scholarly journals TERAPI LINTAH (HIRUDOTHERAPY) TERHADAP PENDERITA JERAWAT (ACNE VULGARIS) DI SURYA TERAPI LINTAH PERSPEKTIF AYURWEDA (STUDI KASUS)

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 36-43
Author(s):  
Dewi Cahayani Ariawa ◽  
Putu Lakustini Cahyaningrum ◽  
Ida Bagus Putra Suta

Jerawat adalah suatu peradangan pada kulit yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri Propionibacterium acne s. pada kelenjar minyak pada area dermis. Persentase orang di Indonesia yang pernah mengalami jerawat adalah 80%. Salah satu upaya untuk mengatasi jerawat adalah dengan terapi lintah. Surya Terapi Lintah adalah pelayanan terapi lintah yang berlokasi di Denpasar Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat penggunaan terapi lintah terhadap jerawat dan dilakukan secara kualitatif dengan metode purposive sampling data. Teori yang digunakan dalam kajian ini adalah teori etnografi, struktural fungsional dan teori fungsi serta data diperoleh dengan cara studi kepustakaan, observasi dan wawancara secara mendalam. Sasaran penelitian adalah praktisi dan pasien jerawat yang pernah dan sedang melakukan terapi lintah di Surya Terapi Lintah. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, diketahui bahwa air liur lintah membantu mengurangi inflamasi, sehingga membantu penyembuhan jerawat. Tata cara terapi lintah yang dimiliki Surya Terapi Lintah memiliki kemiripan dengan teknik Jalaukavarcarana dalam Ayurweda serta implikasi dari terapi ini selain pengaruhnya terhadap jerawat ialah kulit terasa lebih cerah serta otot wajah menjadi lebih ringan.

2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Elga Elfina Ompi ◽  
Lydia David ◽  
H. Opod

Abstrak. Remaja dengan penampilan fisik berjerawat yang tidak sesuai dengan gambaran idealnya, dikatakan memiliki kepercayaan diri tinggi apabila ia mampu menerima dengan realistis dan mensyukuri serta bertindak positif sedangkan kepercayaan diri rendah apabila remaja tersebut merasa tidak puas, malu, kecewa dan menolak keadaan dirinya. Jerawat atau acne vulgaris adalah peradangan folikel sebasea yang ditandai oleh komedo, papula, pustula, kista dan nodulus di wajah, leher, badan atas dan lengan atas. Jerawat cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah penderita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat kepercayaan diri dengan jerawat. Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan waktu cross sectional (potong lintang). Subyek penelitian adalah siswa/i kelas X-XII SMA Negeri 7 Manado yang berjerawat dengan jumlah 90 responden yang dipilih dengan cara purposive sampling. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan jerawat digunakan teknik analisis Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara jerawat dengan kepercayaan diri sebesar -0,068, artinya jerawat dengan kepercayaan diri memiliki hubungan negatif dimana keeratan korelasinya sangat lemah (<0,20) sehingga dapat dikatakan tidak terdapat hubungan signifikan antara kepercayaan diri dengan jerawat (Sig=0,523). Artinya, kondisi fisik dalam hal ini jerawat bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri. Konsep diri, pengalaman, pendidikan merupakan faktor internal dan orang tua, teman sebaya dan masyarakat merupakan faktor eksternal yang bisa mempengaruhi kepercayaan diri. Responden yang memiliki kepercayaan diri tinggi walaupun berjerawat tidak berorientasi pada penampilan fisik semata, karena mereka merasa yakin akan kemampuan dan potensi dirinya pada hal-hal yang lain.Kata kunci: Remaja, Kepercayaan Diri, Jerawat.Abstract. Adolescents with acne in physical appearance that doesn’t like the ideal appearance, is said that have confidence when he can accept realistically, still feel grateful and act positively while low confidence if these adolescents are not satisfied, embarrassed, disappointed, and rejected themselves. Acne vulgaris is the inflammation of the sebaceous follicles characterized by comedones, papules, pustules, cysts and nodules on the face, neck, upper trunk and upper arms. Acne is troubling because it is related to the degradation of self confidence due to the beauty of the face.This study aimed to analyze the relationship between the level of confidence with acne. This type of study is correlational with cross sectional approach. The subjects are SMAN 7 Manado students who have acnes with 90 respondents chosen by purposive sampling. Spearman Rank analysis techniques is used to.The results showed that the correlation coefficient between acne with confidence at -0.068, meaning the relationship between acne and confidence is negative which the closeness of the correlation is very weak (<0.20) so that it canbe said there is no significant relationship between confidence with acne (Sig = 0.523). It means, the physical appearance in this case the acne is not the only factor affecting confidence. Self-concept, experience, education is the internal factors and their parents, peers and the community are the external factors that can affect confidence. Respondents with high self confidence eventhough have acnes are not oriented on their physical appearance alone, , because they feel confident in the ability and potential for him in other things.Keywords: Adolescents, Confidence, Acne.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 42-50
Author(s):  
Wahyudi ◽  
Ayu Syahfitri ◽  
Syukur Berkat Waruwu ◽  
Dian Ika Perbina

