Spektrum Analisis Kebijakan Pendidikan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

10
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Negeri Yogyakarta

2746-007x

2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 159-166
Author(s):  
Lustianti Anggita Yuni Pratiwi

Abstrak Pelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi program Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dalam mengatasi bullying di SMP N 2 Sleman. Aspek yang diteliti meliputi impementasi program GSM secara umum, kegiatan program GSM dan faktor pendukung dan penghambat impementasi program tersebut dalam mengatasi bullying. Penelitian ini mengacu konsep impementasi kebijakan Van Metter dan Van HornPenelitian ini menggunakan metode kualitatif deskripstif. Subjek penelitian ini meliputi kepala sekolah, guru bimbingan konseling, guru tim GSM dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data , reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi tersebut sesuai dengan teori van metter dan van horn yang terdiri dari standar dan sasaran, sumber daya, karakteristik organisasi, disposisi, hubungan antar organisasi dan kondisi lingkungan berjalan dengan baik dan semestinya. Kegiatan program GSM dalam mengatasi bullying adalah kegiatan sosialisasi, circle time, pagi berbagi, hearing, dan beberapa penerapan zona kelas. Faktor yang mendukung keberhasilan GSM di SMP N 2 Sleman adalah dukungan dari semua elemen sekolah dan faktor penghambat program GSM adalah masih ada beberapa guru dan siswa yang belum beradaptasi dengan adanya program tersebut. Kata kunci : program, Gerakan sekolah Menyenangkan (GSM), bullying Abstract This research aims to describe the implementation of the Fun School Movement (GSM) program in dealing with bullying in SMP N 2 Sleman. Aspects studied in the implementation of fun school movement program activities and supporting and inhibiting factors for the implementation of this program. this research to the concept of Van Metter and Van Horn policy implementation.This research uses descriptive qualitative method. The subjects of this study include the principal, counseling guidance teacher, GSM team teacher and students. Data collection techniques using observation, interviews and documentation. Data analysis techniques, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the implementation was in accordance with the van metter and van horn theory which consisted of standards and targets, resources, organizational characteristics, dispositions, relations between organizations and environmental conditions running well and properly. GSM program activities in dealing with bullying are socialization activities, circle time, morning sharing, hearing, and some class zone applications. The factors that support the success of GSM in SMP N 2 Sleman are the support of all elements of the school and the inhibiting factors of the GSM program are there are still some teachers and students who have not adapted to the existence of the program. Keywords: programs, Fun school movements (GSM), bullying


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 138-148
Author(s):  
Setyo Atmiasih

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengidentifikasi pelaksanaan pendidikan responsif gender di Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah kondensasi dan analisis gender, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis gender digunakan untuk pembahasan tentang aktivitas, manfaat, akses, manfaat dan dampak pendidikan responsif gender. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa : secara formal aktivitas pendidikan baik secara fasilitas, perlakuan pendidik, pelayanan administrasi, dan pembagain kelompok kerja telah responsif gender, tetapi secara individu masih terjadi bias gender karena adanya stereotipe terhadap laki-laki dan perempuan. Manfaat bagi para mahasiswa perempuan, mereka merasa percaya diri dapat mengerjakan tugas kuliah dan praktik yang selama ini dianggap bagian laki-laki. Perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama dalam kegiatan perkuliahan. Namun dalam struktur kemahasiswaan, seperti dalam kepemimpinan ketua kelas masih selalu dipercayakan kepada laki-laki, sedangkan perempuan menjadi bendahara dan sekretaris dalam hal ini masih terlihat ada bias gender. Adanya bias gender dalam pendidikan menyebabkan turunnya minat mahasiswa, sehingga berdampak terhadap hasil belajar mahasiswa dan interaksi yang kurang harmonis antara laki-laki dan perempuan. Kata Kunci : Pendidikan Responsif Gender, Perempuan, KesetaraanAbstractThis study aims to identify the implementation of gender responsive education in the Electronic Engineering Education Study Program, Faculty of Engineering, Yogyakarta State University. This research uses a descriptive qualitative approach. Techniques used in data analysis are condensation and gender analysis, data presentation, and conclusion drawing. Gender analysis is used for discussion of activities, benefits, access, benefits and impacts of gender responsive education. Test the validity of the data using source triangulation and technique triangulation.The results of his research: formally educational activities both in terms of facilities, educator treatment, administrative services, and the division of work groups have been gender responsive, but individually gender bias still occurs because of the stereotypes of men and women. Benefits for female students, they feel confident that they can work on college assignments and practices that so far have been considered male. Women and men have equal access to lecture activities. But in the student structure, such as in the leadership of the class leader is always entrusted to men, while women become treasurers and secretaries in this case there still seems to be a gender bias. The existence of gender bias in education causes a decrease in student interest, thus impacting student learning outcomes and interactions that are less harmonious between men and women. Keywords: Gender Responsive Education, Women, Equality


