.) ≤ 􀟙 (0.05) then HA is accepted and H0 is rejected and If p Value (Sig.) ≥ 􀟙 (0.05) then H0 is accepted and HA is rejected. After calculating the data it was known that the p-value = 0.000 lesser than alpha 0.05. Result of the study showed that there is a significant difference in improving students’ interactive speaking achievement after using oral drills and role-play method.   Keywords: Interactive Speaking, Oral Drills, Role-Play Method


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 54-65
Author(s):  
Lola Despitasari

Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan hasil dari kegagalan atau penolakan tubuh mnggunakan zat insulin (resistensi insulin). Pada orang dengan diabetes tipe 2 diperlukan self care management untuk mengelola penyakitnya. Diabetes knowledge, self efficacy, self care agency merupakan faktor internal yang mempengaruhi self care management. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor internal yang mempengaruhi self care management pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di poli klinik khusus penyakit dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik melalui pendekatan cross sectional. Penelitian ini  dilakukan di Poli Klinik Khusus Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Sampel berjumlah 60 orang dengan teknik accidental sampling, dan instrumen penelitian menggunakan kuesioner SDSCA, ASAS-R, DMSES, dan kuesioner diabetes knowledge. Analisis data bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56.7% responden memiliki self care management yang kurang baik, 50% responden dengan self care agency kurang baik, 46.7% responden dengan self efficacy kurang baik, dan 61.7% responden dengan diabetes knowledge kurang baik. Terdapat hubungan antara self care agency, self efficacy, dan diabetes knowledge dengan self care management dengan nilai p value (≤ 0.05). Terdapat hubungan antara self care agency, self efficacy, dan diabetes knowledge dengan self care management di poli klinik khusus penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Disarankan kepada pasien diabetes mellitus tipe 2 untuk meningkatkan self care agency, self efficacy, dan diabetes knowledge nya. Kata Kunci : Diabetes mellitus tipe 2, self care management, self care agency, self efficacy, diabetes knowledge


2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 54-67
Author(s):  
Sri Indriani ◽  
Irma Nur Amalia ◽  
Hamidah Hamidah

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah dan dapat menyebabkan komplikasi akut ataupun kronik jika tidak ditangani. Neuropati Perifer merupakan komplikasi kronik yang banyak terjadi pada pasien DM. Perawatan diri (Self Care) yang baik dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Self Care dengan kejadian komplikasi Neuropati Perifer pada pasien DM tipe II. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan sampel 69 responden, yang diperoleh melalui teknik Accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan modifikasi kuesioner Summary Diabetes Self Care Activity (SDSCA) dan kuesioner kejadian komplikasi Neuropati Perifer. Hasil penelitian menggunakanujikorelasi Chi square ini menunjukkan terdapat hubungan antara self care dengan kejadian komplikasi neuropati perifer pada pasien DM tipe II dengan p value 0,010 (p<0,05). Dari 69 responden, 33 responden memiliki self care baik, 24 diantaranya menunjukkan tidak terjadi komplikasi neuropati perifer dan 9 diantaranya menunjukkan terjadi komplikasi neuropati perifer. Sebanyak 36 responden memiliki self care kurang, 14 diantaranya menunjukkan tidak terjadi komplikasi neuropati perifer dan 22 diantaranya menunjukkan terjadi komplikasi neuropati perifer. Peran perawat sebagai edukator sangat penting untuk membekali pasien DM agar memiliki perawatan diri yang baik.


Author(s):  
Fahruddin Kurdi ◽  
Ratna Puji Priyanti

ABSTRAK Jumlah penderita DM (diabetes melitus) saat ini semakin meningkat. Salah satu komplikasi yang terjadi yaitu DFU (diabetic foot ulcers). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah DFU, salah satunya dengan diabetic foot exercise. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas diabetic foot exercise terhadap risiko dfu (diabetic foot ulcers) pasien diabetes mellitus. Penelitian menggunakan design pre-eksperimen dengan pendekatan one-group pra-post test design. Populasi penderita diabetes yang berjumlah 60 orang, besar sampel 40 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Resiko DFU dinilai menggunakan inlow’s 60-second diabetic foot screening tool dengan metode observasi. Analisa data menggunakan uji statistik Wilcoxon. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebelum dilakukan diabetic foot exercise sebagian besar reponden mempunyai risiko sedang sebanyak 30 orang (75%), sesudah dilakukan diabetic foot exercise diperoleh bahwa sebagian besar responden risiko rendah sebanyak 32 orang (80%). Uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai p value = 0,001 dimana nilai p value<α (0,05) yang berarti ada pengaruh diabetic foot exercise terhadap risiko diabetic foot ulcers. Diabetes foot exercise sangat efektif untuk penderita diabetes dalam mencegah risiko DFU. Penderita diabetes dapat melakukan diabetic foot exercise 2 kali dalam seminggu secara teratur.  Kata Kunci : Diabetes mellitus, Diabetic foot ulcers, diabetic foot exercise


