Publika
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

44
(FIVE YEARS 44)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Negeri Surabaya

2354-600x

Publika ◽  
2021 ◽  
pp. 323-334
Author(s):  
Rani Wahyuningsih ◽  
Galih Wahyu Pradana

Sektor pariwisata yang saat ini sedang banyak diminati masyarakat adalah konsep pariwisata pedesaan, seperti desa wisata. Di Gresik sendiri terdapat banyak sekali wisata yang dikembangkan oleh Pemerintah melalui Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes seperti Desa Wisata Lontar Sewu di Desa Hendrosari. Berawal dari potensi desa yang apabila dikembangkan secara optimal dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyakat Desa Hendrosari. Sebab itu perlu untuk dilakukan penelitian lebih jauh mengenai pentingnya pemberdayaan masyarakat. Sehingga penting untuk dilakukan pemberdayaan masyarakat dimana di Desa Hendrosari terdapat sumber daya alam yang mumpuni untuk dikelola sehingga jika dikelola lebih baik bisa untuk menambah pendapatan desa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian menggunakan teori Pemberdayaan Masyarakat oleh Tim Delivery (Totok Mardikanto, 2013: 125-127). Karena pada awalnya dahulu desa hendrosari terkenal dengan desa penghasil minuman fermentasi sehingga konotasi dari Desa Hendrosari lebih ke arah negatif. Sehingga dengan adanya program kerja tersebut mampu mengubah image masyarakat tentang desa tersebut menjadi desa wisata. Masyarakat Desa Hendrosari mempunyai peran penting untuk melestarikan dan mengembangkan potensi yang ada seperti sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sehingga mereka memiliki peran penting dalam tindakan pengambilan keputusan, mempengaruhi serta memberi manfaat bagi kondisi lingkungan yang ada disekitar. Pengelolaan yang baik menghasilkan tempat wisata yang dikenal dengan nama lontar sewu. Dengan adanya tempat wisata baru tersebut menghasilkan banyak pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata lontar sewu. Kata kunci :Lontar Sewu, Desa Hendrosari, Desa Wisata, Pemberdayaan Masyarakat,   The tourism sector which is currently in great demand by the public is the concept of rural tourism, such as a tourist village. In Gresik itself, there are lots of tours developed by the Government through Village-Owned Enterprises or BUMDes such as Lontar Sewu Tourism Village in Hendrosari Village. Starting from the potential of the village which, if developed optimally, can increase the income of the surrounding community so as to improve the economy of the Hendrosari Village community. Therefore it is necessary to conduct further research on the importance of community empowerment. So it is important to do community empowerment where in Hendrosari Village there are natural resources that are qualified to be managed so that if they are managed better they can increase village income. This study used a qualitative descriptive approach with a research focus using the theory of community empowerment by the delivery team (Totok Mardikanto, 2013: 125-127). Because in the beginning, Hendrosari Village was known as a village that produced fermented drinks, so the connotation of Hendrosari Village was more negative. So that the existence of this work program is able to change the image of the community about the village into a tourist village. The Hendrosari Village community has an important role to play in preserving and developing existing potentials such as natural and human resources. So that they have an important role in decision-making actions, influence and benefit the surrounding environmental conditions. Good management produces a tourist spot known as lontar sewu. With this new tourist spot, it has resulted in a lot of community empowerment through the development of the Lontar Sewu tourism village. Keywords :Lontar Sewu, Hendrosari Village, Tourism Village, Community Empowerment


Publika ◽  
2021 ◽  
pp. 109-120
Author(s):  
Novi Ekri Nurwahyuni ◽  
Muhammad Farid Ma'ruf

