scholarly journals PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONSENT TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI SECTIO CAESAREA

2018 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 155
Author(s):  
Dwi Astuti ◽  
Ummi Kulsum

Tindakan pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap tubuh, integritas dan jiwa seseorang. Pasien dan keluarga memandang setiap tindakan pembedahan sebagai peristiwa  besar yang  dapat menimbulkan takut dan cemas tingkat tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan pemberian informed consent untuk mengurangi kecemasan pasien terhadap ancaman-ancaman yang dirasakan pasien saat akan menjalani operasi. Peran perawat dalam perawatan pre operasi adalah sebagai advocate, counselor dan consultant. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian informed consent terhadap kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD RAA Soewondo Pati. Jenis penelitian ini quasy experiment dengan menggunakan bentuk rancangan one group pre and postest design. Data dianalisa dengan uji statistik wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan kecemasan sebelum diberikan perlakuan pada kelompok intervensi sebagian besar mengalami cemas ringan sebanyak 25 orang (39,7%), dan kecemasan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi yaitu sebagian besar mengalami cemas ringan sebanyak 33 orang (52,4%),  Hasil uji statistik Wilcoxon diperoleh p value = 0,001 < α = 0,05. Kesimpulan Ada pengaruh antara informed consent terhadap kecemasan pada pasien pre operasi Sectio Caesarea dengan hasil P value 0,001 < p value 0,05.

2014 ◽  
Vol 8 (8) ◽  
pp. 393
Author(s):  
Dwi Retno Wulandari ◽  
Linda Dewanti

Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa ibu melahirkan secara sectio caesarea cenderung lebih lambat melakukan inisiasi menyusu dini dan mempunyai prevalensi lebih rendah dalam praktik ASI ekslusif dibanding Ibu melahirkan pervaginam. Ibu post sectio caesarea juga tidak memulai menyusui bayinya pada hari pertama melahirkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang menyebabkan rendahnya praktik inisiasi ASI pada Ibu post sectio caesarea termasuk peran tenaga kesehatan di sebuah rumah sakit di Surabaya. Sebanyak 72 ibu yang melahirkan secara sectio caesarea selama bulan Juni 2012 telah menandatangani informed consent, diobservasi sejak masuk rumah sakit sampai akhir hari ke-2 post sectio caesarea, dan diwawancara dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan semua ibu sudah mempunyai pengetahuan yang baik tentang ASI, 26,4% di antaranya sudah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam memberikan ASI, tetapi hanya 6,9% dan total 29,2% yang mulai memberikan ASI pada hari pertama dan kedua pasca sectio caesarea. Dukungan tenaga kesehatan dalam hal membantu proses pemberian ASI dilaporkan masih rendah. Uji korelasi mendapatkan bahwa dukungan tenaga kesehatan dan kondisi rawat gabung adalah faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI (p value 0,39; p = 0,001; phi value = 0,47; p = 0,001). Rendahnya pemberian ASI ibu pasca sectio caesarea berkorelasi dengan rendahnya dukungan tenaga kesehatan dan penundaan rawat gabung.Previous studies showed that breastfeeding initiation was late in babies born with sectio caesarea compared to those with vaginal delivery and prevalence of exclusive breastfeeding practice was low in the former group. There was no breastfeeding initiation in the first day of post sectio caesarea. The objective of this study was to define factors correlated to low breast feeding practice initiation on post sectio caesarea mother, including the role of health workers in a hospital in Surabaya. 72 post sectio caesarea mothers were observed and interviewed on 1-30 June 2012 to find the factors correlated with breastfeeding practice. The results showed that although all the mothers already had a good knowledge about breastfeeding, and 26.4% of them had previous experience in breastfeeding, only 6.9% and 29.2% of total breastfeeding is started on the first and second post sectio caesarea respectively. Support for breastfeeding practice from health workers was low, and there were significant correlation between the support and rooming conditions with breastfeeding practices (p = 0.001). We concluded that low level of breastfeeding practice on mother with sectio caesarea correlated with low support of health professional and with the delay of room-in practice. 


