scholarly journals Pengaruh Pemberian Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) Jangka Panjang Terhadap Kadar Endotelin 1(ET-1) Pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus)

Author(s):  
Nurlina Akbar ◽  
Nurul Husnah

The long-term use of Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) can cause hypertension. Hypertension is often related to high production of endothelin-1 in the blood. Mechanism of DMPA can cause hypertension is still unclear. Therefore, this study aims to find out the effect of long-term use of DMPA on ET-1 production. This research designed was a true experiment with Posttest Only Control Group Design conducted on 12 female wistar (Rattus norvegicus) strain rats. The mice in the control group were not treated while the treatment group was injected with DMPA 2.7 mg/ week for 8 weeks. Endothelin 1 plasma was assessed at 4 and 8 weeks using ELISA method. The result of this research showed that in the 4th week, ET-1 significantly increase (p = 0.003) in the treatment group (130.38 ± 4.03) compared to the control group (121.64 ± 3.76). Whereas at week 8, there was a tendency to increase ET-1 in the treatment group (132.16 ± 8.97) compared to the control group (126.77 ± 18.11), but not significant (p = 0.528). From the results of this study can be concluded that the long-term use of DMPA in female mice can increase plasma levels of endothelin-1. Keywords: longterm DMPA; estrogen decrease; endotheline- 1 ABSTRAK Penggunaan Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) dalam jangka panjang diketahui dapat menimbulkan hipertensi. Hipertensi sering dikaitkan dengan tingginya produksi endotelin-1 dalam darah. Mekanisime DMPA dapat menyebabkan hipertensi masih belum jelas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan DMPA jangka panjang terhadap produksi ET-1. Penelitian ini merupakan true experiment dengan desain penelitian Posttest Only Control Group Design yang dilakukan pada 12 ekor tikus galur wistar (Rattus Norvegicus) betina. Tikus pada grup kontrol tidak diberi perlakuan sedangkan grup perlakuan diinjeksi DMPA 2,7 mg/minggu selama 8 minggu. Plasma endotelin 1 diperiksa pada minggu ke-4 dan minggu ke-8 dengan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukkan pada minggu ke-4, ET-1 mengalami kenaikan (p=0.003) pada grup perlakuan (130.38± 4.03) dibandingkan grup control (121.64 ± 3.76). Sedangkan pada minggu ke-8, terjadi kecederungan peningkatan ET-1 pada grup perlakuan (132.16 ± 8.97) dibandingkan grup kontrol (126.77 ± 18.11), namun tidak signifikan (p=0.528). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpukan bahwa pemberian DMPA jangka panjang pada tikus betina dapat meningkatkan kadar plasma endotelin 1. Kata kunci: DMPA jangka panjang; penurunan estrogen; endotelin 1

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 91-101
Author(s):  
Yesi Nurmalasari ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Efrida Warganegara ◽  
Lingga Desta Wahyuni

Hemoglobin merupakan suatu protein tetrametrik eritrosit yang tersusun dari protein globin dan heme. Radikal bebas dapat menyebabkan lisisnya membran eritrosit. Proses tersebut dapat dicegah dengan pemberian antioksidan. Daun kelor termasuk dalam antioksidan alami yang memiliki sifat neurofektif melalui mekanisme antioksidatif. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) Terhadap kadar hemoglobin pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan. Jenis penelitian eksperimental murni (true-experiment) menggunakan pre and post with control group design. Sampel adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan berusia 1-4 minggu dengan  berat  100-150  gram sejumlah 28 ekor. Sampel dibagi empat kelompok meliputi Kelompok murni (KM) kelompok yang tidak diberikan ekstrak daun kelor, Kelompok Perlakuan 1 (KP1) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 150 mg/kgBB, Kelompok Perlakuan 2 (KP2) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 450 mg/kgBB,dan Kelompok Positif (KP) kelompok yang diberikan suplemen vitamin dosis 5,4 ml/kgBB. Uji Paired T-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada Kelompok Murni (KM) p=0,155, Kelompok Perlakuan 1(KP1) p=0,329, Kelompok Perlakuan 2(KP2) p=0,014 dan Kelompok Positif (KP) p=0,012. Uji Kruskal-Wallis didapatkan p=0,027 (p>0,05)berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok, uji Post Hoc dengan menggunakan Mann-whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna secara statistik(p<0,05) pada Kelompok Perlakuan 2 (KP2) dengan nilai p=0,002, dan Kelompok Positif (KP) dengan nilai p=0,002. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar hemoglobin tikus putih (Rattus norvegicus) Galur wistar jantan pada  kelompok perlakuan 2 (KP2) dosis 450 mg/kgBB dan Kelompok Positif (KP) dosis 5,4 ml/kgBB.


