scholarly journals Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Sosial dengan Pemberian Asi Eksklusif: Sebuah Kajian Literatur

2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Kusuma Estu Werdani ◽  
Fauzi Abdi Prakosa ◽  
Tiyas Mariza Khoirunnisa

Penelitian ini berbentuk kajian literatur. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan literaturliteratur yang berisi tentang hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan sosial dengan pemberian ASI eksklusif. Kata kunci yang digunakan adalah, pengetahuan, sikap, dukungan sosial, dan ASI eksklusif. Sumber literatur diperoleh dari data base di Google Scholar dengan batasan lima tahun terakhir. Literatur yang digali dengan jenis penelitian cross-sectional. Ada sebanyak 3220 literatur yang diperoleh dari hasil pencarian menggunakan kata kunci, kemudian diseleksi secara bertahap sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sehingga diperoleh delapan literatur yang dikaji dan dianalisis secara mendalam. Hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa tidak semua literatur menampilkan data karakteristik responden dan hanya sebagian saja yang menampilkan data metode penelitian secara lengkap. Keseluruhan literatur menggunakan responden yang berjumlah di bawah 100 orang. Hasil analisis bivariat keseluruhan artikel menunjukkan bahwa mayoritas memiliki nilai yang signifikan untuk analisis hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan sosial dengan pemberian ASI eksklusif. Dukungan sosial dalam pengkajian ini terdiri atas dukungan suami, keluarga, dan tenaga kesehatan. Penelitian berikutnya disarankan untuk memperbanyak responden yang dilibatkan dan memperinci variabel dukungan yang diteliti.

Author(s):  
Annisa Febriana ◽  
Sigit Mulyono

Introduction: High parental monitoring is demonstrated in the form of good supervision by parents, accompanied by communication and parenting as an important and effective part, to prevent risky adolescent sexual behavior. The purpose of writing this article is to systematically review several recent studies using cross sectional, longitudinal and ethnographic designs to determine the effect of parental monitoring on adolescent sexual risk behaviors. Method: Searching library sources was conducted in several electronic databases such as scanned, biomed, pubmed and google scholar in the last 10 years, which were published in English. The search results obtained 8 articles that met the criteria. Conclusion: Parental monitoring is very influential to reduce the risk of adolescent risky sexual behavior. Parental monitoring is more effective with good parenting, good relationships and communication between parents and adolescents, high religiosity, and the application of discipline in the family. Further research is needed in the form of interventions, as well as examining parental monitoring in various other risk behaviors for adolescents. Keywords: parental monitoring, adolescent, risky sexual behavior, parent-adolescent communication ABSTRAK Pendahuluan: Parental monitoring yang tinggi ditunjukkan dalam bentuk pengawasan yang baik oleh orangtua, disertai dengan komunikasi dan pola asuh sebagai bagian penting dan efektif, untuk mencegah perilaku seksual berisiko remaja. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk melakukan review secara sistematis terhadap beberapa penelitian terbaru yang menggunakan desain cross sectional, longitudinal dan etnografi untuk mengetahui pengaruh monitoring orangtua terhadap perilaku seksual berisiko remaja. Metode: Pencarian sumber pustaka dilakukan di beberapa database elektronik seperti sciencedirect, biomed, pubmed dan google scholar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris. Hasil pencarian berhasil memperoleh 8 artikel yang memenuhi kriteria. Kesimpulan: Parental monitoring sangat berpengaruh untuk menurunkan risiko terjadinya perilaku seksual berisiko remaja. Parental monitoring lebih efektif dilakukan dengan pola asuh yang baik, terjalinnya hubungan dan komunikasi yang baik antara orangtua dengan remaja, religiusitas yang tinggi, serta penerapan disiplin dalam keluarga. Perlu penelitian lebih lanjut dalam bentuk intervensi, serta mengkaji parental monitoring di berbagai perilaku berisiko remaja lainnya. Kata kunci: parental monitoring, remaja, perilaku seksual berisiko, komunikasi orangtua-remaja


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Raihany Sholihatul Mukaromah ◽  
Luky Dwiantoro ◽  
Agus Santoso

