JURNAL ENGGANO
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

104
(FIVE YEARS 44)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 1)

Published By Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (Bpfp) Universitas Bengkulu

2527-5186, 2615-5958

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 233-248
Author(s):  
Syahrial Syahrial ◽  
Rika Anggraini ◽  
Agus Putra Abdul Samad ◽  
Nur Ikhsan ◽  
Dandi Saleky ◽  
...  

Fauna bentik (makrozoobentos) telah dianggap sebagai salah satu kriteria untuk menilai keberhasilan program restorasi mangrove. Kajian korelasi karakteristik lingkungan terhadap makrozoobentos di kawasan reboisasi mangrove Kepulauan Seribu telah dilakukan pada bulan Maret 2014. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang diakibatkan oleh karakteristik lingkungan (parameter fisika kimia perairan) terhadap kepadatan makrozoobentosnya. Data biota makrozoobentos di kawasan reboisasi mangrove Kepulauan seribu dikumpulkan dengan membuat transek garis dan plot yang ditarik dari titik acuan (tegakan mangrove terluar) dan tegak lurus garis pantai sampai ke daratan, dimana pengamatan dilakukan di tiga stasiun (pulau). Sebanyak 6 famili dan 6 spesies makrozoobentos telah ditemukan di kawasan reboisasi mangrove Kepulauan Seribu. Komposisi dan kepadatan spesies tertingginya adalah Littoraria scabra. Karakteristik lingkungan yang diukur tidak begitu berbeda antar stasiun serta juga tidak melebihi ambang batas baku mutu. Semakin rendah konsentrasi salinitas dan DO, maka kepadatan makrozoobentosnya semakin tinggi, sedangkan semakin tinggi konsentrasi pH perairan, maka kepadatan makrozoobentosnya semakin menurun. Kemudian parameter suhu dengan kepadatan makrozoobentos tidak memiliki pengaruh.THE EFFECT OF ENVIRONMENTAL CHARACTERISTICS OF MAKROZOOBENTOS IN MANGROVE REFORESTATION AREA OF SERIBU ISLANDS, INDONESIA. Benthic fauna (macrozoobenthos) has been considered as one of the criteria for assessing the success of a mangrove restoration program. A correlation study of environmental characteristics of macrozoobenthos in the Seribu Islands mangrove reforestation area was carried out in March 2014. It aims to determine the effect caused by environmental characteristics (water physical-chemical parameters) on its macrozoobenthos density. Data of macrozoobenthos biota in the Seribu Islands mangrove reforestation area were collected by making line transects and plots drawn from the reference point (outermost mangrove stands) and perpendicular to the coastline to the mainland, where observations were made at three stations (islands). Six families and six macrozoobenthos species have been found in the Seribu Islands mangrove reforestation area. The composition and density of the highest species were Littoraria scabra. The measured environmental characteristics were not very different between stations and also did not exceed the quality standard threshold. The lower the salinity and DO concentration, the higher the density of macrozoobenthos, while the higher the concentration of water pH, the lower the density of macrozoobenthos. Then the temperature parameters with macrozoobenthos density had no effect. 


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 152-163
Author(s):  
Doni Nurdiansah ◽  
Supono Supono

