IKONIK : Jurnal Seni dan Desain
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

38
(FIVE YEARS 38)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo

2685-4260, 2685-2780

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Zalfa Robby Rodiyan S

Rumah selain sebagai tempat tinggal juga merupakan tempat terbentuknya psikologis seseorang. Rumah sebagai asal mula pertumbuhan psikologis menjadi latar belakang penulis dalam penciptaan karya serta penulisan tersebut. Esensi rumah menjadi sumber inspirasi penulis dalam konteks penciptaan karya seni rupa. Penulis merangkai konsep penciptaan melalui fragmen peristiwa yang pernah penulis alami. Secara khusus ialah mengenai berbagai gejolak emosi terkait peristiwa tentang rumah dan dinamikanya. Dalam proses penciptaan tersebut penulis menggunakan metode penelitian berbasis praktik yaitu penciptaan berdasarkan penelitian berbasis riset. Esensi rumah merupakan identitas yang melekat pada karakter seseorang, hal tersebut tercermin oleh perilaku tindak tanduknya; baik dalam berelasi. Oleh karena itu setiap manusia selalu akan membangun ruang teritori kenyamanannya.Apart from being a place to live, a house is also a place for a person's psychological formation. The house as the origin of psychological growth is the background for the writer in the creation of this work and writing. The essence of the house is a source of inspiration for writers in the context of creating works of art. The writer arranges the concept of creation through a fragment of events that the author has experienced. In particular, it concerns various emotional upheavals related to events about the house and its dynamics. In the process of creation, the authors use practice based research methods, namely creation based on research. The essence of the house is an identity attached to a person's character, this is reflected in the behavior of his actions; good in relationship.  Therefore, every human being will always build his comfort territory.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Fauziana Izzan ◽  
Putri Dahlia ◽  
Tria Ocktarizka

Daerah Aceh kaya akan kebudayaan, banyak hasil kebudayaan Aceh yang tidak terlepas dari nuansa Islami, salah satu contoh dalam seni rupa adalah kupiah riman yang digunakan oleh kaum lelaki Aceh. Sampai saat ini kerajinan kupiah riman masih diproduksi di Desa Dayah Adan Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie. Kupiah riman memiliki ciri khas motif tradisional Aceh, seperti: motif pintoe Aceh, bungong kupula, bungong jeumpa,dan lain-lain. Pengetahuan tentang bentuk dan nilai keindahan/ estetika yang terkandung di dalam kupiah riman tidak diketahui oleh sebagian besar masyarakat Aceh saat ini. Masyarakat Aceh menganggap motif tersebut hanya sebagai hiasan semata. Nilai keindahan tersebut menarik untuk diteliti karena kupiah riman memiliki dua bentuk yaitu lonjong dan bulat. Kupiah ini digunakan dalam berbagai upacara adat. Penelitian ini bertujuan agar masyarakat Aceh pada umunya dan Kabupaten Pidie khususnya dapat mengenal kekayaan budaya daerah seperti kupiah riman agar dapat dijaga dan dilestarikan keberadaannya.Penelitian ini akan menggunakan teori estetika Monroe yaitu kesatuan (unity), kerumitan (complexity), dan kesungguhan (intensity) untuk menganalisis kupiah riman. Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai kupiah riman. Hal ini juga berpengaruh terhadap industri kerajinan kupiah riman yang ada di Desa Dayah Adan karena diharapkan melalui penelitian ini produk kupiah riman semakin dikenal.Aceh is rich of culture, many of its culture has islamic nuances, one of the example in art is "kupiah riman" which is used by man in aceh . Until now the handicraft of "kupiah riman" is still produced in Dayah village, Mutiara Timur sub district, district of pidie. Kupiah riman has characteristic traditional design of aceh , like : pintoe aceh design, bungong kupula design, bungong jeumpa design, etc. Nowadays, The knowledge about form and estetic value in kupiah riman is unknown by most of native people in aceh.people in aceh assumed that the design only as handicraft. The estetic value are interesting to be researched because kupiah riman has 2 form, there are oval and circle. This kupiah is used in many of traditional ceremonies. This research is aimed to purpose the people in aceh in general, and especially pidei distric know the wealth of region culture like kupiah timan, so that it can be saved and preserved. This research will use monroe estetic theory (unity), complexity, and intensity to analize kupiah ruman . The result of the research furthermore can be references to the next research. It also has influence to the handicraft industry sector of kupiah riman in dayah village, the researcher hope, due to this research , kupiah riman is more knowable .


