Journal of Social Development Studies
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

24
(FIVE YEARS 24)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Gadjah Mada

2721-3889, 2721-3870

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 68-81
Author(s):  
Rezaldi Pramadha ◽  
Vandy Yoga Swara ◽  
Rudi Hartono ◽  
Danny Satria Wijaya ◽  
Rahmad Hidayat

Artikel ini menunjukkan bagaimana inisiatif keberlanjutan perusahaan pada program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina RU II Sungai Pakning, yaitu Budidaya Madu Hutan Gambut yang memiliki dampak signifikan terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan di tingkat masyarakat. Data mengenai pelaksanaan program dan bentuk perubahan yang dirasakan diperoleh melalui laporan implementasi perusahaan dan wawancara via telepon dengan perusahaan serta penerima manfaat yang diolah dengan menggunakan metode Laba Sosial atas Investasi atau Social Return on Investment (SROI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik usaha pencarian madu hutan yang minim risiko kebakaran lahan terbukti meningkatkan kesejahteraan penerima manfaat dan pemangku kepentingan lain yang dibuktikan dengan hasil SROI sebesar 1,1. Rutinitas penerima manfaat dalam menjalankan pekerjaan utama menghasilkan madu dan kapasitas penerima manfaat dalam menindaklanjuti program berperan penting dalam proses pembentukan nilai dampak. Hasil ini tidak terlepas dari model intervensi CSR yang mengarah pada produk ramah lingkungan, inovasi teknologi, sertifikasi, dan penciptaan lapangan kerja. Studi ini mengkonfirmasi teori doughnut economics dan modal manusia. Kata kunci: corporate social responsibility, doughnut economics, human capital, pemberdayaan masyarakat, laba sosial atas investasi   This article shows how corporate-based sustainability initiatives in Corporate Social Responsibility (CSR) of PT Pertamina RU II Sungai Pakning, namely Peat Forest Honey Cultivation generated significant impact on social, economic, and environmental changes at the community level. Data on program implementation and outcome which were obtained through company implementation reports as well as telephone interviews with companies and beneficiaries are processed using Social Returns On Investment (SROI) method. The practice of forest beekeeping that minimizes the risk of land fires has succeeded in increasing livelihood of the beneficiaries and other stakeholders, as evidenced by the SROI result of 1.1. Beneficiaries’ routines in carrying out the main job of producing honey and the capacity of beneficiaries to follow up on programs play an important role in the process of establishing impact values. This condition is created by the CSR intervention model that leads to environmentally friendly products, technological innovation, certification, and job creation. This study confirm the theory of doughnut economics and human capital. Keywords: community empowerment, corporate social responsibility, doughnut economics, human capital, social return on investment


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 55-67
Author(s):  
Farida Rahmawati ◽  
Ana Chusniatul Hidayah ◽  
Aida Nur Faizah ◽  
Ahmad Falahuddin ◽  
M Adryan Okuputra

Gerakan Gelar Gulung merupakan aksi tanggap warga dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang terdampak oleh Pandemi COVID-19 di Desa Tegalweru Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi aksi dan inovasi yang dilakukan Gerakan Gelar Gulung dalam memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri sebagai upaya mitigasi dampak pandemi COVID-19. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif melalui pengumpulan data-data kualitatif yang diperoleh melalui metode observasi, wawancara, dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 aksi dalam Gerakan Gelar Gulung yaitu a) aksi mapping warga mandiri pastisipatif, b) aksi tanggap darurat pangan, c) aksi sosial kemandirian ekonomi, d) aksi jejaring pangupa jiwa, dan e) aksi berkebun lumbung pangan. Implementasi Gerakan Gelar Gulung ini mendapatkan respon positif dari berbagai pihak dikarenakan program yang sedang berjalan ini mampu meningkatkan ketahanan pangan dalam masa pandemi COVID-19 dan mendorong kemandirian ekonomi dalam jangka panjang.  Kata kunci: Gerakan Gelar Gulung, Pandemi COVID-19, Ketahanan Pangan    Gelar Gulung is a citizen action in terms of fulfilling the food needs of society who affected by COVID-19pandemic. The purpose of the study is exploring what actions and innovations which were carried out by Gelar Gulung action in fulfilling food needs to mitigate the impact of COVID-19 pandemic, especially in Tegalweru Village. The analysis in this study was done using descriptive methods by collecting qualitative data obtained through observation, interview, and literature study. The results showed that there were 5 actions, namely a) participatory mapping, b) food emergency response actions, c) sufficiency economy, d) community leaders’ network actions, and e) urban farming. The implementation of Gelar Gulung action received positive response from the stakeholders as this ongoing program was able to increase food security during the COVID-19pandemic and encourage long-term economic sufficiency.  Keywords: Gelar Gulung Action, COVID-19 Pandemic, Food Security 


