Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

14
(FIVE YEARS 14)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Hasanuddin University, Faculty Of Law

2528-3219, 2460-8173

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 47-54
Author(s):  
Runita Arum Kanti ◽  
Poppy Sofia

The economic potential of a village needs to be developed and managed properly in order to provide sustainable benefits for the village. One of the instruments to realize this goal is the Village Enterprises, known as the BUMDes. BUMDes, is a business entity whose capital is wholly or mostly owned by the Village through investments from the Village and are created  to manage assets, services, and other businesses to generate welfare for the its community. Mekarbakti Village is one of the villages in Sumedang Regency which has a variety of economic potential. This research seeks to formulate an optimal strategy for developing BUMDes in Mekarbakti Village through the use of the Village economic potential. The approach used in this research is descriptive research. The data used are primary data taken from interviews. The results of this research are three strategies for developing BUMDes obtained through a SWOT analysis.   Keywords: Village enterprise, strategy, development, economic potential, SWOT.   ABSTRAK Potensi ekonomi desa perlu dikembangkan dan dikelola dengan baik agar memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi desa. Salah satu instrumen yang mampu mewujudkan hal tersebut adalah pendirian Badan Usaha Milik Desa atau dikenal dengan BUMDes. BUMDes, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Desa Mekarbakti merupakan salah satu desa di Kabupaten Sumedang yang memiliki beragam potensi ekonomi. Penelitian ini berusaha merumuskan strategi optimal guna mengembangkan BUMDes di Desa Mekarbakti melalui pemanfaatan potensi ekonomi Desa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data yang digunakan merupakan data primer yang diambil dari wawancara. Hasil dari penelitan ini adalah bahwa terdapat tiga strategi pengembangan BUMDes yang diperoleh melalui analisis SWOT.   Kata kunci: BUMDes, strategi, pengembangan, potensi ekonomi, SWOT.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 32-46
Author(s):  
Anisur Rosyad ◽  
Triana Yuni Astuti ◽  
Etik Wukir Tini

Currently, it has developed rapidly in the form of housing in Banyumas Regency. The location of these housing settlements is well-known, mostly near urban areas and some in rural areas. Purwosari Indah Housing is one of the residential housing located in Banyumas Regency, located in Purwosari Village, Baturraden District. Yard and residential roads have not been used optimally for productive activities. Therefore, urban agriculture (Urban Farming) can be applied in housing to increase the added value of land and the income of the community around housing. The purpose of this activity is to increase the knowledge and skills of PKK RT 4 RW 5 Purwosari Housing and increase the income of the community and help improve the sustainability of the housing environment. The target audience for this activity is the PKK RT 4 RW 5 Housing Purwosari, Baturraden, Banyumas. Technology transfer activities include training, hands-on practice, and making demonstration plots at partner locations. Activities carried out in the form of counseling, direct practice demonstration plots of leaf vegetable cultivation (caisim, kale, pakcoy, mustard greens, leeks, and celery) verticulture using polybags arranged in stages on racks built from bamboo and gutters that are stratified from bamboo racks. , as well as vegetable plants planted in polybags placed in polybags which are neatly arranged on the side of the road, in the yard, or at home. Partners have been able to grow leafy vegetables well, so they can harvest vegetables for their own consumption or give to neighbors. Vegetable harvest is still limited, so it is only consumed by themselves and not sold.   Keywords: Urban farming, vegetable crops, verticulture.   ABSTRAK Saat ini telah berkembang dengan pesat hunian berbentuk perumahan di Kabupaten Banyumas. Lokasi hunian perumahan tersebut tersebar sebagian besar dekat daerah perkotaan dan sebagian lagi berada di perdesaan. Perumahan Purwosari Indah merupakan salah satu hunian perumahan yang berada di Kabupaten Banyumas, berlokasi di Desa Purwosari Kecamatan Baturraden. Lahan pekarangan rumah dan pinggir jalan perumahan belum dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan produktif. Oleh karena itu pertanian perkotaan (Urban Farming) perlu diterapkan di perumahan untuk meningkatkan nilai tambah lahan dan pendapatan masyarakat disekitar perumahan. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu PKK RT 4 RW 5 Perumahan Purwosari dan menambah pendapatan masyarakatnya serta ikut meningkatkan kelestarian lingkungan perumahan. Khalayak sasaran kegiatan ini adalah ibu PKK RT 4 RW 5 Perumahan Purwosari, Baturraden, Banyumas. Kegiatan alih teknologi berupa pelatihan, praktek langsung, dan pembuatan demplot di lokasi mitra. Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan, praktek langsung demplot budidaya tanaman sayuran daun (caisim, kangkung, pakcoy, sawi, bawang daun, dan seledri) secara vertikultur dengan menggunakan polibag yang ditata secara bertingkat pada rak yang terbuat dari bambu serta talang yang diletakkan bertingkat dari rak bambu, serta tanaman sayuran yang ditanam di polibag yang diletakkan dalam polibag yang ditata rapi di pinggir jalan, di pekarangan maupun di dak rumah. Mitra telah mampu menanam tanaman sayuran daun dengan baik, sehingga mereka dapat melakukan panen sayuran untuk di konsumsi sendiri maupun diberikan ke tetangga. Panen sayuran masih terbatas sehingga hanya dikonsumsi sendiri dan belum dijual.   Kata kunci: Urban farming, tanaman sayuran, vertikultur.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 158-165
Author(s):  
. Baharuddin ◽  
Muslim Salam ◽  
Mahmud Ahmad ◽  
A. Masniawati