Perairan Selat Lembeh (Sulawesi Utara) merupakan salah satu perairan di Indonesia yang memiliki ekosistem yang unik dan dikenal secara internasional terutama untuk wisata selam. Kombinasi habitat lamun di beberapa titik ekosistem terumbu karang dan rataan substrat yang merupakan campuran pasir, lumpur dan patahan karang memungkinkan banyak biota laut yang tinggal dan mencari makanan di perairan ini, termasuk kelompok ekhinodermata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi ekhinodermata di ekosistem terumbu karang berdasarkan tingkat kedalaman.Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret hingga Oktober 2013 dengan menggunakan metode transek sabuk (belt transect). Selama pengamatan tercatat 443 individu yang tergolong dalam 19 jenis ekhinodermata. Jumlah jenis terdiri dari 7 jenis kelompok bintang laut (Asteroidea), 4 jenis kelompok bulu babi (Echinoidea), 5 jenis kelompok bintang mengular (Ophiuroidea), 2 jenis kelompok timun laut (Holothuroidea) dan 1 jenis kelompok lili laut (Crinoidea). Tingkat keanekaragaman (H’= 1,83), kekayaan jenis (D= 2,53) dan kemerataan (J=0,95) di perairan ini tergolong tinggi dibandingkan perairan lain di Sulawesi Utara. Tingkat kedalaman yang memiliki jumlah jenis ekhinodermata paling tinggi adalah kedalaman 6 m hingga 9 m.INVENTORY OF ECHINODERM IN CORAL REEF ECOSYSTEM LEMBEH STRAIT WATERS. Lembeh Strait waters (North Sulawesi) is one of areas in Indonesia demonstrates marine ecosystem and is globally known, particularly for diving tourism. Combination of seagrass beds, coral reefs, and bottom substrates consisting of black sand, mud and rubbles provides habitat and feeding ground for wide range of marine biota, including echinoderm. The present study aims to identify echinoderm distribution in related to water depth. Data collection was conducted from March to October 2013 applying belt transect method. A total of 443 individual of echinoderms belong to 19 species were recorded. Of these, seven species were Asteroidea, four species Echinoidea, five species were Ophiuroidea, two species were Holothuroidea, and one species were Crinoidea. Diversity (H’=1.83), richness (D=2.53) and Evennes Index (J=0.95) were relatively high in comparison to other areas in North Sulawesi. According to this study, the highest species richness was found from six to nine metres.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 205-218
Author(s):  
Zamdial Zamdial ◽  
Ali Muqsit ◽  
Ully Wulandari

Sebagian besar kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan di Kota Bengkulu masih menggunakan armada dan alat tangkap sederhana. Teknologi sederhana berdampak pada daerah penangkapan ikan yang dapat dijangkau sebagai lokasi penangkapan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membuat peta lokasi daerah penangkapan ikan nelayan di Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan di Pangkalan Ikan di Wilayah Pulau Baai, Pantai Malabero, Pondok Besi, dan Pantai Jakat-Pasar Bengkulu, Kota Bengkulu. Responden ditetapkan secara acak. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara terstruktur dan tidak terstruktur serta menggunakan kuesioner. Data sekunder untuk mendukung pembahasan hasil penelitian dikumpulkan dari berbagai referensi. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif, sedangkan analisis spasial menggunakan Aplikasi SIG. Penelitian ini juga memanfaatkan kecanggihan data digital SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) dengan aplikasi Global Mapper untuk mendapatkan data atribut batimetri Perairan Kota Bengkulu. Data atribut diimpor ke dalam aplikasi Surfer 12 sebagai dasar analisis spasial sebagai peta dasar. Peta daerah penangkapan ikan dibuat dengan analisis overlay. Daerah penangkapan ikan di Wilayah Pulau Baai lebih jauh dan luas dibandingkan dengan daerah penangkapan nelayan di daerah penangkapan ikan lainnya. Nelayan Wilayah Pulau Baai melakukan penangkapan ikan ke perairan Pulau Mentawai, Sumatera Barat, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat, Pulau Enggano dan Pulau Mega di Kabupaten Bengkulu Utara. Lokasi penangkapan nelayan Pantai Jakat-Pasar Bengkulu, Pondok Besi dan Pantai Malabero hanya berada di sekitar perairan pantai dan perairan Pulau Tikus, Kota Bengkulu.MAPPING OF FISHING GROUND OF FISHERMAN IN BENGKULU CITY, BENGKULU PROVINCE. Most of the fishing activities by fishermen in Bengkulu City still use simple fleets and fishing gears. The simple technology affects on fishing areas that can be reached as fishing locations. The purpose of this research was to analyze and make a map the location of fishing ground of fishermen in Bengkulu City. The study was conducted by survey method. Data was collected at the fishing base of the Pulau Baai Region, Malabero Beach, Pondok Besi, and Jakat Beach-Pasar Bengkulu, Bengkulu City. Respondents were randomly assigned. Primary data were collected by structured and unstructured interview methods and using questionnaires. Secondary data to support the discussion of research results was collected from various references. Data analysis was performed by descriptive method, while spatial analysis used GIS Application. This study also utilizes the sophistication of SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) digital data with the Global Mapper application to obtain bathymetry attribute data of Bengkulu City Waters. The attribute data was imported into the Surfer 12 application as a basis for spatial analysis as a basic map. Map of fishing ground was made by overlay analysis. The fishing ground of the Baai Island Region was further and wider than the fishing ground of fishermen in other fishing base. Fishermen of Baai Island Region catching fish to the waters of Mentawai Island, West Sumatra, Lampung Province, West Java Province, Enggano Island and Mega Island in North Bengkulu Regency. The fishing ground of Jakat Beach-Pasar Bengkulu, Pondok Besi and Malabero Beach fishermen were only around the coastal waters and Pulau Tikus waters, Bengkulu City.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 113-121
Author(s):  
Titien Sofiati ◽  
Iswandi Wahab ◽  
Siti Nurbaya Deto

