Setidaknya ada dua fungsi agama dalam kehidupan manusia, yakni sebagai norma dan sebagai ilmu. Tidak terkecuali Islam, yang memiliki tiga macam aspek syari’at, yakni iman, Islam, dan Ihsan. Iman dan Islam mudah untuk dijelaskan dan dipahami oleh sebagian besar umat Islam diseluruh dunia, karena berbicara mengenai tauhid serta ilmu-ilmu praktis. Seperti ilmu fiqh dan lainnya. Namun, dalam aspek ihsan yang berkaitan dengan tasawuf, masih sedikit umat Islam yang sadar akan pentingnya aspek ini. Tanpa aspek ini sulit kiranya umat Islam dapat memahami ajaran-ajaran Islam secara kaffah, karena dapat dikatakan bahwa aspek ini merupakan pusat dari agama Islam selain tauhid ataupun syari’ah. Persoalan lainnya muncul, ketika corak pemikiran abad ke-19 sampai 20 yang dikenal dengan aliran positivismenya, cenderung menolak ilmu-ilmu agama yang bersifat tidak bermakna. Dari corak pemikiran tersebut, lahirlah masyarakat modern. Tanpa melalui tauhid, syariah, dan ihsan sebagai intisari ajaran Islam, maka akan sulit bagi masyarakat modern untuk melakukan kebaikan, mencegah dari keburukan, dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Olehsebab itu, penulis berupaya menjelaskan bagaimana relevansi antara tasawuf sebagai intisari ajaran Islam dengan kehidupan masyarakat modern melalui pendekatan deskriptif-filosofis. Melalui pendekatan ini, penulis menyimpulkan bahwa tasawuf sebagai intisari ajaran Islam mampu memberikan dampak secara tidak langsung terhadap masyarakat modern.Kata Kunci: Taswuf, Intisari, Ajaran, Islam, dan Relevansi.