scholarly journals PENGEMBANGAN PANGAN LOKAL MELALUI PEMBUATAN “DOKUN” (DONAT SUKUN) ANEKA TOPING DI DESA TANJUNGHARJO, NANGGULAN, KULONPROGO

Author(s):  
Agus Setiyoko ◽  
Agus Slamet

Tanjungharjo Village, Nanggulan, Kulonprogo, has wide variety of agricultural products that has not been processed optimally. One example is breadfruit. The cultivation and development of this breadfruit has been started by the government of Special District of Yogyakarta since 2003. With several ways of processing, breadfruit fruits can be used to support food diversification. The Successful of development and diversification of breadfruit processing into region’s food can increase its selling value so that impact on improving public welfare. Klajuran is one Hamlet of Tanjungharjo Village, has ‘Kelompok Wanita Tani (KWT) Ngudi Makmur’ with 25 members joining. This group is usually processing breadfruit using the traditional ways by steaming or friying, but the product is not so acceptable by the community. One of the factors causing the lack of processing of these products is the lack of knowledge about the various ways of processing, packaging technology and financial management in producing various foods from breadfruit as business opportunity. Based on the description, the research and community service institutions of Mercu Buana University of Yogyakarta has provided counseling and training on the processing of breadfruit’s donut cake, packaging and financial management to increase the economic income of the group members.<br />Keywords: Bredfruit, donut cake, counseling, training, production

2018 ◽  
Vol 23 (4) ◽  
pp. 489
Author(s):  
Yulita Triadiarti ◽  
Akmal Huda Nasution ◽  
Ade Chairunnisa Gultom

AbstrakKegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan sosial ekonomi, khususnya para ibu-ibu rumah tangga untuk meningkatkan perannya dalam keluarga maupun masyarakat, merangsang kelompok untuk dapat mandiri dalam membangun ekonomi keluarga dengan melakukan usaha-usaha produktif, dan memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman berorganisasi maupun mengatur pengelolaan keuangan. Kelompok Usaha Kripik Pisang ini belum pernah mendapatkan pembinaan dari pemerintah. Masalah utama yang mereka hadapi adalah kurangnya modal, minat, serta keterampilan dalam berinovasi. Kurangnya alat seperti mesin press (oven) kripik pisang menjadi kendala untuk belajar. Masih terbatasnya pengetahuan mengenai peluang usaha dan kemampuan mengetahui trend pasar, serta kurangnya pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan dan kelayakan usaha yang akan di jalankan. Masalah tersebut mengurangi minat dan motivasi masyarakat untuk belajar dan berusaha. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan anggota kelompok dapat mengembangkan potensinya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan untuk memberdayakan anggota kelompok melalui usaha ekonomi produktif. Pendekatan yang di lakukan pertama kali adalah memberikan pemahaman dan pengertian bahwa membangkitkan industri rumah tangga dimaksudkan untuk menjadikan masyarakat yang mandiri dalam mengembangkan perekonomian. Berusaha menumbuhkan semangat berwirausaha dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui usaha ekonomi produktif. Karena pengentasan kemiskinan di Indonesia di lakukan dengan pemberdayaan masyarakat untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan kedua, adalah dengan memberikan materi mengenai pengelolaan keuangan dan kelayakan usaha yang di jalankan. Tahap selanjutnya adalah dengan memberikan alat mesin press (oven) guna menunjang kelancaran usaha yang selalu menjadi kendala dalam menyelesaikan pesanan.Kata Kunci: Pemberdayaan, Pendampingan dan pelatihan kewirausahaan, kelompok usaha industri rumah tangga.Abstract Community service is community empowerment to develop socio-economic activities, especially housewives to improve their role in family and society, stimulate groups to be self-reliant in building family economy by conducting productive efforts, and provide additional knowledge and experience organize and manage financial management. This business group of Banana Chips has never received coaching from the government. The main problem they face is the lack of capital, interest, and skills in innovating. Lack of tools such as a press machine (oven) banana chips became an obstacle to learning. Limited knowledge about business opportunities and ability to know market trends, and lack of knowledge about financial management and business feasibility to be run. The problem reduces people's interest and motivation to learn and work. Through community service activities it is expected that group members can develop their potential so as to improve the living standard of the family by providing training and entrepreneurship assistance to empower group members through productive economic endeavors. The first approach is to provide understanding and understanding that generating home industries is intended to make people self-sufficient in developing the economy. Seeks to foster entrepreneurship spirit in increasing household income through productive economic effort. Because poverty alleviation in Indonesia is done by empowering the community to improve and improve people's welfare. The second approach, is to provide material on financial management and business feasibility in the run. The next stage is to provide a tool press machine (oven) to support the smooth business that is always a constraint in completing the order.Keywords: empowerment, mentoring and entrepreneurship training, business group of home industry.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 40-61
Author(s):  
Ranila Suciati ◽  
Zackharia Rialmi ◽  
Siti Hidayati ◽  
Ranti Nugraheni

