scholarly journals THE THE EFFECT OF ZUMBA EXERCISE FOR INCREASING ABDOMINAL STRENGTH IN WOMEN WHO HAS BEEN GIVING BIRTH AT NORTH SANGLAH VILLAGE

2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 9
Author(s):  
I Gusti Ayu Rea Vera Wijaya ◽  
A.A Nyoman Trisna Narta Dewi ◽  
Susy Purnawati

ABSTRACT               Abdominal muscle strength decreasing could happen in women who has been giving birth. Zumba exercise is a modification of aerobic exercise with latin music and dance that could be used for muscle strengthening exercise. The purpose of the experiment is for knowing the effect of zumba exercise to increase the abdominal muscles strength in women who has been giving birth. The research is a pre-experimental with a pre-test and post-test one group design. The research has been done in North Sanglah Village with total of 18 samples that was chosen by the Curl Up test score and inclusion and exclusion criteria. Data analyzed using Saphiro Wilk test and  Wilcoxon Test. The results shown there are significant increasing of abdominal muscles strength after given the zumba exercise, p=0,000 (p<0,05). Zumba exercise could increase the abdominal muscles strength in samples with a 26,7% increasing percentage.   Keywords: zumba exercise, abdominal mucles strength decreasing.

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  

Background: A Pre/Post-Test Cohort investigating the effect of spinal and abdominal muscles fatigue on spinal curvatures. Method and Results: The effect of spinal and abdominal muscle fatigue on pelvic tilt, trunk inclination and the lordotic angle, and on the rotation of the T6, L2 and L4 vertebras was investigated in 10 healthy individuals. Abdominal and spinal muscles fatigue had a significant effect (p <0.05) on pelvic tilt, trunk inclination and lordotic angle. Conclusion: Application of simple and quick fatigue tests resulted in changes in all static parameters (pelvic tilt, trunk inclination and lordotic angle) as measured by the DIERS system.


2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Fitra M. P. Bonde ◽  
Maya Moningka

Abstract: Painful menstruation or dysmenorrhea in addition to a problem most also be a reason for the decreased activity of women during menstruation , for example, no school . Handling this problem by means of nonpharmacologic need to be developed , for example with a hot compress . The purpose of the study to determine the effect of a hot compress to decrease the degree of menstrual pain in high school and vocational Yadika Kopandakan II . This type of research is experimental design One group pre and post test . Samples were obtained based on the inclusion and exclusion criteria were 30 . The data obtained through observation sheet Bourbonais a pain scale . Data were analyzed using SPSS (Statistical Product and Service Solution Program ) and the Wilcoxon test . The p-value indicates that there is a significant association between hot compress with a decrease in the degree of menstrual pain ( p = 0.00 ) . Based on these results it can be concluded that a hot compress effect on the degree of reduction in menstrual pain in high school and vocational Yadika Kopandakan II . Keywords : Compress Heat , menstrual pain.    Abstrak: Nyeri haid atau Dismenore selain merupakan masalah terbanyak  juga menjadi alasan terjadinya penurunan aktivitas wanita saat menstruasi, misalnya tidak masuk sekolah. Penanganan masalah ini dengan cara nonfarmakologis perlu di kembangkan misalnya dengan kompres panas. Tujuan penelitian untuk mengetahui  pengaruh  kompres  panas  terhadap penurunan  derajat  nyeri  haid  pada siswi  SMA dan SMK  Yadika Kopandakan II. Jenis  penelitian  yang  digunakan  yaitu  eksperimental dengan  desain  One group pre  &  post  test. Sampel  didapatkan  berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang berjumlah 30 orang. Data diperoleh melalui lembar observasi berupa skala nyeri Bourbonais.Data dianalisis menggunakan SPSS (Statistical Program Product and Service Solution) dan Uji Wilcoxon. Nilai p menunjukkan  bahwa ada hubungan yang bermakna antara kompres panas dengan penurunan derajat nyeri haid (p=0,00). Berdasarkan  hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kompres panas berpengaruh terhadap penurunan derajat nyeri haid pada siswi SMA dan SMK Yadika Kopandakan II. Kata kunci:Kompres Panas ,Nyeri haid.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 19
Author(s):  
I A Md Dwi Purwitasari ◽  
Luh Putu Ratna Sundari ◽  
Indra Lesmana ◽  
I Wayan Weta ◽  
Desak Made Wihandani ◽  
...  