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 120-127
Author(s):  
Ipnu Wulandari

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan program sistem poin di SMK Negeri 2 Yogyakarta. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) penetapan dan persiapan program sistem poin dilakukan melalui perumusan tata tertib sekolah dengan hasil buku panduan tata tertib sekolah meliputi bentuk pelanggaran, poin pelanggaran, sanksi pelanggaran dan catatan pelanggaran. (2) pelaksanaan program sistem poin berjalan sesuai dengan tujuan sekolah untuk mendisiplinkan siswa, walaupun masih ada siswa yang melakukan pelanggaran.evaluasi program sistem poin dilakukan dengan menindaklanjuti dan memperbaharui isi dari buku panduan tata tertib sekolah setiap tahunnya untuk mengurangi tingkat pelanggaran tata tertib sekolah. (4) faktor pendukung program sistem poin yaitu adanya buku panduan tata tertib sekolah sebagai acuan guru maupun siswa untuk bersikap disiplin. Faktor penghambat program sistem poin yaitu kurangnya kesadaran warga sekolah untuk selalu bersikap disiplin tanpa adanya perintah. Kata kunci: sistem poin, tata tertib sekolah   AbstractThis study aims to describe the application of the point system program at SMK Negeri 2 Yogyakarta. This research approach is qualitative. The data collection techniques used were interviews, observation and documentation. Data analysis techniques used data analysis by Miles and Huberman, namely data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions. Data validity test used source triangulation and technique triangulation. The results of the study are as follows: (1) the determination and preparation of the point system program is carried out by formulating school rules with the results of the school discipline by form of violation, violation points, violation sanctions and violation records. (2) the implementation of the point system program runs according to the school's goal of disciplining students, even though there are still students who commit violations. (3) evaluation of the point system program is carried out by following up and updating the contents of the school code of conduct each year to reduce the level of violations of school rules. (4) The supporting factor for the point system program is the existence of a school discipline guidebook as a reference for teachers and students to be disciplined. The inhibiting factor for the point system program is the lack of awareness of the school community to always be disciplined without any orders. Keywords: point system, school rules.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 199-205
Author(s):  
Ami Fatikha Almas