Bank Sampah Lestari 25 is a community group in Serang City that carries out business activities to utilize waste to be managed with a system of refuse, reduce, and recycle. This effort is certainly a form of public concern in helping the government improve environmental cleanliness. In addition, of course, you will get income to improve people's welfare and advance the economic structure. The absence of financial management carried out at Bank Sampah Lestari 25 makes the performance of this waste bank not optimal. Financial management is an action to achieve financial goals in the future. Financial management includes personal financial management, family financial management, and company financial management. Financial management is an important part of overcoming economic problems, whether individuals, families, or companies. The objectives of financial management in general are to achieve certain target funds in the future, protect and increase wealth owned, regulate cash flow (income and expenditure of money), and carry out risk management and manage investment risk properly and manage debt and credit. From the results of the implementation of community service activities in the form of financial management literacy, training on recording financial transactions, and preparing simple financial reports, the benefits were very much felt. From ignorance of financial management and irregularity in managing finances to understanding and being able to carry out more regular financial management. Abstrak Bank Sampah Lestari 25 adalah kelompok masyarakat di Kota Serang yang melakukan kegiatan usaha memanfaatkan sampah untuk dikelola dengan sistem refuse, reduce, dan recycle. Usaha ini tentunya sebagai bentuk kepedulian masyarakat dalam membantu pemerintah meningkatkan kebersihan lingkungan. Selain itu tentunya mendapatan penghasilan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan struktur ekonomi. Belum adanya manajemen keuangan yang dilakukan pada Bank Sampah Lestari 25 menjadikan kinerja bank sampah ini tidak maksimal.  Manajemen keuangan merupakan sebuah tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan di masa yang akan datang. Manajemen keuangan meliputi manajemen keuangan pribadi, manajemen keuangan keluarga, dan manajemen keuangan perusahaan. Manajemen keuangan merupakan bagian penting dalam mengatasi masalah ekonomi, baik individu, keluarga, maupun perusahaan. Tujuan manajemen keuangan secara umum adalah mencapai target dana tertentu di masa yang akan dating, melindungi dan meningkatkan kekayaan yang dimiliki, mengatur arus kas (pemasukan dan pengeluaran uang), dan melakukan manajemen risiko dan mengatur risiko investasi dengan baik serta mengelola utang piutang. Dari hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk literasi manajemen keuangan, pelatihan pencatatan transaksi keuangan, dan penyusunan laporan keuangan sederhana memang sangat dirasakan manfaatnya. Dari ketidaktahuan mengenai manajemen keuangan dan ketidakteraturan mengelola keuangan menjadi mengerti dan mampu melakukan pengelolaan keuangan yang lebih teratur. Kata Kunci: manajemen keuangan; bank sampah; UMKM


2017 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Eko Sarwono ◽  
Linda Suwarni ◽  
Selviana Selviana