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 30-42
Author(s):  
Rachmat Dana Pratama ◽  
Abdul Raji ◽  
Hidayah Utama Lubis ◽  
Hempri Suyatna

Sampai hari ini, sebagian besar penduduk dari daerah tertinggal di Indonesia masih menghadapi persoalan kualitas pendidikan yang kurang memadai. Mengeksplorasi program kolaborasi edukasi antara Rulika Bunga Kertas dan perusahaan Pertamina Hulu Sanga Sanga, makalah ini berupaya mengembangkan pemahaman tentang bagaimana inisiatif pemberdayaan diimplementasikan dengan menempatkan masyarakat lokal sebagai subjek pembangunan. Terkait dengan hal ini, sembilan pemangku kepentingan di Desa Beringin Agung, Kabupaten Samboja di wawancarai dan ditemukan bahwa pemberdayaan lembaga lokal telah berkontribusi efektif terhadap peningkatan literasi dasar bagi penerima manfaat. Selain itu, pemberdayaan agensi lokal juga terbukti telah memberikan efek keberlanjutan, mengindikasikan keberhasilan program. Secara keseluruhan, Rulika Bunga Kertas telah memainkan peranannya sebagai solusi efektif bagi warga dari daerah transmigrasi. Makalah ini dengan demikian, memberikan wawasan penting dalam studi tentang relasi komunitas-sektor swasta dalam inisiatif pemberdayaan. Kata Kunci: Rumah Literasi Kreatif; Rulika Bunga Kertas; Taman Baca Masyarakat   It is widely acknowledged that a key proportion of residents from backward areas in Indonesia are remained to suffer from inadequate quality of education. Exploring the case of a fruitful collaboration of Rulika Bunga Kertas and Pertamina Hulu Sunga company, this paper aims at developing an understanding of how empowerment initiatives are implemented by situating local communities as development subjects for improving education in Beringin Agung Village, Samboja District. Based on interviews with 9-stakeholders, the findings demonstrate that empowering local agencies have provided them with the necessary capacity to help their residents in improving basic literacy skills. Furthermore, the empowered local agency has contributed to sustainability, indicating a successful empowerment strategy. Overall, Rulika Bunga Kertas has expanded and played as an effective solution for residents from transmigration areas. This paper, therefore, offers essential insight into discussing the community-private sector relationship against empowerment initiatives.. Keywords: Rumah Literasi Kreatif; Rulika Bunga Kertas; Community Reading Gardens


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 15-29
Author(s):  
Mukhammad Fatkhullah ◽  
Iwed Mulyani ◽  
Bambang Imawan

Indonesia memiliki kontribusi pada perubahan iklim global melalui lahan gambut yang tersebar dari Sumatra, Kalimantan, hingga Papua. Sayangnya, pengelolaan lahan gambut di Indonesia belum mengindahkan aspek keberlanjutan. Hal ini berkaitan erat dengan kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat petani. Penelitian ini berfokus untuk melihat bagaimana strategi pengembangan masyarakat petani lahan gambut dengan menggunakan pendekatan penghidupan berkelanjutan melalui program Desa Wisata Gambut Sejahtera (DEWIGATRA). Hasilnya, DEWIGATRA berhasil menyejahterakan kelompok petani lahan gambut melalui dua cara. Pertama, mitigasi kebencanaan melalui peningkatan kualitas modal social, human dan physical. Hal ini diwujudkan dengan melakukan reintegrasi kelompok Masyarakat Peduli Api, pelaksanaan pelatihan mitigasi bencana karhutla, serta pengadaan sarana dan prasarana berupa alat pemadam dan embung. Kedua, pengembangan modal natural dan financial melalui program pemberdayaan. Upaya ini dilakukan dengan mengubah sistem pertanian dengan menghadirkan inovasi drip irrigation system.  Kata kunci: Pengembangan Masyarakat, Petani Lahan Gambut, Penghidupan Berkelanjutan    Indonesia has an important role in global climate change because of its peatlands that spread from Sumatra, Kalimantan to Papua. Unfortunately, peatland management in Indonesia has not heeded the sustainability aspect. This is closely related to the poverty and backwardness of the farming community. This study aims to determine the development strategy of peatland farming communities with using a sustainable livelihood approach through Desa Wisata Gambut Sejahtera (DEWIGATRA) program. As a result, DEWIGATRA prospered peatland farmer groups in two ways. First, disaster mitigation through improving the quality of social, human and physical capital. This is realized by reintegrating the Fire Care Community group, implementing forest fire disaster mitigation training, as well as providing facilities and infrastructure in the form of fire extinguishers and reservoirs. Second, increasing natural and financial capital through empowerment programs. This effort is carried out by changing the agricultural system by introducing the drip irrigation system innovation.  Keywords: Community Development, Peatland Farmer, Sustainable Livelihood 


