EDUCATOR : Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

32
(FIVE YEARS 32)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Pusat Pengembangan Pendidikan Dan Penelitian Indonesia

2807-8659, 2807-8829

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 239-247
Author(s):  
KHOIRIYATUL FARIDA

  In essence, every learning process will always be related to the emphasis on mastering certain competencies by students through learning experiences. This implies that in the learning process, learning experiences should be created that are activating students and innovative learning. On the one hand, learning outcomes as a component in learning assessment are not only seen from the number of numbers, but also related to the learning process. If the learning process can run well, the learning outcomes of students can also be better. The results of this Classroom Action Research with two cycles have shown that the application of Problem Based Learning is proven to be able to increase the activity of students which leads to an increase in learning outcomes of Islamic Religious Education and Morals, especially in the Basic Competence of Understanding the Meaning of Manners, Courtesy and Shame in Students. Class IX D SMP Negeri 5 Ponorogo Academic Year 2021 / 2022 . This is based on observations of the learning process which has increased student activity from cycle-1 to cycle-2 and also an increase in student learning outcomes so that classical completeness can be achieved from cycle -1 by 50% to cycle-2 by 88%. ABSTRAKPada hakekatnya setiap proses pembelajaran akan selalu berkaitan dengan penekanan terhadap penguasaan kompetensi tertentu oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. Hal ini mengandung pengertian bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya diciptakan pengalaman belajar yang bersifat mengaktifkan peserta didik dan pembelajaran yang inovatif. Di satu sisi hasil belajar sebagai salah satu komponen dalam penilaian pembelajaran tidak hanya dilihat dari adanya deretan angka , tetapi juga terkait dengan proses pembelajarannya. Jika proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka hasil belajar peserta didik juga dapat menjadi lebih baik. Hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus ini telah menunjukkan bahwa penerapan Problem Based Learning terbukti dapat meningkatkan keaktifan peserta didik yang bermuara pada peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama pada Kompetensi Dasar Memahami Makna Tata Krama, Sopan Santun dan Rasa Malu pada Peserta Didik Kelas IX D SMP Negeri 5 Ponorogo Tahun Pelajaran 2021 / 2022 . Hal ini didasarkan pada pengamatan proses pembelajaran yang mengalami peningkatan keaktifan peserta didik dari siklus-1 ke siklus-2 dan juga adanya peningkatan hasil belajar peserta didik sehingga ketuntasan secara klasikal dapat tercapai dari siklus -1 sebesar 50 % ke siklus – 2 sebesar 88%.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 230-238
Author(s):  
WAKHIDIN SHODIQ ◽  
FAUZI FAUZI

This research uses development procedures that result in product design in the form of IT-based learning media development using the Telegram Application. This product researchers developed using research steps from Borg and Gall and THE ASSURE Model. The product developed in this study is an IT-based learning medium using the Telegram Application. With time constraints, researchers limit the steps of development procedures to only 6 (six) steps, namely (1) potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) validation, (5) design revision, and (6) trials. The purpose of this research is to find out the effectiveness of IT-based learning media in the Telegram Application used in scouting education activities at Ambalan Bhira Sma Negeri 3 Purwokerto during the Covid-19 pandemic. ABSTRAK Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain produk berupa pengembangan media pembelajaran berbasis IT dengan menggunakan Aplikasi Telegram. Produk ini peneliti kembangkan dengan menggunakan langkah-langkah penelitian dari Borg and Gall dan Model ASSURE. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran berbasis IT menggunakan Aplikasi Telegram. Dengan adanya keterbatasan waktu, maka  peneliti membatasi langkah-langkah prosedur pengembangan hanya pada 6 (enam) langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, dan (6) uji coba. Tujuan penelitian kali ini untuk mengetahui efektifitas media pembelajaran berbasis IT pada Aplikasi Telegram yang digunakan dalam kegiatan Lajutin Pendidikan Kepramukaan di Ambalan Bhira SMA Negeri 3 Purwokerto pada masa pandemi Covid-19. 