Salah satu produk olahan tuna di Kabupaten Pulau Morotai yang telah mencapai pasar internasional adalah tuna loin beku yang diproduksi oleh PT. Harta Samudra. Kondisi sanitasi dan hygiene pada proses produksi menjadi penentu keamanan produk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penerapan sanitasi dan hygiene pada pengolahan tuna loin beku di PT. Harta Samudra. Penelitian dilakukan pada bulan November sampai bulan Desember 2019. Pengambilan data di lapangan terbagi dalam dua tahap yaitu survey dan pengambilan data primer yang terdiri dari wawancara, pengisian kuesioner, dan ikut dalam proses produksi serta data sekunder berupa SSOP PT. Harta Samudra. Data dianalisis secara deskriptif dan studi literature. Hasil penelitian menunjukan bahwa aspek sanitasi dan hygiene yang diamati antara lain: personal hygiene pekerja, sanitasi dan hygiene bahan baku, sanitasi dan hygiene air dan es, sanitasi dan hygiene perlengkapan dan peralatan, sanitasi dan hygiene ruang pengolahan, sanitasi dan hygiene produk akhir, serta sanitasi dan hygiene limbah. Hasil kajian menunjukan bahwa pengolahan tuna loin beku di PT. Harta Samudra sangat memperatian sanitasi dan hygiene berdasarkan standar yang telah ditetapkan dalam SSOP.SANITATION AND HYGIENE FOR FREEZED LOIN TUNA PROCESSING AT PT. HARTA SAMUDRA, MOROTAI ISLAND DISTRICT. One of the refined Tuna product in Morotai Island Regency that have reached International Markets is freezing loin tuna was producing by PT. Harta Samudra.  The sanitary and hygienist of the producing process become the determinant of product’s safety. The purpose of this research is to study the sanitary and hygiene application on the Processing at PT. Harta Samudra. The research has done from November to December 2019. The collecting data is filed divide into two steps, which is survey and collecting the primary data from interview, filling questionnaires, and following the production process, also the SSOP of PT. Harta Samudra as the secondary data. The data analysis in descriptive and literature study ways. The research results shows that the sanitary and hygiene aspects that observed , there are: personal hygiene worker, sanitary and hygiene of materials, sanity and hygiene of water and ice, sanitary & hygiene of the tools, sanitary and hygiene of processing room, sanity and hygiene final product, also sanitary and hygiene of waste. The final study showed that the processing of freezing loin tuna at PT. Harta Samudra is really taking care of the sanitary and hygiene based on the SSOP standard.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 195-204
Author(s):  
Bonifacius Arbanto ◽  
Aditano Yani Retawimbi ◽  
Ana Faricha ◽  
Gina Puspita Setia Rifani