Peran dan fungsi care provider  interdisiplin dalam pelayanan kesehatan masih terfragmentasi sehingga pelayanan kesehatan interdisiplin yang diberikan kepada pasien menjadi tumpang tindih.  Fragmentasi interdisiplin dapat diatasi melalui Interprofessional collaborative practice (ICP). Kolaborasi yang baik diantara tim profesional kesehatan sangat diperlukan, agar dapat bertukar informasi dengan jelas dan komprehensif. Kompetensi inti dalam Interprofessional collaborative practice (ICP) adalah komunikasi interprofesional yang efektif. Tujuan dari systematic review ini untuk mengetahui apakah ICP dapat meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan komunikasi interprofesional. Metode yang digunakan Systematic review dengan cara melakukan penelusuran literature data base dari Ebscho, Sciendirect, PubMed dan Google scholar dengan menggunakan advanced search keyword. Kata kunci yang dipilih adalah Interprofessional Collaborative Practice (ICP), Communication Interprofessional, health workers. Pencarian dibatasi pada tahun 2006 – 2016, pdf full text dan menggunakan bahasa inggris. Kriteria inklusi dari artikel, ini yaitu responden : tenaga kesehatan, intervensi yang digunakan Interprofessional Collaborative Practice (ICP), outcome yang diukur adalah kemampuan komunikasi interprofesional tenaga kesehatan. Didapatkan 6 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi, ke 6 artikel ini dilakukan review. Hasil : masing masing artikel memberikan outcome terhadap peningkatan komunikasi interprofesional dan 2 artikel menghasilkan 3 tema. ICP secara efektif dapat meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan komunikasi interprofesional. Diharapkan pimpinan rumah sakit dapat membuat kebijakan khusus terkait pelaksanaan ICP dan merancang model pelaksanaan ICP yang melibatkan semua profesi kesehatan agar dapat diaplikasikan di pelayanan kesehatan sebagai upaya pengembangan komunikasi interprofesional yang efektif serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga peran profesional setiap disiplin berjalan dengan baik.


2021 ◽  
Vol 1 (11) ◽  
Author(s):  
Khuzaimah Adinda Ramadhani

Kepadatan penduduk di Indonesia semakin melonjak, banyak ibu menyusui yang menunda penggunaan kontrasepsi karena takut akan menggaggu proses mengasihi pada bayinya. Kontrasepsi adalah sesuatu yang banyak dilakukan ibu setelah melahirkan untuk memberi ruang bagi kelahiran berikutnya, ada banyak berbagai pilihan kontrasepsi dan dapat dicapai sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan ibu untuk memilih kontrasepsi. Pemberian ASI Eksklusif merupakan metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif selama ibu belum menstruasi dan usia bayi belum mencapai enam bulan. Efektifitas MAL mencapai 98% bagi ibu yang menyusui secara eksklusif. Tujuan penelitian ini untuk melihat presentase pengetahuan ibu tentang kontrasepsi MAL. Metode penelitian yang digunakan adalah cross – sectional secara kualitatif. Dari keseluruhan jurnal yang didapatkan dan ditelaah didapatkan bahwa rata – rata ibu sudah memulai memberikan ASI Eksklusif dan sekaligus berminat menjalankan kontrasepsi dengan Metode Amenorrhea Laktasi, dikarenakan dengan menggunakan kontrasepsi MAL ibu tetap dapat menyusui secara eksklusif, biaya murah, dan mudah. Pencarian artikel dilakukan dengan database seperti Google Scholar. Kata kuncinya adalah "Pengetahuan tentang Metode Amenore Laktasi" dan penulis menemukan 8 artikel yang relevan dari 2010-2020.


Author(s):  
Endah Fitriasari ◽  
Elly L. Sjattar ◽  
Kusrini S. Kadar

Background: Providing oral care for adults who are hospitalized with dependency is a nursing responsibility and is an important component of providing nursing care services, as an effort to maintain general health. Objective: To observe nurses' knowledge, attitudes and skills about oral care in unconscious patients. Methods: Using an database to search for articles from journals that had been published through PubMed, Google Scholar, and Proquest. Results: Six articles that discussed oral health care knowledge, attitudes and skills were included in the review. There were three articles with cross-sectional designs and one article each for descriptive, non-randomized intervention trials and mixed methods. Conclusion: Efforts to renew knowledge, attitudes and improve oral health care skills can be done through training or through oral health programs. Keywords: knowledge; attitudes; nurse skills; oral care; unconscious patients ABSTRAK Latar Belakang: Memberikan oral care untuk orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan ketergantungan adalah tanggung jawab keperawatan dan merupakan komponen penting dari pemberiaan layanan asuhan keperawatan, sebagai upaya menjaga kesehatan secara umum. Tujuan: Untuk melihat pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat tentang oral care pada pasien tidak sadar. Metode: Menggunakan basis data elektronik dalam mencari artikel dari jurnal yang telah dipublikasikan melalui PubMed, Google scholar, dan Proquest. Hasil: Enam artikel yang membahas tentang pengetahuan, sikap dan keterampilan perawatan kesehatan mulut dimasukkan dalam tinjauan. Terdapat tiga artikel dengan desain cross- sectional serta masing- masing satu artikel untuk deskriptif, non-randomized intervention trial dan mixed method. Kesimpulan: Upaya memperbaharui pengetahuan, sikap dan meningkatkan keterampilan perawatan kesehatan mulut dapat dilakukan dengan pelatihan ataupun melalui program kesehatan mulut. Kata kunci: pengetahuan; sikap; keterampilan perawat; oral care; pasien tidak sadar


