scholarly journals PENGARUH KONSUMSI JANTUNG PISANG BATU TERHADAP PRODUKSI AIR SUSU IBU PADA IBU POST PARTUM DI DESA BANYUTOWO

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 108-115
Author(s):  
Ajeng Maharani Pratiwi ◽  
Sherly Fatikasari ◽  
Erinda Nur Pratiwi

Latar Belakang : Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan bayi dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan memperoleh semua kelebihan ASI serta terpenuhi kebutuhan gizinya secara maksimal sehingga dia akan lebih sehat, lebih tahan terhadap infeksi, dan rentan alergi. Tujuan : Untuk mengetahui Pengaruh Konsumsi Jantung Pisang Batu Terhadap Produksi Air Susu Ibu pada Ibu Post Partum di Desa Banyutowo. Metode : Desain penelitian ini menggunakan metode Quasy Experiment dengan rancangan one grup pretest-posttest. Teknik sampling menggunakan purposive sampling, Jumlah responden 14. Hasil Penelitian : Produksi Asi sebelum konsumsi jantung pisang batu mempunyai rata rata 37.172, sedangkan setelah konsumsi jantung pisang batu mempunyai rata rata 59.556. Jadi ada perbedaan terhadap produksi ASI sebelum dan sesudah mengkonsumsi Jantung pisang batu.

2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 164-170
Author(s):  
Dewi Nurlaela Sari ◽  
Aay Rumhaeni

ABSTRAK Sectio caesarea merupakan tindakan alternatif dalam proses persalinan untuk menyelamatkan ibu dan janin. Ibu Bersalin dengan operasi sectio caesarea dilakukan pembedahan pada dinding abdomen dan dinding rahim. Dampak yang paling sering muncul dirasakan oleh postpartum dengan post operasi sectio caesarea adalah  nyeri. Nyeri akan berdampak pada bounding attachment terganggu, mobilisasi terbatas, Activity Daily Living (ADL) terganggu serta berpengaruh  terhadap Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Asuhan yang diberikan terbatas pada terapi farmakologi dibandingkan  non farmakologi. Foot massage adalah salah satu terapi non farmakologi yang dapat membantu menutup gerbang di posterior horns dari sumsum tulang belakang dan memblokir bagian dari nyeri ke sistem saraf pusat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea di RS AMC. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pre test post test design. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 27 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS) dan prosedur kerja foot massage. Responden dilakukan foot massage selama 20 menit selama 2 hari. Data di analisis dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah klien post operasi sectio caesarea berada di skala nyeri 6 sebelum dilakukan foot massage dan hampir setengah memiliki skala nyeri 3 sesudah dilakukan foot massage dan didapatkan nilai p value = 0.000, sehingga disimpulkan ada pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea. Diharapkan rumah sakit dapat menjadikan foot massage sebagai salah satu alternatif manajemen non farmakologi dalam penanganan nyeri.   Kata kunci: Foot Massage; Post Partum; Nyeri; Sectio Caesarea      


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 223-227
Author(s):  
Hidayatun Nufus

Tahun 2018 Jumlah kematian bayi sebanyak 199 bayi dari 19.353 Kelahiran Hidup, atau dengan kata lain angka AKB Kabupaten Jombang tahun 2018 sebesar 10 per 1.000 KH. Keberhasilan ini dikarenakan adanya beberapa pogram akselerasi AKB di jalankan dengan serius diantaranya adalah program IMD (inisiasi menyusui dini) dan ASI eksklusif. ASI bermanfaat untuk menjaga ketahanan tubuh bayi karena mengandung zat anti infeksi. Diharapkan semua ibu bisa memberikan ASI eksklusif pada bayinya, tetapi ketika saat kontrol hari ke 7 , 50 % ibu sudah membawa botol dengan susu formula untuk bayinya. Oleh karenanya dibutuhkan usaha yang intensif untuk membantu ibu nifas normal agar menyusui bayinya, salah satunya dengan pijat oksitosin yang dapat membantu produksi ASI. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partum normal. Metode penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimenT dengan rancangan penelitian eksperimen semu atau dengan rancangan non randomized posttest without control group design. Pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel berjumlah 50 orang ibu post partum normal yang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu 25 responden pijat oksitosin dan 25 responden  tanpa pijat oksitosin Hasil menunjukkan usia rata-rata ibu 20-35 tahun (92,5%), multipara (70%). Berdasarkan hasil analisis dengan uji statistik chi-square didapatkan bahwa nilai t hitung 9,22 > t tabel 3,84 dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima.Simpulan mayoritas produksi ASI pada ibu post partum normal adalah cukup dan ada perbedaan antara produksi ASI ibu post partum setelah mendapatkan pijat oksitosin dan tidak. Pijat oksitosin adalah salah satu cara untuk memperlancar dan meningkatkan produksi ASI. Pijat oksitosin merupakan salah satu contoh intervensi mandiri bidan dan dengan mudah dipilih dalam penatalaksanaan  merangsang produksi ASI Kata kunci : Pijat oksitosin, Produksi ASI