Setiap remaja putri akan melewati masa pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Pada saat fase menstruasi biasanya disertai rasa nyeri, keluhan ini disebut dengan dismenore. Nyeri yang dirasakan dapat menggangu aktivitas sehari-hari. Ada beberapa metode yang dapat diberikan untuk menurunkan nyeri yang dirasakan saat haid. Diantaranya adalah metode abdominal stretching, core strengthening, dan pilates exercise yang bertujuan untuk menurunkan nyeri dan meningkatkan kekuatan otot disekitar perut hingga panggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mana yang lebih efektif antara metode abdominal stretching dan core strengthening excercise dibandingkan  metode abdominal stretching dan pilates exercises dalam menurunkan intensitas dismenore primer. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan pre test and post test contol group design. Lokasi penelitian dilakukan di SMA Dwijendra Denpasar,Bali dengan jumlah sampel 28 orang yang memiliki kategori dismenore primer dengan derajat nyeri sedang hingga berat, dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Kelompok I diberikan abdominal stretching dan core strengthening exercise, kelompok II diberikan abdominal stretching dan pilates exercises. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Visual Analouge Scale (VAS). Sebaran data dalam penelitian ini menggunakan analisi Wilcoxon dan Man Whitney karena data tidak berdistribusi normal. Hasil dalam penelitian ini yaitu metode abdominal stretching dengan core strengthening exercise dapat menurunkan intensitas dismenore primer dengan nilai signifikan p = 0,001 dengan nilai median VAS 6 menjadi 4 metode abdominal stretching dengan pilates excercise dapat menurunkan intensitas dismenore primer dengan nilai signifikan p = 0,001 dengan nilai median VAS 6 menjadi 4. Antara kelompok  I dan  kelompok II, tidak didapat perbedaan pre test (P=0,178), post tes (P=0,173), dan perubahan (P=0,561) Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan efektivitas antara metode abdominal stretching dengan core strengthening dan abdominal stretching dengan pilates exercises dalam menurunkan intensitas dismenore primer.


Author(s):  
Putu Wira Kusuma Putra ◽  
Andriani Astuti Kusuma Raharjo ◽  
AA Kompiang Ngurah Darmawan

Keluarga pasien mempunyai peranan peting dalam pencegahan infeksi nosokomial dengan cara meningkatkan perilaku mencuci tangan dengan baik. Akan tetapi pelaksanaan cuci tangan pada keluarga pasien belum berjalan secara optimal karena disebabkan banyak keluarga pasien tidak mengetahui cara mencuci tangan yang benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengerauh pendidikan kesehatan dengan media leaflet terhadap perilaku Cuci Tangan Pengunjung di Rumah Sakit Umum Bali Royal. Penelitian ini menggunakan rancangan quasy experiment dengan pendekatan pre test and post test control group design. Pengambilan sampel dengan teknik quata sampling yaitu sebesar 29 orang yang terdiri dari perlakuan yang mendapatkan pendidikan kesehatan melalui media leaflet dan kelompok kontrol yang mendapat prosedur edukasi yang berlaku di ruangan. Data dikumpulkan dengan mengunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji wilcoxon test, dan Mann whitney U test. Hasil uji statistik Mann Whitney U test menunjukkan ada perbedaan perilaku pengunjung mencuci tangan antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan p=<0,0001. Pendidikan kesehatan mengenai cuci tangan melalui media leaflet efektif meningkatkan perilaku pengunjung dalam mencuci tangan.  Perawat diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai pentingnya mencuci tangan kepada keluarga pasien sehingga infeksi nosokomial dapat dicegah.