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19-28
Author(s):  
Rakhmie Rafie ◽  
Yusmaidi Yusmaidi ◽  
Mira Fitriyani

Berdasarkan Permenkes 585/1989 dikatakan bahwa informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Peran dan tanggung jawab dokter terhadap pelaksanaan tindakan medis berdasarkan imformed consent sangat penting untuk mencegah kemungkinan yang akan terjadi kepada pasien nantinya. Pemahaman terhadap informasi yang diberikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karakteristik orang tersebut. Survey analitik dengan desain cross sectional dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner terhadap 100 responden, dan diolah menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: yang berusia dewasa 84 responden (84%) dan yang berusia muda sebanyak 16 responden (16%), laki- laki 63 responden (63%) dan perempuan 37 responden (37%), yang berpendidikan rendah 41 responden (41%) dan yang berpendidikan tinggi 59 responden, yang tidak bekerja 24 responden (24%) sedangkan yang bekerja 76 responden (76%), yang mempunyai pemahaman baik 58 responden (58%) dan yang tidak baik sebanyak 42 responden (42%). Variabel yang terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah umur (nilai p value = 0,037) OR = 3.761 dengan nilai Confidence Interval (1.195-11.835)dan pendidikan (nilai p value = 0,00) OR = 8.551 dengan Confidence Interval (3.436-21.285). Sedangkan variabel yang tidak terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman persetujuan tindakan medispada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah jenis kelamin (nilai p value = 0,987) dan pekerjaan (p value = 0,251). Terdapat hubungan bermakna antara umur dan pendidikan dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RS Pertamina Bintang Aamin (RSPBA) pada bulan Maret 2015.  


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 112-120
Author(s):  
Nursari Abdul Syukur ◽  
Susi Purwanti

Many mothers who give birth to Sectio Caesarea (SC) do not Initiate Early Breastfeeding (IMD), which fails exclusive breastfeeding. This study aimed to determine the effect of IMD management in postpartum SC mothers on nutritional status, speed of milk production, and quality of breast milk protein. Method: quantitative research with quasi approach experiment. The research design used was a pre-post-test control non-equivalent control group. A sampling of this study used the Consecutive method sampling with a sample of 20 mothers who gave birth by cesarean section (SC). Hypothesis testing uses the independent t-test and the Mann-Whitney test. The study results showed an influence on the management of IMD in postpartum SC mothers on the speed of ASI production (p-value=0.004) and nutritional status (p-value=0.028). There was no effect of IMD management on postpartum SC mothers on the quality of breast milk protein (p-value = 0.543). This study recommends that the hospital implement an IMD promotion program before the abdominal wall is closed as a form of intervention to increase milk production and maternal nutritional status


2013 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Adi Suarman Situmorang

Abstract Tujuan penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pencapaian konsep lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran pencapaian konsep dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Medan dengan jumlah sampel sebanyak 80 siswa dari 364 siswa SMA kelas X melalui teknik random sampling, Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimen dengan desain penelitian pre-test-post-test control group design. Data diperoleh melalui nilai semester untuk kemampuan awal matematis (KAM), tes kemampuan pemahaman matematis, tes kemampuan kreativitas matematis. Data dianalisis dengan uji ANAVA dua jalur. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata tes kemampuan kreativitas eksperimen dan kontrol adalah 13,3 dan 7,58 dengan p-value (2-tailed) adalah 0, dengan 0 < α = 0,05 maka terdapat perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa yang diajarkan dengan Model Pencapaian Konsep (MPK) dan Pendekatan Pembelajaran Konvensional, nilai signifikan sebesar 0,732, karena 0,732 > 0,05 maka tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa. .


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 164-170
Author(s):  
Dewi Nurlaela Sari ◽  
Aay Rumhaeni

ABSTRAK Sectio caesarea merupakan tindakan alternatif dalam proses persalinan untuk menyelamatkan ibu dan janin. Ibu Bersalin dengan operasi sectio caesarea dilakukan pembedahan pada dinding abdomen dan dinding rahim. Dampak yang paling sering muncul dirasakan oleh postpartum dengan post operasi sectio caesarea adalah  nyeri. Nyeri akan berdampak pada bounding attachment terganggu, mobilisasi terbatas, Activity Daily Living (ADL) terganggu serta berpengaruh  terhadap Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Asuhan yang diberikan terbatas pada terapi farmakologi dibandingkan  non farmakologi. Foot massage adalah salah satu terapi non farmakologi yang dapat membantu menutup gerbang di posterior horns dari sumsum tulang belakang dan memblokir bagian dari nyeri ke sistem saraf pusat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea di RS AMC. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pre test post test design. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 27 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS) dan prosedur kerja foot massage. Responden dilakukan foot massage selama 20 menit selama 2 hari. Data di analisis dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah klien post operasi sectio caesarea berada di skala nyeri 6 sebelum dilakukan foot massage dan hampir setengah memiliki skala nyeri 3 sesudah dilakukan foot massage dan didapatkan nilai p value = 0.000, sehingga disimpulkan ada pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea. Diharapkan rumah sakit dapat menjadikan foot massage sebagai salah satu alternatif manajemen non farmakologi dalam penanganan nyeri.   Kata kunci: Foot Massage; Post Partum; Nyeri; Sectio Caesarea      


