Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

32
(FIVE YEARS 25)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM Universitas Ibn Khaldun Bogor

1858-3628

2020 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Indo Tang ◽  
Wido Supraha ◽  
Imas Kania Rahman

<p><em>The purpose of this study was to determine the characteristics of victims of bullying in adolescence and various efforts to overcome bullying. The research method used is qualitative research with data collection using field research. The research was conducted in two places. The first research is at Full Day school, SMPIT Ummul Quro Bogor, and the second research is in a boarding school, namely SMP Integral Hidayatullah Depok. The data were obtained by conducting interviews with students, counseling teachers and school principals. This study found several characteristics of victims of bullying and efforts to overcome bullying behavior from the aspects of prevention, supervision and guidance (to perpetrators and victims).</em></p><p><em><br /></em></p><p><strong>Abstrak</strong></p><p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri korban perundungan pada usia remaja dan berbagai upaya mengatasi perundungan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan. Penelitian dilakukan di dua tempat. Penelitian pertama yaitu di sekolah Full Day, SMPIT Ummul Quro Bogor, dan penelitian kedua yaitu di sekolah berbasis pesantren (boarding School) yaitu SMP Integral Hidayatullah Depok.  Data diperoleh dengan melakukan wawancara kepada siswa, guru BK dan kepala sekolah. Penelitian ini menemukan beberapa ciri-ciri korban perundungan dan upaya mengatasi perilaku perundungan dari aspek pencegahan, pengawasan serta pembinaan (kepada pelaku dan korban).</p>


2020 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Dia Hidayati Usman ◽  
Amir Faishol Fath

<p class="15bIsiAbstractBInggris"><em>This study aims to formulate tauhidic education by focusing on surat al-Kafirun in the interpretation of "Fi Zhilal al-Qur’an" by Sayyid Quthb. This research is library research with a thematic interpretation approach. In this study, the method that will be used is the "per-surah thematic interpretation" approach. It is said that the thematic approach is per-surah because specifically, this study will examine the surah of al-Kafirun in-depth with a focal point on monotheistic education. Specifically, the study refers to the interpretation of "Fi Zhilal al-Qur’an" by Sayyid Quthb. This study yielded two findings. First, the main essence of surat al-Kafirun is to instill tauhid in human beings to form a strong personality. Second, the main essence of the surah of Al-Kafirun' is the development of three dimensions of religious character: (a) theological dimension, (b) ritual dimension (c) comparative dimension.</em></p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Penelitian ini bertujuan untuk akan merumuskan pendidikan tauhid dengan fokus kepada surat al-Kafirun dalam tafsir “Fi Zhilal al-Qur’an” karya Sayyid Quthb. Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka (<em>library research</em>) dengan pendekatan tafsir tematik.  Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan adalah pendekatan “tafsir tematik per-surat”. Dikatakan pendekatan tematik per-surat, sebab secara khusus penelitian ini akan mengkaji surat al-Kafirun secara mendalam dengan titik fokus kepada pendidikan tauhid. Secara khusus, penelitian merujuk kepada tafsir “Fi Zhilal al-Qur’an” karya Sayyid Quthb. Penelitian ini menghasilkan dua temuan. Pertama, bahwa inti pokok surat al-Kafirun adalah menanamkan hakikat tauhid dalam diri manusia untuk membentuk kepribadian yang kokoh. Kedua, inti pokok surat Al-Kafirun adalah pembangunan tiga dimensi karakter religius: (a) dimensi teologis, (b) dimensi ritual (c) dimensi komparatif.</p>


2020 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Ani Safitri ◽  
Jihan Solehatun Nisa