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Halimatus Saidah

ABSTRAKHubungan tingkat kecemasan emosional ibu Post Partum dengan kejadian Post Partum Blues  sangat penting diketahui karena pada fase ini terjadi perubahan secara fisiologis maupun secara psikologis yang dapat mempengaruhi kelabilan emosional ibu setelah melahirkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan emosional ibu Post Partum dengan kejadian Post Partum Blues  yang ada dikelurahan sukorame wilayah kerja puskesmas sukorame.Desain yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling, diperoleh jumlah sampel 24 orang responden dengan kriteria responden yaitu ibu Post Partum hari ke 7- minggu ke 2, nifas normal. Pengumpulan data menggunakan lembar ceklist skala Hamilton Anxiety Rating Scale dan kuesioner Edinburgh Post Natal Depression Scale. Analisa data menggunkan uji Sperman Rank.         Tingkat kecemasan emosional ibu post partum sebagian kecil (25,0%) yaitu 6 responden. dan kejadian Post Partum Blues  sebagian besar (62,5%) yaitu 15 responden. Hasil analisa data dengan menggunakan uji Spearmen Rank didapatkan hasil p-value 0,000 taraf signifikan (α = 0,05) dengan demikian ada hubungan antara tingkat kecemasan emosional ibu post partum dengan kejadian Post Partum Blues  di Kelurahan Sukorame wilayah Kerja Puskesmas Sukorame. Dan  nilai koefisien (r) sebesar 0,859 kekuatan korelasi dalam kategori sangat kuat dengan arah positif.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya hubungan antara tingkat kecemasan emosional ibu post partum dengan kejadian Post Partum Blues  di kelurahan Sukorame wilayah kerja Puskesmas Sukorame. Kata Kunci: Tingkat Kecemasan, Post Partum, dan Kejadian Post Partum Blues  ABSTRACT       The relationship between the level of emotional anxiety of the mother of post partum with Post Partum Blues  occurrence is very important because in this phase there is a change physiologically and psychologically wich can affect the emotional stability of mother after giving birth.       The purpose of this study to determine the relationship of emotional anxiety level of post partum mother with Post Partum Blues  incident that exist in sukorame’s Village its work area of puskesmas Sukorame.       Design used correlational analytics with cross sectional approach. The sample research using purposive sampling technique, obtained the number of samples 24 respondents with the criteria of respondents is post partum mother day 7 to week 2, its good puerperium. Data’s collection using hamilton anxiety rating scale and       Edinburgh Postnatal Depression Scale. Data’s processing is interpreted according to the classification of each measuring instrument.       The result of the research showed that  the relationship of emotional anxiety level of post partum mother with Post Partum Blues  incidence was the amount of the anxiety level 12,5%, 25% heavy anxiety , medium anxiety 16,6% and mild anxiety 20,9% with Post Partum Blues  event. While those without anxiety were 0% for Post Partum Blues  event.        From the result of this study it can be concluded that almost all postpartum mothers with anxiety that there is in the field of Sukorame work area puskesmas Sukorame experience Post Partum Blues . As for recommendation of this research is holding counseling about how to handle Post Partum Blues .Key Word : Anxiety level, Post Partum, Post Partum Blues  Event


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 161-167
Author(s):  
Ainun Mardhiah ◽  
Riska Maulidanita ◽  
Winda Agustina