Kepulauan Ayau adalah salah satu pulau kecil terluar Indonesia yang masih belum banyak dieksplorasi terkait data penelitian ilmiah khususnya data ikan karang.Ikan karang yang berhubungan erat dengan terumbu karang adalah famili Chaetodontidae.Hal ini dikarenakan Chaetodontidae termasuk ikan corallivorous atau pemakan polip karang.Sehingga keberadaannya sangat berkaitan dengan kesehatan terumbu karang.Masih sedikitnya informasi mengenai kelimpahan ikan Chaetodontidae di ekosistem terumbu karang Kepulauan Ayau melatarbelakangi penelitian ini.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis, distribusi, dan kelimpahan Chaetodontidae di Kepulauan Ayau. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2018. Terdapat 4 lokasi penelitian yaitu Pulau Abidon, Channel 1 dan 2 Kepulauan Ayau dan Pulau Dorehkar. Metode pengamatan ikan Chaetodontidae dilakukan denganMetode Sensus Visual dengan panjang transek 70 m, lebar pengamatan 2,5 m ke kiri dan 2,5 m ke kanan. Famili Chaetodontidae yang ditemukan sebanyak 26 jenis dari 3 genera (Chaetodon, Forcipiger dan Heniochus). Kelimpahan ikan Chaetodontidae di Pulau Abidon sebesar 41 ind/350m2, Channel 1 Kepulauan Ayau sebesar27 ind/350m2, Channel 2 Kepulauan Ayau sebesar; 57 ind/350m2 dan Pulau Dorehkar sebesar; 79 ind/350m2. Keanekaragaman jenisikan Chaetodontidae yang termasuk dalam ketegori tinggi (H>20) ditemukan di Pulau Dorehkar.Kelimpahan ikan Chaetodontidae tertinggi ditemukan di Pulau Dorehkar, Terdapat 2 jenis ikan Famili Chaetodontidae yang terdistribusi secara merata diseluruh stasiun pengamatan yaitu jenis Chaetodon lunulatus dan Chaetodon ulietensis.THE CORAL FISHES OF CHAETODONTIDAE FAMILY IN AYAU ISLANDS, RAJA AMPAT REGENCY, WEST PAPUA. Ayau Island is one of outer small island of Indonesia that have not been much explored to research data, especially coral fish. Coral fish that is closely related to coral reefs is Chaetodontidae. Chaetodontidae is polip eater that its closely related to the health of coral reefs. The lack of information regarding abundance of Chaetodontidae in the Ayau Island is the background of this study. The purpose of this study was to determine species, distribution, and abundance of Chaetodontidae. The study was conducted in December 2018. There were 4 research sites, Abidon Island, Channel 1 and 2 Ayau Island and Dorehkar Island. The method of observing Chaetodontidae fish was Visual Census method with a 70 m-transect, width 2.5 m to left and 2.5 m to the right. The Chaetodontidae family was found in 26 species from 3 genera (Chaetodon, Forcipiger and Heniochus). Abundance of Chaetodontidae on Abidon Island was; 41 ind/350m2, Channel 1 Ayau Island was 27 ind/350m2, Channel 2 Ayau Island was 57 ind/350m2 and Dorehkar Island 79 ind/350m2. Diversity of Chaetodontidae fish species that were included in the high category (H> 20) found on Dorehkar Island. The highest abundance of Chaetodontidae fish was found on Dorehkar Island. Chaetodon lunulatus and Chaetodon ulietensis were species of the Chaetodontidae family that was evenly distributed throughout the observation station.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 273-289
Author(s):  
Yar Johan ◽  
Person Pesona Renta ◽  
Ali Muqsit ◽  
Dewi Purnama ◽  
Leni Maryani ◽  
...  

