A phenomenon that starts to become popular in social media, especially Instagram, is becoming a content creator that focuses on beauty, also known as beauty influencer. Beauty influencers are identical to pretty and feminine concepts, but as the time goes by, male beauty influencers started to emerge as well. This created positive and negative opinions in society, especially about their gender identities. In Indonesia, genderless issue starts to attract public attention. Many people started to question the stiff gender categories by expressing their opinions regarding this phenomenon. This research was conducted with qualitative approach with Teun Van Dijk text analysis method. Data collection was conducted by observations, interviews, and documentations. Based on analysis, it is found that changes in society may affect an individual's social system, attitude, value, and behavioural pattern. People in the past recognise that men are masculine and women are feminine. Nowadays, gender limitation line is getting thinner, prioritising human rights. This proves that the perception of gender identities in the society are slowly changing.Salah satu fenomena yang marak di media sosial khususnya Instagram adalah menjadi content creator di bidang kecantikan atau yang biasa disebut dengan beauty influencer.Beauty influencer identik dengan konsep cantik dan feminine. Seiring perkembangan zaman, saat ini ada pula beauty influencer berjenis kelamin laki-laki. Hal tersebut memunculkan berbagai opini positif maupun negatif dalam masyarakat, khususnya mengenai identitas gender yang mereka tampilkan. Di Indonesia, isu genderless semakin menjadi perhatian publik. Orang-orang mulai mempertanyakan kategori gender yang kaku dan mengemukakan berbagai pendapat atas fenomena ini. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif menggunakan teknik analisis wacana Teun Van Dijk. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa adanya perubahan dalam masyarakat dapat mempengaruhi sistem sosial, sikap, nilai, dan pola perilaku individu. Masyarakat pada zaman dulu memiliki persepsi bahwa pria harus maskulin dan perempuan feminin. Sementara zaman sekarang, garis pembatasan gender semakin tipis dan lebih mengutamakan hak manusia. Hal tersebut membuktikan bahwa persepsi mengenai identitas gender yang ada dalam masyarakat sudah perlahan-lahan berubah.