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 14-17
Author(s):  
Nurul Aini Siagian ◽  
Syafira Nusaibah ◽  
Andayani Boang Manalu

Early mobilization includes factors that can affect the process of wound healing after surgery. Immediate mobilization in stages is very useful for the process of healing wounds and preventing infection and venous thrombosis. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between early mobilization and the process of healing wound post operative sectio caesarea at Sinar Husni General Hospital Medan Helvetia. The research design used was analytic survey with cross sectional approach. The sample in this study used the Consecutive Sampling method of data collection using a checklist sheet conducted on a sample of 19 respondents. The results of the study in this study are the majority of respondents who did early mobilization and who experienced rapid wound healing process as many as 4 people (21%) while the minority of respondents who did early mobilization and who experienced slow wound healing process were 1 person (5.3%). The majority of respondents who did not mobilize early and who experienced a slow wound healing process were 11 people (57.9%) and a minority who did not mobilize early and who experienced rapid healing as many as 4 people (21.1%). Statistical test results obtained p value = 0.046 <0.005. The conclusions of the results of this study indicate there is a relationship between early mobilization and the process of healing post operative sectio of caesarea. Suggestions The results of this study can be applied as a reference to improve nursing care services, especially in providing counseling and assistance to patients.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 125-130
Author(s):  
Noviyani Hartuti

Tujuan Penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara riwayat sectio caesarea dan paritas terhadap kejadian plasenta previa di RSUD Haji Makassar tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan melakukan pendekatan Cross Sectional Study untuk mengetahui hubungan antara riwayat sectio caesarea dan paritas terhadap kejadian plasenta previa di RSUD Haji Makassar. Secara keseluruhan jumlah populasi yang ada sebanyak 177 orang dan didapatkan besar sampel sebanyak 177 orang dengan menggunakan tekhnik Total Sampling. Dari hasil analisis hubungan antara riwayat sectio caesarea terhadap kejadian plasenta previa yang memiliki riwayat sectio caesarea dan mengalami plasenta previa sebanyak 1 orang (0,6%), sedangkan ibu yang tidak mengalami plasenta previa  sebanyak  9 orang (5,1%), dari paritas ibu dengan paritas tinggi yang mengalami plasenta previa sebanyak 9 orang (5,1%) dan yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak 53 orang (29,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat sectio caesarea terhadap kejadian plasenta previa di RSUD Haji Makassar dengan nilai P-value (0,543), dan ada hubungan antara paritas terhadap kejadian plasenta previa di RSUD Haji Makassar dengan nilai P-value (0,010).  Kesimpulan dari dua variabel yaitu riwayat sectio caesarea tidak berhubungan dengan kejadian plasenta previa sedangkan paritas memiliki hubungan dengan kejadian plasenta previa di RSUD Haji Makassar tahun 2018


2017 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 109
Author(s):  
Reni Heryani ◽  
Ardenny Denny