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 43-54
Author(s):  
Theofillius Baratova Axellino Kristanto ◽  
Ayu Aishya Putri

Pengembangan wisata kebugaran di Indonesia haruslah menjadi prioritas utama pasca keterpurukan pariwisata ketika pandemi COVID-19 berlangsung. Berbekal pada potensi masa depan yang menggiurkan baik pada ranah global maupun domestik, sektor wisata kebugaran di Indonesia dapat menjadi kekuatan perekonomian negara. Namun, dengan adanya potensi yang gemilang juga diperlukan kondisi masyarakat yang matang guna mengelola potensi yang ada. Tulisan yang ditulis dengan metode kajian literatur secara naratif ini berusaha menganalisis pengembangan masyarakat berbasis aset atau Asset-Based Community Development (ABCD) sebagai pendekatan yang tepat bagi pemberdayaan masyarakat tersebut. Kemudian hasil analisis menunjukkan potensi masa depan wisata kebugaran Indonesia, langkah-langkah pengembangan ABCD, hingga tantangan pemberdayaan masyarakat yang ada. Tulisan ini kemudian menyimpulkan bahwa ABCD dinilai sebagai pendekatan yang tepat bagi pemberdayaan masyarakat guna pengembangan wisata kebugaran di Indonesia.  Kata kunci: Pengembangan Masyarakat berbasis Aset , Pemberdayaan Masyarakat, Wisata Kebugaran.    The development of wisata kebugaran in Indonesia must be the first priority after the loss of the tourism sector during the COVID-19 pandemic. With the future opportunity both in the global and domestic spheres, the health tourism sector in Indonesia can become the strength of the country’s economy. An advanced community condition is also needed to manage the existing opportunity. This paper, written using narrative literature review, attempts to analyze Asset- Based Community Development (ABCD) as the right approach for community empowerment. Then the results of the analysis show the future opportunity of Indonesian wellness tourism the steps for developing ABCD, and the challenges of community empowerment that exist. This paper then concludes that ABCD is considered the right approach for community empowerment for the development of health tourism in Indonesia.  Keywords: Asset-Based Community Development, Community Development, Wellness Tourism. 


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 1-14
Author(s):  
Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia

This article discusses whether economic liberalisation policies have succeeded in alleviating poverty and inequality in Indonesia. In addition, this article aims to provide alternative policies to strengthen Indonesia’s bargaining position in international trade forums by shifting the extractive industry to knowledge-based industries and fixing the fragile social protection system when faced with COVID-19. This article is written descriptively and analytically based on various data, such as literature, planning documents, news reports, and other sources. Despite the prospect of economic liberalisation, the findings show Indonesia has three main problems: statistical data that does not reflect reality, overlapping regulations, and weak governance. This article offers several policy recommendations that need improvement based on the “Going for Growth” framework.  Keywords: economic liberalisation, poverty alleviation, inequality, social protection, and going for growth    Tulisan ini mendiskusikan apakah kebijakan liberalisasi ekonomi berhasil dalam pengentasan kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia. Selain itu, tulisan ini bertujuan untuk memberikan alternatif kebijakan dalam rangka memperkuat posisi tawar Indonesia dalam forum perdagangan internasional dengan menggeser industri ekstraktif ke industri berbasis pengetahuan, sekaligus membenahi sistem perlindungan sosial yang rapuh ketika dihadapkan pada COVID-19. Tulisan ini ditulis secara deskriptif dan analitis berdasarkan dukungan dari berbagai data, seperti literatur, dokumen perencanaan, laporan berita, dan sumber lainnya. Meskipun terdapat prospek dari liberalisasi ekonomi, temuan menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tiga masalah utama: data statistik yang tidak mencerminkan realitas, regulasi yang tumpang tindih, dan lemahnya tata kelola pemerintahan. Tulisan ini menawarkan beberapa rekomendasi kebijakan yang perlu ditingkatkan berdasarkan kerangka berpikir “Going for Growth”.  Kata kunci: liberalisasi ekonomi, pengentasan kemiskinan, ketimpangan, perlindungan sosial dan going for growth 