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan Kebijakan Adiwiyata Sebagai Upaya Penanaman Nilai Peduli Lingkungan di Madrasah Aliyah negeri 2 Kulon Progo. Penelitian Implementasi Kebijakan ini mengacu pada teori Implementasi dari Edward III yang menekankan pada empat aspek pokok Implementasi yakni, Komunikasi, Sumberdaya, Disposisi, dan Struktur birokrasi serta program-program adiwiyata yang dilaksanakan dalam upaya penanaman nilai peduli lingkungan dan kendala yang dihadapi sekolah dalam pelaksanaan kebijakan adiwiyata. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kulon. Subjek dari penelitian ini adalah kepala sekolah, ketua tim adiwiyata sekolah, anggota tim adiwiyata sekolah, guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teori dari Miles dan Huberman Terkait keabsahan data peneliti menggunakan metode triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) (2) Implementasi kebijakan di MAN 2 Kulon Progo didukung oleh: a) Komunikasi dilakukan dengan mengadakan sosialisasi dari puskesmas daerah, dinas lingkungan hidup, dan sosialisasi kepada wali murid melalui raoat komite b) Sumber daya didukung ketersediaan SDM dan anggaran nasional dan orang tua siswa, c) Pelaksana kebijakan memiliki komitmen yang memadai, d) Struktur birokrasi termuat dalam SK Tim Adiwiyata Sekolah yang diterbitkan oleh kepala sekolah. (2) Pelaksanaan program-program adiwiyata dalam upaya menanamkan nilai peduli lingkungan meliputi program gereen hous, komposter, bank sampah, keindahan dan kebersihan lingan serta kreasi sampah. (3) Kendala yang dihadapi sekolah yaitu sulitnya membiasakan siswa untuk peka dan tertib dalam membuang sampah pada tempatnya.Kata Kunci: Implementasi Kebijakan Adiwiyata, Nilai Peduli Lingkungan, Madrasah Aliyah Negeri 2 Kulon Progo AbstractThis study aims to describe the implementation of the Adiwiyata Policy as an Effort to Cultivate the Value of Environmental Care in the Madrasah Aliyah Negeri 2 Kulon Progo. This Policy Implementation Research refers to the Implementation Theory of Edward III which emphasizes on four main aspects of Implementation namely, Communication, Resources, Disposition, and Bureaucratic Structure as well as superficial programs implemented in an effort to instill values of environmental awareness and obstacles faced by schools in implementing policies adiwiyata. This type of research is descriptive qualitative. The study was conducted at Madrasah Aliyah Negeri 2 Kulon. The subjects of this study were the principal, head of the school's adiwiyata team, school adiwiyata team members, teachers and students. Data collection techniques used by researchers are observation, interviews, and documentation studies. Data analysis techniques using the theory of Miles and Huberman namely, data collection, data condensation, data presentation, drawing conclusions. Related to the validity of the data the researchers used source triangulation methods and techniques. The results of the study are as follows: (1) (2) Implementation of policies in MAN 2 Kulon Progo is supported by: a) Communication is carried out by conducting socialization from local health centers, environmental services, and socialization to student guardians through committee meetings b) Resources supported the availability of human resources and the national budget and parents of students, c) The policy implementers have adequate commitment, d) The bureaucratic structure contained in the School Team Adiwiyata Decree issued by the school principal. (2) Implementation of adiwiyata programs in an effort to instill the value of caring for the environment includes a program of housings, composters, waste banks, beauty and cleanliness of lingan and garbage creation. (3) The obstacle faced by schools is the difficulty in getting students to be sensitive and orderly in disposing garbage in their place.Keywords: Implementation of Adiwiyata Policy, Environmental Care Values, Madrasa Aliyah Negeri 2 Kulon Progo


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 175-188
Author(s):  
Dani Utari

ABSTRAKTujuan penelitian ini mendeskripsikan program yang mendukung kebijakan pendidikan inklusif, implementasi kebijakan pendidikan inklusif, serta faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan pendidikan inklusif yang dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Juara Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik analisis data menggunakan teori dari Miles dan Huberman yakni, pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yaitu 1) program pendukung kebijakan inklusif SD Juara: program penerimaan siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), program assesmen peserta didik, program pendampingan khusus ABK, program parenting class, program parenting school, program homevisit, dan program penerapan kurikulum inklusif. (2) Implementasi kebijakan pendidikan inklusif di SD Juara: a) komunikasi dengan koordinasi dan program parenting bagi pelaksana dan orangtua siswa, b) ketersediaan sumber daya manusia (SDM), sumber dana belum dialokasikan, adanya alokasi waktu kebijakan, serta sarpras yang dioptimalkan, c) Disposisi, komitmen dan kecakapan pelaksana yang cukup memadai, d) Strukur birokrasi, sudah diterapkannya pembagian kerja dan pola kepemimpinan (3) Faktor pendukung kebijakan adalah dukungan dari pelaksana kebijakan dan beberapa dukungan dari pihak luar sekolah. Faktor penghambatnya adalah kurangnya dukungan dari beberapa pihak dan terbatasnya fasilitas sekolah.ABSTRACKThe purpose of this study is to describe programs that support inclusive education policies, the implementation of inclusive education policies, and the supporting and inhibiting factors for the implementation of inclusive education policies implemented in basic school (SD) Juara, Yogyakarta. This research is a qualitative descriptive study. Data analysis techniques using the theory of Miles and Huberman namely, data collection, data condensation, data presentation, drawing conclusions. The results of the study are 1) SD Juara inclusive elementary support policy: Children with special needs (ABK) student admission program, student assessment program, special ABK mentoring program, parenting class program, parenting school program, homevisit program, and inclusive curriculum implementation program. (2) Implementation of inclusive education policies in SD Champion: a) communication with coordination and parenting programs for implementers and parents of students,b) availability of human resources, sources of funds not yet allocated, time allocation of policies, as well as optimized the facilities, c) Disposition, commitment and adequate implementation skills, d) Bureaucratic structure, work division and leadership pattern have been implemented The limiting factors are the lack of support from some parties and the limited school facilities.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 149-158
Author(s):  
Safira Faiz Indarti