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 222-229
Author(s):  
SURYANI SURYANI

Classroom action research on using experiment methods to inprove students physics learning achievement. Experimental learning method is a way of teaching and learning that involves students experiencing and proving themselves into process of the experimental results. With experiments, it is hoped that students can really understand the physics concepts being studied. The problem to be solved is the low achievement in learning physics as shown by the physics learning outcomes of class XI MIA 1 students at SMA Negeri 3 Bengkalis. This study consisted of 2 cycles, in each cycle consisting of 4 stages, namely Planning, Implementation, Observation and Reflection. This study involved 23 students of class X1 MIA 1 SMA Negeri 3 Bengkalis consisting of 10 male students and 13 female students. Before the implementing of the experimental method, the percentage of learning completeness was 17.39%, then after the first cycle of learning using the experimental method there was an increase in the percentage of learning completeness to 43.48%. In the second cycle succeeded in achieving the percentage of learning completeness 73.91%. The results showed that there was an increase in student achievement along with the implementation of the experimental method. Thus, the application of the experimental method can improve the physics learning achievement of class XI MIA 1 SMA Negeri 3 Bengkalis. ABSTRAKPenelitian tindakan kelas menggunakan metode eksperimen sebagai upaya peningkatan prestasi belajar fisika siswa. Pembelajaran metode eksperimen adalah cara belajar mengajar yang melibatkan siswa mengalami dan membuktikan sendiri proses dari hasil percobaan itu. Dengan eksperimen diharapkan siswa benar-benar dapat memahami konsep fisika yang dipelajari. Masalah yang mau dipecahkan adalah rendahnya prestasi belajar fisika yang ditunjukkan oleh hasil belajar fisika siswa kelas XI MIA 1 di SMA Negeri 3 Bengkalis. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, pada setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi. Penelitian ini melibatkan 23 orang siswa kelas X1 MIA 1 SMA Negeri 3 Bengkalis yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Sebelum diterapkannya metode eksperimen, persentase ketuntasan belajar yaitu sebesar 17,39 %, kemudian setelah dilaksanakan pembelajaran siklus 1 dengan menggunakan motode eksperimen ada peningkatan persentase ketuntasan belajar menjadi 43,48 %. Pada siklus 2 berhasil mencapai persentase ketuntasan belajar 73,91 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa seiring dengan diterapkannya metode eksperimen. Dengan demikian, penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 3 Bengkalis.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 210-219
Author(s):  
GURUH FAJAR AFRYANTO

Generally this article aims to find out the learning model that is applied in school which is generally still centered on the teacher, that effecting students are bored, causing low learning motivation. Now learning uses is the active, innovative and creative learners is by developing learning with the AIR method (Auditory Intellectually Repetition). The Air Learning Model (Auditory Intellectually Repetition) is a learning model considers that a learning will be effective if you pay attention to three things; auditory, intellectually, and repetition. Auditory means ear senses used in learning by listening, speaking, presentations, arguments, suggesting opinions and responding. Intellectually means the ability to think needs to be trained through reasoning exercises, creating, solving problems, currying and implementing. Repetition is needed in learning so that the understanding is more profound and wider. Students need to be trained through the work of questions, practice tasks, and quis. So that with the learning model with AIR methods can increase students motivation. Motivation is a process to grow the motives/power into deeds or behavior to meet needs and achieve certain goals. Students motivation can arise from individuals (intrinsic motivation) and can arise from outside students / extrinsic motivation. ABSTRAKSecara garis besar artikel ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran yang diterapkan disekolah yang pada umumnya masih berpusat pada guru, yang mengakibatkan siswa merasa bosan, sehingga menyebabkan motivasi belajarnya rendah. Pembelajaran yang digunakan sekarang adalah pembelajan yang aktif, inovatif dan kreatif yaitu dengan mengembangkan pembelajaran dengan metode AIR (Auditory Intellectually Repetition). Model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) adalah model pembelajaran yang menganggap bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal yaitu Auditory, Intellectually, dan repetition. Auditory berarti indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi. Intellectually berarti kemampuan berfikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkontruksi dan menerapkan. Repetition/pengulangan diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman lebih mendalam dan lebih luas. Siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas (praktek), dan quis. Sehingga dengan model pembelajaran dengan metode AIR dapat meningkatkan motivasi siswa. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri siswa/ motivasi ekstrinsik.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 220-225
Author(s):  
RATIH KOMALA