Kubu Raya is a new district, the expansion of Pontianak regency in which still needs restructuring, and organizational, and administrative territory revamping. This condition will affect the social environment, the economy and the health of local communities. One of district in Kubu Raya Regency, Sungai Ambawang district, contained several underdeveloped villages. The majority people there are indigenous Dayak. Their customs are dominantly affected their social system . Human Development Index (HDI) of Kubu Raya in 2012 amounted to 69.42, where the rate is still below of the IPM Kalbar is 70.31 and Indonesia is 73.29. Community service activities is aimed at improving the productivity of fisheries communities in civilizing the utilization of river water through the application of appropriate technology (TTG) to improve the welfare of the communities in the disadvantaged areas. The method implemented was a partnership with the government of village, district, and related agencies, as well as participatory methods that involve communities actively in the implementation of the application of appropriate technology (TTG), so that people can produce and be able to apply these technologies in daily life in the disadvantaged areas to empower indigenous Dayak communities inland through the Appropriate Technology (TTG). The implementation of Appropriate Technology was the result of this activity. In the field of health technology built filtering water, whereas in the field of fisheries technology development and training pool tarp fish feed production, all of which was made as a pilot which aimed that the application of technology is so easily imitated and implemented by the community. Transfer of knowledge and skills to the community has been implemented in various fields, and it needs optimal development resulting in the improvement of health, economic and social welfare in indigenous Dayak inland region. Therefore, the cooperation among the governments of villages, districts and related agencies and universities need to be done so the promotion and development Appropriate Technology, especially in the district of Kubu Raya Ambawang be sustained to achieve a healthy and prosperous society.Keywords: Appropriate Technology, filtering water, vegetable gardening, SRI, selendang polan, backward Areas.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 63-67
Author(s):  
Ramos Da Chrismas ◽  
Elias Mite ◽  
Edoardus E Maturbongs ◽  
Imelda C Laode ◽  
Dapot Pardamean Saragih ◽  
...  

The launch of village funds in Papua is always increasing every year given by the government, but on the other hand raises new problems regarding financial management and transparency. This study aims to provide new thinking about financial transparency of village funds suitable for the Papua region. The method used is literature study, and the results of this study are transparency that must be carried out, namely the provision and access of clear information about planning, implementation procedures and accountability (billboards, website, Facebook), the existence of deliberations involving the community and indigenous peoples / Chair Adat, Openness of the management process, Supervision is carried out by the whole community, Transparency of information on Village Financial management documents, Continual socialization and training from the government to the Village for effective management of the Village Fund, and Village Fund Assistance is actually recruited from people who have very high self-integrity.


2016 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
pp. 323
Author(s):  
Ari Kuncara Widagdo ◽  
Agus Widodo ◽  
Muhammad Ismail