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 54
Author(s):  
Merlyn Novarindiawati

Perancangan ini dibuat untuk menyampaikan keindahan wisata budaya di kabupaten Sidoarjo, khususnya Candi Pari yang terletak di Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Media Fotografi dipilih sebagai sarana mengiklankan karena simpel, dan lebih nyata serta mudah dipahami hingga menarik pengelihatan bahkan menyentuh hati. Keunggulan dari media ini pun dirasa lebih menggugah emosi pembaca untuk berperan langsung serta melihat rinci isi yang ada di media tersebut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Berawal dari pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentas dengan menggunakan teknik analisis data view. Hasil dari pengumpulan data tersebut diperoleh informasi tentang kurangnya kepedulian pemerintah dan badan pengelola wisata yang mengakibatkan minimnya akses jalan dan petunjuk arah ke lokasi, banyak masyarakat yang kurang mengetahui lokasi wisata candi pari sebagai cagar budaya bangsa. Setelah itu, menentukan konsep desain dan ide perancangan, adapun konsep yang digunakan dalam perancangan ini adalah konsep “Delight” pada warna yang digunakan pada dalam buku. Hasil akhir dari perancangan ini adalah Buku Essay Fotografi yang didukung dengan media pendukung seperti kaos, mug, tempat pensil dan lain lain. Melalui perancangan ini diharap dapat menambah wawasan masyarakat akan adanya destinasi Wisata Cagar Budaya Candi Pari.This design was made to convey the beauty of cultural tourism in the Sidoarjo district, especially the Pari Temple located in Porong, Sidoarjo Regency, East Java. Media Photography was chosen as a means of advertising because it is simple, and more real and easy to understand to attract vision and even touch the heart. The advantages of this media are also felt to be more arousing to the reader’s emotions to play a direct role and see detailed contents in the media. The method used is a qualitative method. Starting with data collection by observation, interview, and documentation follow by using view analysis. The results of the data collection obtained information about the lack of compensation of the government and the tourism management agency that resulted in the lack of access to the nationalities, many people were not aware of the tourism locations. After that, to determine the design concept and design idea, while the concept used in this design is the concept of “Delight” on the colors used in the book. The final result of this design is a Photography Essay Book which is supported by supporting media such as t-shirts, mugs, pencil cases, others. Through this design it is hoped that can broaden the public insight into the existence of the Pari Temple Cultural Heritage Tourism destination.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Catur Panggih Raharjo

Penciptaan ini bermula dari ketidakpuasan subjek dalam film dokumenter sebelumnya, sehingga memantik pencipta untuk membuat film dokumenter selanjutnya. Setelah proses yang cukup panjang akhirnya pencipta mengajak subjek untuk membuat film selanjutnya dengan konsep kolaboratif, artinya kami berdua bekerjasama untuk menghasilkan film selanjutnya. Film dokumenter kolaboratif ini menggunakan gaya observasional yang menekankan pada dialog antar subjek dan kenaturalan disetiap adegan dalam film. Secara garis besar proses kolaborasi antara kami berdua berhasil dengan baik, hanya ada beberapa kendala karena adanya pandemi covid 19 yang menyebabkan berkurangnya interaksi antara kami.This creation stems from the dissatisfaction of the subject in the previous documentary film, thus igniting the creator to make the next documentary. After a fairly long process the creator finally invited the subject to make the next film with a collaborative concept, meaning we both worked together to produce the next film. This collaborative documentary film uses an observational style that emphasizes dialogue between subjects and natural in every scene in the film. Broadly speaking, the collaboration process between the two of us succeeded well, there were only a few obstacles due to the covid pandemic 19 which led to reduced interaction between us.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Carinda Nabila Huda