Acne is one problem in adolescents and adults who can reduce self-confidence. This study aimed to formulate the combination cream of African leaf extract and palm oil leaves to determine the antibacterial activity of African leaf extract against several acne-causing bacteria (Propionibacterium acne and Staphylococcus epidermidis). Test antibacterial activity of extracts and cream with disc diffusion method. The cream is made with concentration of 5, 10 and 20% w/w. The evaluation results of cream with concentration of 5, 10 and 20% were physically stable for 4 weeks of storage at temperature room, homogeneous, pH and it did not cause irritation. Based on the test results, a combination of African leaf extract with concentration of 5% effectively inhibited bacterial growth with an average inhibition zone diameter of 12.06 mm for Propionibacterium acne bacteria and 13.63 mm for Staphylococcus epidermidis bacteria. The result of this study suggest that combination of African leaf extract and palm leaves posses potent anti-bacterial activity against Propionibacterium acne and Staphylococcus epidermidis.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Ramadhina Tria Sesanti

Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang banyak terjadi pada sekitar 80-100% populasi pada usia 15-18 tahun ke atas. Menurut studi Global Burden of Disease (GBD), akne vulgaris mengenai 85% orang dewasa muda berusia 12–25 tahun. Penyakit ini menyebabkan depresi dan kecemasan. Etiologi dari akne belum diketahui secara pasti, tetapi pada usia pubertas dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko, yaitu meningkatnya hormon androgen, penggunakan kosmetik, personal hygine, pola tidur yang buruk dan stres. Untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan pemakaian bb cream terhadap kejadian akne vulgaris. Desain penelitian menggunakan cross sectional dan dilakukan pada bulan Januari 2021 pada mahasiswi FK UMS angkatan 2018. Besar subjek pada penelitian ini adalah 33 responden yang sesuai dengan kriteria restriksi dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data tingkat stres dan pemakaian BB cream menggunakan kuesioner. Data kejadian akne vulgaris dengan diagnosis oleh dokter umum. Data analisis menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik. Hasil uji chi-square terdapat hubungan antara tingkat stres terhadap kejadian akne vulgaris (p=0,001), terdapat hubungan antara pemakaian BB cream terhadap kejadian akne vulgaris (p=0,003). Hasil analisis multivariat stres menunjukkan nilai p = 0,010 (p<0,05) dan timbulnya akne vulgaris dan pada variabel BB cream menunjukkan nilai p = 0,027 (p<0,05). Terdapat hubungan antara tingkat stres terhadap kejadian akne vulgaris, terdapat hubungan antara tingkat stres terhadap kejadian akne vulgaris.