<p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p><em>In 2014, the government and parliament passed Law No. 6 of 2014 stipulates the rights and obligations of the village. A key point in the Act is allocation large enough of the village fund for each village across Indonesia. As a follow up of the Act, the government has also issued Regulation of the Minister of the Home Affair No. 113/2015 on the Financial Management of the Village which serves as a guide for the government in the villages to manage their of village fund. Legalization of this Act rise polemic in community. Some argue that the village funds that will be allocated to the village would pose a potential corruption of village officials. Therefore, this community service aims to find a variety of problems related to  management of the village fund and to provide guidance of village fund management. The community service is done in the village and the village Giriroto Kismoyoso Ngemplak District of Boyolali. In the early stages of community service, a team do an observation and direct discussions with the Village Head of Kismoyoso and Giriroto. It aims to gain a deeper knowledge of the issues related to the management of funds of village. The observation and discussion shows that the main problem that arises is the lack of knowledge of the village head in both villages to the technical implementing financial management of villages based on Regulation No. 113/2015. It is coupled with a lack of facilitators from Boyolali district to assist in both villages. The team considers that implementation of the financial reporting using computerized system | is a solution to overcome these obstacles. With the computerized system, village fund reporting will be done quickly and the finacial statements will also be more reliable than reporting manually. Therefore, the team filed the application computerized reporting by using the reporting software that generates the village fund financial statements as set out in Regulation No. 113/2015.</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>SARIPATI</strong></p>Pada tahun 2014, pemerintah dan DPR mengesahkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 mengatur tentang hak dan kewajiban desa. Hal pokok dalam UU adalah adanya alokasi dana desa yang cukup besar untuk setiap desa. Pengesahan UU ini menimbulkan polemik dimasyarakat. Beberapa pihak menyambut gembira terbitnya UU tersebut karena adanya dana desa akan menjadikan desa sebagai pusat pembangunan. Sebaliknya, beberapa pihak berpendapat bahwa dana desa yang akan dialokasikan kepada desa akan menimbulkan potensi korupsi yang dilakukan aparat desa. Sebagai tindak lanjut UU tersebut, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113/2015 tentang Pengelolaan Keuangan Desa yang menjadi panduan bagi pemerintah desa dalam penata kelolaan keuangan desa. Oleh karena itu, pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk  mengetahui berbagai permasalahan yang dialami desa terkait pengelolaan dana desa dan memberikan bimbingan dan pelatihan pengelolaan dana desa. Pengabdian di lakukan di Desa Kismoyoso dan Desa Giriroto Kecamatan Ngemplak Boyolali. Pada tahap awal pengabdian dilakukan observasi dan diskusi secara langsung dengan Kepala Desa Kismoyoso dan  Giriroto. Hal ini  bertujuan untuk memahami lebih dalam permasalahan kedua desa terkait pengelolaan dana desa. Hasil observasi dan diskusi menunjukkan bahwa permasalahan utama yang timbul adalah rendahnya pengetahuan dari kepala desa di kedua desa tersebut berserta pelaksana teknis terkait pengelolaan keuangannya desa berdasarkan Permendagri No. 113/2015. Hal itu ditambah lagi dengan belum adanya tenaga pendamping dari Kabupaten Boyolali yang diturunkan untuk mendampingi di kedua desa tersebut. Tim pengabdian menganggap pelaporan keuangan dana desa secara komputer merupakan solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Permendagri No. 113/2015 hanya mengatur  format-format pelaporan secara manual dan tidak mensyaratkan adanya komputerisasi dalam pelaporannya. Disisi lain,  teknologi informasi komputer (TIK) telah semakin banyak digunakan karena biaya hardware dan software sudah cukup murah. Selain itu, sistem terkomputerisasi memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan sistem manual. Pelaporan dana desa mampu dilakukan dengan cepat dan output laporan keuangannnya juga akan lebih handal dibanding dengan pelaporan secara manual.  Oleh karena itu, tim pengabdian mengajukan penerapan pelaporan berkomputer dengan menggunakansoftware pelaporan dana desa yang menghasilkan laporan keuangan seperti yang diatur dalam Permendagri No. 113/2015. Proses pencatatan dan output laporan dari software ini dikembangkan mengacu pada Permendagri No. 113/2015 yang menjadi pedoman pengelolaan keuangan desa uantuk seluruh desa di Indonesia.


Author(s):  
Nurbaiti Amir ◽  
Ika Paridawati ◽  
Syafrullah Syafrullah ◽  
Sisvaberti Afriyatna ◽  
Yuli Rosianty

Organic fertilizer is the final result of the decomposition of parts or remains of plants and or animals that have undergone engineering, in solid or liquid form. Household waste, one of which is stale rice, is usually thrown away directly into the environment, even though it can still be used, for example, made as liquid organic fertilizer. For this reason, it is necessary to remodel household waste, especially stale rice, into liquid organic fertilizer by utilizing existing local microorganisms. This Community Service aims to provide motivation and knowledge and skills to the community on how to make liquid organic fertilizer from stale rice by utilizing local microorganisms. The location of Community Service was held at RT.28 RW.007 Silaberanti Village, Jakabaring District, Palembang City, on January 30, 2021. The method used was counseling and training to participants on the manufacture of liquid organic fertilizer (POC) from stale rice. The implementation of the activity was attended by 12 participants, who were followed with enthusiasm and discussions and questions and answers during the training. The results of this Community Service show that the service method in the form of counseling, training and question and answer is very appropriate in motivating the community to be able to make liquid organic fertilizer from stale rice.


2019 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 256
Author(s):  
Carolus P Paruntu ◽  
Suria Darwisito ◽  
Antonius P Rumengan ◽  
Hengky J Sinjal ◽  
Billy Wagey ◽  
...  