THE EFFECTIVENESS OF LACTACTION MASSAGE ON COLOSTRUM EXPENDITURE             IN THE PUBLIC MOTHER Background :Breastfeeding immediately after delivery provides many benefits for mothers and children. Breast milk that comes out for the first time contains colostrum which is highly nutritious and has antibodies that can protect newborns from disease. Based on the Demographic and Health Survey (IDHS), it is stated that more than half of children (57%) received breast milk within 1 hour after birth and 74 percent of children started breastfeeding within 1 day after birth.Purpose :Knowing to analyzing the effectiveness of lactaction massage on colostrum expenditure in postpartum mothersMethods:The research design used a pre-experimental design with a pretest-posttest control group design. Place of fresearch in the Medan City clinic in 2020.The population and sample in this study were all postpartum mothers on the first-third day totaling 24 people using purposive sampling technique. Comparison of 1: 1, where 12 respondents were intervened with lactaction massage and 12 respondents were the control group. The data that has been collected is processed by computer. Then analyzed the data, namely: Univariate and bivariate analysis using the Wilcoxon test with a significance level of 95% (0.05).Results: There is a difference in the average value of colostrum expenditure before and after the lactaction massage from 0.00 to 5.00. Wilcoxon test results obtained p value = 0.007 <0.05.Conclusion: There is the effectiveness of lactaction massage on colostrum expenditure in postpartum mothers.Suggestion: it is advisable to mothers who give birth to know complete information about the importance of giving colosrum to newborns. Keywords : Colostrum Expenditure, Lactaction Massage,Post Partum ABSTRAK Latar belakang: Pemberian ASI segera setelah melahirkan memberikan banyak manfaat bagi ibu dan anak. ASI yang keluar pertama kali mengandung kolostrum yang bergizi tinggi dan memiliki antibodi yang dapat melindungi bayi baru lahir dari penyakit. Berdasarkan Survei Demografi Dan Kesehatan (SDKI) menyatakan bahwa lebih dari separuh anak (57%) mendapatkan ASI dalam periode 1 jam setelah lahir dan 74 persen anak mulai disusui dalam 1 hari setelah lahir.Tujuan penelitian: untuk menganalisis efektifitas lactaction massage terhadap pengeluaran kolostrum pada ibu nifas.Metode: Desain penelitian menggunakan metode pre eksperimental design dengan pretest-posttest control group design. Tempat penelitian di klinik Kota Medan Tahun 2020. Populasi dan sampel seluruh ibu nifas hari pertama-ketiga berjumlah 24 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Perbandingan 1:1, dimana 12 responden diintervensi lactaction massage dan 12 responden sebagai kelompok kontrol. Data yang telah dikumpulkan, diolah dengan komputer. Kemudian menganalisis data yaitu: Analisis univariat  dan bivariat dengan menggunakan uji t test dengan tingkat kemaknaan 95% (0,05).Hasil: Terdapat perbedaan nilai rata-rata pengeluaran kolostrum sebelum  dan  setelah  tindakan lactaction massage  0,00  menjadi  5,00.  Hasil  uji wilcoxon diperoleh nilai p = 0,007 < 0,05.Kesimpulan: Terdapat efektifitas lactaction massage terhadap pengeluaran kolostrum pada ibu nifas.Saran: Peneliti selanjutnya untuk meneliti variabel lainnya terkait lactaction massage dan pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Kata Kunci: Pengeluaran Kolostrum, Lactaction Massage,Nifas


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 657-664
Author(s):  
Fitriani Ningsih ◽  
Rizki Muji Lestari

Latar belakang: Air Susu Ibu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, imunologi dan psikologis. Walaupun ASI memiliki manfaat yang baik untuk bayi, namun faktanya masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI secara ekslusif. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan yaitu puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis, abses payudara, kelainan anatomi puting, atau bayi enggan menyusu sehingga membuat ibu tidak memberikan ASI secara eksklusifTujuan: Penelitian ini untuk melihat hubungan perawatan payudara dan frekuensi menyusui dengan produksi asiMetode: Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel pada penelitian sebanyak 30 responden ibu nifas yang ada di ruang Nifas RSUD dr. Doris Sylvanus Kota Palangka Raya. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan pengujian statistik menggunakan uji statistik Chi-Square.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian pada variabel perawatan payudara diperoleh nilai p = 0,048 (P Value a 0, 05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan perawatan payudara dengan produksi ASI dan pada variabel frekuensi pemberian ASI diperoleh nilai p = 0,009 (P Value a 0,05).Kesimpulan: ada hubungan perawatan payudara dan frekuensi pemberian ASI terhadap produksi ASI sehingga tindakan perawatan payudara yang baik dan secara rutin serta pemberian ASI sesering mungkin dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Kata Kunci: Perawatan, Frekuensi, Menyusui dan Produksi ASIBackground: Breast milk can meet the nutritional needs of infants, immunology and psychological. Although breast milk has good benefits for babies, in fact there are still many mothers who do not exclusively breastfeed. This is due to several reasons, namely blisters nipples, swollen breasts, blocked milk ducts, mastitis, breast abscesses, anatomical abnormalities of the nipple, or the baby is reluctant to breastfeed so that the mother does not exclusively breastfeedObjective: This study is to look at the relationship between breast care and frequency of breastfeeding with breast milk productionMethod: The design of this study uses analytic research design with cross sectional approach. The sample size in the study were 30 postpartum mothers in the post-partum hospital RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya City. Sampling using purposive sampling techniques and statistical testing using the Chi-Square statistical test.Results: Based on the results of research on the variable breast care obtained p value = 0.048 (P Value a0.05) so it can be concluded that there is a relationship between breast care with breast milk production and on the variable frequency of breastfeeding obtained p value = 0.009 (P Value a 0.05).Conclusion: there is a relationship between breast care and the frequency of breastfeeding to the production of breast milk so that good and routine breast care measures and breastfeeding as often as possible can help increase milk production. Keywords: Care, Frequency, Breastfeeding and Breast Milk Production