<p class="15bIsiAbstractBInggris"><em>This study aims to improve the ability to recognize hijaiah numbers by using pop-up book media in the learning process of understanding hijaiah numbers in Abesin children, by identifying the increase in the ability to understand hijaiah numbers in children which includes reading hijaiah numbers, reciting hijaiah numbers, and writing hijaiah numbers. Research respondents are children Jl. Abesin Gang Masjid RT 03 and RW 04. The results of this activity program indicate that pop-up book media can improve the ability to understand the respondents' hijaiah numbers. This is shown from the results of data collection from interview instruments, observation, documentation and tests, from the data collection sheets in the learning process there is a significant increase. In pre-learning learning activities without using pop-up book media by 30%, after the implementation of learning it can increase to 100% of the learning activities carried out and get a positive response because the learning carried out is innovative and meaningful</em></p><p class="15cKeywordsBInggris"> </p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka hijaiah dengan menggunakan media <em>pop-up book</em>  pada proses pembelajaran memahami angka hijaiah pada anak-anak Abesin, dengan mengidentifikasikan peningkatan kemampuan memahami angka hijaiah anak yang meliputi membaca angka hijaiah, melafalkan angka hijaiah, dan menulis angka hijaiah. Responden penelitian merupakan  anak-anak Jl. Abesin Gang Masjid RT 03 dan RW 04. Hasil program kegiatan ini menunjukkan bahwa media <em>pop-up book</em> dapat meningkatkan kemampuan memahami angka hijaiah responden. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengumpulan data dari instrumen wawancara, observasi, dokumentasi dan tes, dari lembar pengumpulan data tersebut pada proses pembelajaran adanya peningkatan secara signifikan. Pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan pra-pembelajaran tanpa menggunakan media <em>pop-up book</em> sebesar 30%, setelah pelaksanaan pembelajaran sudah dapat meningkat menjadi 100% dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan mendapat respons yang positif karena pembelajaran yang dilakukan inovatif dan bermakna.</p>


2020 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Maulidia Rachmawati Nur

<p class="15bIsiAbstractBInggris"><em>This exploratory case study aims to capture a research participant’s learning experience in applying internet sources in extensive reading activities carried out at home, as a strategy that can be adopted to foster reading interest. The interview guide with open-ended questions was used as the instrument to obtain data about this experience. The findings reveal that the research participant had positive experiences and reflections on extensive reading activities supported by internet sources. This is because these internet-based reading sources are equipped by an attractive display, theme and type of texts, which were not previously obtained during the formal learning setting.</em></p><p class="15cKeywordsBInggris"> </p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Penelitian ini bertujuan untuk memotret pengalaman belajar seorang anak dalam memanfaatkan sumber-sumber internet di kegiatan membaca ekstensif yang dilakukan di rumah, sebagai salah satu strategi yang bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan minat membaca. Studi kasus eksploratif digunakan sebagai desain penelitian dalam riset ini Panduan wawancara dengan pertanyaan terbuka digunakan sebagai instrumen untuk mendapatkan data mengenai pengalaman tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa partisipan riset memiliki pengalaman dan refleksi yang positif terhadap kegiatan membaca ekstensif yang didukung oleh sumber- sumber internet. Hal ini disebabkan karena sumber-sumber bacaan berbasis internet tersebut, yang didukung oleh tampilan dan jenis teks yang menarik, mampu memberi pengalaman dan wawasan yang baru bagi partisipan yang sebelumnya tidak didapatkan selama proses pembelajaran formal di sekolah.</p>


2020 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Tarmujianto Tarmujianto