2017 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Setia Wardani ◽  
Wimpie Pangkahila ◽  
IGM Aman

Abstract: One of the factors that influences aging process is hormonal imbalance that can occur due to the intake of food or drink containing hormone. Children aged more than 1 year with difficulty in eating are usually given Nutrisure Gold®. Analysis has shown that Nutrisure Gold® contains estrogen dan progesterone. This study was aimed to prove that Nutrisure Gold® could increase estrogen and progesterone levels in Wistar female rats. This was an experimental study with the post test only control group design. Subjects were 36 female Wistar rats (Rattus norvegicus) aged 21 days divide into 2 groups, each of 18 rats. The control group was given white rice 3.11 g and aqua bidest meanwhile the treatment group was given Nutrisure Gold® 0.93 g three times a day for 28 days. The results showed that the average estrogen level in the control group was 44.26±11.49 pg/ml and of the treatment group was 45.30±7.66 pg/ml. The average progesterone level in the control group was 22.43±3.62 ng/ml and of the treatment group was 27.44±2.28 ng/ml. Data of estrogen level were analyzed with t-independent test that showed t = -0.320 and P = 0.751 (P >0.05) meanwhile of progesterone level showed t = -4.978 and P = 0.000 (P <0.05). Conclusion: After treatment, the average estrogen levels in both groups did not differ significantly meanwhile the average progesterone levels in both groups showed significant difference.Keywords: liquid replacement meal, estrogen, progesteroneAbstrak: Salah satu faktor yang memengaruhi proses penuaan ialah ketidak seimbangan hormon yang dapat terjadi antara lain akibat pemberian asupan makanan atau minuman yang mengandung hormon. Anak-anak berusia satu tahun ke atas dengan masalah sulit makan sering diberikan makanan pengganti cair Nutrisure Gold®. Analisis menunjukkan bahwa Nutrisure Gold® mengandung hormon estrogen dan progesteron. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian Nutrisure Gold® meningkatkan kadar hormon estrogen dan progesteron pada tikus putih galur Wistar betina umur 21 hari. Jenis penelitian ialah eksperimental dengan post test only control group design, Subyek penelitian ialah 36 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar betina umur 21 hari yang dibagi atas 2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 18 ekor. Kelompok kontrol diberikan nasi putih 3,11 gr dan aquabides sedangkan kelompok perlakuan diberikan Nutrisure Gold® 0,93 gr 3 kali sehari selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar estrogen kelompok kontrol 44,26±11,49 pg/ml dan rerata kelompok perlakuan 45,30±7,66 pg/ml. Rerata kadar progesteron kelompok kontrol 22,43±3,62 ng/ml dan rerata kelompok perlakuan 27,44±2,28 ng/ml. Analisis kemaknaan kadar estrogen dengan uji t-independent menunjukkan t = -0.320 dan p = 0,751 (P >0,05). Analisis kemaknaan kadar progesteron dengan uji t independent menunjukkan nilai t = -4,978 dan p = 0.000 (P < 0,05). Simpulan: Setelah diberi perlakuan, rerata kadar estrogen pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna tetapi rerata kadar progesteron pada kedua kelompok menunjukkan perbedaan bermakna.Kata kunci: makanan pengganti cair, estrogen, progesteron