Author(s):  
Valentina Meta Srikartika ◽  
M. Rasyid Akbar ◽  
Herningtyas Nautika Lingga

ABSTRAKKeberhasilan pengobatan diabetes melitus tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan, keterampilan petugasnya, sikap, dan pola hidup pasien, tetapi dipengaruhi juga oleh kepatuhan pasien terhadap pengobatannya. Tingkat kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus di Indonesia mayoritas masih berada dibawah 50%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur pengaruh edukasi melalui media booklet terhadap pengetahuan dan kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2. Jenis penelitian yang digunakan adalah Randomized Controlled Trial (RCT). Populasi yang didapat dari penelitian ini sebanyak 40 orang dengan kelompok kontrol 20 orang dan kelompok intervensi 20 orang. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan booklet, sedangkan kelompok intervensi adalah kelompok yang mendapatkan booklet sebagi media edukasi. Pengetahuan dan kepatuhan responden diukur melalui kuesioner yang diberikan sebelum (pretest) dan 2 minggu kemudian (posttest). Rata-rata skor pengetahuan dan kepatuhan pre-test dibandingkan dengan skor post-test dengan menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil analisis, terjadi perbedaan tingkat pengetahuan dan kepatuhan yang signifikan (p value < 0,001) antara sebelum dan sesudah pemberian booklet pada kelompok intervensi dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat pengetahuan (p value = 0,83) dan kepatuhan (p value = 0,317) pada kelompok kontrol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media booklet dapat meningkatkan tingkat pengetahuan dan kepatuhan pada pasien diabetes melitus.Kata-kata kunci: Diabetes melitus, pengetahuan, kepatuhan, bookletABSTRACTThe success of a treatment of diabetes mellitus is not only influenced by the quality of health services, the skills of its officers, attitudes, and lifestyle of patients, but it is also influenced by patient adherence to treatment. The level of medication compliance among diabetes patients in Indonesia were still below 50%. The purpose of this study was to measure the effect of education through booklet media on the knowledge and compliance of patients with type 2 diabetes mellitus. The type of research used was Randomized Controlled Trial (RCT). The population obtained from this study were 40 people with a control group of 20 people and an intervention group of 20 people. The control group was the group that did not get the booklet, while the intervention group was the group that received the booklet as an educational medium. Knowledge and compliance of respondents was measured through questionnaires given before (pretest) and 2 weeks later (posttest). The average score of knowledge and adherence between pretest and posttest will be compared using Wilcoxon analysis. Based on the results of data analysis with the Wilcoxon test, there was a significant difference in the level of knowledge and compliance (p value < 0.001) between before and after booklet administration in the intervention group and no significant difference in knowledge level (p value = 0.83) and compliance (p value = 0.317) in the control group. It can be concluded that the booklet media can increase the level of knowledge and compliance in diabetes mellitus patients.Keywords: Diabetes mellitus, knowledge, compliance, booklet


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 59-64
Author(s):  
Angger Anugerah Hadi H.S ◽  
Bayu Khayudin

ABSTRAK Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak dialami oleh masyarakt Indonesia. Semakin lama durasi pada penderita DM, maka semakin besar kemungkinan munculnya penyakit-penyakit komplikasi. Penyakit stroke, jantung coroner, luka DM dan gagal ginjal merupakan contoh penyakit yang dapat timbul akibat DM Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan sikap pasien DM terkait pencegahan komplikasi dengan metode yang efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan pendekatan pra-eksperimental dengan rancangan one group pre-post test design. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien DM yang mengikuti prolanis di puskesmas Wisma indah, dan puskesmas  Bojonegoro sebanyak 32 responden. Diskusi grup dan Brief Telephone Counseling dilakukan dengan 2 tahapan yaitu pendidikan kesehatan terkait pencegahan komplikasi dan follow-up melalui telepon. Berdasarkan hasil uji paired T-test didapati hasil p-value 0,000. Dengan demikian disimpulkan hasil terdapat peningkatan sikap responden setelah dilakukan intervensi yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan artikel ilmiah yang terbit dalam jurnal nasional. Selain itu, luaran lain yang diharapkan adalah buku saku terkait pencegahan komplikasi DM Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Komplikasi Diabetes Mellitus, Diskusi Grup, Brief telephone Counseling, Sikap