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 14-27
Author(s):  
Miftah Awalurrizqi ◽  
Agresti Retno Sumantiyasmi ◽  
Atikah Azzahidah

Komunitas Stucash dan Lakoni menjadi aktor penting dalam penanganan pandemi COVID-19 di Yogyakarta karena bersentuhan secara langsung dengan masyarakat dan juga telah akrab dengan pemanfaatan teknologi digital. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kolaborasi dua komunitas tersebut dalam penanggulangan dampak sosial-ekonomi akibat pandemi. Komunitas Stucash dan Lakoni dipilih sebagai fokus penelitian karena mereka merupakan representasi dari pergerakan sosial oleh pemuda, mulai dari tahap inisiasi, konsepsi hingga eksekusi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara secara daring terhadap perwakilan dari setiap komunitas, dokumentasi dan observasi pada publikasi serta interaksi dari akun media sosial di tiap komunitas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Stucash dan Lakoni mampu membantu kinerja Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta dalam menanggulangi dampak sosial-ekonomi akibat pandemi COVID-19 dengan menggunakan pendekatan partisipatif dimana komunitas sebagai wujud aktor dari masyarakat menjadi inisiator utama sekaligus eksekutor gerakan dengan memanfaatkan teknologi digital yang dalam hal ini yaitu media sosial. Kata Kunci: Kolaborasi, Komunitas Pemuda, Media Baru, Pandemi COVID-19    The Stucash and Lakoni communities are important actors in handling the COVID-19 pandemic in Yogyakarta because they have direct contact with the community and familiar with the utilization of digital technology. This study aims to see how the collaboration of the two communities in dealing with the socio-economic impacts of the pandemic is. The Stucash and Lakoni communities were chosen as the research focus because they represent the social movements of youth from initiation, conception to execution stages. This research is a descriptive-qualitative type with data collection techniques through online interviews to representatives from each community, documentation and observation on publications and interactions in social media accounts of each community. The results of the study show that Stucash and Lakoni are able to help the performance of the local government of D.I. Yogyakarta in overcoming the socio-economic impacts of the COVID-19 pandemic by using a participatory approach in which the community as an actor from society becomes the main initiator and executor of the movement by utilizing digital technology, which in this context is social media. Keywords: Collaboration, COVID-19 Pandemic, New Media, Youth Communities


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-13
Author(s):  
Kristianto Kristianto ◽  
Abdul Basith Ramadhan ◽  
Fernandito Dikky Marsetyo

Tulisan ini membahas munculnya aksi solidaritas di media sosial Twitter. Dengan menggunakan kerangka teori connective action dan efektivitas gerakan di media sosial, tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana aksi solidaritas di Twitter muncul dan menjelaskan aktor yang terlibat di dalamnya. Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk menjelaskan efektivitas dari aksi solidaritas. Penelitian dilakukan dengan analisis media sosial dan analisis konten. Penelitian menunjukkan bahwa aksi solidaritas yang muncul di Twitter merupakan respons atas situasi krisis akibat pandemi COVID-19. Meskipun merespons isu dalam rentang waktu yang sama dan menggunakan narasi yang serupa, aksi solidaritas yang dimunculkan oleh individu, organisasi, dan komunitas dilakukan secara personal dan tidak saling terikat secara langsung. Namun demikian, tidak semua aksi solidaritas mendapatkan impresi/engagement yang tinggi. Aktor yang menjadi opinion leader, yang dipengaruhi oleh faktor indegree, retweet dan mention, memiliki pengaruh besar dalam melakukan aksi solidaritas.    This article discusses the emergence of solidarity actions on Twitter social media. Using the framework of connective action and the effectiveness of social media movements, this paper aims to explain how solidarity actions on Twitter emerge and explain the actors involved in it. Besides, this paper also aims to explain the effectiveness of solidarity actions. The research was conducted with social media analysis and content analysis. Research shows that the solidarity action that appears on Twitter is a response to the crisis caused by the COVID-19 pandemic. Although responding to issues in the same time frame and using similar narratives, solidarity actions raised by individuals, organizations, and communities are carried out personally and are not directly tied to each other. However, not all solidarity actions received high impressions/engagement. Actors who are opinion leaders, who are influenced by indegree, retweet, and mention factors, have a big influence in carrying out solidarity actions.  Keywords: solidarity; crisis; opinion leader; twitter; connective action 