Active student involvement in the learning process is the main thing, but the situation in the field shows different things. Students tend to be passive and only accept the information conveyed so that students are less likely to explore the information they receive. As a result, physics learning outcomes are very low. To overcome these problems, the Novick Learning Model can be used as an alternative learning model that is applied, because in this learning model students are required to express their initial conceptions and can draw conclusions so that it is hoped that the understanding of the concept will be better. The purpose of this study was to determine the increase in students' learning outcomes of Physics after the Novick Learning Model was implemented.). The research design used was one group pretest posttest time series design. This research was conducted in one of the public high schools in Karawang with a research sample of class XI science. From the research, it was found that after the Novick Learning Model was implemented, there was a significant difference between the pretest and posttest scores with the gain value in each series, namely 48.47 points for the learning series I and 56.56 points for the learning series II. And the effectiveness of the Novick Learning Model as seen from the size of the normalized gain score for each learning series I and II, respectively, is 0.62 and 0.68. Both values ??are included in the medium category. Thus, it can be concluded that the Novick Learning Model is quite effective in improving high school students' physics learning outcomes. ABSTRAKKeterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran merupakan hal yang utama, akan tetapi keadaan di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Siswa cenderung pasif dan hanya menerima informasi yang disampaikan sehingga siswa kurang menggali informasi yang diterimanya. Akibatnya, hasil belajar Fisika sangatlah rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Model Pembelajaran Novick dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang diterapkan, karena dalam model pembelajaran ini siswa dituntut untuk menungkapkan konsepsi awal mereka dan dapat menarik kesimpulan sehingga diharapkan pemahaman konsep menjadi lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Fisika siswa setelah diimplementasikan Model Pembelajaran Novick.). Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest posttest time series design. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Karawang dengan sampel penelitian kelas XI IPA. Dari penelitian didapat bahwa setelah diimplementasikan Model Pembelajaran Novick, terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest dengan nilai gain pada setiap seri yaitu sebesar 48,47 point untuk seri pembelajaran I dan 56.56 point untuk seri pembelajaran II. Dan efektivitas Model Pembelajaran Novick yang dilihat dari besarnya skor gain ternormalisasi untuk setiap seri pembelajaran I dan II secara berturut – turut adalah 0,62 dan 0.68. Kedua nilai tersebut termasuk ke dalam kategori sedang. Dengan demikian, didapat kesimpulan bahwa Model Pembelajaran Novick cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar Fisika siswa SMA.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 189-195
Author(s):  
SRI NURGIANTI NATAMIHARJA

The low ability of junior and senior high school students in the field of Mathematics and Science equal to their low interest in deciding their career in the STEM field prompted this research. This study aims to develop module car safety STELR – STEM based for learning physics and to test its effectiveness in learning. The type of this research is Research and Development (R & D) or development research using the 4D model, namely Define , Design , Development and Disseminate. The car safety  based STELR-STEM module - which is used as a medium for learning motion and force. The conclusions generated from this study are (1) From the results of the validation test obtained 90% results so that it can be concluded that the product development in this study has the eligibility criteria. The Car Safety module was declared valid by experts, very good category, (2) From the results of the questionnaire students got a score of 86% getting a very positive response in a limited trial, (3) In the effectiveness test the average test score of the experimental class is greater than the average value of the control class, with a difference of 11, the Car Safety module is declared effective in learning ABSTRAKRendah nya kemampuan siswa SMP dan SMA pada bidang Matematika sains juga rendah nya minat mereka dalam memutuskan karir mereka dibidang STEM mendorong penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul car safety berbasis STELR – STEM untuk pembelajaran fisika dan untuk menguji efektivitasnya dalam pembelajaran. Adapun jenis penelitian ini adalah Research and Development (R & D) atau penelitian pengembangan dengan menggunakan model 4D, yaitu Define (pendefinisian), Design (perancangan), Development (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran). Modul yang diambil adalah modul car safety berbasis STELR-STEM yang digunakan sebagai media pembelajaran gerak dan gaya. Simpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah (1) Dari hasil uji validasi didapat hasil 90 % sehingga dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan pada penelitian ini telah memenuhi kriteria kelayakan.Modul Car Safety dinyatakan valid oleh ahli, kategori sangat baik, (2) Dari hasil angket siswa didapat skor 86% mendapatkan respons sangat positif dalam uji coba terbatas, (3) Dalam uji efektivitas Rata-rata nilai tes kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata nilai kelas kontrol, dengan selisih 11,modul Car Safety dinyatakan efektif digunakan dalam pembelajaran