Climate anomaly is very influential for agriculture in our country. The patterns and methods of farming that have been adopted by farmers must be adapted to anticipate shifts in erratic seasons. Horticulture is a food that is quite essential for humans and has a high economic value if it is managed intensively. Characteristics of vegetables that are easily damaged and rotten cause the price to be very volatile so that it affects the farmer’s income. Uncertain rainy season affects the availability in market because vegetables are generally cultivated conventionally in open fields. A technology approach and smart agribusiness management are needed to reduce the impact of environmental anomalies so that they do not affect the quantity and quality of agricultural products. To reduce the impact of environmental anomalies, the application of synergistic and environmentally friendly technologies on fruit vegetables using a drip hydroponic system and mulch in the cultivation of eggplant in dry land, circulated NFT hydroponics in cultivation of cucumber and bitter melon plants. It also carried out the manufacture and use of liquid organic fertilizer to stimulate the growth and production of fruit vegetables and biopesticides to avoid pests and plant diseases. The results showed that eggplant cultivation planted in open land with drip irrigation resulted in 3.26 fruit / tree with a total production of 130,400 fruits/ha. If the price is IDR 2,000/fruit, then the turnover earned is IDR 260,800,000/ha. Cultivation of cucumber through hydroponic NFT yields 18.83 fruit/tree with a total production of 301,280 fruit/ha. If the price is IDR 1,000/fruit, then the turnover earned is IDR 300,426,000/ha. Cultivation of bitter melon through hydroponic NFT yields 23.76 fruits/tree with a total production of 308,880 fruits/ha. If the price is IDR 1,000/piece, then the turnover earned is IDR 308,880,000/ha.   Keywords: Hydroponics, organic fertilizers, biopesticide, fruit vegetables.   ABSTRAK Anomali iklim sangat berdampak bagi dunia pertanian di negara kita. Pola dan cara bercocok tanam yang selama ini telah dianut oleh petani harus diadaptasikan untuk mengantisipasi pergeseran musim yang tidak menentu. Produk hortikultura merupakan bahan pangan yang cukup esensial bagi manusia dan mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi jika dikelola secara intensif. Karakteristik sayuran yang mudah rusak dan busuk menyebabkan harganya sangat fluktuatif sehingga berpengaruh pada pendapatan petani. Musim hujan yang tidak menentu berpengaruh terhadap ketersediaan di pasar karena sayuran pada umumnya dibudidayakan secara konvesional di lahan terbuka. Untuk mengurangi dampak anomali lingkungan, penerapan teknologi bersinergi dan ramah lingkungan pada sayuran buah dengan menggunakan sistem hidroponik tetes dan mulsa pada budidaya tanaman terung dilahan terbuka, hidroponik NFT tersirkulasi pada tanaman mentimun dan pare. Selain itu juga dilakukan pembuatan dan pemanfaatan pupuk organik cair untuk merangsang pertumbuhan dan produksi sayuran buah dan biopestisida untuk menghindari serangan hama dan penyakit tanaman. Hasil kegiatan menunjukan bahwa budidaya terung yang ditanam di lahan terbuka dengan pengairan tetes diperoleh hasil 3.26 buah/pohon dengan produksi total 130,400 buah/ha. Jika harga Rp. 2,000/buah, maka omzet yang diperoleh sebesar Rp. 260,800,000/ha. Budidaya tanaman terung melalui hidroponik NFT diperoleh hasil 18.83 buah/pohon dengan produksi total 301,280 buah/ha. Jika harga Rp. 1,000/buah, maka omzet yang diperoleh sebesar Rp. 300,426,000/ha. Budidaya tanaman pare melalui hidroponik NFT diperoleh hasil 23.76 buah/pohon dengan produksi total 308,880 buah/ha. Jika harga Rp. 1,000/buah, maka omzet yang diperoleh sebesar Rp. 308,880,000/ha.   Kata kunci: Hidroponik, pupuk organik, biopestisida, sayuran buah.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Agus Suryanto ◽  
. Sitawati ◽  
Arifin Noor ◽  
Euis Elih Nurlaelih ◽  
D. R. R. Damaiyanti