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengoptimalan dalam pelaksanaan program pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana pada sekolah siaga bencana di SD Negeri Umbulharjo 2 Cangkringan–Sleman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis data interaktif Miles dan Huberman. Adapun teknik keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SD Negeri Umbulharjo 2 Cangkringan–Sleman telah memenuhi efektivitas program melalui ketepatan sasaran yakni siswa, kemudian sosialisasi program dilaksanakan melalui pelatihan guru, simulasi bencana, dan kerjasama dengan pihak lain, lalu ketercapaian tujuan program dilaksanakan oleh sekolah melalui misi, tujuan, dan integrasi ke dalam kurikulum sekolah, dan terakhir untuk pemantauan program bergantung pada monitoring dan evaluasi dari pemerintah. Sekolah ini telah memenuhi efisiensi program dengan memanfaatkan sumber daya manusia dalam pelaksanaanya melalui pembentukan Tim Sekolah Siaga Bencana dan bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Kata kunci: Optimalisasi, Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana, Sekolah Siaga Bencana AbstractThe aim of this research is finding out the optimise of disaster risk reduction and prevention education program in Umbulharjo 2 Cangkringan–Sleman Elementary School. This research is using a qualitative approach with a descriptive method. Observation, interview, and documentation are using for collect the data. Miles and Huberman models is using for analyse the data. As for the data validity using data triangulation. This research indicate that school get efectiveness by the accuracy of targeting students. Then, the program socialization was carried out by teacher’s training, disaster simulatiions, and collaboration with another institution. The aim of program was carried out by the school mission, school goals, and integration into the school curriculum. The monitoring and evaluation of this program depend on government. This school get efficiency of the program from human resources. The utilization of human resources was developing Sekolah Siaga Bencana team and collaborated with society. Keywords: Optimise, Disaster Risk Reduction and Prevention Education Program


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 189-198
Author(s):  
Muhammad Hendra Prasetya

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan karakteristik budaya sekolah di SMP Negeri 15 Yogyakarta sebagai pelaksana program sekolah responsif gender; 2) mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat sekolah dalam pelaksanaan budaya sekolah responsif gender. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, peserta didik dan orang tua peserta didik. Objek dalam penelitian ini adalah karakteristik budaya sekolah di SMP Negeri 15 Yogyakarta sebagai pelaksana program sekolah responsif gender. Setting penelitian ini di lakukan di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis data Miles dan Huberman. Adapun teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) karakteristik budaya sekolah di SMP Negeri 15 Yogyakarta sebagai pelaksana program sekolah responsif gender dapat dilihat dari pembiasaan nilai-nilai, penyediaan fasilitas fisik dan non fisik sekolah; 2) Faktor pendukung sekolah dalam pelaksanaan budaya sekolah responsif gender di SMP Negeri 15 Yogyakarta adalah sudah adanya modal sarana dan prasarana yang cukup baik, dan dukungan dari warga sekolah, masyarakat serta pemerintah, sedangkan faktor penghambatnya adalah guru masih kesulitan dalam membuat model pembelajaran baru yang responsif gender, sekolah kesulitan dalam membuat kegiatan-kegiatan khusus responsif gender, pemahaman peserta didik masih kurang tentang kesetaraan gender walaupun sudah disosialisasikan, dan kasus bullying yang terjadi masih terjadi di sekolah.Kata Kunci : Karakteristik Kultur Sekolah, Sekolah Responsif Gender AbstractThe purposes of this study are to: 1) describe the characteristic of school culture in Junior High School of 15 Yogyakarta as the implementer of gender responsive school program; 2) describe the support and obstacle factors of school in the implementation of responsive gender school culture. This study uses qualitative approach with descriptive method. The subjects of this study are the head of school, the teachers, the students, and the parents of the student. The object of this study is the characteristic of the school culture in Junior High School of 15 Yogyakarta as the implementer of gender responsive program. The setting of this study is Junior High School of 15 Yogyakarta. The techniques to collect the data are observation, interview, and documentation. The technique to analyze the data uses Miles and Huberman’s style analysis. Meanwhile, the technique of the validity uses triangulation of data source and triangulation of technique. The result of this study shows that:1) The characteristic of school culture in Junior High School of 15 Yogyakarta as the implementer of gender responsive program can be seen from the refraction of values, the provision of physics and non-physics of school facilities; 2) The support factors in the implementation of school culture of gender responsive in Junior High School of 15 Yogyakarta are from the good capital of infrastructure and the support from the members of school, society, and the government. Meanwhile, the obstacle factors are the teacher still feels difficult in order to make the new learning style which is gender responsive, the school feels difficult to make the activities especially in gender responsive, the understanding of the students about responsive gender are less even there is socialization, and bullying cases that happened in school   Keywords : Charateristics of School Culture, Gender Responsive School