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 28-38
Author(s):  
Roichan Rochmadi Irwanto ◽  
Tuti Rokmawati ◽  
Ratu Hanifa Pradnya Siwi

Pembuatan Taman D’Terong dicetuskan sebagai gagasan dari masyarakat untuk kebermanfaatan bersama. Tulisan ini memperlihatkan bentuk kepedulian sosial masyarakat melalui gerakan ini sebagai resiliensi komunitas desa terhadap COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif melalui wawancara, observasi dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep resiliensi komunitas terhadap bencana memiliki efek percepatan pemulihan yang baik. Dengan kerangka kerja konsep melalui pendekatan berbasis modal terbukti bahwa modal di dalamnya telah memperkuat resiliensi tersebut. Dimulai dengan inisiasi sepuluh warga yang terdampak di tengah pandemi, kemudian mengajak warga untuk berswasembada tani. Kemudian hasil panen dijual kepada warga dengan harga murah, di mana mampu meringankan beban belanja kebutuhan dan menyumbang pemasukan kas desa untuk disalurkan ke warga membutuhkan, serta pemutaran anggaran pengelolaan usaha tani.  Kata Kunci : Taman D’Terong, Resiliensi, Modal, COVID-19   Taman D’Terong was initiated by the community for mutual benefit. This paper shows a form of community social concern as the resilience of the village community against the COVID-19. This study used descriptive qualitative methods in which the data were collected through interviews, observations, and literature review. It revealed the concept of community resilience to disasters had a good effect on recovery acceleration. Using the conceptual framework through a capital-based approach, it is evident that capital has strengthened this resilience. It was started with the initiation of ten people who were impacted amid a pandemic, they invited others to be self-supporting in farming. Then the harvest was sold to residents at low prices so that it could lighten the burden of the basic needs and contribute to village cash income to be distributed to the community in need, as well as the supporting budget management of the agricultural business. Keywords: Taman D’Terong, Resilience, Capital, COVID-19


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 52-66
Author(s):  
Mohamad Bustam

Lembaga swadaya masyarakat ini berupaya memperjuangkan hak komunitas lokal dalam isu kebijakan penetapan kawasan taman nasional. Tujuan penulisan ini mengidentifikasi peran dan strategi Yayasan Tanah Merdeka (YTM) dalam memperjuangkan hak komunitas Orang Katu atas penetapan Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah. Data dikumpulkan menggunakan metode kualitatif dan disajikan secara deskriptif. Studi mengungkapkan YTM memainkan peran strategis dalam menciptakan hegemoni tandingan atas kebijakan penetapan kawasan Taman nasional Lore Lindu di wilayah komunitas Orang Katu. Hal ini dilakukan dengan membentuk kesadaran kolektif, melibatkan komunitas dalam gerakan akar rumput, mengembangkan strategi perjuangan melalui penyusunan dokumen pengelolaan sumber daya alam berbasis pengetahuan lokal serta, penggunaan terminologi masyarakat adat sebagai instrumen perjuangan yang dihubungkan dengan wacana hak global sehingga menjadi kekuatan yang konstitutif dalam arena politik pengelolaan sumber daya alam pada tingkat lokal.  Kata kunci: Lembaga swadaya masyarakat, gerakan masyarakat adat, kebijakan taman nasional   This non-governmental organization seeks to fight for the rights of local communities in the policy issue of setting the national park area. This paper aims to identify the role of Yayasan Tanah Merdeka (YTM) in the struggling rights of the Orang Katu community for the establishment of the Lore Lindu National Park Area. Data is collected using qualitative methods and presented descriptively. The study revealed that YTM played a strategic role in creating counter-hegemony over the policy of establishing Lore Lindu National Park in the Katu community area. Conducted by establishing collective awareness, involving communities in grassroots movements, the strategy is developed through the preparation of documents on the management of natural resources based on local knowledge as well as, the use of indigenous terminology that is connected with global rights discourse to become a constitutive force in the political arena of natural resource management at the local level. Keywords: non-government organization, indigenous movement, national park policy


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document