Desa Wisata Jambu berdiri sejak tahun 2018  berlokasi di Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri yang meraih penghargaan  nominasi kategori desa wisata terbaik 2018 dan 2019 pada Penghargaan Anugerah Desa. Pada fase awal pembangunan desa wisata menggunakan modal anggaran yang berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD) dengan tujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, serta metode pengumpulan data dilakukan secara langsung turun ke lapangan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Focus penelitian ini adalah meneliti mengenai permasalahan yang diangkat yaitu sumber daya manusia yang kurang responsive terhadap pengelolaan desa wisata. Desa wisata jambu memiliki 17 spot wisata diantaranya yaitu  Kebun Bibit Kediri, Wisata Edukasi Wiwit Padi, Permainan Outbond, Wisata Tubing Niagara, Wisata Edukasi Menangkap Lele, Agrowisata Petik Kelengkeng, Agrowisata Petik Alpukat, Agrowisata Buah Lokal, Wisata Edukasi Menanam Padi, Agrowisata Okulasi dan Tabulampat, Wisata Edukasi Angon Kerbau, Edukasi Pengolakah Yogurt, Edukasi Perah Kambing Ettawa, Edukasi Pengolahan Limbah Kayu “Ask Craft”, Wisata Sungai Sejuta Ikan, Edukasi Karawitan, Pasar Papringan. Pemerintah Desa Jambu gencar mengupayakan tumbuhnya pemberdayaan masyarakat dengan mengelola desa wisata. Tujuan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan desa wisata Jambu yaitu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa serta mewujudkan masyarakat desa yang mampu berdaya saing dan mandiri. Dalam proses pengelolaan desa wisata terdapat kendala atau hambatan yang terjadi yaitu tanggapan masyarakat yang tidak responsive terhadap konsep spot wisata yang sudah disepakati. Selain itu kurangnya akses sarana dan prasarana spot wisata juga menjadikan kondisi desa wisata yang tidak kondusif sehingga akan menurunkan daya tarik wisatawan. Kata kunci : Desa Wisata, Alokasi Dana Desa,  Pemberdayaan Masyarakat   Jambu Tourism Village was founded in 2018, located in Kayen Kidul District, Kediri Regency, which won the nomination award for the best tourism village category 2018 and 2019 at the Village Award. In the early phase of tourism village development using budget capital from the Village Fund Allocation (ADD) with the aim of increasing the empowerment of village communities. This research is a descriptive study using a qualitative approach, and data collection methods are carried out directly in the field with interviews, observation, and documentation. The focus of this research is to examine the problems raised, namely human resources who are not responsive to the management of tourist villages. Guava tourism village has 18 tourist spots including Kediri Seed Garden, Wiwit Paddy Educational Tour, Outbound Games, Niagara Tubing Tour, Catfish Catching Educational Tour, Longan Picking Agro, Avocado Picking Agro, Local Fruit Agro Tourism, Paddy Planting Educational Tour, Grafting Agro tourism and Tabulampat, Education Tour for Buffalo Angon, Education for Yogurt Processing, Education for Ettawa Goat Milk, Education for Making Rengginang, Education for Wood Waste Processing “Ask Craft”, One Million Fish River Tour, Education for Karawitan, Papringan Market. The Jambu Village Government is aggressively seeking the growth of community empowerment by managing a tourist village. The purpose of community empowerment through the management of the Jambu tourism village is to improve the economy of the village community and create a village community that is able to be competitive and independent. In the process of managing a tourism village, there are obstacles or obstacles that occur, namely the response of the community that is not responsive to the agreed tourist spot concept. In addition, the lack of access to tourist spot facilities and infrastructure also makes the condition of the tourist village not conducive so that it will reduce the attractiveness of tourists. Keywords: Tourism Village, Village Fund Allocation, Community Empowerment


Publika ◽  
2021 ◽  
pp. 25-38
Author(s):  
Anton Wahyu Putra ◽  
Fitrotun Niswah