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 19-25
Author(s):  
Putri Devy Septya ◽  
Martanty Aditya ◽  
Hendra Godeliva Adriani

Abstrak Pil KB oral merupakan salah satu alat kontrasepsi paling banyak digunakan oleh para wanita untuk mencegah kehamilan. Namun pil KB juga memiliki efek samping yang dapat meningkatkan tekanan darah ?140 mmHg (sistolik) dan ?90 mmHg (diastolik) atau dikenal dengan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan kontrasepsi pil KB oral dapat menimbulkan resiko terjadinya hipertensi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literture review dengan sumber data melalui pencarian secara menyeluruh dengan mesin pencari PubMed dan Google Scholar untuk menemukan artikel sesuai kriteria inklusi dan ekslusi dengan kata kunci tertentu dalam periode 2010-2020 kemudian dilakukan review. Hasil penelusuran yang didapatkan yaitu 3 artikel ilmiah secara observasional dengan menggunakan metode cohort dan cross sectional. Hasil dari literature review ini menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi pil KB oral dapat menimbulkan risiko terjadinya hipertensi. Hal tersebut dibuktikan dari artikel ilmiah yang memiliki nilai p-value dibawah 0,05. Namun adapula yang membuktikan bahwa penggunaan kontrasepsi oral di usia muda tidak menyebabkan hipertensi pascamenopause serta terdapat artikel yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan pil KB kombinasi yang didapatkan dari klinik AS dengan penggunaan pil KB kombinasi yang didapatkan tanpa resep dokter tapi penggunaan pil KB perlu lebih di pantau agar tidak terjadi resiko yang diinginkan. Kata Kunci : Hipertensi, literature review, pil KB Abstract Oral contraceptive pills are one of the most widely used contraceptives for women to prevent pregnancy. However, oral contraceptive pills also have side effects, one of which is increasing blood pressure to ? 140 mmHg (systolic) and ? 90 mmHg (diastolic) or known as hypertension. This study aimed to determine whether the use of oral contraceptive pills poses a risk of developing hypertension. The method used in this study was literature review whose data were sourced from thorough searches with the PubMed and Google Scholar to find articles according to the inclusion and exclusion criteria with certain keywords in the 20102020 and then reviewed. The results obtained were 7 scientific articles observed using a case control and cross sectional methods. The results of this literature review indicate that the use of oral contraceptive pills can increase the risk of developing hypertension. This is evidenced by scientific articles with a p-value below 0.05. However, there is also evidence that the use of oral contraceptives at a young age does not cause postmenopausal hypertension and there is an article stating that there is no significant link between the use of combination birth control pills obtained from U.S. clinics and the use of combination birth control pills obtained without a doctor's prescription but the use of birth control pills needs to be monitored more so that there is no desired risk. Keywords: Hypertension, literature review, oral contraceptive pills


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 153-166
Author(s):  
Ati Rohmawati ◽  
Febi Ratnasari ◽  
Lastri Mei Winarni