The community service aims to empower the pineapple farmers (Ananas comosus L.) in Ngancar and Plosoklaten Districts, Kediri Regency, by improving cultivation technology to produce higher quality fresh fruit and diversifying post-harvest products to add various marketable products. Farmers need for pineapple seeds that have not been met and improper plant cultivation technology were some of problems faced by farmers in this area. In addition, superior varieties developed are still limited, hence choices in improving quality are limited. Farmers limited knowledge on the post-harvest technology in pineapple cultivation has caused the farmers have no other choice but to market their products only in the form of fresh fruit. Part of the plant which is prioritized for production was only the fruit, there has not been any innovation in utilizing other plant parts such as pineapple leaves as raw material for pineapple fiber industry. In this community service, counseling has been successfully conducted on the selection of pineapple seedlings and superior varieties, improvement of pineapple plant maintenance and Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR). Implementation of community service started with socialization and counseling on the selection of pineapple seedlings and superior varieties, improvement of pineapple plant maintenance and PGPR. In addition, practice and assistance were carried out in the characterization and selection of superior varieties of pineapple seedlings. The result obtained is that the partner community is able to apply pineapple plant cultivation technology in an integrated manner.   Keywords: Pineapple, extension, seeds, superior varieties.   ABSTRAK Tujuan pengabdian masyarakat adalah pemberdayaan kelompok tani Langgeng Mulyo nanas (Ananas comosus L.) di Kecamatan Ngancar dan Plosoklaten, Kabupaten Kediri dengan cara perbaikan teknologi budidaya untuk menghasilkan buah segar yang lebih berkualitas dan diversifikasi produk pasca panen untuk menambah berbagai produk yang bisa dipasarkan. Permasalahan pada Kelompok Tani di Kecamatan Ngancar dan Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, antara lain adalah kebutuhan bibit nanas yang belum dapat dipenuhi dan teknologi budidaya tanaman nanas yang kurang tepat. Varietas unggul yang dikembangkan masih terbatas sehingga pilihan dalam perbaikan kualitas menjadi terbatas. Keterbatasan pengetahuan tentang teknologi pasca panen pada pelaku budidaya nanas menyebabkan pelaku budidaya tidak mempunyai pilihan lain selain memasarkan produk hanya dalam bentuk buah segar. Bagian tanaman yang diutamakan produksinya hanya pada bagian buah, belum terdapat inovasi memanfaatkan bagian tanaman yang lain seperti daun nanas sebagai bahan baku industri serat nanas. Pada pengabdian ini telah berhasil dilakukan penyuluhan mengenai seleksi bibit nanas dan varietas unggul, perbaikan pemeliharaan tanaman nanas dan Plant Growth Promoting Rhizobacter (PGPR). Pelaksanaan pengabdian masyarakat dilakukan diawali dengan sosialisasi dan penyuluhan tentang seleksi bibit nanas dan varietas unggul, perbaikan pemeliharaan tanaman nanas dan PGPR. Selain itu dilakukan praktek dan pendampingan dalam karakterisasi dan seleksi bibit nanas varietas unggul. Hasil yang diperoleh adalah masyarakat mitra mampu menerapkan teknologi budidaya tanaman nanas secara terpadu.   Kata kunci: Nanas, penyuluhan, bibit, varietas unggul.  