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang memengaruhi motivasi seseorang yang masih berusia muda untuk belajar dan bernyanyi keroncong. Penelitian ini merupakan penelitian kualitaitif dengan wawancara semi-terstruktur sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara dilakukan terhadap tiga narasumber, yaitu tiga penyanyi keroncong yang masih berusia muda, yakni 23, 24 dan 25 tahun.  Narasumber tersebut dipilih berdasarkan tiga kriteria : berusia muda, memiliki prestasi di bidang vokal keroncong, dan sudah menjadikan bernyanyi keroncong sebagai sebuah profesi. Rekaman wawancara yang sudah terkumpul kemudian ditranskrip ke dalam bentuk tulisan, diberi kode, dan direduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor motivasi dalam bernyanyi keroncong dikelompokkan menjadi faktor yang berasal dari dalam individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar individu (eksternal). Faktor internal berupa rasa penasaran, tertantang, perasaan suka, enjoy, seru, semangat, hobby dan perasaan ingin menambah pengalaman dan referensi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar individu (eksternal) banyak datang dari saran dan dukungan dari orang - orang di sekitar individu tersebut. Seperti saran dari orangtua untuk bernyanyi keroncong, dukungan keluarga, teman, serta  adanya sarana dan prasarana yang memadahi.The purpose of this research was to find out the factors that influence the motivation of someone who is young to learn and sing keroncong. The was qualitative with semi-structured interviews as a data collection technique. Interviews was conducted with three speakers.  They were 23, 24, and 25 year-old-keroncong singers. The three speakers were chosen based on three criterias : young, having vocal keroncong achievments, and having a profession as keroncong singer. The interview records that have been collected are then transcribed into written form, coded, and reduced. The results showed that motivational factors in singing keroncong are grouped into factors that orginate from within the individual (internal) and factors that cone from oustide the individual (external). Internal factor such as curiosity, challenge, feeling like, enjoy, exciting, passion, hobby, and feeling want to add experience and references. While the factors that come from outside the individual (external) many come from the advice and support of the people around the individual. As suggestions from parents to sing keroncong, family support, friends, and the existence of adequate facilities and infrastructure. 


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Surya Dandes

Komposisi “Mangaji” merupakan bentuk pengkaryaan programa, yang dilatar belakangi oleh sastra lisan pasambahan Minangkabau sebagai ide penciptaan karya. Sastra lisan yang merupakan sajian yang selalu bersentuhan dalam kehidupan masyarakat Minangkabau digarap secara reinterpretasi oleh pengkarya dengan melihat aspek-aspek yang dimiliki sastra lisan, mampu menjadi penawaran baru dalam penggarapan komposisi musik. Penyusunan karya “Mangaji” menggunakan empat tahapan sampai karya menjadi rangkaian yang utuh, yaitu,: rangsangan awal, observasi dan pengumpulan data, eksplorasi, dan terakhir penyusunan hasil dari ekplorasi sebagai materi komposisi. Proses explorasi pada komposisi terdiri atas dua bentuk, yaitu pencocokan sumber dengan ide garap dan penyusunan materi dari hasil pencocokan sebelumnya, dengan menggunakan proses musikal. Proses ini meliputi menentukan tema, sub tema, penentuan aspek komposisi seperti dinamika, pengembangan motif dan penggarapan rasa pada setiap bagian. Komposisi “Mangaji” diharapkan menjadi alternatif, referensi, dan rujukan dalam penggarapan karya baru dalam ranah akademisi maupun dalam lingkup luas, sebagai manfaat yang edukatif dalam lingkup penciptaan musik baru.The composition of "Mangaji" is a form of program work, which is based on the Minangkabau post-added oral literature as the idea of creating works. Oral literature, which is a presentation that always touches the life of the Minangkabau people, is reinterpreted by the author by looking at the aspects of oral literature that can become a new offering in the cultivation of musical compositions. The creation of  "Mangaji" uses four stages until the work becomes a complete series, they are: Initial Stimulation, Observation and Data Collection, Exploration, and finally composing the results of the exploration as material composition. The process of exploration in the composition consists of two forms, namely matching the source with the working idea and arranging the material from the previous matching results using the musical process. This process includes determining themes, sub themes, determining aspects of composition such as dynamics, developing motifs and cultivating tastes in each section. The composition of Mangaji is expected to be an alternative, reference, and recomendation in the cultivation of new works in the academic real or in a broad scope, as an educational benefit in the scope of new music creation..


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Aditya Armin ◽  
Awerman Awerman ◽  
Akmal Akmal