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 196-203
Author(s):  
AGUS SETIAWAN

This research is a Classroom Action Research (CAR) conducted in a collaborative and participatory manner. The action was carried out in 3 cycles with the first cycle consisting of 2 meetings, the second cycle consisting of 2 meetings and the third cycle consisting of 2 meetings. The results showed that learning mathematics through a scientific approach with a problem-based learning model can improve students' ability to solve mathematical problems. This is indicated by an increase in the average score of the final test given in each cycle. The final average score of the mathematics solving ability test of class VII D students in cycle 1 was 54.6, in cycle II it increased to 61.4 and in cycle III it increased to 78.2. In addition, the number of students with B+ grades also increased. up to 39.3% of students, in the second cycle it decreased to 23.3% of students, and increased to 81.8% of students in the third cycle. ABSTRAKPenelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Tindakan dilakukan dalam 3 siklus dengan siklus I terdiri dari 2 pertemuan, siklus II terdiri dari 2 pertemuan dan siklus III terdiri dari 2 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata skor tes akhir yang diberikan pada setiap siklusnya. Nilai rata-rata akhir tes kemampuan pemecahan matematika siswa kelas VII D pada siklus 1 adalah 54,6, pada siklus II meningkat menjadi 61,4 dan pada siklus III meningkat menjadi 78,2. Selain itu, jumlah siswa dengan nilai B+ juga bertambah. hingga 39,3% siswa, pada siklus II menurun menjadi 23,3% siswa, dan meningkat menjadi 81,8% siswa siklus III.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 204-209
Author(s):  
JONIH ISKANDAR

This study aims to obtain an overview of the application of contextual models in mathematics learning in an effort to improve student competence. The subjects in this study were students of class VIII A Mts. Tunas Harapan Bangsa, Sukabumi Regency, found 41 people consisting of 21 male students and 20 female students and the sub-topics were circles. This can be seen from the average value of the formative tests for each cycle of action and sub summative, namely the Action Cycle I on average is 66.88 with 70.73% completeness, in Cycle II the average is 73.66 with 87 completeness. .80%, and in the sub-summative the average is 88 with a completeness of 92.68%. In addition to improving student learning outcomes, the use of a contextual approach can also increase the responses of students who are netted through journals and questionnaires. As students respond positively to learning by using a contextual approach. Based on student questionnaires, a response of 3.09 was obtained. Meanwhile, based on the journal, in Cycles I, II, and III students gave positive responses of 53.66%, 65.86%, and 87.80%, respectively. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan model konstektual pada pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kompetensi siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A Mts. Tunas Harapan Bangsa Kabupaten Sukabumi, berjumlah 41 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan dan sub pokok bahasan adalah lingkaran. Hal ini dapat dilhat dari nilai rata-rata tes formatif setiap siklus tindakan dan sub sumatif, yaitu Siklus Tindakan I rata-ratanya adalah 66,88 dengan ketuntasan 70,73%, pada Siklus Tindakan II rata-ratanya adalah 73,66 dengan ketuntasan 87,80%, dan pada sub Sumatif rata-ratanya 88 dengan ketuntasan 92,68%. Selain untuk meningkatkan hasil belajar siswa, penggunaan pendekatan konstektual pun dapat meningkatkan respon siswa yang terjaring melalui jurnal dan angket. Sebagai siswa merespon positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan konstektual. Berdasarkan angket siswa diperoleh respon sebesar 3,09. Sedangkan berdasarkan jurnal, pada Siklus I, II, dan III siswa memberikan respon positif berturut-turut sebesar 53,66%, 65,86%, dan 87,80%.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 168-173
Author(s):  
SITI ROFINGAH