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 55-61
Author(s):  
. Aminah ◽  
Sitti Rahbiah B. Hatta

The program aims to develop a home organic fertilizer maker business and increase  knowledge and skills of housewives who live in  alleys of Wala-walayya village, Makassar Municipality, in terms of farming and greening the alleys by utilizing compost and local microorganisms (MOL) made from household waste which is the Leading Innovation Program of the Makassar City Government, also aims to make women able to design and utilize upper part of the drainage channel to store plant pots with beautiful aesthetic value. The target of this activity is increasing knowledge mothers in the alleys Wala-walayya about the concept of greening alleys and laying out alleys properly with organic farming system method, which uses organic fertilizers above the drainage channel around their house that cultivates ornamental plants and other horticultural plants of economic value. At the end of the service, it was found that (1) the knowledge of the target farmers increased about the benefits of fertilization through organic fertilizers, the enthusiasm proved by the residents making their own demonstrated molasses liquid which used as raw material for liquid organic fertilizer; (2) The farmers response are positive and try to make their own liquid organic fertilizers to be tested on their yards, both for ornamental plants and for vegetables and fruits; (3). The enthusiasm of the residents of Wala-walayya village is very high to beautify the alleys where they live by trying to plant horticultural crops on the drainage around the alley so that it looks beautiful like "Garden Alley"   Keywords:  Compost, local microorganism, garden alley, District Wala-walayya.   ABSTRAK Program ini bertujuan untuk mengembangkan usaha pembuat pupuk organik rumahan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Ibu-Ibu yang berdomisili pada gang-gang di kelurahan Wala-walayya Kotamadya Makassar, dalam hal bertani dan menghijaukan lorongnya dengan memanfaatkan kompos dan Mikroorganisme Lokal (MOL) berbahan dasar limbah rumah tangga yang merupakan Program Inovasi Unggulan Pemerintah Kota Makassar, Selain itu juga bertujuan agar ibu-ibu mampu mendesain dan memanfaatkan bagian atas saluran drainase untuk menyimpan pot-pot tanaman sehingga mempunyai nilai estetika yang indah. Target kegiatan ini diharapkan, agar masyarakat dalam hal ini ibu-ibu yang berdomisili di gang-gang yang di Kelurahan Wala-walayya, kotamadya Makassar bertambah pengetahuannya tentang konsep menghijaukan lorong dan menata lorong dengan baik dengan metode sistem pertanian organik, yang menggunakan pupuk organik di atas saluran drainase sekitar rumah mereka yang mengusahakan tanaman hias ataupun tanaman hortikultura lainnya yang bernilai ekonomi. Pada akhir pengabdian diperoleh bahwa (1) pengetahuan petani sasaran tentang manfaat pemupukan melalui pupuk organik cair telah meningkat, capaian kegiatan diperoleh dengan antusiasnya warga untuk membuat sendiri cairan molase yang telah didemostrasikan yang akan digunakan sebagai bahan baku pupuk organik cair. (2) Tanggapan petani terhadap kegiatan demonstrasi cara pembuatan pupuk organik cair cukup baik dan positif serta petani ingin mencoba membuat sendiri pupuk organik cair untuk dicobakan pada lahan pekarangannya baik untuk tanaman hias maupun untuk tanaman sayuran dan buah-buahan (3). Antusias warga kelurahan Wala-walayya juga sangat tinggi untuk memperindah gang – gang tempat mereka berdomisili dengan mengusahakan menanam tanaman hortikultura di atas saluran drainase di sekitar gang sehingga nampak  indah seperti “Lorong Garden”   Kata kunci: Kompos, MOL, lorong garden, Kelurahan Wala-walayya.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 133-140
Author(s):  
. Reta ◽  
Siti Nurmiah ◽  
. Zaimar

