scholarly journals DAYA HAMBAT LARUTAN BAKING SODA KONSENTRASI 70% TERHADAP BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS (IN VITRO)

2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 21-27
Author(s):  
Sri Hidayati ◽  
Jaja Jaja ◽  
Ida Chairanna

Baking soda memiliki sifat alkali yang dapat menetralkan pH rongga mulut sehingga dapat menghambat proses metabolisme bakteri yang menghasilkan asam. Selain itu memiliki kemampuan mempengaruhi tekanan osmotik. Sifat hipertonik dari baking soda menyebabkan  hipotonik sel bakteri kehilangan air, sehingga sel akan dehidrasi dan akhirnya dapat membunuh sel bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat larutan baking soda konsentrasi  70%  terhadap bakteri Streptococcus mutans (In vitro, merupakan penelitian eksperimental murni kelompok perlakuan dan control group design. Pembuatan larutan baking soda 70%  dan bakteri Streptococcus mutans diperoleh di Research Center Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Paper disk yang berisi baking soda 70% dimasukkan oven sampai kering, control(+) Chlorhexedine 0,2% dan control(-) Aquades diinkubasi 37˚C selama 24 jam, zona yang terbentuk disekeliling paper disk diukur diameternya dalam mm. Data dikumpulkan dilakukan uji normalitas dan di cari rata-rata  serta SD, dianalisa menggunakan uji T independen. Hasil penelitian terlihat rata-rata diameter zona bening menunjukkan daya hambatnya masih belum melebihi kelompok kontrol positif dimana rata-rata kelompok perlakuan 14,21mm sedang kelompok kontrol angka rata-rata 19,42mm. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan ada perbedaan daya hambat yang terbentuk pada lempeng agar perbenihan streptococcus mutans.  Diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan antibakteri untuk mencegah karies gigi dengan pemakaian baking soda yang murah,mudah didapatkan oleh masyarakat, baik berupa kumur-kumur dan diolesan ke permukaan gigi, maupun sebagai bahan tambahan dalam pasta gigi.  Kata kunci       : Bakingsoda 70%, streptococcus mutans

e-GIGI ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Juvensius R. Andries ◽  
Paulina N. Gunawan ◽  
Aurelia Supit

Abstrak: Minyak cengkeh berguna sebagai antibakteri alami. Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol dapat membunuh bakteri termasuk bakteri yang resisten terhadap antibiotika, salah satunya adalah bakteri Streptococcus mutans. Bakteri ini merupakan mikroorganisme penyebab utama terjadinya karies. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak cengkeh terhadap bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan post test only control group design. Penelitian ini menggunakan bahan coba ekstrak cengkeh dengan konsentrasi 40%, 60%, dan 80%, Ciprofloxacin, aquades dengan pengulangan sebanyak lima kali. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan one-way ANOVA dan post-hoc uji LSD ( = 0,05). Berdasarkan hasil uji statistik penelitian uji efek antibakteri ekstrak cengkeh terhadap bakteri streptococcus mutans secara in vitro, dapat disimpulkaan bahwa ekstrak cengkeh memiliki efek antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Hasil uji lanjut post-hoc uji LSD menunjukan daya hambat ekstrak cengkeh 40%, 60%, 80%, lebih kecil (p<0,05) dalam menghambat Streptococcus mutans secara in vitro dibandingkan Ciprofloxacin. Kata Kunci: Ekstrak cengkeh, Streptococcus mutans.   Abstract: Clove oil is useful as a natural antibacterial agent, essential oil of clove has anesthetic and antimicrobial effect. Substances contained in clove called eugenol can kill bacteria including antibiotic resistant bacteria, one of which is the bacteria Streptococcus mutans. This bacteria is a major cause for caries. The purpose of this study was to mengetahui clove extrack antibacterial effects againts Streptococcus mutans bacteria in vitro. This study is an experimental study using a post test only control group design. This research try using clove extract with a concentration of 40%, 60%, and 80%, Ciprofloxacin, aquades repetition five times. Data collected and analyzed by one-way ANOVA and post-hoc LSD test (α = 0.05). Based on the results of the statistical test to test the effects of anti-bacterial research clove extracts against Streptococcus mutans bacteria in vitro, can disimpulkaan that clove extracts have antibacterial effects in inhibiting the growth of Streptococcus mutans bacteria in vitro.further test result post-hoc LSD test shoved its inhibitory clove extract 40%, 60%, 80% smaller (p<0,05)in hibiting Streptococcus mutans in vitro compared Ciprofloxacin. Keywords: clove extract, Streptococcus mutans


e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Anggriana H. Bujung ◽  
Heriyannis Homenta ◽  
Johanna A. Khoman