The purpose of the community partnership program is to increase the capacity of independent and sustainable marine fish farmers groups.  Specific targets are 1) Increasing the quantity and quality of fish products from marine aquaculture in floating net cages, and 2) Enhancing partners' understanding and skills in terms of effective and efficient marine fish aquaculture technology in floating net cages. The main problems recorded, namely: 1) lack of knowledge of marine fish aquaculture technology in floating net cage; 2) fish harvest time that requires a long time, and 3) poor financial management.  To overcome these problems, an approach is carried out through direct education and training, mentoring, and management of fisheries business management in the field to partners.  After that, each trainee in the partner group is given the opportunity until they can do it themselves.  The target that will be achieved at the end of this education and training is that all group members and their families have knowledge of: 1) superior marine fish polyculture technology in floating net cage and 2) good financial management. Keywords: Fish cultivator group, floating net cage, South Motandoi village, financial management, marine fish polyculture technologyAbstrakTujuan program kemitraan masyarakat (PKM) adalah meningkatkan kapasitas kelompok pembudidaya ikan laut yang mandiri dan berkelanjutan. Target khusus adalah 1) peningkatan kuantitas dan kualitas produk ikan hasil budidaya laut dalam karamba jaring apung, dan 2) peningkatan pemahaman dan ketrampilan mitra dalam hal teknologi budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung yang efektif dan efisien. Permasalahan utama yang terekam, yaitu: 1) kurang pengetahuan tentang teknologi budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung (KJA); 2) waktu panen ikan yang membutuhkan waktu yang lama, serta 3) pengelolaan keuangan yang kurang baik. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan pendekatan melalui penyuluhan dan pelatihan, pendampingan, dan pendidikan manajemen usaha perikanan secara langsung di lapangan kepada mitra. Setelah itu, setiap peserta pelatihan dalam kelompok mitra tersebut diberikan kesempatan sampai mereka bisa melakukannya sendiri.  Target akhir yang dicapai dalam PKM ini adalah semua anggota kelompok maupun keluarganya mempunyai pengetahuan tentang: 1) teknologi polikultur budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung yang unggul, dan 2) manajemen keuangan yang baik.  Kata-kata kunci: Kelompok pembudidaya ikan, karamba jaring apung, Desa Motandoi Selatan, manajemen keuangan, teknologi polikultur ikan laut


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 661
Author(s):  
Lina Dameria Siregar ◽  
Wita Farla ◽  
Yuliansyah M. Diah ◽  
Nia Meitisari ◽  
Hera Febria Mavilinda

ABSTRAKPengelolaan dan manajemen bisnis dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih menjadi permasalahan yang seringkali diabaikan oleh kebanyakan para pelaku UMKM. Masalah ini disebabkan karena masih minimnya pengetahuan dan kemampuan manajerial tentang bisnis yang dimiliki oleh SDM di UMKM tersebut. Tujuan dari dilaksanakannya pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan solusi tas masalah yang dihadapi oleh mitra binaan, khususnya di UMKM Desa Kerinjing, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Fokus utama dalam pengabdian ini adalah memberikan berbagai pendampingan dan pelatihan dalam kaitannya dengan prinsip dasar manajemen bisnis yang baik, diantaranya yaitu tentang pemberdayaan dan peningkatan kompetensi SDM UMKM melalui pelatihan aplikasi marketplace. Disrupsi ekonomi digital dan adanya pandemi Covid-19 merupakan peluang yang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha kecil untuk beralih ke bisnis online. Hal ini diupayakan untuk seiring sejalan dengan program pemerintah yang berupaya mewujudkan sebanyak 30juta UMKM untuk beralih ke bisnis online pada tahun 2024. Adapun khalayak sasaran yang menjadi mitra dalam pengabdian masyarakat ini adalah para pelaku UMKM di Desa Kerinjing, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir. Metode dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah ceramah, tutorial aplikasi, dan diskusi. Kata kunci: manajemen; marketplace; SDM; UMKM; desa kerinjing. ABSTRACTBusiness management in micro, small and medium enterprises (MSMEs) is a problem that is often ignored by most MSME entrepreneurs. This problem is caused by the lack of knowledge and managerial skills about the business owned by human resources in the MSMEs. The purpose of this community service is to provide solutions to problems faced by partners, especially in SMEs in Desa Kerinjing, Ogan Ilir, South Sumatra. The main focus in this service is to provide various assistance and training related to the basic principles of good business management, including the empowerment and improvement of MSME human resources competencies through marketplace application training. Disruption of the digital economy and the Covid-19 pandemic are opportunities that should be used by small business entrepreneurs to move to online business. This is in accordance with the program that has been launched by the government, namely "30 million MSMEs go digital by 2024". The target audience who are partners in this community service are MSME entrepreneurs in Desa Kerinjing, Ogan Ilir, South Sumatra. The methods in implementing this service activity are lectures, application tutorials, and discussions. Keywords: management; marketplaces; human resources; MSMEs; desa kerinjing. 