2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Dicky F. Saragih ◽  
Hendri Opod ◽  
Cicilia Pali

Abstract: Acne vulgaris s a chronic inflammatory disease of the pilosebaseus unit accompanied by a blockage of the gland duct due to hoarding keratin material. It is characterized by comedones, papules, pustules, nodules, cysts, as well as scars in the area of predilection. Adolescents is a period of human development that is susceptible to acne. In general, facial acne experienced by adolescents affects their psychosocial development including declining confidence that disrupts them to actualize their potential. Self-confidence is an attitude of an individual who believes in his/her abilities, responsible for his/her actions andiss not influenced by others. This study aimed to determine the relationship between the level of confidence and acne vulgaris to the XII grade students of SMA Negeri 1 Manado. This was a correlational study with a cross sectional design. Samples were 102 students obtained by using purposive sampling technique. The Spearman Rank correlation showed a significant value of 0.422 > 0.05 (alpha/real degree). Conclusion: There was no significant relationship between the level of confidence and acne vulgaris among students to the XII Grace students of SMA Negeri 1 Manado with high level of confidence and moderate acne gradation. Keywords: acne, adolescents, confidence Abstrak: Jerawat adalah suatu penyakit peradangan kronik dari unit pilosebaseus disertai penyumbatan dari penimbunan bahan keratin duktus kelenjar yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, nodul, kista sering ditemukan pula skar pada daerah predileksi. Remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia yang rentan terhadap jerawat. Pada umumnya wajah berjerawat yang dialami remaja berpengaruh pada perkembangan psikososial termasuk kepercayaan diri yang menurun sehingga mengganggu remaja tersebut untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Kepercayaan diri merupakan sikap individu yang yakin pada kemampuannya sendiri, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan jerawat (acne vulgaris) pada siswa-siswi berjerawat kelas XII di SMA Negeri 1 Manado. Jenis penelitian ini korelasional dengan desain potong lintang. Sampel berjumlah 102 orang dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Dari hasil analisis data uji korelasi Rank Spearman dengan program SPSS 20 diperoleh,nilai signifikan 0,422 > 0,05 (Alpha/ Taraf nyata). Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kepercayaan diri dan jerawat pada siswa-siswi berjerawat kelas XII di SMA Negeri 1 Manado dengan tingkat kepercayaan diri tinggi dan gradasi jerawat sedang.Kata kunci: jerawat, remaja, kepercayaan diri


2019 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 4177-4182

Mangifera indica and Sygygium cumini seeds are rich sources of secondary metabolites and a sustainable cost effective biomaterial. An effective herbal therapy for topical affliction, Acne using such material will prove to be a good alternative to costly and clinically significant antibiotics. The aim of the study was to develop topical polyherbal gel from Mangifera indica and Syzygium cumini for the treatment of acne vulgaris. Plant materials were extracted in methanol and fractionated in different polarity solvents. These fraction were evaluated for antibacterial activity against Propionibacterium acne (P. acne) in-vitro. The most effective fraction was formulated as gel. The formulated gel was evaluated for physico chemical parameters, irritancy, antiacne activity and stability. Methanolic extract was the most active in-vitro against Propionibacterium acne (MTCC 1951). The fabricated gel showed non-stickiness and no irritancy. It showed comparable efficacy as that of clindamycin gel as shown by histopathological study. It also showed the comparable antiacne activity as that of clindamycin gel shown in acne induced wistar albino rats. The formulated gel was stable over a period of 6 months at accelerated stability conditions. It was concluded from the study that methanolic extract of Mangifera indica and Syzygium cumini seeds can be formulated in an aqueous based gel system for topical therapy of mild Acne vulgaris to obtained similar efficacy as that of antibacterial gel (clindamycin) taken as reference standard without its side effects.