2019 ◽  
Vol 27 (1) ◽  
pp. 5
Author(s):  
Harry Mangasi Binsar Panjaitan ◽  
Hermanto Tri Joewono ◽  
Widjiati Widjiati

Objectives: This study aim to determine sequence of Mozart songs in the analyzing differences in dendritic density of cerebellum and cerebellum of new born Rattus novergicusMaterials and Methods: Experimental study randomized post test only control group design using Rattus norvegicus. Animal subjects were divided into three groups which were control group, and the treatment group that were given exposure to default sequence and reversed sequence of Mozart's music from gestation day 10. We used a comparison test in the analysis expression of BDNF.Results: In the cerebrum there was a significant difference in the Mozart group in reverse rather than with Mozart standard sequence and in standard Mozart group with no exposure group, with p=0.003 and p=0.000. In the cerebellum there was a significant difference in the group in reverse rather than with standard Mozart and in the standard Mozart group with the control group, with p=0.000 and p=0.000. However, there was no significant difference between control group and Mozart group upside down in cerebrum and cerebellum with p=0.109 and p=0.077Conclusion: The density of dendrites in the cerebrum and cerebellum of Rattus norvegicus newborn exposed to Mozart's music during pregnancy with standard Mozart sequence was higher than that in those receiving reverse order and without exposure. There were no significant differences between the density of the cerebrum and cerebellum dendrites between groups exposed to reversed sequence of Mozart composition and those without exposure.


Author(s):  
Chessy Sripratiwi

Daun Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun jambu biji merah adalah alkaloid, flavonoid, tanin, minyak atsiri dan beta-sitosterol yang diduga bersifat antifertilitas. Terrjadinya peningkatan jumlah penduduk yang sangat tinggi yaitu 1,49% per tahun maka perlu dikembangkan metode kontrasepsi pada pria yang aman, efektif dan reversibelitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan berat dan histologi testis tikus putih jantan (Rattus norvegicus) akibat pemberian fraksi daun jambu biji merah. Metode penelitian yang digunakan adalah true experiment dengan rancangan post test control group design menggunakan 24 ekor tikus jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yang masing-masing kelompok terdiri atas 6 tikus jantan. Setiap kelompok diberi perlakuan fraksi n-heksan, etil asetat, metanol air sebanyak 80 mg/ekor/hari selama 48 hari dan untuk kelompok kontrol diberi CMC 1% 2 ml, pemberian dilakukan dengan cara sonde oral. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan rata-rata berat testis, diameter tubulus seminiferus, tebal epitel tubulus seminiferus serta penurunan jumlah sel Leydig antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Berat testis dan diameter tubulus seminiferus pada hasil uji pos hoct tes antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan didapatkan nilai p<0,05 artinya ada perbedaan yang sangat signifikan tebal epitel tubulus seminiferus antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Begitu juga pada tebal epitel tubulus seminiferus dan jumlah sel Leydig, pada hasil uji pos hoct test didapatkan nilai p<0,05. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fraksi daun jambu biji merah dapat menurunkan berat testis, diameter tubulus seminiferus, tebel epitel tubulus seminiferus dan jumlah sel Leydig.


2017 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Joni Fiter ◽  
AAG Putra Wiraguna ◽  
Wimpie Pangkahila