e-CliniC ◽  
2013 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Eny A. Watumlawar ◽  
Sarah M. Warouw ◽  
Stefanus Gunawan

Abstract: Weight is one measure that gives description of the tissue mass including body fluids. Weight change is nfluenced by nutriment consumption. Sago contains high carbohydrates that can increase body weight. This study aimed to obtain the effect of sago compared to rice to body weight of wistar rats. This was a random laboratory experimental pre-post test with control group design. Subjects were male wistar rats, aged 5-6 months. The rats were divided in two groups: rice group as control and sago group. Sago was cooked in papeda form as much as 75 g of dried sago and 300 mL water. The rats were fed for 2 weeks. Data were analyzed by using the Wilcoxon test. The results showed that the sago group showed an increase of body weight significantly (p=0,001) meanwhile the rice group lose body weight significantly (p=0,001). Conclusion: Sago can increase body weight of wistar rats significantly.Keywords: body weight, sago, riceAbstrak: Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan termasuk cairan tubuh. Salah satu yang memengaruhi berat badan yaitu dengan mengonsumsi makanan bergizi. Sagu memiliki kandungan karbohidrat (pati) yang besar dan dapat meningkatkan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sagu terhadap berat badan dibanding nasi pada tikus wistar. Desain penelitian ini ialah eksperimental laboratorium acak pre-post test with control group design. Subjek penelitian ialah tikus wistar jantan berusia 5-6 bulan dibagi atas 2 kelompok: kelompok nasi (kontrol) dan kelompok sagu. Sagu dimasak dalam bentuk papeda sebanyak 75 g sagu kering dan 300 mL air. Tikus diperlihara selama 2 minggu. Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian sagu sebanyak 2 cc setiap hari selama seminggu mampu meningkatkan berat badan secara bermakna (p = 0,001) sedangkan pemberian nasi menurunkan berat badan (p=0,001). Simpulan: Pemberian sagu dapat meningkatkan berat badan tikus wistar secara bermakna.Kata kunci: berat badan, sagu, nasi


2018 ◽  
pp. 134-141
Author(s):  
Luhur Arifian ◽  
Joko Kismanto

ABSTRAK Pada penyakit asma, serangan umumnya datang pada malam hari, tetapi dalam keadaan berat serangan dapat terjadi setiap saat tidak tergantung waktu. Inspirasi pendek dan dangkal, mengakibatkan penderita menjadi sianosis, wajahnya pucat dan lemas, serta kulit banyak mengeluarkan keringat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian posisi Semi fowler terhadap respiration rate pada pasien asma bronkial di Puskesmas Air Upas Ketapang   Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan Quasi Eksperimental dengan Pre and post test with control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 48 orang yang mengalami asma bronkial di Puskesmas Air Upas Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 42 responden. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon.   Hasil penelitian menunjukkan uji Wilcoxon dengan nilai p value 0,000 sehingga ada pengaruh pemberian posisi semi fowler terhadap respiration rate pada pasien asma bronkial di Puskesmas Air Upas Ketapang   Kata Kunci: posisi semi fowler, respiration rate, asma bronkial     ABSTRACT In asthma, the attacks usually come at night, but in a state of severe attacks can occur at any time does not depend on time. Inspiration short and shallow, resulting in the patient became cyanotic, his face pale and limp, and skin a lot of sweat. This study aimed to determine the effect of semi fowler position against respiration rate in patients with bronchial asthma in the Main Clinic Air Upas Ketapang. This research used the quasi experimental quantitative method with the pre and post test with control group design. It’s population was 48 asthma sufferers at the main clinic Air Upas Ketapang of west Borneo. The samples of research were determined through the purposive sampling technique and consisted of 42 respondents who were divided into two groups: 21 in the control group and 21 in the experimental group. The data of research were analyzed by using the Wilcoxon’s analysis.The results showed the Wilcoxon test with p value of 0.000 so that there is the effect of semi fowler position against respiration rate in patients with bronchial asthma in the Main Clinic Air Upas Ketapang.   Keywords: position semi fowler, respiration rate, bronchial asthma  