<p class="15bIsiAbstractBInggris">This article aims to explain how important moral education is starting from within the family where parents play a major role in educating children and are responsible for the development of their souls and beliefs. The method of writing in this article is carried out by the library research method. The method of writing in this article is carried out by the library research method. From the results of this study it can be concluded that happiness and well-being are not always related to one's success in reaching the peak or sufficient material, but can be obtained through the appreciation and practice of religious teachings. Therefore, humans are required to prepare themselves and family experts with religious education as the basic capital in carrying out life in this world and provisions for the hereafter. One of the main things is religious education which must be learned from an early age, because the teachings of Islam must be the foundation or guidance in the subsequent development of the child's soul.</p><p class="15cKeywordsBInggris"> </p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Artikel ini bertujuan untuk memaparkan betapa pentingnya pendidikan akhlak yang dimulai dari dalam keluarga di mana orang tua memegang peran utama dalam mendidik anak-anak dan bertanggung jawab terhadap perkembangan jiwa dan kepercayaan mereka. Metode penulisan dalam artikel ini dilakukan dengan metode riset kepustakaan. Metode penulisan dalam artikel ini dilakukan dengan metode riset kepustakaan. Dari hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan tidak selalu  berhubungan dengan keberhasilan seseorang dalam mencapai puncak atau materi yang tercukupi, namun dapat diperoleh melalui penghayatan dan pengamalan ajaran agamanya. Maka dari itu manusia dituntut untuk menyiapkan diri dan ahli keluarga dengan didikan agama sebagai modal dasar dalam menjalankan kehidupan di dunia dan bekal untuk di akhirat kelak. Salah satu yang utama adalah pendidikan agama yang harus dipelajari sejak dini, karena ajaran Islam harus menjadi landasan atau tuntunan dalam perkembangan jiwa anak selanjutnya.</p><p class="16cKataKunci"> </p>


2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Muhammad Jakfar ◽  
Abdul Rauf Haris ◽  
Fahmi Zulfikar

<p class="15bIsiAbstractBInggris"><em>This paper studies a number of questions about the Quran recitation, including the background that encouraged the birth of the Quran recitation activities in the history of Islamic education, since when it emerged and how the history of the development of educational institutions. The research was conducted by library research method by reading a number of historical books on the development of Islamic education during the time of Rasulullahah PBUH until the current development. From the results of the study it was concluded that first, the emergence of the activities of the Tahfizh al Quran was motivated by oral traditions which were more dominant in the Arabs during the time of the Prophet's preaching. Thus, the revelations that came down and were taught by the Prophet were memorized more. Secondly, the memorizing of al Quran appears with the start of the Islamic preaching by the Messenger of Allah. Under the direct guidance of the Messenger, the Companions who were dominated by ahlush shuffah memorized the Quran and make their readings. In further developments, as a special educational material, the tahfizh al Quran grew even more when the function of the mosque as a community education institution was greater and with the emergence of kuttab during the Umayyad era. Third, the tahfizh al Quran has become a scientific tradition that continues to exist even though its institutional form has evolved from the form of mosque schools, kuttab, palace schools, madrasas to universities.</em></p><p class="15bIsiAbstractBInggris"> </p><p class="15aJudulAbstractBInggris"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Artikel ini meneliti beberapa pertanyaan tentang tahfizh al Quran mencakup latar belakang yang mendorong lahirnya kegiatan tahfizh al Quran dalam sejarah pendidikan Islam, sejak kapan muncul dan bagaimana sejarah perkembangan lembaga pendidikannya. Penelitian dilakukan dengan metode riset kepustakaan dengan membaca beberapa buku sejarah perkembangan pendidikan Islam pada masa Rasulullaah saw hingga perkembangan saat ini. Dari hasil kajian disimpulkan bahwa pertama, munculnya kegiatan tahfizh al Quran dilatarbelakangi tradisi lisan yang lebih dominan pada bangsa Arab pada masa dakwah Rasulullah. Sehingga, wahyu yang turun dan diajarkan oleh Rasulullah lebih banyak dihafal. Kedua, tahfizh al Quran muncul seiring dimulainya dakwah Islam oleh Rasulullah. Di bawah bimbingan langsung Rasulullah, para shahabat yang didominasi <em>ahlush shuffah</em> menghafal al Quran dan memperdengarkan bacaannya. Dalam perkembangan selanjutnya, sebagai materi pendidikan khusus, tahfizh al Quran semakin berkembang ketika fungsi masjid sebagai lembaga pendidikan masyarakat semakin besar dan seiring munculnya kuttab pada masa Umayyah. Ketiga, tahfidz al Quran menjadi tradisi keilmuan yang tetap ada meskipun bentuk kelembagaannya mengalami perkembangan dari mulai bentuk sekolah masjid, kuttab, sekolah istana, madrasah hinga perguruan tinggi.</p>