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 141-147
Author(s):  
Erni Tri Indarti ◽  
Hendri Palupi

Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soebagio, 2011). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Senam Kaki Lebih Efektif Meningkatkan Sirkulasi Darah Ke Kaki Dibanding Penurunan Kadar Glukosa Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso. Penelitian ini merupakan  jenis penelitian Pra – Experiment dengan One Pre-Post Test Design. Penelitian ini dilakukan tanggal 20 Juli – 20 Agustus 2018 di Wilayah kerja Puskesmas Rejoso. Sampel dalam penelitian ini penderita Diabetes Mellitus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 30 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Video Senam Kaki, Stetoskop Merk Onemed, Spygnomanometer Merk Onemed, Glukotest Merk EasyTooth. Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan Nilai ABPI dan Gula darah responden sebelum dan sesudah dilakukan intevensi dengan uji Wilcoxon.  Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan p-value  nilai ABPI 0,000 ≤ α(0,05) dan p-value gula darah 0,006 ≤ α(0,05), sehingga Ha diterima dan ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan nilai ABPI dan gula darah pada penderita diabetes mellitus, hal ini berarti ada pengaruh senam kaki terhadap Sirkulasi Darah Ke Kaki pada penderita diabetes mellitus dengan rata-rata penurunan nilai ABPI 0,124 dan rata-rata penurunan gula darah sebesar 11,37. Kata Kunci : Senam Kaki, Diabetes Mellitus, Gula Darah, Sirkulasi Darah ke kaki


Author(s):  
Ni Putu Mira Febrianti ◽  
I Putu Artha Wijaya ◽  
Alfiery Leda Kio

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder caused by pancreas that does not produce enough insulin, resulting on the inability of the body to use insulin effectively. The symptoms suffered by patients are often mild and this causes considerable people with diabetes mellitus do not realize that they have diabetes mellitus. If Diabetes Mellitus is not immediately treated, it would cause long-term complication including macrovascular diseases. Plentiful elderly with Diabetes Mellitus in Sidakarya Village do not realize that they suffer from Diabetes Mellitus and prefer to do non-pharmacological therapy. One of non-pharmacological therapies that can reduce blood sugar levels is ergonomic exercises. The aim of this study was to find out how ergonomic exercises effected towards the lower of blood sugar levels in elderly in Sidakarya Village, South Denpasar. This study is a quantitative research using Pre-Experimental Design One Group Pre-Test Post-Test with total samples of 19 elderly. Data was analysed using non-parametric test of Wilcoxon Sign Rank Test in order to compare the result of the pre-test and post-test. The result of this study showed that prior to the implementation of ergonomic exercises, it was found approximately 57,9% respondents who suffered from prediabetes and 42,1% respondents who suffered from diabetes, while after intervention of ergonomic exercises were given, there were only 7 respondents (36,8%) who suffered from diabetes and 12 respondents (63,2%) who have normal blood sugar levels. According to the calculation result, it was obtained that p value = 0,0001 < ? 0,05 and Zcount -3.824b that showed an effect of ergonomic exercises towards the lower of blood sugar levels in elderly in Sidakarya Village, South Denpasar. Based on the result of this study, ergonomic exercises is expected to be able to help reducing blood sugar levels in elderly with Diabetes Mellitus who prefer to do non-pharmacological therapy.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 222-230
Author(s):  
I Dewa Ayu Rismayanti ◽  
I Made Sundayana ◽  
Putu Eka Pratama

This study aims to determine the effect of modern dressings on wound healing of grade 2 diabetes mellitus at Griya Utami Care Bali. The design used in the study was a real experiment with a one-group pre-post test approach. The results showed that the experimental group's average post value was 8.67, with a standard deviation of 2.024. In the control group, the average post value was 10.60, with a standard deviation of 2.874. Based on the results of statistical tests, it was found that the p-value was 0.042, meaning that there was a significant difference in the average post value between the experimental group and the control group. In conclusion, there is an effect of modern dressings on wound healing for grade 2 diabetes mellitus at Griya Utami care Bali. Keywords: Diabetes Mellitus, Grade 2 Diabetes Wounds, Modern Dressing


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document