Author(s):  
Arti Kumari ◽  
Jainendra Kumar

Glycyrrhiza glabra, commonly known as licorice, has traditionally been used in various medicinal preparations as expectorant, antimicrobial, antiviral, anticancer, anti allergic agent. It has also prominent role in skin whitening and has anti-inflammatory and esterogenic properties. This study aims to the characterization of the bioactive constituent glabridin in plant extract of Glycyrrhiza glabra in ethanol, methanol and ethyl acetate using UV-VIS and FTIR and HPLC. A wavelength scan (200-600 nm) by UV-Vis spectrophotometer was performed and the characteristic peaks were recorded. The scan confirmed presence of glabridin with λmax at 281 nm with a small number of additional phytochemicals indicated by the extra peaks. FTIR spectrum of 62% pure glabridin was compared to the spectra shown by the three extracts. Presence of glabridin in all the three extracts was corroborated by HPLC analysis with the retention time of 4.05 minute. Glabridin was also evaluated for its antibacterial activity against Propionibacterium acne, causative agent of Acne vulgaris and found to have the detrimental effect at concentration 500, 1000 and 1500 ppm.


Author(s):  
Meiskha Bahar ◽  
Hany Yusmaini

Acne vulgaris adalah suatu kondisi inflamasi umum pada unit polisebaseus, ditandai dengan komedo, papul, pustul atau nodul. Penyakit kulit ini bukan merupakan penyakit yang berbahaya tetapi mempunyai dampak yang besar secara fisik maupun psikologik. Prinsip penanganan acne antara lain  menurunkan populasi Propionibacterium acne dan menekan inflamasi. Dari penelitian sebelumnya ditemukan adanya mikroorganisme lainnya dalam lesi yang mungkin berperan selain Propionibacterium acne yaitu Staphylococcus aureus, S. epidermidis dan Pityrosporum ovale. Beberapa sumber melaporkan ada beberapa manfaat Aloe vera untuk kecantikan dan perawatan kulit. Aloe vera juga digunakan secara eksternal untuk mengobati berbagai kondisi kulit seperti luka, nyeri dan menekan proses inflamasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak Aloe vera konsentrasi 25%,50% dan 75% terhadap isolat bakteri penyebab Acne vulgaris secara invitro dengan menggunakan metode difusi. Sebelum pengujian dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri dari lesi. Bakteri yang ditemukan dari lesi penderita tergolong bakteri golongan Gram positif yaitu  Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acne. Hasil uji One-way Anova  menunjukan terdapat perbedaan bermakna efektivitas ekstrak lidah buaya terhadap S.aureus dan P.acne. Uji Post Hoc terhadap S.aureus  menunjukan terdapat perbedaan bermakna ELB 25%, 50% dan 75% dengan kontrol (+) dan kontrol (-), tidak terdapat perbedaan bermakna antara ELB 25% dengan 50% dan 50% dengan 75%. Sedangkan antara 25% - 75% berbeda bermakna. Sedangkan Uji Post Hoc terhadap P.acne menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara  ELB 25%, 50% dan 75% dengan kontrol positif. Kesimpulan : Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera)  mempunyai efek antimikroba terhadap isolat bakteri penyebab Acne vulgaris yaitu Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus  pada konsentrasi 25%, 50% dan 75% secara invitro.


INDIAN DRUGS ◽  
2020 ◽  
Vol 57 (02) ◽  
pp. 32-40
Author(s):  
Vrushali Kashikar ◽  
Sonal Tope

The present work deals with the development and evaluation of a herbal anti-acne cream. Ethanolic fruit and leaf extracts of Myristica fragrans (Nutmeg) and Ficus religiosa (Pipal) were used for preparing the cream. Three creams namely, F1 (Myristica fragrans), F2 (Ficus religiosa) and F3 i.e. combination of Myristica fragrans and Ficus religiosa, were prepared. F3 shows greater zone of inhibition against Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus inhibition (24.60 mm, 21.66 mm and 23.66 mm respectively), as compared to F1 (22.33 mm, 19.0 mm and 23 mm) and F2 (23.33 mm, 20 mm and 22.33 mm) respectively. In vitro diffusion study showed that percentage of drug release from F3 was greater than from F1 and F2. The results indicated that the herbal cream formulation F3, with combination of two plant extracts had acceptable properties.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 119-131
Author(s):  
JOHAN AXEL PARIURY ◽  
JUAN PAUL CHRISTIAN HERMAN ◽  
TIFFANY REBECCA ◽  
ELVINA VERONICA ◽  
I GUSTI KAMASAN NYOMAN ARIJANA