2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Muhammad Suaidi Yusuf ◽  
Humam Fikri Muzafar

<p class="16aJudulAbstrak"><em>The research studied the family education message contained in the surah of Yusuf consisting of the characters possessed by the father. Recognizing the ideal characteristics of fathers in the Quran can make a valuable contribution in the study and practice of family education. The study was conducted by the method of tafsir maudhu'i by examining the interpretation of parts of the verse in the letter of Yusuf which contains a dialogue between father and son, namely between the Prophet Yaqub and his sons, Yusuf. The study found that there were 9 characters of a father in the Prophet Yaqub, namely 1) love and affection for, 2) good listeners, 3) patience with children, 4) avoiding and maintaining family conflicts, 5) trusting for the difficulties experienced by the family, 6) Not Desperate, 7) complaining about difficulties and difficulties only to God, 8) forgiving of family and 9) protecting family</em></p><p class="16aJudulAbstrak"> </p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Penelitian mengkaji pesan pendidikan keluarga yang terkandung dalam surat Yusuf berupa karakter-karakter yang dimiliki seorang ayah. Mengenali karakter-karakter ideal seorang ayah dalam al Quran bisa memberikan sumbangan teoritis berharga dalam kajian dan praktek pendidikan keluarga. Penelitian dilakukan dengan metode tafsir maudhu’i dengan mengkaji tafsir bagian-bagian ayat dalam surat Yusuf yang berisi dialog antara ayah dan anak, yakni antara Nabi Yaqub dan putra-putranya. Penelitian menemukan ada 9 karakter seorang ayah dalam diri Nabi Yaqub yaitu 1) cinta dan sayang terhadap, 2) pendengar yang baik, 3) sabar terhadap anak, 4) menghindari dan menjaga konflik keluarga, 5) tawakal atas kesulitan yang dialami keluarga, 6) Tidak Putus asa , 7) mengadukan kesulitan dan kesusahan hanya kepada Allah, 8) pemaaf terhadap keluarga dan 9) pelindung bagi keluarga.</p><br /><p class="15bIsiAbstractBInggris"> </p>


2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 13
Author(s):  
Fauzia Turohmah ◽  
Elsa Mayori ◽  
Resna Yuliana Sari

<p class="16aJudulAbstrak">There are a lot of individuals who have a hard time learning Arabic because teaching methods have not yet reached the point of performing other methods that could be applied in its learning. To achieve in this ability to speak Arabic must be associated with media that can make it easier for students to study or understand. One way to develop a vocabulary in this Arabic. Is to use a wall media. Word wall media is the proper and effective medium to improve Arabic memory. Research methods we use are literature study methods. The objective of this study is to increase the quantity and quality of learners in remembrance of the Arabic vocabulary.</p><p class="16aJudulAbstrak"> </p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Masih banyak individu yang kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab dikarenakan metode atau cara mengajar dari seorang guru belum mencapai tahap melakukan metode-metode lain yang mungkin bisa diterapkan di dalam pembelajarannya. Untuk mencapai dalam kemampuan berbahasa arab ini haruslah diikuti dengan media-media yang dapat memudahkan para pelajar agar lebih mudah untuk dipelajari atau dipahami. Salah satu cara untuk dapat mengembangkan kosakata dalam Bahasa arab ini adalah dengan menggunakan media Word Wall. Media Word Wall adalah media yang tepat dan efektif adalah metode studi kepustakaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas peserta didik dalam mengingat kosa kata bahasa Arab.</p>


2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Endin Mujahidin ◽  
Ahmad Daudin ◽  
Imam Ikhsan Nurkholis ◽  
Wahyudin Ismail