One of the productive potentials of sago is in the eastern part of South Sulawesi, namely in North Luwu and East Luwuk. Sago flour can be used widely as a substitute in the manufacture of other foods, such as noodles, bread, biscuits, cakes, flavoring foods, and various types of high fructose syrup drinks. Therefore, sago is a non-rice alternative commodity that is calculated to support the food diversification program launched by the Government. Considering high potential of sago, it is necessary to cultivate, process and market sago products and build a partnership between cultivation and processing / packaging SMEs of sago products. The problem with Engka Sagu SMEs is the limited production capacity to meet market demand with sufficient quantity and quality. The processing and packaging process is done manually so that the quality and capacity is very low, only around 360-500 kg per month. Meanwhile, the potential market demand could reach 2,500 kg (2.5 tons) per month. The problem-solving method used is the introduction and training of dry sago starch processing techniques and packaging to labeling. The results showed that the activities of counseling, training and mentoring on dry sago flour packaging techniques went well and according to the plan where the Engka Sagu SME was able to produce the dry sago flour properly. The packaging and labeling of the product can be done well and produce a product with an attractive identity and appearance and can be sold on line.   Keywords: Sago fluor, Engka Sagu SMEs, capacity, packaging.   ABSTRAK Potensi Sagu yang sudah produktif salah satunya adalah Sulawesi Selatan bagian Timur yakni di Luwu Utara dan Luwu Timur. Tepung sagu dapat digunakan secara luas sebagai  subsitusi dalam  pembuatan  makanan lain, seperti mie, roti, biskuit, kue, makanan penyedap, dan berbagai jenis minuman sirup berkadar  fruktosa  tinggi. Oleh karena itu, sagu  merupakan  komoditas  alternatif non beras yang diperhitungkan dalam  mendukung  program diversifikasi pangan yang dicanangkan oleh pemerintah. Melihat potensi Sagu yang sangat tinggi maka perlu usaha budidaya, pengolahan dan pemasaran produk Sagu dan kemitraan antara UKM budidaya dan UKM pengolahan/ pengemasan produk sagu tersebut. Permasalahan UKM Engka adalah keterbatasan kemampuan produksi untuk memenuhi permintaan pasar dengan jumlah dan kualitas yang tercukupi. Proses pengolahan dan pengemasan dilakukan secara manual sehingga kualitas dan kapasitasnya sangat kurang hanya sekitar  360-500 kg per bulan. Sedangkan potensi permintaan pasar  bisa mencapai 2.500 kg (2,5 Ton) per bulan. Metode pemecahan masalah yang digunakan berupa pengenalan dan pelatihan teknik pengolahan tepung sagu kering dan pengemasan sampai pada pelabelannya. Hasil yang didapatkan bahwa kegiatan penyuluhan, pelatihan serta pendampingan pada teknik pengemasan tepung sagu kering berjalan dengan baik dan sesuai rencana dimana UKM Engka Sagu sudah mampu memproduksi tepung sagu kering dengan baik. Pengemasan dan pelabelan pada produkpun sudah dapat dikerjakan dengan baik dan dihasilkan produk dengan identitas dan penampilan yang menarik serta sudah dapat dijual online buka lapak.   Kata Kunci; Tepung Sagu, UKM Engka Sagu, Kapasitas, Pengemasan.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 116-121
Author(s):  
Fifia Chandra ◽  
Huriatul Masdar