Abstract: In addition to daily consumption, avocado is also used to treat oral diseases. Scientific studies showed that avocado seed contained flavonoids, tannins, and alkaloid which were expected to inhibit bacterial growth. This study was aimed to obtain the bacterial inhibitory effect of avocado seed (Persea americana Mill.) extract on Streptococcus mutans as the primary cause of dental caries. This was a true experimental study with the post test only control group design. This study used a modified Kirby-Bauer method with paper disk. The positive control was erythromycin and the negative control was aquadest. Avocado seeds were extracted by using maceration method with 96% ethanol. The Streptococcus mutans bacteria were obtained from pure stock of Microbiology Laboratory of Pharmacy Study Program University of Sam Ratulangi Manado. The results showed that the mean diameter of inhibition zone of avocado seed extract was 21.8 mm which was classified as very strong inhibition. Conclusion: Persea Americana Mill. seed extract had a very strong inhibitory effect on the growth of Streptococcus mutans.Keywords: avocado seed (Persea americana Mill.), Streptococcus mutans, inhibition effectAbstrak: Selain menjadi bahan konsumsi masyarakat yang lezat, ternyata alpukat telah lama dipercaya dapat mengobati penyakit di dalam rongga mulut. Di dalam buah alpukat terdapat biji yang terbukti melalui penelitian ilmiah mengandung flavonoid, alkaloid, dan tannin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak biji buah alpukat (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Jenis penelitian ialah eksperimental murni dengan post test only control group design. Metode yang digunakan ialah modifikasi Kirby-Bauer dengan paper disk. Kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin dan kontrol negatif menggunakan akuades. Biji buah alpukat diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Bakteri Streptococcus mutans diambil dari stok bakteri murni Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil penelitian menunjukkan diameter rerata zona hambat dari ekstrak biji buah alpukat yang terbentuk ialah 21,8 mm dan digolongkan sebagai zona hambat sangat kuat. Simpulan: Ekstrak biji buah alpukat memiliki daya hambat sangat kuat terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.Kata kunci: biji buah alpukat (Persea americana Mill.), Streptococcus mutans, daya hambat


2015 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 156
Author(s):  
Prasetyo Adi ◽  
Ambar Puspitasari ◽  
Murni Ukhuwah I

Saliva adalah sekelompok cairan oral yang kompleks. Salah satu mikroorganisme yang menyebabkan pH saliva menjadi asam adalah Streptococcus mutans. Rebusan kelopak bunga Rossella (Habiscus sabdariffa L) mengandung flavonoid dan antosianin yang dapat mengganggu aktivitas sel dan pertumbuhan Streptococcus mutans. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh konsentrasi rebusan kelopak bunga Rossella terhadap pH dan absorbansi saliva buatan yang diinduksi Streptococcus mutans secara in vitro. Penelitian ini menggunakan True Experimental Design yaitu Posttest Control Group Design. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%, 15%, 25%, dan 35%. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan nilai pH dan absorbansi saliva buatan yang telah diinduksi Streptococcus mutans dan ditambahkan dengan rebusan kelopak bunga Rossella terhadap kelompok kontrol secara in vitro. Analisa data menggunakan uji Korelasi dan Regresi menunjukkan pengaruh sebesar 99,2% pada pemberian rebusan kelopak bunga Rossella terhadap nilai pH dan absorbansi saliva buatan. Uji One-Way ANOVA menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (p< 0,05). Disimpulkan terdapat perbedaan nilai pH dan absorbansi saliva buatan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.The Effect of Rossella Flower Petals Stew to Artificial Saliva pH. Saliva is a complex oral fluids. One of the microorganisms that cause the saliva’s pH becomes acid is Streptococcus mutans. Water stew of Rossella flower petals (Habiscus sabdariffa L) contains flavonoids and anthocyanins that interfere metabolism of the cells and growth of Streptococcus mutans. The purpose of this experimental was to know the effect of water stew Rossella flower petals concentration in pH scale and absorbance score of artificial saliva which induced with Streptococcus mutans by in vitro. The method which applied here was True Experimental Design, post test control group design. The concentrations that used in this study were 5%, 15%, 25% and 35%. The results described the differences in pH scale and absorbance score of artificial saliva which induced with Streptococcus mutans between treatment group (added by water stew Rossella petals) and control group. Data analysis using correlation and regression test showed the effect of water stew of Rossella flower petals in pH scale of artificial saliva was 99.2%. The conclusion of this experimental explained the increase of pH scale after added with the water stew of Rossella flower petals, also showed a significant differences of pH scale of artificial saliva between treatment group and control group based on the One-Way ANOVA test, and the water stew of Rossella flower petals was effective to maintain pH scale of artificial saliva approach normal pH scale


