NUANSA Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

106
(FIVE YEARS 42)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Pamekasan

2442-8078, 1907-7211

2021 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 196-216
Author(s):  
Wimmy Halim

Social policy like Program Keluarga Harapan (PKH) is not only about poverty but also about developing the quality of the less educated people to become more educated. However, the problem is that in various regions in Indonesia, social assistance is often used by regional authorities for their personal interests. From programs used to support his political electability and popularity to being used as an arena for massive corruption by politicians and other public officials who have power, especially budgetary powers. Social exchange theory can help researchers to explain how society can exchange in public and private affairs into one. This study looks at the relationship between the effects of the behavior of political actors on the environment and their impact on the behavior of subsequent actors. The type of this research approach is descriptive to obtain information about the meaning of social policy recipients in the perspective of social exchange in depth and comprehensively. The politicization of PKH in the perspective of social exchange explains that policy is vulnerable to political interests, especially electoral politics. The history of the birth of PKH cannot be separated from political factors. PKH was used as a political tool to increase the electability of candidates, in the 2009 presidential election, 2018 East Java governor election, and 2020 Malang district election. PKH's vulnerability to the candidate's political agenda does suggest that the poor are in an equally weak position. The economic crush they experienced actually took advantage of the incumbent for electoral political interests. (Kebijakan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), bukan hanya tentang kemiskinan melainkan juga tentang mengembangkan kualitas masyarakat yang kurang berpendidikan agar menjadi lebih terdidik. Namun yang menjadi permasalahan di berbagai daerah di Indonesia bantuan sosial sering kali dimanfaatkan penguasa daerah untuk kepentingan pribadinya. Dari program yang digunakan untuk menunjang popularitas-elektabilitas politiknya hingga dijadikan ajang korupsi besar-besaran oleh politisi maupun pejabat publik lainnya yang memiliki kuasa, terutama kuasa anggaran. Teori pertukaran sosial bisa membantu peneliti untuk menjelaskan bagaimana bisa masyarakat bisa melakukan pertukaran dalam urusan publik dan privat menjadi satu. Penelitian ini melihat hubungan efek antara perilaku aktor politik pada lingkungan dan dampaknya pada perilaku aktor selanjutnya. Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana pemaknaan penerima kebijakan sosial dalam perspektif pertukaran sosial secara mendalam dan komprehensif. Politisasi PKH dalam perspektif pertukaran sosial menjelaskan bahwa kebijakan sangat rentan dengan kepentingan politik, utamanya politik elektoral. Sejarah lahirnya PKH memang tidak bisa dilepaskan dari faktor politis. PKH digunakan menjadi alat politik yang digunakan untuk meningkatkan elektabilitas kandidat, pada pilpres 2009, pilgub Jatim 2018, dan pilbup kabupaten Malang 2020. Kerentanan PKH terhadap agenda politik Kandidat memang semakin memperlihatkan bahwa masyarakat miskin semakin berada pada posisi yang sama lemah. Himpitan ekonomi yang mereka alami justru dimanfaatkan bagi kandidat (incumbent) untuk kepentingan politik elektoral.)


2021 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 168-195
Author(s):  
Abd Hannan