Surau tuo nagari Lubuak Bauak Kecamatan Batipuah memiliki struktur bangunan yang menyerupai Rumah Gadang karena memiliki atap Bergonjong. Surau tuo nagari Lubuak Bauak banyak terdapat ukiran, Dari sekian banyak motif ukiran yang terpasang pada arsitektur bangunan surau, ada dua yang unik, karena berada diluar aspek dan tatanan ukiran tradisional Minangkabau, yaitu ukiran mangkuto dan ukiran limpapeh yang mengandung bentuk tanda seperti salib lorraine, penamaan dan bentuk ukiran mangkuto tidak termasuk ke dalam bentuk ukiran tradisional Minangkabau, sedangkan ukiran limpapeh merupakan motif asli ukiran tradisional Minangkabau yang dipengaruhi bentuknya oleh tanda lain yang menyerupai bentuk salib lorraine kristen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap symbol dan makna yang terkandung pada ukiran mangkuto dan limpapeh.  Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan kelapangan, wawancara, dan pengumpulan dokumentasi. Untuk analisis dan pengumpulan data, dilakukan dengan cara mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data.Surau tuo nagari Lubuak Bauak Batipuah Subdistrict has a structure that resembles Rumah Gadang because it has a girdle roof. Surau Tuo Lubuak Bauak has many carvings. Of the many carving motif instaled in the building architecture of surau, there are two unique, bacause it has cultural elements outsides the Minangkabau culture, namely carved limpapeh which cintains building shaped like crosses and mangkuto which are not included in the  tradisional Minangkabau carving forms. The purpose of this research is to reveal the symbols and meanings contained in the carving of mangkuto and limpapeh. The research method used is a qualitative research with a descriptive approach. The study was conducted by observing space, interviewing and cillecting documentation. For analysis and data collection, it is done reducing data, presenting data and drawing conclusions. To test the validity of the data is done by data triangulation.  


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 50
Author(s):  
Fentisari Desti Sucipto ◽  
Rino Yuda

Bencana alam tsunami yang terjadi di Aceh dan beberapa kota di dunia pada tahun 2004 menyisakan kerugian bukan hanya material melainkan juga psikologi. Banyak bantuan datang dari seluruh Indonesia. PT Pos Indonesia juga berkontribusi untuk membuat suatu kampanye sosial melalui penjualan perangko. Perangko tsunami tersebut pertama kali diterbitkan pada bulan mei 2005. Secara visual, perangko bencana alam tsunami berbeda dengan perangko bencana alam yang juga dikeluarkan oleh PT. Pos Indonesia. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pemaknaan perangko utamanya dari cabang dekonstruksi yaitu differance. Kata differance merujuk pada suatu jejak antar sistem tanda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara kepada penyintas tsunami untuk memperoleh gambaran dan juga persepsi subjektif berdasarkan pengalaman empiris terhadap kejadian tsunami. Teknik Analisis menggunakan pengkodean (coding). Hasil dari penelitian ini adalah adanya pemaknaan dalam sistem kepercayaan, sifat dasar manusia dan juga ketegangan politik yang terjadi pada saat itu.Natural disaster, tsunami, occurred in 2004 in Aceh and several cities in the world inflicted heavy losses not only materially, but also psychologically. A lot of help came from all over Indonesia. PT. Pos Indonesia also made contribution to organize a social campaign by selling stamps. The tsunami stamps were first issued in May 2005. Visually, the tsunami stamps were different from other natural disaster stamps that were also issued by PT. Pos Indonesia. This encouraged the researcher to conduct a research on the meaning of stamps, especially from the branch of deconstruction, which was difference. The term difference refers to a trace between sign systems. This was a qualitative research. Data were collected through interview with tsunami survivors in order to obtain overviews and subjective perceptions based on empirical experience on tsunami event. The analysis technique used was coding. This research found that there were meanings in the belief system, human natures, and political tensions occurred at that time.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Muhammad Haqqin Nazily

Gresik dahulu merupakan wilayah Agraris, dahulu masyarakat gresik dikenal sebaagai petani sawah dan tambak. akan tetapi seiring berjalannya waktu kini gresik berubah menjadi kota industri. Pembangunan pabrik terjadi dimana-mana. Lahan-lahan seperti: persawahan, tambak, serta tempat tinggal masyarakat gresik kini telah tersisihkan. Berangkat dari masalah tersebut, penulis ingin menyuarakan melalui visualisasi gagasan ke dalam karya seni instalasi yang berjudul perubahan sosial masyarakat gresik pasca industrialisasi dalam Karya Seni Instalasi. Instalasi divisualisasikan menggunakan obyek/benda-benda yang tersemen. Dalam hal itu penulis ingin menyampaikan suatu kondisi dimana berdirinya pabrik-pabrik tersebut secara tidak langsung sudah memberi dampak yang sangat signifikan baik merubah tatanan sosial maupun perilaku masyarakat gresik. Penulis ingin menjadikan instalasi sebagai media suara dan ruang baru untuk berfikir dalam melihat fenomena praktek kekuasaan yang ada di gresik. Metode yang digunakan merujuk pada lima tahap kreatifitas dari David Campbell: 1. Persiapan, 2. Konsentrasi, 3. Inkubasi, 4. Iluminasi, 5. Verivasi.Gresik used to be an agricultural area, before the Gresik people were known as rice and pond farmers. however over time Gresik has now turned into an industrial city. Factory construction is happening everywhere. Lands such as: rice fields, ponds, and where the Gresik community lives have now been marginalized. Departing from this problem, the writer wants to voice through the visualization of ideas into the installation art work entitled social change of the post-industrialization gresik society in installation art works. The installation is visualized using cemented objects / objects. In that case the author would like to convey a condition in which the establishment of these factories indirectly had a very significant impact, both changing the social order and the behavior of the Gresik community. The author wants to make the installation a medium for sound and a new space for thinking in seeing the phenomenon of the practice of power in Gresik. The method used refers to David Campbell's five stages of creativity: 1. Preparation, 2. Concentration, 3. Incubation, 4. Illumination, 5. Verification.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Daniel Raja Kesatria Nainggolan