Sampah laut (marine debris) adalah bahan sisa-sisa produk yang ditinggalkan atau dibuang ke laut oleh manusia baik dengan sengaja maupun tidak sengaja ditinggalkan di dalam lingkungan laut. Penelitian Sampah laut (marine debris) di Pantai Kualo Kota Bengkulu diharapkan dapat memberikan informasi dan data kepada mahasiswa, peneliti, pemerintah dan masyarakat umum sebagai informasi ilmiah awal tentang jenis dan bobot serta laju pertambahan sampah laut (marine debris) yang tersebar di Pantai Kualo Kota Bengkulu. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling melalui observasi untuk mendapatkan komposisi sampah laut, laju pertambahan sampah laut (marine debris) dengan 3 kriteria yaitu adanya muara sungai, aktifitas masyarakat dan tumpukan sampah. Sampah laut (marine debris) di Pantai Kualo Kota Bengkulu terdapat 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik, sampah organik didominasi oleh kayu, dan sampah anorganik didominasi oleh plastik.ANALYSIS OF MARINE DEBRISH IN KUALO BEACH, BENGKULU CITY. Marine debris is material from the remnants of the product left or thrown into the sea by human either intentionally or unintentionally dumped of in the marine environment. The research of marine debris in Kualo Beach Bengkulu city was expected to provide information and data to the students, researcher, goverment and general public as initial scientific information about types, weight, and the rate of increasing in marine debris that were scattered. The data collection was carried out by using purposive sampling technique through observation to get composition of marine debris, the rate of increasing in marine debris had three criterias namely existence of a river mouth, community activities, and pile of debris. Marine debris in Kualo Beach Bengkulu City had two types namely organic and inorganic debris. Organic debris was dominated by wood while inorganic debris was dominated by plastic.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 290-301
Author(s):  
Deddy Bakhtiar ◽  
Lovita Nadia ◽  
Zamdial Zamdial ◽  
Ari Anggoro

Metode akustik dapat digunakan dalam memperkirakan kelimpahan ikan. Metode ini membutuhkan informasi Target Strength (TS) untuk setiap spesies target. TS merupakan parameter penting sebagai faktor skala dalam pendugaan stok secara akustik. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik TS ikan selar bentong (Selar boops) dan mencari rumusan hubungan panjang baku dan panjang gelembung renang ikan selar bentong (Selar boops) terhadap nilai TS pada frekuensi transmisi 38 kHz. Pengukuran dilakukan secara terkontrol dimana ikan ditempatkan di bawah transduser dengan metode tethered menggunakan echosounder Simrad EK-60 pada frekeuensi 38 kHz. Hasil penelitian diperoleh nilai TS ikan selar bentong (Selar boops) berukuran panjang baku 16 cm sampai 20 cm menyebar pada kisaran –51,62 dB sampai dengan -39,03 dB, dengan nilai rata – rata -46,67 dB. Model hubungan TS terhadap panjang baku ikan selar bentong yaitu TS = 30,1 Log SL -84,49. Model hubungan TS terhadap panjang gelembung renang yaitu TS = 20,32 Log SB -62,34.ACOUSTIC CONTROLLED MEASUREMENT OF TARGET STRENGTH OF SELAR BENTONG FISH (SELAR BOOPS) IN TIKUS ISLAND WATER, BENGKULU CITY. Acoustic methods can be used to estimate fish abundance. This method requires Target Strength (TS) information for each target species. TS is an important parameter as a scale factor in acoustic estimation of stock. This study aims to analyze the TS characteristics of Selar bentong fish (Selar boops) and look for the formulation of the relationship between the standard length and length of the swim bladder in Selar bentong fish (Selar boops) to the TS value at the transmission frequency of 38 kHz. Measurements were carried out in a controlled manner where the fish were placed under the transducer with a tethered method using the Simrad EK-60 echosounder at a frequency of 38 kHz. The results showed that the TS value of Selar bentong (Selar boops) with a standard length of 16 cm to 20 cm spread over the range of -51.62 dB to -39.03 dB, with an average value of -46.67 dB. The relationship model of TS to the standard length of Selar bentong fish was TS = 30.1 Log SL -84.49. The relationship model of TS to swim bladder length was TS = 20.32 Log SB -62.34.  