Pendahuluan: Jerawat atau sering disebut juga acne vulgaris merupakan peradangan lapisan polisebaseus disertai penyumbatan bahan keratin akibat bakteri Propionibacterium acnes (P.acne). Prevalensi jerawat di Indonesia sebesar 80%-85% pada remaja. Kemunculan jerawat seringkali menimbulkan rasa minder akan penampilan kita. Obat jerawat yang ada dapat menimbulkan efek samping iritasi dan sudah mulai mengalami resistensi sehingga diperlukan alternatif obat lainnya. Produksi Jeruk Bali (Citrus maxima merr) di Indonesia mencapai 511 kg setiap tahunnya dengan berat kulit Jeruk Bali sejumlah 208 kg. Sebesar 50% kulit Jeruk Bali dibuang tanpa diolah kembali padahal memiliki banyak kandungan antioksidan dan  antibakteri. Tujuan: mengetahui potensi kulit Jeruk Bali sebagai alternatif antibakteri P.acne penyebab jerawat. Metode: Studi literatur menggunakan artikel penelitian maupun artikel tinjauan pustaka dari jurnal internasional dan nasional dalam 10  tahun terakhir. Diakses dari Pubmed, Garuda, NCBI, dan Google Scholar dengan mengetikan kata kunci. Digunakan 30 artikel terkait dalam  penulisan article review ini. Hasil: Antioksidan kulit Jeruk Bali  mengganggu metabolisme bakteri dengan menghambat kinerja enzim reverse transkriptase RNA,  topoisomerase DNA, transport aktif bakteri, mengganggu regulasi PH, mendenaturasi protein bakteri, merusak membran sel sehingga menghambat replikasi dan menimbulkan kematian bakteri  P.acne. Kesimpulan: Kulit Jeruk Bali berpotensi sebagai antibakteri P.acne penyebab jerawat. Perlu penelitian lebih lanjut terutama dalam konsentrasi ekstrak dan efek samping yang ditimbulkan.


2021 ◽  
Vol 1 (11) ◽  
Author(s):  
Dimas Adrianto ◽  
Shirly Kumala ◽  
Teti Indrawati

Jerawat (Acne vulgaris) merupakan penyakit inflamasi kronik yang terjadi pada unit pilosebaseus. Infeksi dapat disebabkan oleh Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus. Daun sirsak dan Herba meniran diketahui dapat menghambat pertumbuhan jerawat dan mampu membunuh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan gel kombinasi kedua ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus), melakukan analisa parameter fisik, kimia dan stabilitas sediaan pada suhu dan waktu penyimpanan, serta uji iritasi akut dermal terhadap kelinci. Masing-masing ekstrak dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji dengan metode difusi cakram dengan konsentrasi 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,0%; 1,5%; 0,75%, kontrol positif (klindamisin) dan kontrol negatif (DMSO). Selanjutnya dilakukan pengukuran zona hambat dan penetapan konsentrasi zona hambat minimum dari kedua ekstrak. Kombinasi ekstrak diformulasi dalam sediaan gel dengan eksipien Na-CMC, Gliserin, Propilenglikol, Phenoxyetanol, dan Aquadest. Uji aktivitas antibakteri sediaan gel menggunakan metode cakram dengan kontrol positif gel mediklin. Evaluasi sediaan gel meliputi parameter fisik, kimia dan mikrobiologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan gel kombinasi herba meniran dan daun sirsak memiliki aktivitas terhadap bakteri P. acne dan S. aureus pada konsentrasi 4,5% dan 3,0% termasuk kategori kuat. Formula gel dapat memenuhi parameter fisik dan kimia serta stabil terhadap suhu 4oC, 27oC, 40oC dan waktu penyimpanan selama 12 minggu. Hasil indeks iritasi primer diperoleh sebesar 0,40 (kategori respon sangat ringan).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document