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Muhammad Mudatsir Syatibi ◽  
Suhardi Suhardi

Abstract: Manipulation, GTO, Spasticity. Stroke is a syndrome which is attacked rapidly and happening more than 24 hours and causing cerebral function problem. Stroke make someone get daily activity problem because of the spasticity. One of treatment to decrease the spasticity is Golgi Tendon Organ (GTO) manipulation which can reduce muscle’s tones that higher than normal. The aim of the study: is to knowing the effect of GTO manipulation in decreasing arm muscle spasticity for non haemorhagic stroke. Method: is two groups pre and post test design. Location and time research: is in Physical Therapy Unit of Dr. Moewardi Hospital Surakarta. Research Subject: are all of stroke patients in Dr. Moewardi Hospital who turned into inclusion and exclusion criteria, n=15 subject in I group and n= 14 subjects in II group. Analyze: Hipotesis test with non parametric test are Wilcoxon test dan Mann Whitnet test. Conclusion: (1) GTO manipulation can decrease arm muscle spasticity for right non haemorhagic stroke (p=0,000), (2) GTO manipulation can decrease arm muscle spasticity for left non haemorhagic stroke (p=0,001), and (3) no different effect of GTO manipulation to decrease arm muscle spasticity for non haemorhagic stroke between right and left side (p=0,353).


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 95-102
Author(s):  
Sudarman Sudarman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar terhadap peningkatan keterampilan siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Baznas Sulsel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi eksperimen dan desain penelitian pre and post test control group design. Pada desain ini peneliti  melakukan intervensi pada dua kelompok. Kelompok pertama sebagai kelompok perlakuan dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan Baznas Sulsel kelas XI yang berjumlah 42 orang yang terdiri dari 21 orang kelompok intervensi dan 21 kelompok kontrol. Uji yang digunakan Wilcoxon Test adalah untuk mengetahui perbedaan keterampilan sebelum dan sesudah pada kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar terhadap keterampilan Siswa Kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Baznas Sulawesi Selatan dengan nilai α=0,001 (<0,05). Ada pengaruh pemberian panduan tentang bantuan hidup dasar terhadap keterampilan Siswa Kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Baznas Sulawesi Selatan dengan nilai α= 0,008 (<0,05). Ada perbedaan keterampilan antara siswa yang diberikan pelatihan dan yang tidak diberikan bantuan hidup dasar Siswa Kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Baznas Sulawesi Selatan dengan nilai α=0,015 (<0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan keterampilan antara siswa yang diberikan pelatihan dan yang tidak diberikan bantuan hidup dasar Siswa Kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Baznas Sulawesi Selatan. Diharapkan pihak pengelola Sekolah Menengah Kejuruan Baznas Sulawesi Selatan perlu melakukan perencanaan pelatihan bantuan hidup dasar secara ruti, menyediakan alat/pantom resusitasi jantung paru, panduan maupun video prosedural basic life support untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dan perawat komunitas kota Makassar perlu melakukan program pelatihan bantuan hidup dasar untuk sekolah menengah kejuruan.