2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 05 ◽  
Author(s):  
Abdul Razak ◽  
Aziz Djamal ◽  
Gusti Revilla

AbstrakJeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) merupakan salah satu tanaman obat keluarga yang banyak terdapat ditengah masyarkat dan banyak digunakan sebagai ramuan tradisional. Bagian yang sering digunakan adalah air perasannya, dengan salah satu manfaat dapat digunakan untuk menghilangkan jerawat serta penyembuhan luka agar tidak terjadi abses. Jerawat dan abses pada luka merupakan salah satu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat air perasan buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara invitro. Penelitian dilakukan dengan metoda eksperimental laboratorium dengan desain postest only control group design yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.Hasil penelitian menunjukan bahwa air perasan buah jeruk nipis memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan berbagai konsentrasi yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100% dan terdapat pengaruh lama kontak terhadap pertumbuhan bakteri dimana bakteri tidak tumbuh seteleh kontak 5 menit pertama dan diikuti menit-menit berikutnya dengan air perasan buah jeruk nipis konsentrasi 100%. Jadi, semakin tinggi konsentrasi air perasan buah jeruk nipis dan semakin lama kontak dengan bakteri Staphylococcus aureus maka daya hambatnya semakin baik.Kata kunci: Uji Daya Hambat, Air Perasan Buah Jeruk Nipis, Staphylococcus aureus.Abstract Lime (Citrus aurantifolia S.) is kind of family’s herbal medicine, most using in the community is widely used as a traditional herb. The most common used part is the lime fruit squeeze with one of the function is used for removing acne and wound healing to prevent the form of abscess. Pimples and abscesses of the wound is one of the infections caused by the bacterium Staphylococcus aureus.The purpose of this study was to determine the inhibition of lime fruit (Citrus aurantifolia S.) squeeze towards the growth of the bacteria Staphylococcus aureus in vitro condition. The study was conducted with laboratory experimental methods to the design of control group design postest only performed at the Laboratory of Microbiology Faculty of Medicine, University of Andalas.The results showed that the lime fruit (Citrus aurantifolia S.) squeeze has the ability to inhibite the bacterial growth of Staphylococcus aureus with various concentrations of 25%, 50%, 75%, and 100% and there is the effect of contact time on the growth of bacteria which the bacteria do not grow after contact the first 5 minutes and the next minute followed by lime fruit squeeze with 100% concentration lime fruit squeeze. Thus, the higher the concentration of lime fruit squeeze and the longer the contact with the bacteria Staphylococcus aureus is the better towards.Keywords:Inhibition test, The Lime Fruit Squeeze, Staphylococcus Aureus.


Author(s):  
Listyaning Kartiko Kinasih ◽  
Idamawati Nababan ◽  
Suci Erawati ◽  
Rouli Natasia M Simanjuntak