This study examines the challenges and opportunities for development in Madura amid the adoption of a new habit era due to the global pandemic, Covid-19. There are three main problems examined in this study; Econimi development in Madura, the era of new habits, and Covid-19. By using qualitative research and analysis based on the sociological theory of development, this study finds a number of findings; first, the dynamics of development in Madura in the midst of the adoption of a new habit era in general experienced quite serious upheavals or shocks, especially in the economic development sector. Second, the opportunities for strengthening Madura development in the midst of the new custom era are relatively open. This is influenced by the geographical condition of Madura as an archipelago which has abundant natural-social wealth, especially those originating from the maritime sector. Empowerment and utilization of natural resources, especially those based on local wisdom, can become a strategy in the midst of turbulent national-global economic chains; Third, to maximize these efforts, it is necessary to have collaboration and synergy with related parties, especially the government. In addition to ensuring the implementation of health protocols, it is equally important to ensure the financial power of the community. Providing stimulus packages, both fiscal and non-fiscal, so that later it can push the wheels of the regional economy. This is at the same time the biggest challenge, how to ensure that the distribution of the stimulus package is carried out in a measured, fast, and on target, as well as touching on fundamental sectors. (Studi ini mengkaji tantangan dan peluang pembangunan ekonomi di Madura di tengah diterapkannya era kebiasaan baru akibat pandemi global, Covid-19. Terdapat tiga permasalahan pokok yang dikaji dalam penelitian ini; pembangunan Madura, era kebiasaan baru, dan Covid-19. Dengan mempergunakan jenis penelitian kualitatif dan analisa berdasarkan teori sosiologi pembangunan, kajian ini mendapati sejumlah temuan; pertama, dinamika pembangunan di Madura di tengah penerapan era kebiasaan baru secara umum mengalami gejolak atau guncangan cukup serius, khususnya di sektor pembangunan ekonomi. Kedua, peluang penguatan pembangunan di Madura di tengah diberlakukannya era kebiasaan baru relatif terbuka. Demikian dipengaruhi oleh kondisi geografis Madura sebagai daerah kepulauan yang mempunyai kekayaan alam-sosial cukup melimpah, terutama yang bersumber dari sektor kemaritiman. Pemberdaayaan dan pemanfaatan kekayaan alam khususnya yang berbasis kearifan lokal dapat menjadi strategi di tengah gejolak rantai ekonomi nasional-global yang tidak menentu; Ketiga, untuk memaksimalkan upaya tersebut, perlu adanya kolaborasi dan sinergitas antara pemerintah dan elemen masyarakat. Selain memastikan jalannya protokol kesehatan, pun tak kalah pentingnya adalah memastikan daya finansial masyarakat. Memberi paket stimulus baik fiskal maupun nonfiskal, sehingga nantinya dapat mendorong roda perekonomian daerah. Ini sekaligus menjadi tantangan terbesar, bagaimana memastikan distribusi paket stimulus tersebut dilakukan secara terukur, cepat, dan tepat sasaran, serta menyentuh sektor-sektor fundamental.)


2021 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 146-167
Author(s):  
Ivanda Normalita ◽  
Agus Mahcfud Fauzi

The Covid-19 virus is one of the deadliest viruses and kills almost every country. As a precautionary measure, the government provides policies that must be obeyed by all levels of society. According to WHO (World Health Organization) standards, the policy is known as the 5M, namely, wearing masks, washing hands, maintaining distance, reducing and reducing mobility. The policy must be applied to the daily activities of the community. Sidoarjo is one of the cities in the red zone recently. Data shows that there are more than 24.000 cases of COVID-19. For this reason, the Sidoarjo government applies 5M very strictly when people are carrying out worship. When the community does not implement it, the administrators of the place of worship will reprimand and give directions to the community. The result is that people in Jati Village apply 5M, including when carrying out worship such as congregational prayers, Friday prayers, and so on. The mosque management always provides masks for worshipers, as an anticipation for people who lose or forget not to bring masks. The purpose of this research is to analyze the rationality of people who apply 5M when worshiping in Jati Sidoarjo Village. Qualitative method using primary and secondary data sources. The theory used is the theory of Max Weber regarding the action of rationality. (Virus Covid-19 merupakan salah satu virus yang mematikan dan memakan korban hampir di setiap negara. Sebagai langkah antisipasi pemerintah memberikan kebijakan yang harus dipatuhi oleh seluruh lapisan masyarakat. Sesuai standart WHO (World Health Organization) kebijakan tersebut dikenal dengan istilah 5M yaitu, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Kebijakan tersebut diterapkan pada aktivitas masyarakat sehari-hari. Sidoarjo merupakan salah satu kota yang berada di zona merah beberapa waktu terakhir. Data menunjukkan bahwa terdapat jumlah lebih dari 24.000 kasus covid-19. Untuk itu pemerintah Sidoarjo menerapkan 5M dengan sangat ketat tidak terkecuali saat masyarakat melaksanakan ibadah. Ketika masyarakat tidak menerapkan, maka pengurus tempat ibadah akan menegur dan memberikan arahan pada masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat di Desa Jati menerapkan 5M, termasuk saat menjalankan ibadah seperti, sholat jamaah, sholat jumat, dan sebagainya. Adapun pengurus masjid selalu menyediakan masker untuk jamaah, sebagai antisipasi bagi masyarakat yang kehilangan atau lupa tidak membawa masker. Tujuan dari penelitian yaitu, menganalisis mengenai rasionalitas masyarakat menerapkan 5M saat beribadah di Desa Jati Sidoarjo. Metode kualitatif dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. Teori yang digunakan adalah teori dari Max Weber mengenai tindakan rasionalitas.)