<p class="16aJudulAbstrak"><em>The Quran is the word of Allah which was revealed to the prophet Muhammad saw gradually through the intermediary Angel Jibril and is a worship by reading it that begins with surah Al-Fatihah and ends with surah An-Nas. In the process of learning the Quran there are some methods that can be applied including the Tilawati method, Tahsin Tilawah method, Iqra method, Qira’ati method, Baghdadiyah method, and Ummi method. The Quran is also a scripture that is used as guidelines by Muslims, therefore everyone who is Muslim must be able to read it according to the rules that already exist. But in fact, there are still many Muslims who can not read the Quran. The research results of the Institute Ilmu Al-Qur’an (IIQ) shows that 65 percent of Indonesians are illiterate in the Quran (Republika). The purpose of this article is to find out how the Islamic perspective is to look at the study of Tahsin in the Quran for adults and to find out what obstacles might occur in the study of Tahsin for adults. This study uses the study library method.</em></p><p class="16aJudulAbstrak"> </p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw secara bertahap melalui perantara Malaikat Jibril dan merupakan sebuah pahala dengan membacanya, yang diawali surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas. Dalam proses pembelajaran Al-Qur’an terdapat beberapa metode yang bisa diterapkan diantaranya metode Tilawati, metode Tahsin Tilawah, metode Iqra, metode Qira’ati, metode Baghdadiyah, dan metode Ummi. Al-Qur’an juga merupakan kitab suci yang dijadikan pedoman oleh umat Islam, oleh karena itu setiap orang yang beragama Islam harus mampu membacanya sesuai dengan kaidah yang sudah ada. Namun pada kenyataannya, masih banyak umat Islam yang tidak bisa membaca Al-Qur’an. Dilansir dari Republika, hasil riset Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) menunjukkan bahwa 65 persen masyarakat Indonesia buta huruf Al-Qur’an. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana perspektif Islam dalam memandang pembelajaran tahsin Al-Qur’an untuk dewasa dan untuk mengetahui apa saja hambatan yang mungkin terjadi dalam pembelajaran tahsin untuk dewasa. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka.</p><p class="15bIsiAbstractBInggris"> </p><p class="15cKeywordsBInggris"> </p>


2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 20
Author(s):  
Rosi Karmila ◽  
Siti Khosiah ◽  
Fahmi Fahmi

<p class="15bIsiAbstractBInggris"><em>This study aims to determine the effect of routine home activities on the independence of children aged 4-5 years in PAUD in Gunung Kencana sub-district, Lebak-Banten. The research used by researchers is quantitative research with survey research type with a sample of 32 teacher children aged 4-5 years who are in the Gunung Kencana sub-district. the results of the correlation coefficient of routine activities at home with independence of children aged 4-5 years showed a figure of 0.797 which means it has a strong level of relationship because it is in the category interval 0.60 to 0.779. Which means that routine activities at home affect the child's independence. While the visible number of probabilities of routine activities at home to the independence of children aged 4-5 years is at a significant level of 0,000 &lt;0.05 so that it can be said that the relationship between the two variables is significant.</em></p><p class="15cKeywordsBInggris"> </p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan rutin di rumah terhadap kemandirian anak usia 4-5 tahun di PAUD se-kecamatan Gunung Kencana, Lebak- Banten. penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survei dengan sampel 32 guru anak usia 4-5 tahun yang berada di kecamatan Gunung Kencana. hasil koefisien korelasi kegiatan<em> </em>rutin di rumah dengan kemandirian anak usia 4-5 tahun menunjukkan angka sebesar 0,797 yang berarti memiliki tingkat hubungan yang kuat karena berada pada interval kategori 0,60 s/d 0,779. Yang Artinya kegiatan rutin di rumah berpengaruh terhadap kemandirian anak. Sedangkan terlihat angka probabilitas kegiatan rutin di rumah terhadap kemandirian anak usia 4-5 tahun adalah dalam taraf signifikan sebesar 0,000 &lt; 0,05 sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan kedua variabel signifikan.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document