Abstract: Ultraviolet B (UVB) is a source of free radicals that accelerate aging process, especially in the skin by increasing the expression of MMP-1. Tempoyak is rich in nutraceuticals and probiotics that may provide a protective effect against skin exposure to ultraviolet rays. This study was aimed to prove that oral tempoyak could inhibit the increase of matrix metalloproteinase-1 (MMP-1) in UVB-induced rats (Rattus norvegicus). This was a true experimental study with the posttest only control group design. Subjects were 36 female Wistar rats (Rattus norvegicus), aged 2.5-3 months, weighing180-200 g, divided into 2 groups. The control group (P0) exposed to UVB was given oral aquadest as placebo, while the treatment group (P1) exposed to UVB was given 1 g/200 g body weight of oral tempoyak. After 15 days of treatment, all rats were anesthetized and their skin tissues were taken for examination of MMP-1 expression. The analysis showed that the average of MMP-1 expression in the control group (P0) was 25.26±11.19% meanwhile the average of MMP-1 expression in the treatment group (P1) was 8.67±2.51%. There was a significant difference between the MMP-1 expression of the two groups (P = 0.000). Conclusion: Oral tempoyak could inhibit the increase of matrix metalloproteinase-1 (MMP-1) in UVB-induced rats (Rattus norvegicus).Keywords: tempoyak, MMP-1, UVBAbstrak: Ultraviolet B (UVB) merupakan salah satu sumber radikal bebas yang dapat mempercepat proses penuaan, khususnya penuaan kulit melalui peningkatan ekspresi MMP-1. Tempoyak yang kaya akan kandungan nutraseutikal dan probiotik dapat memberikan efek perlindungan kulit terhadap pajanan sinar ultraviolet. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian tempoyak per oral dapat menghambat peningkatan ekspresi MMP-1 tikus yang dipajan sinar ultraviolet-B (UVB). Jenis penelitian ialah eksperimental murni dengan menggunakan post test only control group design. Subjek penelitian ialah 36 ekor tikus putih (Rattus norvegicus), betina, galur Wistar, berumur 2,5-3 bulan, dengan berat badan 180-200 gr yang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok masing-masing berjumlah 18 ekor tikus. Kelompok kontrol (P0) diberikan pajanan UVB dan akuades per oral sebagai plasebo sedangkan kelompok perlakuan (P1) diberikan pajanan UVB dan tempoyak dengan dosis 1 gr/ 200 gr BB. Setelah 15 hari perlakuan, seluruh tikus dianestesi kemudian diambil jaringan kulitnya untuk pemeriksaan ekspresi MMP-1 dermis. Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata ekspresi MMP-1 pada kelompok kontrol (P0) ialah 25,26±11,19% sedangkan rerata ekspresi MMP-1 pada kelompok perlakuan (P1) ialah 8,67±2,51%. Terdapat perbedaan bermakna antara rerata ekspresi MMP-1 antara kedua kelompok (P = 0,000). Simpulan: Pemberian tempoyak per oral dapat menghambat peningkatan ekspresi MMP-1 tikus (Rattus norvegicus) yang dipajan sinar ultraviolet-B (UVB).Kata kunci: tempoyak, MMP-1, UVB


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Ratih Dewi Dwiyanti ◽  
Rion Dediq ◽  
Anny Thuraidah

<p style="text-align: justify;">edes sp is known as a mosquito that transmits various diseases. In addition to spreading dengue fever and chikungunya, these mosquitoes also spread the virus zika is quite dangerous. One of the effort to controlling these diseases is to eradicate the vector by using materials that can be taken from plants one of them is bay leaf (Syzygium polyanthum). The purpose of this study is to determine the kills power of Syzygium polyanthum water extract against Aedes sp larvae. This research uses true experiment with Posttest Only With Control Group Design design. Data were obtained from the number of larval deaths in the Syzygium polyanthum extract in each control group and treatment group for 24 hours. The results showed that the percentage of bayleaf water extract which has the largest number of larval deaths was at 32% concentration with 55% death percentage. It was concluded that each concentration of aqueous bay leaf water extract given had a killing power against Aedes sp larvae with the lowest percentage of 2.5% and the highest 55%. Based on the result of Kruskal-Wallis test showed that water extract of the bay leaf was able to kill Aedes sp larvae at each treatment with the value of sig 0,001. Suggestion for the next researcher to test the power of killing the water extract of Syzygium polyanthum to Aedes sp larvae by increasing the concentration of salted bay water extract.