<p align="center"><strong>A</strong><strong>BSTRAK</strong><strong></strong></p><p align="center"> </p><p>Salah satu tujuan pembangunan era <em>Millenium Development goals (MDG’s)</em> 2015 adalah perbaikan kesehatan maternal. Salah satu cara di dalam persalinan atau mengeluarkan bayi secara patologis yaitu dengan sectio caesarea. Menurut  statistik 3.509 kasus sectio caesarea, indikasi terbanyak adalah disproporsi cephalo pelvik (21%), sedangkan indikasi lain adalah gawat janin (14%), plasenta previa (11%), pernah sectio caesarea (11%), incoordinate uterine action (9%), preeklamsi dan hipertensi (7%). Penelitian ini menggunakan desain penelitian <em>Quasy Experiment</em> dengan <em>post test only with control.</em> Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya responden memiliki umur tidak berisiko terhadap tindakan operasi yati sebanyak 15 orang (75%), sebagian responden pertama kali dilakukan operasi caesarea yaitu sebanyak 10 orang (50,0%), sebagian responden mengalami penyembuhan luka yang normal yaitu sebanyak 13 orang (65,0%), dan sebagian responden responden melakukan mobilisasi dini yaitu sebanyak 14  orang (70,0%). Secara statistik terdapat pengaruh mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka post sectio caesarea di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru (p value = 0.007). Disarankan bagi respnden dapat meningkatkan kesadarannya dalam meningkatkan derajat kesehatan melalui latihan mobilisasi dini untuk mempercepat proses penyembuhan luka akibat operasi.</p><p><em> </em></p><p><em>Kata Kunci      : </em><em>sectio </em><em>caesarea, mobilisasi, penyembuhan luka</em></p><p><em> </em></p><p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p><em> </em></p><p><em>One of the goals of development era of Millennium Development Goals (MDG's) in 2015 is the improvement of maternal health.</em><em> </em><em>One way in the delivery or the baby out with the pathological ie sectio caesarea. According to 3509 statistics compiled case sectio caesarea, an indication of cephalo pelvic disproportion is the highest (21%), while the other is an indication of fetal distress (14%), placenta previa (11%), never sectio caesarea (11%), incoordinate uterine action (9%), preeclampsia and hypertension (7%).</em><em> </em><em>This study research design quasy Experiment with post test only with control. The results showed that respondents generally have a lifespan of no risk for surgery yati many as 15 people (75%), the majority of respondents were first performed caesarea operation as many as 10 people (50.0%), the majority of respondents experienced a normal wound healing as many as 13 people (65.0%), and the majority of respondents respondents did early mobilization as many as 14 people (70.0%). There is a statistically significant relationship between early mobilization on wound healing post sectio caesarea (p value = 0.007). Suggested for respnden can increase awareness in improving health status through early mobilization exercises to accelerate the wound healing process as a result of the operation.</em></p><p><em> </em></p><em>Keywords: sectio caesarea, mobilization, wound healing</em>


Author(s):  
Vina Rahmatika ◽  
Musa Ghufron ◽  
Nenny Triastuti ◽  
Syaiful Rochman

Background: The birth rate by caesarean section method is getting higher. Risk data for 2013 shows the method of birth with the operation method of 9.8 percent of the total 49,603 births during 2010 to 2013. Being in practice the mother must be given anesthetic before the surgery begins. This anesthesia will later affect the pain that will occur after SC. Purpose: The purpose of this study was to determine the correlation between regional anesthetic drugs and the smoothness of breast milk in women born in sectio caesarea at Muhammadiyah Gresik Hospital. Method: Method with Cross Sectional approach. The population in this study mothers who gave birth in a caesarean section at Muhammadiyah Hospital Gresik in December 2019 to January 2020. The sampling technique in this study is probability / random simple sampling. The sample in this study was a portion of mothers who gave birth in a caesarean section at Muhammadiyah Gresik Hospital. The instrument used was primary data collection in the form of questionnaires and secondary data in the form of patient medical records. Result: The data obtained in this study were processed using spearman correlation statistics. From the statistical test the Correlation coefficient value was 0.807, and obtained P-Value equal to 0,000 this value is less than 0.05. Conclusion: The conclusion of this study is that there is a correlation between the administration of a regional anesthetics and the smoothness of breast milk in mothers of post partum caesarea at Muhammadiyah Gresik Hospital.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 14-20
Author(s):  
Rizful Maulina Maulina

Sectio caesarea merupakan pembedahan dilakukan dengan membuat sayatan yang selalu berhubungan dengan insisi yang menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Salah satu keluhan yang sering dikemukakan adalah nyeri. Aromaterapi lavender merupakan salah satu pengobatan nonfarmakologi yang dapat mengurangi nyeri karena kandungan yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender untuk penurunan skala nyeri luka ibu post sectio caesarea. Desain penelitian pre experiment design dengan one group pre test-post test design. Populasi dalam penelitian ini ibu post sectio caesarea hari ke 1-2 bulan Juni 2017. Sampelnya ibu post sectio caesarea sejumlah 8 responden. Teknik sampling menggunakan Purposive sampling. Analisis data menggunakan uji t test. Hasil penelitian menunjukkan Sebelum pemberian aromaterapi lavender menunjukkan 100% responden mengalami nyeri sedang. Setelah pemberian aromaterapi lavender menunjukkan bahwa 62,5% responden dengan nyeri sedang dan 37,5% dengan nyeri ringan. Hasil analisa data nilai p value sebesar 0,021 yang kurang dari α (0,05) sehingga H1 diterima yakni  ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan nyeri luka ibu post sectio caesarea. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan tenaga medis dapat mengkombinasikan farmakologi dan non farmakologi dalam praktek kebidanan sebagai upaya untuk mengatasi nyeri pada ibu post sectio caesarea.Kata Kunci: sikap orang tua, sikap teman sebaya, akses media, perilaku seksual pranikah beresiko IMS


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document