Buluhcina Village, Siak Hulu Subdistrict, Kampar Regency is located on the banks of the Kampar river. Flood occurs almost every year so that pools of water are formed. The behavior of the people of Buluhcina Village in processing the organic waste they produced remain poor. Therefore, there must be a way to overcome it by applying biopori technology in Buluhcina Village, Siak District, Kampar Regency. Counseling activities and training on household waste management were held in the Buluhcina Village Hall, Siak Hulu District, Kampar Regency on October 5th, 2019. The activity was attended by 16 participants. The result showed the increases the level of knowledge about organic household waste management after counseling, from 55.69 ± 10.216 to 72.44 ± 12.101 (p <0.002).   Keywords: Biopori infiltration holes, organic household waste management, organic waste.   ABSTRAK Desa Buluhcina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar terletak di pinggiran sungai Kampar. Hampir setiap tahunnya Desa Buluhcina ini terjadi banjir. Jika banjir sudah surut maka akan terjadi genangan-genangan air pada halaman rumah masyarakat atau di lahan kosong. Selain itu jika terjadi hujan genangan-genangan air ini pasti banyak terjadi. Perilaku masyarakat desa Buluhcina dalam mengolah sampah organik yang mereka hasilkan tergolong buruk. Oleh karena itu perlu dilakukan cara untuk menanggulangi kondisi tersebut salah satunya dengan cara mengelola sampah rumah tangga organik dengan menerapkan teknologi lubang resapan biopori di Desa Buluhcina Kecamatan Siak Kabupaten Kampar. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga organik berlangsung di Balai Desa Buluhcina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar pada tanggal 5 Oktober 2019. Kegiatan tersebut diikuri oleh 16 peserta. Analisis ketercapaian menunjukkan terjadinya peningkatan yang bermakna pada tingkat pengetahuan tentang pengelolaan sampah rumah tangga organik setelah penyuluhan, yaitu dari 55,69 ± 10,216 menjadi 72,44 ± 12,101 (p<0,002).   Kata kunci: Lubang resapan biopori, pengelolaan sampah rumah tangga organik, sampah organik.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 141-149
Author(s):  
Andi Aladin ◽  
Basri Modding ◽  
Takdir Syarief ◽  
Lastri Wiyani