2021 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 130-145
Author(s):  
Ainur Rahman ◽  
Naimah ◽  
Zubaidi

Pondok pesantren ni’amul ulum tegalsari Yogyakarta is one of the Islamic education institutions that focuses on learning the yellow book by using the sorogan and bandungan method in teaching the yellow book in order to improve the skills of reciting the yellow book. The purpose of this research is to find out why the sorogan and bandungan method is still used, is it still effective, and how is an effective implementation strategy in learning the study of the study of the mahasantri yellow book in the learning system in Islamic boarding schools in the current era by looking at the progress of the times that are increasingly developing. What are the supporting causes and obstacles in the application ofe the sorogan and bandungan method strategies in learning the yellow book. The method used in this research is in the form of qualitative research methods and uses descriptive research. Sources of data in this study through informans, namely Putri Kiyai, Ustad, along with students, both old and new students, at pondok pesantren ni’amul ulum tegalsari Yogyakarta. Data collection techniques in this research are through observation, interviews and data from supporting Islamic boarding schools. From the results found in this study, namely; First, the yellow book learning system with the sorogan and bandungan metthods at the Ni’amul Ulum Tegalsari Islamic Boarding School in Yogyakarta is not much different from the sorogan and bandungan methods as in general, where the students face to face with the Kiyai/Teacher in the aspect of reading books yellow. Second, the supporting factor is the presence of a figure of Kiyai whose ability to read the yellow book has mastered and has been validated. Third, the problem that hinders and hinders learning in using the sorogan and bandungan methods is the lack of a teacher’s talent in the aspect of reading the yellow book and the lack of teaching staff. (Pondok Pesantren Ni’amul Ulum Tegalsari Yogyakarta ialah salah satu lembaga pendidikan Islam yang menfokuskan pembelajaran kitab kuning dengan memakai metode sorogan beserta bandungan didalam pengajaran kitab kuning guna untuk meningkatkan keahlian mengaji kitab kuning. Tujuan penilitian ini untuk mengetahuinya mengapa metode sorogan beserta bandungan tetap di gunakan, apakah tetap berjalan efektif, dan bagaimana strategi pelaksanaan yang efektif didalam pembelajaran keahlian mengaji kitab kuning mahasantri dalam sistem pembelajaran di pesantren pada zaman era saat ini dengan memandang kemajuan zaman yang semakin pesat perkembangannya. Apa penyebab pendukung beserta penghambat dalam penerapan strategi metode sorogan dan bandungan didalam pembelajaran kitab kuning. Metode yang dipakai dalam peneletian ini yaitu berupa metode penelitian kualitatif dan menggunakan penelitian deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini melalui infoman yaitu putri Kiyai, Ustad, beserta santri baik santri lama maupun yang santri baru di Pondok Pesantren Ni’amul Ulum Tegalsari Yogyakarta. Teknik pengumpulan data didalam penelitain ini ialah melalui observasi, interview serta data-data dari pesantren yang mendukung. Dari hasil yang di temukan dalam penelitian ini yaitu; Pertama, Sistem pembelajaran kitab kuning dengan metode sorogan dan bandungan di Pondok Pesantren Ni’amul Ulum Tegalsari Yogyakarta sedikit tidak jauh berbeda sama metode sorogan dan bandungan seperti pada umumnya yang mana para santri berhadap-hadapan secara berlangsung sama Kiyai/Guru di dalam aspek membaca kitab kuning. Kedua, Faktor yang mendukung adalah adanya sosok figur seorang Kiyai yang kemampuan baca kitab kuningnya telah menguasai dan telah tervalidasi. Ketiga, Persoalan yang menjadikan penghalang dan penghambatnya pembelajaran dalam memakai metode sorogan dan bandungan adalah minimnya bakat seorang guru dalam aspek kemampuan baca kitab kuning serta kurangnya tenaga pengajar.)