ABSTRACT: THE RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT AND MOTIVATION TO THE IMPLEMENTATION OF CANCER TREATMENT Background: Cancer patients undergoing chemotherapy sometimes feel pessimistic that their disease cannot be overcome and cannot be cured, to reduce pessimism, family support and management is needed so that the continuity of chemotherapy that is carried out by the client can run smoothly so that they have the motivation to recover. Purpose: This study was to determine the relationship between family support and motivation for the implementation of cancer treatment.Methods: Searching journals during July 2020 using online databases such as Google Scholar, Pubmed, Ebsco, with PRISMA format, obtained 20 articles.Results: Based on the existing cases and the collection of journals on family support and motivation in cancer treatment, the data showed varied data, but overall 67% family support and 33% motivational support in the process of treating patients with cancer.Conclusion: From the results of several studies that there is an influence of family support and motivation in increasing motivation to recover. Keywords: family support, motivation, cancer treatment  INTISARI: HUBUNGAN DUKUNGAN DAN MOTIVASI KELUARGA TERHADAP  PELAKSANAAN PENGOBATAN KANKER Latar Belakang : Pasian kanker yang menjalani kemoterapi kadang-kadang merasa pesimis bahwa penyakitnya tidak dapat diatasi dan tidak dapat sembuh, untuk mengurangi pesimis itu diperlukan dukungan keluarga dan penatalaksanaannya agar kelangsungan kemoterapi yang dijalani oleh klien tersebut dapat berjalan lancar sehingga mempunyai motivasi untuk sembuh.Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan dan motivasi keluarga terhadap pelaksaan pengobatan kanker.Metode : Pencarian jurnal selama Juli 2020 menggunakan data base online seperti Google cendekia, Pubmed, Ebsco, dengan format PRISMA didapatkan 20 artikel.Hasil : Berdasarkan kasus yang ada dan pengumpulan jurnal terhadap dukungan dan motivasi keluaga dalam pengobatan kanker menunjukan data yang bervariasi, tetapi secara keseluruhan 67% dukungan keluarga dan 33% dukungan motivasi dalam proses pengobatan pasien dengan kanker.Kesimpulan: Dari hasil beberapa penelitian bahwa ada pengaruh dukungan dan motivasi keluarga dalam meningkatkan motivasi untuk sembuh. Kata Kunci :  Dukungan keluarga, Motivasi, Pengobatan kanker


2021 ◽  
Vol 0 ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Siddharth Sonwane ◽  
Wasundhara Bhad

Background: This review synthesizes the available evidence about the individual skeletal maturity with biological maturity indicators and compares it with the levels of gingival crevicular fluid (GCF) alkaline phosphatase (ALP) activity in growing children. Aims: This systematic review aimed to clarify the question: Is GCF ALP a reliable biomarker to assess skeletal maturity during growth? Objectives: The objective of this systematic review is to collect, compile, and review the existing evidence on the levels of GCF ALP activity in growing children and comparing its reliability with contemporary growth indicators. Materials and Methods: A literature appraisal executed using Entres PubMed, www.ncbi.nim.nih.gov, Scupose, Hinary, Ebsco, Embass, Cochrane; Google Scholar Electronic database search engines were used. The MeSH term used “growth markers in gingival crevicular fluid” or “growth markers in growing children.” Studies published till October, 2020, were included in this study. Data Extraction and Quality Assessment: The data have extracted from the selected articles based on year of publication, study design, age of subjects, instruments used, and author’s conclusions. The quality assessment was executed using BIOCROSS Scale. This scale is exclusive for cross-sectional studies with biomarkers. Results: Literature search identified 731 records from electronic databases and from the partial grey literature (Google scholar) search. Finally, six articles fulfilled eligibility criteria included in the review. Conclusions: All the six studies concluded that GCF ALP activity is a reliable method in determining a skeletal maturity indicator in growing children.


2021 ◽  
Author(s):  
Lucas Oliveira J e Silva ◽  
Graciela Maldonado ◽  
Tara Brigham ◽  
Aidan F Mullan ◽  
Audun Utengen ◽  
...  

BACKGROUND The development of an author-level complementary metric could play a role in the process of academic promotion through objective evaluation of scholars’ influence and impact. OBJECTIVE The objective of this study was to evaluate the correlation between the Healthcare Social Graph (HSG) score, a novel social media influence and impact metric, and the h-index, a traditional author-level metric. METHODS This was a cross-sectional study of health care stakeholders with a social media presence randomly sampled from the Symplur database in May 2020. We performed stratified random sampling to obtain a representative sample with all strata of HSG scores. We manually queried the h-index in two reference-based databases (Scopus and Google Scholar). Continuous features (HSG score and h-index) from the included profiles were summarized as the median and IQR. We calculated the Spearman correlation coefficients (ρ) to evaluate the correlation between the HSG scores and h-indexes obtained from Google Scholar and Scopus. RESULTS A total of 286 (31.2%) of the 917 stakeholders had a Google Scholar h-index available. The median HSG score for these profiles was 61.1 (IQR 48.2), and the median h-index was 14.5 (IQR 26.0). For the 286 subjects with the HSG score and Google Scholar h-index available, the Spearman correlation coefficient ρ was 0.1979 (<i>P</i>&lt;.001), indicating a weak positive correlation between these two metrics. A total of 715 (78%) of 917 stakeholders had a Scopus h-index available. The median HSG score for these profiles was 57.6 (IQR 46.4), and the median h-index was 7 (IQR 16). For the 715 subjects with the HSG score and Scopus h-index available, ρ was 0.2173 (<i>P</i>&lt;.001), also indicating a weak positive correlation. CONCLUSIONS We found a weak positive correlation between a novel author-level complementary metric and the h-index. More than a chiasm between traditional citation metrics and novel social media–based metrics, our findings point toward a bridge between the two domains.