2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
MENTARI AMENDA SAPUTRI ◽  
HERIN SETIANINGSIH

<p class="Default">Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Gaya hidup masyarakat terutama dalam mengkonsumsi diet yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar LDL yang dapat menyebabkan  penyakit kardiovaskular. Rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>)<em> </em>yang banyak dibudidayakan di Indonesia mengandung flavonoid dan triterpenoid yang diduga dapat menurunkan kadar LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) <em> </em>terhadap kadar LDL pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni laboratorik dengan rancangan penelitian <em>Post Test Control Group Design. </em>Sampel yang digunakan adalah 24 ekor tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang dibagi ke dalam tiga kelompok: kelompok yang diberi diet standar selama 28 hari (K1), kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari (K2), dan kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari dan pada hari ke-15 sampai hari ke-28 diberi ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) dengan dosis 140mg/200grBB/hari (K3). Hasil analisis statistik <em>One Way Anova </em>menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar LDL yang signifikan antara ketiga kelompok pada penelitian ini (p&lt;0,001). Kadar LDL pada K2 (=16,00±3,29) meningkat secara bermakna dibandingkan dengan K1 (=10,62±1,77). Sedangkan kadar LDL pada K3 (=6,88±2,42) menurun secara bermakna dibandingkan dengan K2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) berpengaruh terhadap kadar LDL darah pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Kata kunci</strong> : diet tinggi lemak, LDL, <em>Kappaphycus alvarezii</em></p>


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 178-188
Author(s):  
Dewa Ayu Liona Dewi ◽  
Ari Christy Muliono ◽  
Gladdy Lysias Waworuntu ◽  
Evelyn Ongkodjojo

Latar Belakang. Diet ketogenik merupakan diet populer untuk menurunkan berat badan dengan efek terhadap profil lipid masih inkonsisten. Tujuan Penelitian. Menganalisis perbedaan profil lipid tikus Rattus norvegicus pada pemberian pakan ketogenik dengan komposisi  lemak 80% (jenuh dan tidak jenuh), protein 15% dan karbohidrat 5%  selama 4 minggu. Metodologi. Desain penelitian true experimental dengan posttest only control group design. Tikus jantan dengan berat badan 125-150 g  dibagi secara random dalam 3 kelompok (P0, P1 dan P2) menerima diet 25-30 kkal/hari sesuai dengan kebutuhan energi harian tikus. P0 kelompok kontrol menerima pakan tikus biasa. P1 menerima diet ketogenik lemak jenuh dari margarin. P2 menerima diet ketogenik lemak tak jenuh dari minyak zaitun ekstra virgin. Kolesterol total, LDL, HDL dan trigliserida diperiksa pada minggu ke 2 dan 4. Data dianalisis dengan Uji t Independen dan Mann Whitney (p<0,05). Hasil. Pada P1 terdapat perbedaan kadar HDL yang signifikan (38 menjadi 22,40 mg/dL, p=0,005) namun perbedaan kadar kolesterol total, LDL dan kadar trigliserida tidak signifikan. Pada P2 didapatkan perbedaan yang signifikan pada kadar kolesterol total (93,20 menjadi 67,80 mg/dL, p=0,042), HDL (29,40 menjadi 22,20 mg/dL, p=0,004), LDL (25,60 menjadi 13,80 mg/dL, p=0,009), dan trigliserida (100,80 menjadi 51,40 mg/dL, p=0,016). Pada P0 tidak ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulan. Diet ketogenik dengan lemak tidak jenuh selama 4 minggu  menunjukkan efek yang menguntungkan dalam menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida pada tikus Rattus norvegicus. kata kunci: diet ketogenik, lemak jenuh, lemak tidak jenuh, kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
Author(s):  
I Gede Agunk Teddy Pratama ◽  
Made Budiawan ◽  
I Nyoman Sudarmada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan three corner drill terhadap kelincahan dan power otot tungkai. Jenis penelitian adalah quasi experimental dengan rancangan the non-randomized pretest-posttest control group design. Subjek penelitian yang digunakan siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMPN 2 Pekutatan. Data post-test kelincahan dan power otot tungkai pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dianalisis dengan uji-t independent pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan bantuan program SPSS 16.0. Berdasarkan hasil uji-t independent didapatkan hasil : (1) untuk variabel kelincahan, hasil perbandingan kelompok perlakuan dan kontrol didapatkan nilai thitung = -2,948 , dengan nilai signifikansi 0,009, (2) untuk variabel power, hasil perbandingan kelompok perlakuan dan kontrol didapatkan nilai thitung = 3,176, dengan nilai signifikansi 0,005. Nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis penelitian “pelatihan three corner drill berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan dan power otot tungkai pada siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMPN 2 Pekutatan” diterima. Dari hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa : (1) Pelatihan three corner drill berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan pada siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Pekutatan (2) Pelatihan three corner drill berpengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai pada siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Pekutatan. Kata Kunci : kelincahan, daya ledak, three corner drill The purpose of this research was to find out the effect of three corner drill training toward the increased agility and power muscle of legs. The type of research was a quasi-experimental and the design of research was the non-randomized pretest-posttest control group design. The subjects were man’s student football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan. Agility and muscle power of legs posttest to the treatment group and the control group were analyzed by independent t-test at significance 0,05 with SPSS 16.0. Based on independent t-test results were showed : (1) to the agility variable, the comparison of the treatment and the control group values obtained t = -2,948, with a significance value of 0,009, (2) to muscle power of legs variable, the comparison of the treatment and the control group values obtained t = 3,176, with a significance value of 0,005. Calculated significance value smaller than the value of 0,05 (Sig < 0.05), thus the research hypothesis "three corner drill training affect the increased agility and muscle power of legs in football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan " was received. From the analyzed and discussion were concluded that : (1) three corner drill training effect the increased agility in football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan, (2) three corner drill training effect the increased muscle power of legs in football extracurricular participants of SMPN 2 Pekutatan. keyword : Agility, power, three corner drill