2021 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 107-129
Author(s):  
Winarni ◽  
Muhammad Misbah

KKG is a forum for gathering and communication between teacher subjects, as well as KKG PAI SD in Banyumas Regency. This activity is a forum for developing teacher competence by providing various forms of activities that are adapted to health protocols during the pandemic. The purpose of this study is to analyze and describe the implementation of PAI SD Teacher Working Group (KKG PAI SD) in improving teacher competence in Banyumas Regency. This research uses descriptive analytical research methods, with data collection tools: observations, interviews, documentation, and triangulation. Based on the results of research and discussion, it can be concluded  that; PAI SD KKG Group effectively improves teacher competence in Banyumas Regency based on the implementation of KKG activity programs, types of activity programs, successful activity planning, implementation of activity management, effectiveness of KKG in improving the competence of teachers  before and  after having held KKG; Obstacles in improving teacher competence, namely the difficulty of making the right strategy to attract teachers to participate in KKG activities, finding interesting, effective and efficient learning methods, determining media relevant to learning materials in the era of covid-19 protesters, low IT mastery and less maximal innovation. The support capacity of qualified and professional school personnel is still lacking, and insufficient existence; and the efforts that have been made by KKG in improving the competence of teachers determine the right strategy to attract teachers to follow the KKG is to bring up a varied program of activities.   (KKG merupakan wadah perkumpulan dan komunikasi antar guru mapel, begitu juga KKG PAI SD di Kabupaten Banyumas. Kegiatan ini merupakan wadah pengembangan kompetensi guru dengan memberikan berbagai bentuk kegiatan yang disesuaikan dengan protokol kesehatan pada masa pandemi ini. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa dan mendeskripsikan pelaksanaan KKG PAI SD dalam meningkatkan kompetensi guru di Kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan deskritif analitik, alat pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan; Kelompok KKG PAI SD efektif meningkatkan kompetensi guru di Kabupaten Banyumas berdasarkan pelaksanaan program kegiatan KKG, jenis program kegiatan, keberhasilan perencanaan kegiatan, pelaksanaan pengelolaan kegiatan, efektivitas KKG dalam meningkatkan kompetensi guru sebelum dan setelah diadakan KKG; Hambatan dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu sulitnya membuat strategi yang tepat untuk menarik minat guru mengikuti kegiatan KKG, menemukan metode pembelajaran yang menarik, efektif dan efesien, menentukan media yang relevan dengan materi pembelajaran di masa pendemi covid-19, penguasaan IT yang masih rendah dan inovasi yang kurang maksimal. Daya dukung personil sekolah berkualitas dan profesional masih kurang, dan belum mencukupi keberadaannya; dan Upaya-upaya yang telah dilakukan pengurus KKG PAI SD dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu dengan memunculkan program kegiatan yang variatif, sehingga guru yang mengikuti kegiatan KKG memiliki pengetahuan yang lebih baik di banding sebelumnya.)


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 47-67
Author(s):  
Fena Ulfa Aulia ◽  
Ira Hasti Priyadi

Tingkat kesehatan bank merupakan aspek yangsangat penting untuk mengetahui sehat atau tidak sehat suatu bank. Bank yang sehat merupakan bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik, dengan mengetahui tingkat kesehatan bank investor akan mendapatkan gambaran pasti dalam pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel tingkat kesehatan bank yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Non Performing Loan(NPL), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) terhadap volume perdagangansahamperusahaanperban yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2017. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi. Populasi penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 dan 2017. Metode pemilihan sampel dilakukan secara random sebanyak 23 sampel. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian uji secara parsial menunjukkan CAR, ROA, NPL, BOPO, dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. Kemudian secara simultan dalam pengujian uji F secara simultan variabel tingkat kesehatan bank yang diproksikan dengan LDR, CAR, ROA, BOPO, dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham.