Kuring tofu factory in Makassar / Gowa (South Sulawesi Province) is one of the home industries producing tofu from soybean raw materials that has been pioneered since 2017. The form of the curing tofu business is still very simple, the tofu production process is still simple, not yet regulated according to ideal needs. Likewise, special clothing equipment for production and packaging employees is not standard. The marketing system is still simple, market reach is still limited. In service activities by the UMI Makassar lecturer team funded by DRPM RISTEK-BRIN on the PKM (Community Partnership Program) scheme aims to help develop partners in the Makassar Kuring tofu factory business group to be more economically independent, improve their thinking and innovation skills. Service activities undertaken are to help deal with two main priority issues, namely: (1) Production Problems, which are related to production methods based on hygienic principles of the product, including production space management; (2) Marketing management issues. From the results of these service activities, increased partner empowerment, in this case increased production system arrangements, increased marketing reach, and finally increased turnover from sales of tofu preservative products from three million rupiahs per day to four point five million rupiahs per day (increased to 50%).   Keywords: Kuring tofu, production, marketing management, increased turnover.   ABSTRAK. Pabrik “Tahu Kuring” di Makassar/Gowa (Sulawesi Selatan) merupakan salah satu home industry yang meproduksi tahu dari bahan baku kedelai yang dirintis sejak tahun 2017. Bentuk usaha tahu kuring ini masih sangat sederhana, proses produksi tahu masih sederhana, belum tertata sesuai kebutuhan ideal. Begitu pula perlengkapan pakaian khusus untuk karyawan produksi dan pengemasan belum standar. Sistem pemasaran masih sederhana, jangkauan pasar masih terbatas. Dalam kegiatan pengabdian oleh tim dosen UMI Makassar yang dibiayai oleh DRPM RISTEK-BRIN pada skema PKM (Program Kemitraan Masyarakat) bertujuan membantu mengembangkan Mitra kelompok usaha pabrik tahu kuring Makassar untuk dapat lebih mandiri secara ekonomi, meningkatkan skill ketrampilan berfikir dan berinovasi. Aktifitas pengabdian yang dilakukan adalah membantu dalam penanganan dua permalahan prioritas utama yaitu: (1) Permasalahan produksi, yaitu yang berhubungan metode berpoduksi berdasarkan prinsip-prinsip higienitas produk, termasuk penataan ruang produksi; (2) Permasalahan manajemen pemasaran. Dari hasil kegiatan pengabdian ini berdampak pada adanya peningkatan keberdayaan mitra, dalam hal ini adanya peningkatan penataan system produksi, peningkatan jangkauan pemasaran, dan pada akhirnya peningkatan omzet dari hasil penjualan produk tahu kuring dari tiga juta rupiah perhari menjadi empat koma lima juta rupiah perhari (meningkat menjadi 50%).     Kata kunci: Tahu kuring, produksi, manajemen pemasaran, kenaikan omzet.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 11-21
Author(s):  
. Nasaruddin ◽  
Yunus Musa ◽  
Amir Yassi ◽  
Ade Rosmana ◽  
Muh. Farid BDR ◽  
...  

North Kolaka is one of the largest cocoa producing districts in Southeast Sulawesi, however in the last 10 years, there has been a decline in the area and production of cocoa plants in North Kolaka. Cocoa is the main source of income for the people of North Kolaka, a source of regional income (PAD), and a provider of employment for the community. Currently, the government is temporarily revitalizing the people's cacao plants in an effort to restore the prestige of North Kolaka as a leading production center in Indonesia. Pruning is one aspect of cultivation that is important for good cocoa production. Pruning cocoa consists of pruning shapes, pruning maintenance and pruning production. So far, the community has not done shape pruning, especially for clonal cocoa from plant propagation using shoot grafting techniques. This is reflected in the condition of the plant growth system, especially in clonal plants. Community service activities are carried out by way of outreach and counseling about pruning and maintenance of cocoa farmer groups. The activity received a positive response from partner farmers who were very enthusiastic about participating in extension activities and hoped that the same activities would continue to be carried out not only in pruning, but all aspects of the election, especially in supporting the revitalization activities that were being carried out by the Government and the Community of North Kolaka.   Keywords: Cocoa, shape pruning, maintenance pruning, clonal tree.   ABSTRAK Kolaka Utara merupakan salah satu kabupaten penghasil kakao terbesar di Sulawesi Tenggara, akan tetapi dalam 10 tahun terakhir, terjadi penurunan areal dan produksi tanaman kakao di Kolaka Utara. Kakao merupakan sumber pendapatan utama masyarakat Kolaka Utara, sumber pendapatan asli daerah (PAD), dan penyedia lapangan kerja bagi masyarakat. Saat ini pemerintah sementara melakukan revitalisasi tanaman kakao rakyat dalam upaya pemerintah daerah mengembalikan pamor Kolaka Utara sebagai sentra produksi terkemuka di Indonesia. Salah satu aspek budidaya yang penting untuk mendapatkan produksi kakao yang baik adalah pemangkasan. Pemangkasan kakao terdiri dari pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan produksi. Selama ini masyarakat belum melakukan pemangkasan bentuk khususnya pada tanaman kakao klonal dari perbanyakan tanaman dengan teknik sambung pucuk. Hal ini tercermin dari kondisi sistem pertajukan tanaman khusunya pada tanaman klonal. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan jalan sosialisasi dan penyuluhan tentang pemangkasan bentuk dan pemeliharaan pada kelompok tani kakao. Kegiatan mendapat respon positif dari petani mitra yang sangat antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dan mengharapkan kegiatan yang sama terus dilakukan tidak terbatas hanya pada pemangkasan, tetapi seluruh aspek pemiliharaan terutama dalam mendukung kegiatan revitalisasi yang sementara dilakukan oleh Pemerintah dan Masyarakat Kolaka Utara.   Kata kunci: Kakao, pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, kakao klonal.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 122-132
Author(s):  
Muh. Ikbal Putera ◽  
. Arman ◽  
. Irmayani