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 132-142
Author(s):  
Arthur Muhammad Farhaby ◽  
Andi Abdullah ◽  
Carmila Carmila ◽  
Edward Arnanda ◽  
Emi Atika Nasution ◽  
...  

Pulau Kelapan secara geografis terletak pada 2?50’59.000’’ LS dan 106?50’31.000’’ BT.Pulau Kelapan terletak di desa Kumbung, Kecamatan Lepar Pongok, Kabupaten Bangka Selatan. Pulau ini dikelilingi oleh hutan mangrove yang masih alami dan keberadaannya memang dijaga oleh masyarakat Pulau Kelapan.Kawasan hutan mangrove Pulau Kelapan memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi ekowisata mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan mangrove di Pulau Kelapan untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata. Data yang diambil meliputi data kesesuaian wisata mangrove seperti parameter vegetasi dan lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019 di Pulau Kelapan, Kabupaten Lepar Pongok, Kabupaten Bangka Selatan. Stasiun pengamatan dalam penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling, dimana membagi pulau kelapan ke dalam 4 stasiun pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) untuk ekowisata mangrove di Pulau Kelapan pada stasiun 1 termasuk dalam kategori sangat cocok (S1) dengan nilai IKW 79% dan yang termasuk kategori sesuai (S2) ditemukan di stasiun 2.3 dan 4 dengan nilai IKW masing-masing adalah 51%, 66 % dan 74%. Jenis mangrove yang ditemukan di Pulau Kelapan adalah Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Xylocarpus granatum yang tersebar di setiap stasiun pengamatan.SUITABILITY ANALYSIS OF MANGROVE ECOSYSTEM AS ECOTOURISM AREAS IN KELAPAN ISLAND, SOUTH BANGKA DISTRICT. The Kelapan Island is geographically located at 2?50’59,000 ’’ LS and 106?50’31,000 ’’ BT. Kelapan Island located in the village Kumbung, District Lepar Pongok, South Bangka Regency. The island is surrounded by a natural mangrove forests and its existence is maintained and managed by local communities Kelapan island mangrove forest area has the potential to be developed into a mangrove eco-tourism destination. This study aims to determine the suitability of mangrove area in Kelapan Island to be developed as an ecotourism location. The research data includes the suitability index of mangrove tourism such as vegetation and environmental parameters. This research was conducted on November 2019 on Kelapan Island, Lepar Pongok, South Bangka Regency. The observation stations in the study were determined by the purposive sampling method, which divides the Kelapan islands into 4 observation stations. The results showed that the index of Conformity Tourism (IKW) for ecotourism mangroves on the Kelapan Island at station 1 were included in the category of very suitable (S1) with IKW 79% and are categorized accordingly (S2) were found in the station 2.3 and 4 with the value of IKW of 51%, 66% and 74%. Mangrove species found on the Kelapan Island was Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Xylocarpus granatum found in each observation station.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 122-131
Author(s):  
Nender Puni ◽  
Rinto Muhammad Nur ◽  
Asy’ari Asy’ari