Intoduction: Health is the condition of the entire body and body parts of an individual who is free from disease both physically, mentally and socially, thus enabling the individual to be able to carry out daily activities more productively. However, many people neglect their own health, especially in the field of dental and oral health. Caries is one of the most common oral and dental problems. The prevalence of dental caries in Indonesia is high, namely 88.8%. Dental caries is caused by Streptococcus mutans bacteria which plays a role in the conversion of sucrose to lactic acid. Infection due to Streptococcus mutans bacteria can be treated by taking antibiotics. Apart from drugs, antibiotics can also be obtained from natural ingredients, one of which is the tintir castor plant (Jatropha multifida Linn) or commonly known as the betadine. Objective: To see the effect of the antibacterial content of tintir leaves against Streptococcus mutans bacteria and to determine the differences in the antibacterial effect of betadine leaf extract (Jatropha multifida L.) from a concentration of 25%, 50%, 75%, and 100% against Streptococcus mutans. Methods: The type of research used in this study was a laboratory experimental study with a post-test-only control group design as the research design and to test the sensitivity of bacteria using the paper disc diffusion test. Data analysis using One-Way ANOVA. Result: The results of this study indicate the effect of tintir castor leaf extract (Jatropha multifida L.) in inhibiting the growth of Streptococcus mutans bacteria.


2021 ◽  
Vol 5 (8) ◽  
pp. 784-790
Author(s):  
Chandra Susanto ◽  
Member Reni Purba ◽  
Ridha Mahrani ◽  
Ramayani Efendi

Introduction: Campylobacter rectus and Provetella intermedia bacteria as the main etiology causes of periodontal disease. One of the locally synthesized antimicrobials that is widely used for the treatment of periodontitis is Chlorhexidine, however this drug has side effects when used continuously. To overcome this, an alternative periodontitis therapy with medicinal plants is needed. This study aims to determine the effectiveness of hydrogel Aloe vera antibacterial concentrations of 2.5%, 5%, 10% and 20% in the bacteria Campylobacter rectus and Provetella intermedia. Methods: This study was a laboratory experimental study with posttest only control group design in vitro. The samples were Campylobacter rectus and Provetella intermedia. The number of groups in this study was six. The sample size was determined by Federer's formula and obtained four replications for each group. Data collection by measuring the inhibition diameter using a slide caliper. Data were analyzed using oneway ANOVA and posthoc LSD. Results: The results showed that there was a difference in the diameter of the hydrogel Aloe vera inhibition with a concentration of 2.5%, 5%, 10%, 20% and a positive control for Campylobacter rectus and Provetella intermedia bacteria. Conclusion: This study concluded that there is an antibacterial effectiveness of hydrogel Aloe vera in concentrations of 2.5%, 5%, 10% and 20% on Campylobacter rectus and Provetella intermedia bacteria.  


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 590
Author(s):  
Putri Ramadhani ◽  
Erly Erly ◽  
Asterina Asterina

Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri patogen yang bisa menyebabkan infeksi. Penggunaan antibiotika untuk penanganan infeksi yang tidak rasional dapat membuat kuman patogen menjadi resistensi, sehingga penggunaan Rimpang kunyit (Curcuma domestica V.) mungkin dapat sebagai alternatif pengganti antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica V.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan desain post-test only control group design menggunakan metode difusi (cakram) yang dilakukan dari Februari 2015 sampai September 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Sampel yang digunakan adalah rimpang kunyit yang berasal dari ladang kunyit Puncak Payo, Tanah Garam Solok. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica V.) memiliki daya hambat yang berbeda terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, 20%, 40%, 80% b/v . Konsentrasi ekstrak yang paling efektif dalam menghambat S. aureus adalah konsentrasi 80% b/v. Penggunaan ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica V.) sebagai alternatif pengganti antibiotik terhadap infeksi oleh S. aureus perlu dipertimbangkan.


Author(s):  
Sopan Sinamo ◽  
Susi Marlina Silalahi ◽  
Vivie Zahara

GTC keramik-logam adalah gigi tiruan cekat dengan bahan keramik-logam yang secara permanen disemenkan pada gigi geligi, dan sampai saat ini menjadi gold standard di Bidang Prostodontik, akan tetapi sering terjadi permasalahan pada GTC  keramik-logam antara lain fraktur adhesi dan fraktur kohesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan lapisan dentin terhadap kekuatan fleksural pada GTC keramik-logam. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium secara in vitro, dengan rancangan penelitian post  test only control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 27 sampel yang dibagi menjadi 3 kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari lapisan dentin 0,5mm, 0,6mm, dan 0,7mm. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata kekuatan fleksural pada GTC keramik-logam pada  ketebalan lapisan dentin 0,5 mm  adalah 95,32 MPa, 0,6 mm adalah 101,68 MPa, dan 0,7 mm adalah 104,30 MPa. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tebal lapisan dentin maka dapat menghasilkan kekuatan fleksural yang optimal.