Water problems include problems that are not easily obtained, especially during conditions or dry seasons. Indeed water is a vital requirement for human, plant and animal life. Water for human needs is used for drinking, cooking, washing and bathing water. Areas with relatively flat topography, water is relatively easy to obtain from well water sources and rivers that flow relatively not deep, so to obtain water sources is relatively easy. In the service area with flat topography and slightly hilly, so farmers to obtain water in agricultural activities and for daily needs, water is obtained from rivers and dug wells, springs and deep wells (ground water). When it rains, water sources are easily obtained from abundant river water and from dug wells that have sufficient water level. The problem of water needs for rural communities who live in hilly and mountainous areas is the need for appropriate technology Hydram Pumps which are relatively inexpensive and affordable by the community because they have the power of hydropower, are energy efficient and environmentally friendly. Community service activities, using the survey method of installation activities and field observations, Participatory Rural Appraisal (PRA), which involves the community. This activity is carried out through: counseling, training and demonstrations. The results and benefits obtained by the application of appropriate technology, with the potential for hydram pumps come from water power sources that have speed, potential energy and kinetic energy that gives water hammer to the inlet pipe and compressed tube, so that it causes a great pressure to lift water to a higher place.   Keywords: Hydram Pump, Hydro Power, Environment Friendly, Springs, Water hammer.   ABSTRAK Masalah air termasuk masalah yang tidak mudah diperoleh terutama pada saat kondisi musim kemarau. Sejatinya air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan. Air untuk kebutuhan manusia digunakan untuk komsumsi air minum, masak, mencuci dan mandi. Daerah dengan topografi relatif datar, air relatif mudah diperoleh dari sumber air sumur dan sungai-sungai yang mengalir yang relatif tidak dalam, sehingga untuk memperoleh sumber air relatif mudah. Pada areal pengabdian dengan kondisi topografi datar dan sedikit berbukit-bukit, sehingga petani untuk memperoleh air dalam aktifitas pertanian dan untuk kebutuhan hidup, air diperoleh dari sungai dan sumur galian, mata air dan sumur dalam (air tanah). Saat hujan, sumber air mudah diperoleh dari air sungai yang melimpah dan dari sumur galian yang memiliki tinggi air yang cukup. Permasalahan kebutuhan air bagi masyarakat desa yang tinggal di daerah berbukit dan bergunung adalah membutuhkan teknologi tepat guna Pompa Hydram yang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat karena memiliki daya penggerak tenaga air (Hydro Power), hemat energi dan ramah lingkungan. Kegiatan pengabdian, mengggunakan metode survei kegiatan aktifitas pemasangan dan pengamatan lapangan, Participatory Rural Appraisal (PRA) yaitu melibatkan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan melalui: penyuluhan, pelatihan, dan demonstrasi. Manfaat yang diperoleh bahwa dengan penerapan teknologi tepat guna, dengan potensi pompa hydram berasal dari sumber tenaga air yang memiliki kecepatan, energi potensial dan energi kinetik yang memberi hantaman air (water hammer) pada pipa pemasukan dan tabung kompressi, sehingga menimbulkan tekanan yang besar untuk mengangkat air ketempat yang lebih tinggi.   Kata kunci: Pompa Hydram, Hydro Power, Ramah Lingkungan, Mata air, Water hammer


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document