2020 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 54-62
Author(s):  
Lakshmi Krishnan ◽  
Aarthy C. S. ◽  
Parangimalai Diwakar Madan Kumar

Objective: This systematic review was done with the aim of assessing the barriers faced in utilizing dental care services by general population in age group between 20 and 60 years in India as these findings would provide evidence for making appropriate decisions in our National Oral Health Policy which could further improve access to dental care services for people across India. This was a systematic review. Materials and Methods: For this review, PubMed, TRIP database, Cochrane, and Google Scholar were the electronic databases searched based on the PICO. Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta- Analyses guidelines were followed for the final inclusion of articles. Results: The search generated a total of 91 articles from four different electronic bases: PubMed, TRIP database, Cochrane, and Google Scholar. Based on the inclusion criteria, 14 articles made it to the final analysis. All 14 studies reported a lack of time and nonavailability of dentists as major barriers in accessing dental care services. Conclusion: The cross-sectional studies of this review were assessed for quality using a modified Newcastle- Ottawa Scale, proposed by Egger et al. in 2003. Even though the available literature forms a lower standard of evidence, further evaluation of barriers using a standardized questionnaire is recommended using better-designed studies to substantiate the unequal access to health-care facilities to Indian Population.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Ramdani Ramdani ◽  
Yanny Trisyani ◽  
Etika Emaliyawati

Kesiapsiagaan terhadap bencana merupakan aspek yang sangat penting penentu keberhasilan dalam penanggulangan bencana. Untuk mengurangi dampak bencana di seluruh fase yang berbeda, banyak tindakan keperawatan yang diperlukan, termasuk pencegahan atau mitigasi, kesiapsiagaan, respon, pemulihan, dan rekonstruksi atau rehabilitasi. Akan tetapi informasi tentang gambaran kesiapsiagaan perawat terhadap bencana secara sistematis masih terbatas. Sehingga tinjauan ini bertujuan untuk mengidentifikasi hasil penelitian yang ada tentang kesiapan perawat di rumah sakit dalam menghadapi bencana secara lebih komprehensif. Metode: Pencarian literature dilakukan terhadap artikel yang diterbitkan dari 2014 sampai 2019 menggunakan PubMed dan Google Scholar dengan kombinasi kata kunci readiness atau preparedness dan disaster dan healthcare professional atau nursing. Kriteria inklusi pencarian adalah studi yang berfokus pada analisis kesiapsiagaan pada perawat, jenis studi cross sectional, diterbitkan dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Semua makalah yang terpilih dimasukkan berdasarkan penilaian independen berdasarkan kriteria dari JBI. Hasil: Pencarian awal menghasilkan 1.143 artikel dan hanya 9 artikel yang termasuk dalam tinjauan artikel, dari 9 artikel menunjukan  mayoritas perawat rumah sakit menunjukkan kesiapan yang buruk terhadap respon bencana rentang dari 45,8% sampai 78,5%. Mereka juga tidak percaya diri dengan kemampuannya dalam menghadapi bencana yang besar (52,1% - 72,4%). Akan tetapi, sebanyak (48,3% - 82,3%) perawat menunjukkan kesiapan yang baik terhadap respon bencana dalam hal manajemen klinis dan kesiapan dalam perlindungan diri. Kesimpulan : Hasil review menunjukan bahwa sebagian besar perawat memiliki kesiapan yang kurang optimal dalam menangani bencana. Pembuat kebijakan harus mendorong diadakanya pelatihan untuk perawat mengenai kesiapsiagaan bencana di rumah sakit.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document