Laporan penyutradaraan naskah lakon Sinamot karya Mahbub Kurtubi merupakan pembahasan suatu proses perancangan artistik dalam pertunjukan teater. Laporan ini menjelaskan proses pementasan pertunjukan teater dengan judul naskah Sinamot, mulai dari alasan memilih permasalahan tentang sinamot (emas kawin) hingga sampai tahap terakhir menuju pementasan. Naskah lakon Sinamot menceritakan tentang perjuangan seorang perempuan bernama Lasma dalam mempertahankan haknya untuk bisa memilih menikah dengan laki – laki pilihannya. Lasma memiliki kekasih yang berprofesi sebagai seniman bernama Ringgas. Ringgas yang berprofesi sebagai seniman merasa kurang percaya diri untuk memberanikan diri melamar Lasma. Penghasilan Ringgas sebagai seniman tidak cukup banyak untuk membayar sinamot (emas kawin) kepada keluarga Lasma. Permasalahan bertambah ketika paman (bapauda) Lasma bernama Godam menjodohkannya dengan laki – laki lain yang lebih mapan. Pergejolakan batin yang dialami Lasma akhirnya memutuskan dia untuk menerima perjodohan tersebut. Tiba saatnya di hari pernikahan, Lasma memutuskan untuk membatalkan pernikahannya. Lasma meninggakan calon suaminya dan pergi dari gereja. Pada akhinya Lasma lebih memilih untuk tidak menikah dari pada harus hidup dengan laki – laki lain dalam keadaan terpaksa. Naskah lakon Sinamot penuh dengan kritik sosial mengenai permasalahan sinamot (emas kawin) pada masa pra pernikahan masyarakat Batak Toba. Batalnya pernikahan sepasang kekasih karena tidak menemukan kata sepakat dalam pembahasan sinamot (emas kawin) sudah sering terjadi. Oleh karena itu pertunjukan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat agar mampu melihat kondisi sosial yang terjadi di sekitarnya. Untuk mewujudkannya, sutradara menggunakan teknik alienasi Bertold Brecht pada pertunjukan naskah lakon Sinamot. Teknik alienasi Brecht dianggap mampu mewujudkan keinginan sutradara dalam memberikan ruang kepada penonton untuk berpikir kritis pada pertunjukan naskah lakon Sinamot.The report on the direction of the Sinamot by Mahbub Kurtubi is a discussion of an artistic design process in theater performances. This report describes the process of staging a theater performance with the title Sinamot script, starting from the reasons for choosing the issue of sinamot (emas kawin) to the final stage towards the performance. The Sinamot script tells about the struggle of a woman named Lasma in defending her right to be able to choose to marry a man of her choice. Lasma has a lover who works as an artist named Ringgas. Ringgas, who works as an artist, doesn't feel confident enough to dare to apply for Lasma. Ringgas’s salary as an artist is not enough to pay for sinamot (emas kawin) to Lasma's family. The problem grew when Lasma's uncle (bapauda) named Godam arranged a marriage between him and another, more stable man. The inner turmoil that was experienced by Lasma finally decided him to accept the match. It was time for the wedding day, Lasma decided to cancel the wedding. Lasma left her future husband and left the church. In the end, Lasma prefers not to marry rather than live with other men under coercion. The Sinamot script is full of social criticism regarding the issue of sinamot (emas kawin) during the pre-wedding period of the Batak Toba community. The cancellation of the marriage of two lovers because they did not find an agreement in the discussion of sinamot (emas kawin) has often happened. Therefore, this show aims to make people aware of the social conditions that occur around them. To make it happen, the director used Bertold Brecht's alienation technique in the Sinamot script. Brecht's alienation technique is considered capable of realizing the director's desire to provide space for the audience to think critically at the Sinamot script..


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document