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-4
Author(s):  
Solehudin Solehudin ◽  
Muhammad Syawal Hasibuan

Kabupaten Batubara merupakan salah satu daerah di Sumatera Utara yang mendapat sasaran program pengembangan bibit sapi unggul yaitu Brahman cross. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja reproduksi sapi Brahman cross di Kabupaten Batubara. Metode yang digunakan adalah survey dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Materi penelitian adalah 100 ekor sapi induk Brahman cross yang diambil masing-masing 25 ekor dari 4 kelompok tani di 3 kecamatan yaitu Kelompok Sentosa (Kecamatan Sei Balai), Kelompok Anugerah (Kecamatan Sei Suka), Kelompok Karya Mandiri dan Tunas Muda (Kecamatan Limapuluh). Parameter yang diukur adalah umur pertama kawin, service per conception (s/c), post partum mating (ppm) dan calving interval (ci). Data dialisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan umur pertama kawin adalah 36 bulan, nilai s/c adalah 3,15, post partum mating adalah 9 bulan dan lama  calving interval adalah 18 bulan. Dapat disimpulkan bahwa kinerja reproduksi sapi Brahman cross di Kabupaten Batubara masih jelek. Penyebabnya adalah manajemen pemberian pakan yang buruk dan sistem perkawinan yang belum tepat. Walaupun demikian, kelompok Anugerah dapat dijadikan model pengembangan bibit sapi Brahman cross di Kabupaten Batubara karena sudah mengembangkan manajemen pemeliharaan dengan baik.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 48-52
Author(s):  
Nora Rahmanindar Nora ◽  
Iroma Maulida ◽  
Vika Nurhaliza

According to the Indonesia Population Data Survey (IDHS), the number of cases of early marriage in Indonesia reaches 50 million people with an average marriage age of 19.1 years. Teen pregnancy will increase the risk of death 2-4 kli higher than pregnancy at the age of> 20 years because it will endanger the health of mother and baby, such as maternal and infant mortality, risk of pregnancy complications, delivery complications, post partum hemorrhage, risk of abortion, severe low birth weight (LBW) and cervical cancer are cases experienced by women who marry early. This study aims to determine the Description of Adolescent Knowledge Against the Impact of Early Marriage in Bojong Village, Bojong Subdistrict, Tegal Regency in 2019. The design and type of this research was descriptive research through a cross sectional approach with a purposive sampling technique. The population was young women aged 15-17 years as many as 350 people and found 78 respondents. The results of this study can be obtained by young women interviewed by researchers mostly aged 16 years as many as 47.4%, educated junior high school (SMP) as much as 55.1% and not working as much as 75.6%. The description of adolescent girls' knowledge of the effects of early marriage was mostly included in the good category at 91%.   Keywords : Young Women, Early Marriage. ABSTRAK   Menurut Survei Data Kependudukan Indonesia (SDKI), jumlah kasus pernikahan dini di Indonesia mencapai 50 juta penduduk dengan rata-rata usia perkawinan 19,1 tahun. Kehamilan remaja akan meningkatkan risiko kematian 2-4 kli lebih tinggi dibandingkan hamil pada usia > 20 tahun karena akan membahayakan kesehatan ibu dan bayinya, seperti kematian ibu dan bayi, risiko komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, terjadinya perdarahan post partum, risiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kanker serviks adalah kasus yang dialami oleh wanita yang menikah dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Terhadap Dampak Pernikahan dini  di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019. Rancangan dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif melalui pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Populasinya remaja putri usia 15-17 tahun sebanyak 350 orang dan didapatkan78 responden. Hasil penelitian ini di dapat adalah remaja putri yang diwawancarai oleh peneliti sebagian besar berumur 16 tahun sebanyak 47.4%, berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 55.1% dan tidak bekerja sebanyak 75.6%. Gambaran pengetahuan remaja putri terhadap dampak pernikahan dini sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 91%.   Kata Kunci : Remaja Putri, Pernikahan Dini.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 105-113
Author(s):  
Renny Adelia Tarigan ◽  
Revi Yulia