EMBRIO ◽  
2012 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Sumiati Sumiati

Penelitian ini untuk mempelajari pengaruh nikotin terhadap kadar MDA serum dan keberhasilan fertilisasi in vitro pada Rattus novergicus. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental dengan post test only control group design. Subjek penelitian terdiri dari 4 kelompok (36 ekor tikus) yang dipilih secara acak dan homogen. Kelompok penelitian terdiri dari kelompok kontrol (K0), kelompok perlakuan yang diberikan injeksi nikotin subkutan selama 7 hari dengan dosis 70 mg/Kg BB (K1), 52,5 mg/kgBB (K2) dan 35 mg/kgBB (K3). Hasil yang diamati adalah adanya badan polar II/sigot 2 sel. Hasil uji one way Anova adalah terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05), kemudian dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil uji BNT kadar MDA serum adalah terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara K0 dan K1, kelompok K0 dan K2, K1 dan K2, serta K1 dan K3. Angka keberhasilan fertilisasi tidak dapat dilakukan uji statistik karena seluruh data menunjukkan 100% berhasil. Dengan demikian tidak dapat dilakukan uji hubungan antara kadar MDA serum dengan angka keberhasilan fertilisasi. Kesimpulan penelitian ini adalah nikotin dapat menyebabkan peningkatan kadar MDA serum tapi belum dapat mempengaruhi fertilisasi sehingga sehingga tidak dapat menghubungkan antara kadar MDA serum dengan angka keberhasilan fertilisasi.


2016 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
Author(s):  
Rita Risandi ◽  
Aziz Djamal ◽  
Asterina Asterina

AbstrakBuah belimbing manis (Averrhoa carambola) merupakan salah satu tanaman Indonesia yang diyakini memiliki khasiat obat. Salah satu manfaat yang dapat diambil dari sari buah belimbing manis (Averrhoa carambola) adalah dapat mengobati radang tenggorokan. Radang tenggorokan merupakan salah satu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Tujuan penelitian ini adalah menentukan daya hambat ekstrak buah belimbing manis (Averrhoa carambola) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pneumoniae  secara in vitro. Metode studi ini ialah eksperimental dengan desain postest only control group design yang dilakukan di Laboratorium Biota Sumatera Universitas Andalas dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dari Agustus sampai Oktober 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah belimbing manis (Averrhoa carambola) dengan konsentrasi yaitu 5%, 10%, 15% dan 20% tidak memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pneumoniae.  Hal ini terbukti karena tidak terbentuk zona hambat pada agar darah dan tidak terdapat pengaruh lama kontak ekstrak buah belimbing manis (Averrhoa carambola)  terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pneumoniae secara in vitro. Ekstrak buah belimbing manis tidak memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pneumoniae.Kata kunci: ekstrak buah belimbing manis, Streptococcus pneumoniae, daya hambat Abstract             Star fruit (Averrhoa carambola) is a Indonesian plant that is believed to have medicinal properties. One of the benefits that can be drawn from the juice of star fruit (Averrhoa carambola) is the ability to treat strep throat. Strep throat is a bacterial infection caused by Streptococcus pneumoniae. The objective of this study was to determine the inhibitory extract of star fruit (Averrhoa carambola) on the growth of the bacterium Streptococcus pneumoniae in vitro. This was an experimental  research  with design posttest only control group design that conducted in the Laboratory of Biota Sumatra Andalas University and Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine, Andalas University from August to October by 2014. The results showed that the extract of star fruit (Averrhoa carambola) has no inhibitory effect on the growth of the bacterium Streptococcus pneumoniae with various concentrations of 5%, 10%, 15%, and 20%. No inhibition zones formed on blood agar and there is no effect of contact time extracts of star fruit (carambola Averhhoa) on the growth of the bacterium Streptococcus pneumoniae in vitro. Star fruit extracts do not have antibacterial effects against Streptococcus pneumoniae bacteria growth.  Keywords: extract of star fruit, Streptococcus pneumoniae, Inhibition


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document