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 128-137
Author(s):  
Endri Wahyu Setiyo Wati

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengetahui dan mengidentifikasi kebijakan sekolah dalam menangani kekerasan siswa di sekolah. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dengan pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teori Miles and Hubberman. Sedangkan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) program sekolah dalam menangani kekerasan siswa di sekolah seperti pengawalan dan pengontrolan kegiatan kesiswaan, literasi keagamaan, optimalisasi peran Bimbingan Konseling, dan penegakan tata tertib. (2) pelaksanaan program sekolah dalam menangani kekerasan siswa di sekolah yaitu merujuk pada aspek komunikasi, sumber daya, sarana dan prasarana, alokasi waktu, sturktur birokrasi, dan sikap pelaksana. (3) faktor pendukung; kerjasama warga sekolah, peran personil pelaksana, dan sistem organisasi yang berjalan dengan baik. Faktor penghambatnya adalah cara pandang orangtua terhadap karakter anaknya. Sedangkan cara mengatasi faktor penghambat tersebut adalah memberikan forum komunikasi antara pihak terkait dengan memberikan bukti-bukti valid dari sekolah. Kata Kunci : kebijakan sekolah, kekerasan siswa di sekolahAbstractThe goals of the research are to know and identify policy education that be used to handle students violences at school. The method of this research used approximation qualitative with descriptive reseacrh. Data is colleted by observation, interview and documentations. The analysis of data used Miles and Hubberman theory. The other component is validation of the data. It used triangulation of technique and resources. The outputs of this reaseacrh are (1) School program to handle students violences at school. (2) The implementation of school programs is to handle students violences at SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta based on communication aspect, resources, medium and infrastructure, time allocation, structure of bureaucracy, and demeanor of implementer. (3) The supporting element of this program is collaboration of all components of school, the influences of executors, and the system organization. Blocked factor is point of view of the student’s parents about characteristic of their children. The way to solve it is give discussion and communication forum with valid evidences from school. Keywords: School policy, students violence


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 167-174
Author(s):  
Riski Anggi Safitri