2017 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Reni Deviandra ◽  
Fathiyah Safitri ◽  
Djaka Handaja

Efek Pemberian Seduhan Seledri (Apium graveolens L.)Terhadap Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih Jantan Strain Wistar (Rattus norvegicus) Hiperurisemia. Latar Belakang: Salah satu jenis tanaman yang diduga dapat menurunkan kadar asam urat adalah seledri. Seledri mengandung flavonoid dan 3-n butylphtalide (3nB) dapat menurunkan kadar asam urat dengan menghambat kerja enzim xantin oksidase. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh seduhan seledri (Apium graveolens L.) terhadap penurunan kadar asam urat pada tikus putih jantan hiperurisemia. Metode Penelitian: Menggunakan eksperimental murni, dengan rancangan Randomized Post Test Control Group Design. Sampel penelitian dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I: Kontrol positif (Saripati hati ayam mentah 3 ml/150grBB selama 21 hari + pakan normal selama 7 hari), II, III dan IV: diberikan Saripati hati ayam mentah 3 ml/150grBB selama 21 hari + seduhan seledri dengan dosis 50, 100, 150mg/ekor/hari selama 7 hari, V: Kontrol negatif (Pakan normal selama 28 hari). Pengukuran kadar asam urat dengan menggunakan metode kolometrik enzimatik. Hasil: Hasil pengukuran asam urat kelompok dengan pemberian seduhan seledri dosis 150 mg/ekor/hari menunjukkan kadar asam urat paling rendah (4,679±0,687) dibanding dengan kelompok kontrol positif menunjukkan kadar asam urat paling tinggi (11,563±1,541). Kesimpulan: Ada hubungan antara dosis seduhan seledri (Apium graveolens L.) terhadap kadar asam urat pada tikus putih jantan (Rattus Norvegicus) hiperurisemia.Kata Kunci: Seledri, Hiperurisemia, Kadar Asam Urat, Saripati Hati Ayam,


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document