Preeklampsia merupakan penyulit dalam kehamilan, persalinan maupun post partum yang tidak dapat dicegah dan yang dapat dilakukan adalah mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat dan menghindari faktor resiko atau predisposisi untuk terjadinya Preeklampsia. Faktor-faktor yang mempengaruhi preeklampsia adalah riwayat hipertensi dan paritas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia. Desain penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas Batu Aji Kota Batam mulai dari bulan Febuari hingga Juli 2019, sampel diambil menggunakan purposive sampling sebanyak 88 responden. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan uji chi-square untuk paritas dengan preeklampsia di dapatkan nilai P value 0,015 < α 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan paritas dengan preeklampsia pada ibu hamil. penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.


2020 ◽  
Vol 6 (4) ◽  
pp. 523-530
Author(s):  
Henny Prihatni ◽  
Yuistiana Evayanti ◽  
Devi Kurniasari ◽  
Sunarsih Sunarsih

PERINEUM WOUND HEALING WITH POSSIBLE EXERCISES Background Labor and delivery are physiological events. Often childbirth causes birth canal injuries so that it must be cared for properly and properly The maternal mortality rate in Lampung in 2017 is still high, namely 115.8 per 100,000 live births. The results of the initial survey in January 2019 at BPM Siti Hajar, S.ST, Desa Merak Batin Natar District, South Lampung Regency, that in January there were 52 post partum mothers, of the 52 post partum mothers 40 of them had perineal injuries, 37 due to spontaneous rupture and 3 due to episiotomy.Purpose was to determine the effect of postpartum gymnastics on the healing of perineal wounds in postpartum mothers at BPM Siti Hajar, S.ST, Merak Batin Village, Natar District, South Lampung Regency in 2019.Methods Quantitative research type methods, pre-experimental research design with a static group comparison approach. The population was 52 postpartum mothers. The research sample was 30 people divided into 2 groups, namely 15 people as the experimental group and 15 people as the control group. With a purposive sampling technique. Data analysis with dependent T-test.The results of univariate and bivariate analysis showed that the average duration of healing of perineal wounds in postpartum women who did postpartum exercise at BPM Siti Hajar, S.ST, Merak Batin Village, Natar District, South Lampung Regency in 2019, was 1.33 and in the control group was 4 , 60.The conclusion is that there is an effect of postpartum gymnastics on the healing of perineal wounds in post-partum mothers at BPM Siti Hajar, S.ST, Merak Batin Village, Natar District, South Lampung Regency in 2019. The t test results obtained p value 0.000 <α (0.05).Suggestion it is recommended for health workers, especially midwives, to advise postpartum mothers to do postpartum exercise as an alternative to accelerate the healing of perineal wounds.  Keywords: Postpartum exercise, Perineal Wound Healing ABSTRAK Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis. Seringkali persalinan menyebabkan perlukaan jalan lahir sehingga harus dirawat dengan baik dan benar Angka kematian ibu di Lampung tahun 2017 masih tinggi yaitu sebesar 115,8 per 100.000 kelahiran hidup.Hasil survey awal pada Bulan Januari 2019 di BPM Siti Hajar, S.ST Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, bahwa pada bulan januari terdapat 52 ibu post partum, dari 52 ibu post partum tersebut 40 diantaranya mengalami luka perineum, 37 dikarenakan rupture spontan dan 3 karena episiotomi.Tujuan untuk mengetahui pengaruh Senam  Nifas Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas di BPM Siti Hajar, S.ST Desa Merak Batin Kecamatan  Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019.Metode Jenis Penelitian Kuantitatif, rancangan penelitian pre-eksperimen dengan pendekatan static group comparison. Populasi sebanyak 52 ibu nifas. Sampel penelitian  30 orang yang di bagi dalam 2 kelompok yaitu 15 orang sebagai kelompok eksperimen dan 15 orang sebagai kelompok kontrol. Dengan teknik sampling purposive sampling. Analisa data dengan uji T-test dependent.Hasil analisa univariat dan bivariate didapatkan rata-rata lama penyembuhan luka perineum pada ibu nifas yang melakukan senam nifas di BPM Siti Hajar, S.ST Desa Merak Batin Kecamatan  Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019, yaitu sebesar 1,33 dan pada kelompok kontrol sebesar 4, 60. Kesimpulan diketahui ada Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas di BPM Siti Hajar, S.ST Desa Merak Batin Kecamatan  Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019. Hasil uji t didapat p value 0,000 < α (0,05).Disarankan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan agar menganjurkan kepada ibu nifas agar melakukan senam  nifas sebagai salah satu alternatif mempercepat penyembuhan luka perineum.  Kata Kunci            : Senam nifas, Penyembuhan Luka Perineum