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi program uji kompetensi TIK. Deskripsi meliputi latar belakang pelaksanaan program, implementasi program, serta faktor pendukung dan penghambat implementasi program uji kompetensi TIK di SMA Negeri 1 Imogiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan yakni pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini: (1) Latarbelakang SMA Negeri 1 Imogiri melaksanakan program uji kompetensi TIK, dikarenakan lulusan yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi masih sangat rendah sehingga sekolah memberikan keterampilan tambahan sebagai bekal memasuki dunia kerja. (2) Implementasi program uji kompetensi TIK di SMA Negeri 1 Imogiri: a) Komunikasi dilakukan dengan mengadakan rapat dan sosialisasi kepada orang tua siswa dan juga siswa, b) Sumberdaya didukung dengan ketersediaan SDM yaitu ada penanggung jawab, pelatih dan ketua serta ada kerjasama dengan berbagai lembaga pelatihan komputer, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dan fasilitas didukung dengan laboratorium komputer yang memadai, c) Disposisi termuat dalam visi misi dan tujuan sekolah serta tercermin dari kecakapan agen pelaksana, d) Struktur birokrasi, Kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan pelatih yang memimpin latihan. (3) Faktor pendukung yaitu fasilitas yang memadai, dukungan penuh sekolah, dana operasional dari pemerintah, kerjasama dengan pihak luar. Sedangkan faktor penghambat yaitu waktu pelatihan yang kurang, latarbelakang siswa yang berbeda. Kata kunci: Implementasi, Program Uji Kompetensi TIK, SMA Negeri 1 Imogiri AbstractThis study aims to describe the implementation of the ICT competency test program. The description includes the background of the implementation of the program, the implementation of the program, as well as the supporting and inhibiting factors for the implementation of the ICT competency test program at SMA 1 Imogiri. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques used were observation, interviews and document studies. Data analysis techniques used are data collection, data condensation, data presentation, drawing conclusions. The results of this study: (1) The background of Imogiri State High School 1 is implementing an ICT competency test program, because graduates who continue to tertiary level are still very low so that schools provide additional skills as a provision to enter the workforce. (2) The implementation of the ICT competency test program at Imogiri 1 High School: a) Communication is carried out by holding meetings and socializing to parents of students and also students, b) Resources are supported by the availability of human resources namely there is a person in charge, trainers and chairs and there is collaboration with various computer training institutions, School Operational Assistance funds (BOS) and Regional School Operational Assistance funds (BOSDA) and facilities supported with adequate computer laboratories, c) Disposition contained in the vision and mission of the school and reflected in the capabilities of the implementing agency, d) bureaucratic structure The principal is the person in charge and the trainer who leads the training. (3) Supporting factors are adequate facilities, full school support, operational funds from the government, collaboration with outside parties. While the inhibiting factor is lack of training time, different student backgrounds. Keywords: Implementation, ICT Competency Test Program, Imogiri State High School 1


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 110-119
Author(s):  
Dewi Sulistyaningsih

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan 1) Pendidikan Anak dalam Keluarga Single Parent Perempuan, 2) Problem-problem yang dialami ibu single parent, 3) Solusi yang dilakukan oleh ibu single parent dalam mengatasi problem pendidikan anaknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Desa Karangrejek Wonosari Gunungkidul. Subyek penelitian adalah perempuan yang telah bercerai atau ditinggal suami meninggal, perempuan bekerja mencari nafkah dan berstatus single parent, perempuan single parent yang masih menyekolahkan anaknya. Pengumpulan data dilaksanakan dengan  wawancara  mendalam dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik  dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut:1) Pendidikan anak dalam keluarga single parent perempuan dalam mendidik anak di dalam keluarga memiliki beberapa cara yaitu memberikan nasihat, memberikan teladan, memberikan pengawasan, serta memberikan hukuman. 2) Problem yang dialami ibu single parent dalam pendidikan anaknya berasal dari diri anak sendiri misalnya malas belajar, anak suka membantah kalau dikasih tahu, kondisi ekonomi yang relatif lemah berdampak pada terbatasnya biaya pendidikan anak yang terkadang harus berhutang, dan kesulitan dalam kebutuhan sehari-hari. 3) Solusi yang dilakukan oleh ibu single paent dalam mengatasi problem pendidikan anaknya yaitu, memberikan nasihat, memberikan motivasi, mengontrol kegiatan anak, dan single parent banting tulang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta mencari bantuan dari pihak lain yaitu dari bapak dan bantuan dari saudaranya. Kata Kunci: Pendidikan, single parent perempuan AbstractThis research aims to describe 1) Children's education in Single-Parent women's Families, 2) The problems of single-parent mothers, and 3) a single-parent solution that is done in resolving the child's educational problems. This study used a qualitative approach with this type of case study. The study was conducted in Karangrejek village in Gunungkidul. The subject of the study is a woman who has divorced or left her husband dead, women working to make a living and the status of single parent, female single parent who still subsisted her child. Data collection is implemented with in-depth interviews and documentation studies. Analyze data using interactive models. Test the legality of data using triangulation techniques and sources. The results showed as follows: 1) The education of children in single parent female families in educating children in the family has several ways, namely giving advice, setting an example, providing supervision, and providing punishment. 2) Problems experienced by single parent mothers in their children's education come from their own children, for example, lazy to learn, children like to argue if they are told, relatively weak economic conditions have an impact on the limited cost of children's education, which sometimes must be in debt, and difficulties in needs daily. 3) The solution carried out by single paent mothers in overcoming their children's education problems is, giving advice, providing motivation, controlling children's activities, and single parent slamming bones every day to meet their daily needs, as well as seeking help from other parties namely from the father and help from his brother. Keywords: education, single-parent women


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document