Inovasi layanan drive-thru perpustakaan merupakan sebuah layanan yang diciptakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. Inovasi layanan drive-thru ini berbentuk tempat / loket untuk melayani kebutuhan pemustaka tanpa harus turun dari kendaraan. Inovasi ini bertujuan untuk memudahkan pelayanan kepada pemustaka dengan harapan dapat meningkatkan budaya literasi.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan inovasi layanan drive-thru di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. Fokus penelitian ini adalah Kriteria Inovasi menurut PermenPANRB nomor 3 Tahun  2018 meliputi 5 variabel yang terdiri atas Kebaruan, Efektif , Bermanfaat , Dapat direplikasi, dan Berkelanjutan. Jenis penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, pemaparan dan penarikan kesimpulan. Untuk hasil penelitian menunjukkan inovasi layanan drive-thru memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada kriteria kebaruan menunjukkan inovasi drive-thru merupakan suatu penemuan baru serta menawarkan cara baru dalam melayani pemustaka melalui loket. Untuk kriteria efektif tujuan dari diciptakannya drive-thru adalah untuk memudahkan pemustaka sudah memenuhi, tetapi untuk meningkatkan budaya literasi belum tercapai. Untuk kriteria bermanfaat sudah dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan bagi dinas yang menerapkannya. Pada dapat direplikasi inovasi ini dapat menjadi contoh/rujukan karena sudah ada beberapa instansi yang menduplikasinya, lalu kriteria terakhir keberlanjutan untuk kedepan inovasi ini akan tetap dipertahankan karena mendapat dukungan dari berbagai stakeholder. Saran yang dapat diberikan adalah lebih menggalakan sosialisasi agar drive-thru ini bisa lebih berkembang dan dimanfaatkan oleh lebih banyak orang.    Kata kunci : Inovasi Layanan, Drive Thru Perpustakaan, Budaya Literasi   The library's drive-thru service innovation is a service created by the Library and Archives Office of East Java Province. This drive-thru service innovation is in the form of a counter to serve the needs of visitors without having to get off the vehicle. This innovation aims to facilitate service to users in the hope that it can improve literacy culture. The purpose of this study is to describe the drive-thru service innovation in the Department of Library and Archives of East Java Province. The focus of this research is the Innovation Criteria according to the Regulation of the Minister of Administrative Reform and Bureaucratic Reform (PermenPANRB) number 3 of 2018 covering 5 variables consisting of novelty, effectiveness, benefit, transferbility, and sustainability. This type of research is a descriptive type with a qualitative approach. For data collection techniques used are interviews, observation, and documentation. The data analysis technique used was data collection, data reduction, data presentation, presentation and conclusion drawing. The research results show that drive-thru service innovation has advantages and disadvantages. The novelty criterion indicates that drive-thru innovation is a new invention and offers a new way of serving visitors through the counter. . For the effective criteria, the purpose of creating a drive-thru is to make it easier for users to fulfill it, but to improve literacy culture has not been achieved. For useful criteria, it can provide benefits for the community and for the agencies that implement them. If this innovation can be replicated, it can be used as an example / reference because there are already several agencies that duplicate it. Then the last criteria for sustainability for the future of this innovation will be maintained because it has the support of various stakeholders. Suggestions that can be given are to promote more socialization so that this drive-thru can be more developed and utilized by more people. Keywords : Service Innovation , Drive Thru  Library, Literacy Culture


Publika ◽  
2021 ◽  
pp. 185-200
Author(s):  
Shifani Fitri Sauli ◽  
Trenda Aktiva Oktariyanda

Pelayanan publik menjadi suatu tolok ukur kinerja pemerintah yang paling kasat mata. Seiring dengan perkembangan teknologi dan banyaknya tantangan yang harus dihadapi maka pelayanan publik harus diselaraskan dengan terobosan atau inovasi. Salah satu pelayanan publik yang perlu dioptimalkan adalah Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT). Oleh karena itu, Kantor Bersama Samsat Gresik membuat aplikasi yang diresmikan pada tanggal 14 Juli 2020 adalah SAMSAT RAME (Samsat Ramah Merakyat) yaitu sebuah aplikasi pelayanan pajak serta informasi terkait pengurusan perpanjangan masa berlaku surat tanda nomor kendaraan (STNK) bermotor. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana optimalisasi pelayanan Kantor Bersama Samsat Gresik melalui Inovasi Aplikasi Samsat Rame (Samsat Ramah Merakyat) sehingga mampu menjawab beberapa permasalahan pelayanan publik Teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan studi literatur.  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi Samsat Ramah Merakyat (Samsat Rame) belum efisien karena input pelayanan masih memberatkan para pengguna jasa. Belum efektif karena tidak berhasil mencapai tujuan yang dikehendaki oleh penyelenggara. Serta kualitas hasil yang buruk dikarenakan faktor pendukung terkesan membuat aplikasi Samsat Rame di lakukan karena mendesak tanpa memikirkan jangka panjang. Sedangkan faktor penghambat lebih berpengaruh pada keberhentian inovasi Samsat Rame. Salah satu saran yang dapat diajukan yaitu meningkatkan sosialisasi dan promosi kepada masyarakat Kabupaten Gresik. Kata Kunci : Pelayanan Publik, Inovasi Pelayanan Pajak, Samsat Rame (Samsat Ramah Merakyat)   Public service becomes the most visible measure of government performance. Along with technological developments and the many challenges that must be faced, public services must be aligned with breakthroughs or innovations. One of the public services that need to be optimized is the One-Stop One-Stop Administration System (SAMSAT). Therefore, the Samsat Gresik Joint Office made an application that was inaugurated on July 14, 2020, namely SAMSAT RAME (Samsat Ramah Merakyat), which is a tax service application as well as information related to the extension of the validity period for motorized vehicle registration certificates (STNK). The purpose of this study is to find out how to optimize the services of the Samsat Gresik Joint Office through the Samsat Rame Application Innovation (Samsat Ramah Merakyat) so that it is able to answer several public service problems. Data analysis techniques are data collection, data reduction, data presentation, and conclusion / verification. Data collection techniques through interviews, observation, documentation and literature study. The results of this study indicate that the Peoples Friendly Samsat application (Samsat Rame) is not efficient because service inputs are still burdensome for service users. Not yet effective because it failed to achieve the goals desired by the organizers. As well as the poor quality of results due to supporting factors that seem to make the Samsat Rame application done because it is urgent without thinking about the long term. While the inhibiting factor has more influence on the discontinuation of the Samsat Rame innovation. One of the suggestions that can be put forward is to increase socialization and promotion to the people of Gresik Regency. Keywords: Public Service, Tax service innovation, Samsat Rame (Samsat Ramah Merakyat)