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 1-13
Author(s):  
Moch. Shohib ◽  
Moch Mahsun

The appear disruption era with the rapid technology development gives a positive effect to development of world industry and makes a decline effect of religious character of the next generation Indonesia, it was not exeepted in a small town like in Lumajang that’s the biggest population comes from Madura. The purpose of this study is to explore the characteristics of pesantren with Madurese characteristics located in Lumajang. Which one from the past until now the Madurese ethnic believed the leadership of Kiai as central figure in pesantren’s environment in establishment religious character of around environment. This research isa kind of qualitative descriptive, otherwise the date collection technig uses interview, observation and documentation in pesantren’s Darul Ulum or the society who lives around it. Next the data will be analyzed by tree angulation and date reduction to take the conelusion. This research showed that Madurese pesantren’s culture was belived by society can from religious character by reparing and increasing pesantren’s tri dharma (tree obligation) since built pesantren in Indonesia, in order that the education in Indonesia creates the gold generation 2045.   (Era disrupsi yang muncul dengan perkembangan teknologinya yang pesat membawa dampak positif pada perkembangan dunia industri dan menimbulkan dampak kemerosotan karakter religius generasi penerus Bangsa Indonesia tak terkecuali di daerah terpencil seperti di Lumajang yang penduduknya banyak berasal dari Madura. Tujuan Penelitian ini untuk mengupas tentang pesantren berkarakter suku Madura yang berada di Lumajang yang mana dari dulu hingga sekarang karakteristik Suku Madura mempercayai kepemimpinan kiai sebagai sosok sentral dalam lingkungan pesantren dalam pembentukan karakter religius dalam lingkungan sekitarnya. Penelitian ini jenis penelitian kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi di pondok pesantren Darul Ulum ataupun warga yang tinggal di lingungan pesantren tersebut. Selanjutnya data dianalisis melalui triangulasi dan reduksi data untuk penarikan kesimpulan. Penelitian ini menunjukan bahwa kultur pesantren Madura dipercaya masyarakat mampu membentuk karakter religius dengan memperbaiki dan meningkatkan sistem pendidikannya tanpa membuang kultur dan tri dharma pesantren yang ada sejak berdirinya pesantren di Indonesia agar Pendidikan di Indonesia melahirkan generasi emas 2045.)


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 14-28
Author(s):  
Sri Rizqi Wahyuningrum ◽  
Anggi Pratama Putri ◽  
Muhammad Jamaluddin

Group guidance services are a way of providing assistance to counselees/students through group activities. In the implementation of group services, group dynamics must be created to foster a sense of belonging in the group. The method in this research was bytreatment in which was used a pre-experimental design. The design used was a one-group pre-test post-test design. Assertive training counselors try to give courage to clients in overcoming difficulties with others. Therefore this research resulted in the effectiveness of group guidance (assertive training) to improve student communication skills at SMK Kesehatan Nusantara. Pre-experimental design is a new method used to find the effect of treatment on others under controlled conditions. Based on the results of the paired sample t test analysis, it is known that the P value of 0,014 is less than α=0,05, so there is a significant difference between the pre-test and post-test mean results. This is supported by the t value of -2,853 greater than t table 2,16. The result of testing the correlation value of 0,937 proves that there is a strong correlation between group guidance services (assertive training techniques) in improving communication skills.   (Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu cara pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada konseli/siswa melalui kegiatan kelompok. Pelaksanaan layanan kelompok, dinamika kelompok harus tercipta untuk menumbuhkan rasa saling memiliki dalam kelompok. Assertive training konselor berusaha memberikan keberanian kepada klien dalam mengatasi kesulitan terhadap orang lain. Metode dalam penelitian ini menggunakan rancangan pre-experimentalyang di dalamnya ada perlakuan (treatment). Desain yang digunakan adalah one-group pre-test post-test design. Oleh karenanya penelitian ini menghasilkan keefektivan bimbingan kelompok (teknik assertive training) untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa di SMK Kesehatan Nusantara. Rancangan pre-experimental designmerupakan metode baru yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Berdasarkan hasil analisa uji paired sample t test diketahui bahwa nilai P sebesar 0,014 kurang dari 0,05 maka ada perbedaan yang bermakna dari hasil rata-rata pre-test dan post-test. Hal ini didukunh dengan nilai t hitung -2,853 lebih besar dari t tabel 2,16dan memiliki makna terdapat pengaruh bimbingan kelompok (teknik assertive training) terhadap keterampilan komunikasi siswa di SMK Kesehatan Nusantara.Hasil pengujian nilai korelasi sebesar 0,937 membuktikan adanya korelasi yang kuat antara layanan bimbingan kelompok (teknik assertive training) dalam meningkatkan keterampilan komunikasi.)