The main priority of providing education during Covid-19 pandemic to prioritize health and safety of students, educators, education staff, families, and the community in general, as well as considering the growth of the students and their psycho social conditions. The continuity of teaching and learning process that is not carried out in the school has potential to have a long lasting negative impact. Anticipating the negative consequences and issues of distance learning, SMA Negeri 1 Kota Depok, according to government guidelines, has implemented two new policies for limited Face-to-face learning and an emergency curriculum ( under special conditions). During the Covid-19 pandemic, online and offline learning must be done side by side. On the other hand the student learning outcomes are expected have good final result. The writer conducted Classroom Action Research as an effort to improve students' learning outcomes during the Covid-19 pandemic by using Blended Learning method which combine Face-to face learning method with distance learning. Based on the cycle 1 and cycle 2, there were found that Blended learning can improve students' learning outcomes in Mathematics subject for 12 graders of Science subject at SMAN 1 Kota Depok. ABSTRAKPrioritas utama penyelenggaraan pendidikan pada masa pandemi Covid–19 adalah untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial. Kelangsungan belajar mengajar yang tidak dilakukan di sekolah berpotensi menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan. Mengantisipasi konsekuensi negatif dan isu dari pembelajaran jarak jauh, SMA Negeri 1 Kota Depok sesuai panduan pemerintah mengimplementasikan dua kebijakan baru Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dan Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus). Pada masa pandemi Covid–19 mengharuskan mengharuskan pembelajaran daring dan luring berjalan beriringan. Di sisi lain hasil belajar siswa yang diperoleh diharapkan tetap baik. Penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar pada masa pandemi Covid–19 dengan menggunakan pembelajaran Campuran (Blended Learning) yang mengkombinasikan metode pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan hasil temuan pada siklus I dan siklus II ternyata pembelajaran Campuran (Blended Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika Kelas XII IPA di SMAN 1 Kota Depok.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 178-188
Author(s):  
NURHASANAH NURHASANAH

This classroom action research aims to improve science learning outcome on the basic theory of pressure in liquid for 8th grade students of MTs Al Hamid Jakarta for the academic year of 2019/2020 through the application of the PROBEX model. The research method used is classroom action research with four basic steps which are interrelated and sustainable, namely Planning, Action, Observation, Reflection which are designed in 2 cycles. The subject of this study is 8th grade students for the academic year of 2019/2020 at Madrasah Tsanawiyah Al Hamid Jakarta. The amount of research subject is 25 students. The result of the study concluded that the application of the PROBEX Model could improve science learning outcome on the main subject of Liquid Substance Pressure in 8th grade students of MTs Al Hamid East Jakarta in the academic year of 2019/2020, namely: it was only 32% before the completeness improvement, it reached 64% after the first cycle and it reached 92% after the implementation of the second cycle. ABSTRAKPenelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada teori pokok tekanan pada zat cair siswa kelas 8.A MTs Al Hamid Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui penerapan model PROBEX. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan empat tahap dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu Planning (Rencana), Action (Tindakan), Observasi (pengamatan), Reflection (refleksi) yang dirancang dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8.A Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berada di Madrasah Tsanawiyah Al Hamid Jakarta. Jumlah subyek penelitian 25 siswa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Penerapan Model PROBEX dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi pokok Tekanan Zat pada siswa kelas 8.A MTs Al Hamid Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2019/2020, yaitu sebelum perbaikan ketuntasan hanya 32%, setelah siklus I mencapai 64% dan setelah pelaksanaan siklus II mencapai 92%.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document