Pengolahan ikan secara tradisional merupakan bentuk pengolahan yang banyak dilakukan nelayan, khususnya di Desa Galo-Galo Kecamatan Morotai Selatan. Ikan asin sangat digemari oleh masyarakat bahkan dijadikan oleh-oleh khas Morotai. Ikan asin ini biasanya dijual ke pasar tradisional Pulau Morotai dan daerah sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan uji organoleptik ikan asin di Desa Galo-Galo, Kabupaten Pulau Morotai. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2019 bertempat di Desa Galo-Galo, Morotai Selatan, Pulau Morotai. Pengamatan proses pembuatan ikan asin dan uji organoleptik menggunakan angket dan pengamatan langsung. Uji organoleptik ikan asin meliputi kenampakan, rasa, bau, tekstur, dan jamur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembuatan ikan asin di Desa Galo-Galo meliputi pembuangan bagian ikan yang tidak digunakan (sisik, isi perut dan insang), dicuci, dibilas, diberi garam, direndam, dicuci kembali, dan dijemur. Hasil uji organoleptik ikan asin dari Desa Galo-Galo menunjukkan bahwa ikan layak dikonsumsi karena memiliki nilai organoleptik >7.SALTED FISH PROCESSING AND ORGANOLEPTIC TESTING AT THE GALO-GALO VILLAGE OF PULAU MOROTAI REGENCY. Traditional fish processing is a form of processing that is mostly done by fisherman especially in the village of Galo-Galo South Morotai District. Salted fish is very popular with the community and even made a souvenir typical of Morotai. This salted fish is usually sold to the traditional markets of Pulau Morotai and the surrounding area. This study aims to determine the process and organoleptic of salted fish in the Galo-Galo village, Pulau Morotai regency. This research was conducted from July to August 2019 in Galo-Galo village Pulau Morotai. To observe the process of making salted fish, and organoleptic, the researcher used a questionnaire and direct observation. Here’s the process of making salted fish: first of all, clean your fish well and remove from stomach contents and gills then rinse them and rub them with plenty of salt. Finally, hang the fish in the sun. Organoleptic test of salted fish from this village was very suitable for consumption because the value of organoleptic was very good (>7).


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 181-194
Author(s):  
Bachtiar Wahyu Mutaqin ◽  
Emy Puspita Yuendini ◽  
Bagas Aditya ◽  
Isfi Nurafifa Rachmi ◽  
Muhammad Ilham Fathurrizqi ◽  
...  

Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem laut yang sangat rentan oleh kerusakan lingkungan. Terumbu karang di perairan Bilik, Taman Nasional Baluran merupakan contoh ekosistem terumbu karang yang mengalami ancaman kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memonitor kesehatan terumbu karang adalah dengan melihat kelimpahan megabentos dalam ekosistem terumbu karang. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kesehatan ekosistem terumbu karang dengan melihat kelimpahan megabentos di perairan Bilik, Taman Nasional Baluran. Metode yang digunakan dalam inventarisasi megabentos adalah dengan Benthos Belt Transect dan analisis video di Blok Sijile dan Blok Jeding di Perairan Bilik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa di Blok Sijile tidak ditemukan ekosistem terumbu karang dan megabentos. Sementara itu di Blok Jeding ditemukan ekosistem terumbu karang dengan megabentos berupa bulu babi dan bintang laut biru. Kelimpahan bulu babi di dan bintang laut biru adalah 0-0,14 individu/m2. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kesehatan ekosistem terumbu karang di Blok Jeding perairan Bilik Sijile masih baik, namun perlu mendapat perhatian khusus karena sebagian area terumbu karang mengalami pemutihan akibat aktivitas perikanan yang tidak ramah lingkungan.MEGABENTHOS ABUNDANCE AS CORAL HEALTH INDICATORS IN BILIK WATERS, BALURAN NATIONAL PARK, INDONESIA. Coral reef ecosystems are marine ecosystems that are prone to environmental damage. Coral reefs in Bilik waters, Baluran National Park, are examples of coral reef ecosystems that are threatened by environmental damage due to climate change and human activities. One of the methods for health monitoring of coral reefs is by looking at the abundance of megabenthos in coral reef ecosystems. Therefore, this study aims to determine the health of coral reef ecosystems by looking at the abundance of megabenthos in Bilik waters, Baluran National Park. We used Benthos Belt Transect and video analysis to identify the spatial distribution and number of megabenthos in Sijile Block and Jeding Block, Bilik waters. The results showed that in Sijile Block, there were no coral reef neither megabenthos ecosystems. Meanwhile, in Jeding Block, there was a coral reefs ecosystem with megabenthos in the form of sea urchins and blue starfish. The abundance of sea urchins and the blue sea star in Jeding Block was about 0-0.14 individual/m2. These conditions indicate that the health of the coral reef ecosystem in Jeding Block, Bilik waters was still in good condition, even though it still needs special attention related to coral bleaching as a consequence of fisheries activities that are not environmentally friendly.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document