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 29-46
Author(s):  
Nopian Gustari ◽  
Abdullah Idi ◽  
Ahmad Suradi ◽  
Nilawati

The strength of Islamic boarding schools spread across the archipelago is their enormous potential as an instrument of anti-radicalism, which generally fosters and teaches a culture of peace and shows more tolerance. So this article aims to describe the construction of the value of tolerance in order to counteract radicalism in Islamic boarding schools. The method used in this paper is a qualitative method, using a sociocultural, phenomenological and educational approach. In this article, it can be revealed that the value of tolerance that can be instilled in students in Islamic boarding schools to prevent the emergence of radical ideologies is first, to apply tolerance in terms of aqidah or belief, namely acknowledging the existence of other religions and giving freedom to each individual to embrace it. Second, tolerance in religious rituals, namely understanding that each religion has different teachings in worship procedures. Third, tolerance in social relations, namely the association and social interaction of people of other religions is not prohibited as long as it does not conflict with the control. Because tolerance between religious communities in worldly converts is indeed recommended to help each other, live in harmony regardless of differences in religion, ethnicity, language and race. This is a mainstream pesantren which actually displays a tolerant face, takes an accommodative attitude towards cultures without losing its monotheistic belief.   (Kekuatan pondok pesantren yang tersebar di Nusantara adalah potensi yang sangat besar sebagai instrumen anti radikalisme, yang pada umumnya membina dan mengajarkan budaya damai serta lebih banyak menampakan toleransi. Maka artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan konstruksi dalam penanaman nilai toleransi guna menangkal faham radikal di pondok pesantren. Adapun metode yang diguanakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif, dengan menggunakan pendekatan sosiokultural, fenomenologi dan edukatif. Dalam artikel ini, dapat diungkapkan bahwa nilai toleransi yang dapat ditananamkan kepada santri di pondok pesantren guna menangkal munculnya faham radikal adalah pertama, berlaku toleransi dalam hal aqidah atau keyakinan, yakni mengakui esksistensi agama lain dan memberi kebebasan kepada setiap individu untuk memeluknya. Kedua, toleransi dalam ritual keagamaan, yakni memahami bahwa masing-masing agama mempunyai ajaran berbeda-beda dalam tata cara peribadatan. Ketiga, toleransi dalam hubungan social, yakni pergaulan dan interaksinya dalam sosial umat agama lain tidak dilarang sepanjang tidak bertentangan dengan control tersebut. Karena toleransi antar umat beragama dalam mualamah duniawi memang dianjurkan supaya tolong menolong, hidup dalam kerukunan tanpa memandang perbedaan agama, suku, bahasa dan ras. Hal ini merupakan mainstream pesantren sesungguhnya menampilkan wajahnya yang toleran, melakukan sikap akomodatif atas kebudayaan-kebudayaan tanpa  kehilangan keyakinan tauhidnya.)


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 68-85
Author(s):  
Syamsul Kurniawan

This paper describes how character education given to generation-z in the midst of the dynamics of massive changes in the social environment is currently faced with many problems. In connection with this, the author conducts qualitative research that leads to a case study model. In collecting data, the authors use observations, interviews, and documentation. Meanwhile, to analyze the data, the authors analyze it interactively which includes data reduction, data exposure, as well as drawing conclusions and verification as appropriate with qualitative research procedures. Based on the research results, the development of advanced science and technology has changed the map of the social environment, mindset, and lifestyle of the urban-Muslim community in Pontianak. To some extent, this has resulted in problems in character education for the generation-z of the urban-Muslim community in this city.   (Tulisan ini memaparkan bagaimana pendidikan karakter yang diberikan kepada generasi-z di tengah dinamika perubahan lingkungan sosial yang masif saat ini dihadapkan pada banyak permasalahan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis melakukan penelitian kualitatif yang mengarah pada model studi kasus. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisis data, penulis menganalisisnya secara interaktif yang meliputi reduksi data, pemaparan data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi sesuai dengan prosedur penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju telah mengubah peta lingkungan sosial, pola pikir dan gaya hidup masyarakat Muslim-urban di Pontianak. Sampai batas tertentu hal ini menimbulkan permasalahan dalam pendidikan karakter bagi generasi-z komunitas Muslim-urban di kota ini.)


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document