Author(s):  
Sabinus BENI

Community service was carried out in Setia Budi Village, Bengkayang District, West Kalimantan. The event was held on February 18, 2019 with 97 participants as Pre-Prosperous Family beneficiaries of the Hope Family Program. The purpose of this activity is that the families of the beneficiaries of the family program hope to manage their wealth well so that the assistance in the form of cash received is right on target and managed well. The method used in the form of lectures and question and answer and the practice of directly preparing the family financial budget. The results expected in this activity are to assist the government in managing family finances so that beneficiary families can graduate independently from their participation as beneficiaries of family program expectations because economy has increased.


Author(s):  
Annis Catur Adi ◽  
Wizara Salisa ◽  
Diah Patria Nuringtyas ◽  
Iga Ema Dini ◽  
Ali Iqbal Tawakal ◽  
...  

The elderly population has a rapid development. The elderly is often labeled as unproductive, even as a burden on the family. Simple but effective skills activities can be an alternative solution. One of them is by making fermented single onion-based functional food products. This community service aims to extend the productive activities of the elderly population. Fermented garlic products can be consumed alone to improve health. In addition, products can be sold so that they can become additional income for the family. There were three methods, namely counseling, training and mentoring. Counseling related to the health of the elderly, training in making fermented single garlic directly to the target and assisting in implementing the flow of fermented garlic making until the product is successful. The community service program was carried out in the Elderly Group of Mulyosari Village, Surabaya with 50 participants. Counseling and training were carried out with visual power point materials, demonstrations on how to process fermented garlic, and direct practice with mentoring for 10 days until the product was finished. Conclusion: Community service in the form of counseling has an impact on increasing the knowledge of the elderly in Mulyosari Village. Training and assistance in making fermented garlic can also be practiced independently by the elderly as proven by the success of the finished product. This activity can increase the productivity of the elderly, benefit health by consuming it, and become a business opportunity. abstrakPenduduk lanjut usia memiliki jumlah perkembangan yang cukup pesat. Lansia seringkali diberi label tidak produktif, bahkan dicap beban keluarga. Kegiatan keterampilan yang sederhana namun tepat guna dapat menjadi alternatif solusinya. Salah satunya dengan membuat produk makanan fungsional berbasis bawang tunggal yang difermentasi. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memperpanjang aktivitas produktif penduduk lansia. Produk bawang putih fermentasi dapat dikonsumsi sendiri untuk meningkatkan kesehatan. Selain itu produk dapat dijual sehingga dapat menjadi pendapatan tambahan keluarga. Terdapat tiga metode, yaitu penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Penyuluhan terkait kesehatan lansia, pelatihan pembuatan bawang putih tunggal terfermentasi secara langsung kepada sasaran, dan pendampingan penerapan alur pembuatan bawang putih terfermentasi hingga produk berhasil. Program pengabdian masyarakat terlaksana di Kelompok Lansia Kelurahan Mulyosari, Surabaya dengan peserta sebanyak 50 orang. Penyuluhan dan pelatihan dilakukan dengan materi visual power poin, demo cara pengolahan bawang putih fermentasi, dan praktik langsung dengan pendampingan selama 10 hari hingga produk jadi. Kesimpulan: Pengabdian masyarakat berupa penyuluhan berdampak pada peningkatan pengetahuan lansia Kelurahan Mulyosari. Pelatihan dan pendampingan pembuatan fermented garlic juga mampu dipraktikkan secara mandiri dengan baik oleh lansia yang dibuktikan dengan keberhasilan produk jadi. Kegiatan ini mampu meningkatkan produktivitas lansia, bermanfaat bagi kesehatan dengan mengonsumsinya, dan menjadi peluang usaha.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document