2019 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 131
Author(s):  
Selviyanti Selviyanti ◽  
Sukmawati Sukmawati ◽  
Sirajuddin Sirajuddin

Malnutrition in toddlers is a form of nutritional problems in Indonesia which are influenced by environmental factors such as food intake. Malnutrition in toddlers affects the physical disruption, decreased intelligence and productivity when adults. One way to overcome the problem of malnutrition in toddlers is with Supplementary Feeding. Food products that are attractive, easy to digest, and fulfill the nutrition needs of toddlers. This dangke cookies substitution of Raja Banana Flour is modified from typical local food ingredients from Enrekang, namely Dangke which is rich of animal protein content and substitution of Raja Banana Flour which gives a good influence on the physical properties and taste of cookies. This study aims to know the acceptability of Dangke Cookies with the substitution of Raja Banana flour as supplementary feeding for toddlers aged 24-59 months, with substitution of plantain flour 50%, 30% and 0%. This type of research was Pre-Experiment with post-test group design. The rather trained panelists used were third-grade students and four-year Nutrition Department of Makassar Health Polytechnic. Statistical analysis of the preference test using the Kruskall Wallis test was followed by the Mant Whitney test. The results of this research showed that there were significant effects on aspects of color and texture, and did not give a significant different effect on the taste and aroma aspects. Based on the total test score of the acceptability Dangke Cookies, the most like of panelists were the Dangke coockies substitution of Raja banana flour with concentration 50%, followed by a 30% concentration and finally the 0% concentration.The conclusion from the research results that the best Dangke Cookies with Raja Banana Flour Substitution in terms of color and texture are concentrations of 30% and 50%.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Widya Addiarto ◽  
Shinta Wahyusari

 AbstrakSaat ini skill perawat ketika menjadi volunteer pada saat terjadi bencana masih rendah. Upaya untuk meningkatkan skill tersebut salah satunya adalah dengan cara memberikan pendidikan bencana sejak awal kepada mahasiswa keperawatan yang salah satunya dapat mengguanakan media Tabletop Disaster Exercise (TDE). Penilitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas media Tabletop Disaster Exercise dalam meningkatkan skill triage dan alur rujukan korban bencana. Desain penelitian yang digunakan adalah quasy experiment dengan menggunakan pre-post test with control group design. Jumlah populasi adalah 188 mahasiswa. Sampel diambil menggunakan purpossive sampling dan didapatkan jumlah responden sebesar 36 dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan perlakuan. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan didapatkan ada perbedaan triage (ρ = 0,001) dan alur rujukan (ρ = 0,000) sedangkan pada kelompok kontrol hasil didapatkan perbedaan skill triage (ρ = 0,001) dan alur rujukan (ρ = 0,001). Hasil uji Mann Whitney yaitu terdapat perbedaan skill triage dan alur rujukan dari responden antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dengan nilai signifikansi masing-masing 0,013 dan 0,004. Dapat disimpulkan bahwa pada kelompok perlakuan dan kontrol sama-sama dapat meningkatkan skill triage dan alur rujukan dari masing-masing responden, akan tetapi dari analisis kedua metode didapatkan hasil yang signifikan yang menunjukkan adanya perbedaan antara media TDE dengan metode konvensional. Kata kunci : tabletop disaster exercise, triage, alur rujukan  AbstractToday, the nurses' skills when volunteering at disaster management are still low. therefore to improve these skills is by providing disaster education from the beginning to nursing students. One of the learning media that is expected to be able to answer  these problems is the Tabletop Disaster Exercise (TDE). This study aims to determine the effectivity  of Tabletop Disaster Exercise in improving triage and referral flow of disaster victims. The research design used quasy experimental with two groups pre-post test design. 36 subjects in total (2 groups of 18 members) was selected using purpossive sampling. Data were analyzed using Wilcoxon test and Mann whittney test. The results showed there were differences in triage (ρ = 0,001) and referral flow (ρ = 0,000) while in the results of the control group, there were differences in triage (ρ = 0.001) and referral flow (ρ = 0.001). The result of the Mann Whitney test showed there were differences in respondents’s skill between the treatment group and the control group with a significance value of triage (ρ = 0.013) and referral flow (ρ = 0.004). Thus it can be concluded that both the treatment and control groups can equally improve the triage and referral Flow skills of each respondent, but from the analysis of both methods, significant results are showed by the differences between TDE and conventional methods.Keywords: tabletop disaster exercise, triage, referral flow


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document