2016 ◽  
Vol 8 (02) ◽  
Author(s):  
Titik Wijayanti ◽  
Atik Setiyaningsih

ABSTRAKPerawatan payudara masa nifas (Breast Care Post Partum) merupakan suatu kebutuhan bagi ibu nifas. Dimana dengan perawatan payudara akan sangat membantu pengeluaran ASI yang berimbas pada peningkatan produksi ASI. Dengan produksi ASI yang berlimpah, bayi akan mendapatkan ASI Eksklusif. Cakupan ASI Eksklusif di kab. Semarang  pada tahun 2014 masih dibawah target  yaitu 44,3 %, demikian juga di Susukan hanya sebesar 24,8 % (Profil Kesehatan Kabupaten Semarang tahun 2014). Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI Eksklusif, salah satunya adalah faktor rangsangan yang berupa perawatan payudara. Apabila seorang ibu nifas diberi rangsangan berupa metode breast care secara rutin akan membantu meningkatkan produksi ASI sehingga ibu bisa menyusui secara eksklusif. (Soetjiningsih, 2010). Penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan non equvalentcontrol group desain yaitu suatu penelitian yang terdapat kelompok perlakukan dan kelompok kontrol. (Notoatmodjo, 2005). Kelompok kontrol adalah ibu nifas yang tidak dilakukan breast care dan kelompok perlakuan adalah ibu nifas dengan breast care. Responden adalah ibu nifas hari ke-1 sampai hari ke-7. Untuk kelompok perlakuan diberikan breast care 2x sehari (pagi dan sore)  kemudian diobservasi produksi ASI-nya pada hari ke-8. Responden sejumlah 36 ibu nifas, diambil dengan tehnik purposive sampling terdiri dari 18 ibu nifas dengan breast care  dan 18 ibu nifas tidak diberikan breast care. Hasil perhitungan independent t-test diketahui bahwa besarnya nilai t-hit (16.40) > t-tab (1.691). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Breastcare Postpastum efektif meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui.Kata Kunci : Produksi ASI, Breast Care post partum..POSTPARTUM BREASTCARE EFFECTIVENESS OF PRODUCTION ASI ABSTRACTBreast Care Post Partum is a requirement for postpartum mothers. Where to breast care will greatly assist ASI expenditures which impact on the increase in milk production. With the abundant production of milk, the baby will be breastfed exclusively. Scope of exclusive breastfeeding in the district. Semarang in 2014 was still below target at 44.3%, so in Susukan only by 24.8% (Semarang District Health Profile 2014). Many factors affect the low coverage of exclusive breastfeeding, one of which is a factor stimulation in the form of breast care. If a given stimulus in the form of postpartum mothers breast care routine methods will help increase milk production so that mothers can breastfeed exclusively. (Soetjiningsih, 2010). Study is a quasi-experimental research with non equvalentcontrol approach to the design of a study group contained treatment group and the control group. (Notoatmodjo, 2005). The control group was postpartum mothers who do not breast care and the treatment group was puerperal women with breast care. Respondents are postpartum mothers day 1 to day 7. For the treatment group given breast care 2x a day (morning and evening) and then observed their milk production on the 8th day. Respondents number 36 puerperal women, taken by purposive sampling technique consisted of 18 puerperal women with breast care and 18 postpartum mother was not given breast care. Results of independent t-test calculation is known that the value of t-hit (16:40) > t-tab (1.691). It can be concluded that Breastcare Postpastum effectively increase milk production in nursing mothers.Keywords: milk production, post partum Breast Care.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document