Publika ◽  
2021 ◽  
pp. 121-136
Author(s):  
Dewi Rahmawati ◽  
Eva Hany Fanida

Inovasi pelayanan Gadis Ayu (Gerakan Indonesia Sadar Adminduk ke Posyandu) merupakan sebuah inovasi yang digagas oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Lumajang yang bekerja sama dengan kader posyandu dalam memberikan pelayanan pengurusan semua jenis dokumen kependudukan dan pencatatan sipil yang akses layanannya lebih dekat dengan masyarakat. Pelayanan ini diciptakan untuk percepatan pelayanan administrasi kependudukan dan mengatasi permasalahan pelayanan adminduk di desa-desa khususnya guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengurusan administrasi kependudukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan inovasi pelayanan Gadis Ayu di Dispendukcapil Kabupaten Lumajang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian menggunakan teori komponen kapasitas inovasi yang dikemukakan oleh Emery et al. (2015) yaitu 1) innovative culture (budaya inovasi), 2) leadership (kepemimpinan), 3) expert knowledge (pengetahuan ahli), 4) stake holder engagement (keterlibatan pemangku kepentingan), 5) innovative work design (Desain Kerja yang Inovatif). Analisis data yang dilakukan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Dispendukcapil Kabupaten Lumajang telah memenuhi lima komponen kapasitas inovasi serta pelaksanaannya sudah berjalan dengan cukup baik, meskipun masih terdapat beberapa kendala. Budaya inovatif telah diterapkan pada aktivitas sehari-hari. Kepemimpinan memiliki tanggung jawab yang besar dengan menempatkan dirinya sebagai fasilitator yang mampu mengkoordinir pegawainya dan sebagai motivator yang mampu memotivasi dan menyemangati pegawainya. Pengetahuan ahli menunjukkan bahwa tanggung jawab dalam pelaksanaan sudah cukup baik dan mumpuni. Keterlibatan pemangku kepentingan menunjukkan bahwa semuanya telah mendukung. Desain kerja yang inovatif telah diterapkan dengan baik meskipun di beberapa desa pelayanan tuntas di tempat membutuhkan penambahan waktu karena antusias masyarakat. Kata Kunci: Inovasi, Pelayanan, Pelayanan Gadis Ayu   The service innovation for Gadis Ayu (Indonesian Movement Awareness of Population Administration to Posyandu) is an innovation initiated by the Lumajang Regency Population and Civil Registration Service (Dispendukcapil) in collaboration with Posyandu cadres in providing services for managing all types of population documents and civil registration with closer service access. with the community. This service was created to accelerate population administration services and overcome administrative service problems in villages in particular in order to increase public awareness of the importance of managing population administration. The purpose of this study was to describe the service innovation for Gadis Ayu in the District Government Office of Lumajang. The type of research used is descriptive with a qualitative approach. The research focus uses the innovation capacity component theory proposed by Emery et al. (2015) namely 1) innovative culture (innovation culture), 2) leadership (leadership), 3) expert knowledge (expert knowledge), 4) stakeholder engagement (involvement of stakeholders), 5) innovative work design (Innovative Work Design) ). The data analysis conducted was data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of this study indicate that the Lumajang District Civil Service Office has fulfilled the five components of innovation capacity and its implementation has been running quite well, although there are still some obstacles. Innovative culture has been applied to daily activities. Leadership has a big responsibility by placing itself as a facilitator who is able to coordinate its employees and as a motivator who is able to motivate and encourage its employees. Expert knowledge shows that the responsibility for implementation is quite good and qualified. Stakeholder involvement shows that all have been supportive. Innovative work designs have been implemented well even though in some villages on-site complete services require additional time due to community enthusiasm. Keywords: Public Service, Service Innovation, Gadis Ayu Service


Publika ◽  
2021 ◽  
pp. 227-240
Author(s):  
Sevira Vipriyanti ◽  
Meirinawati Meirinawati

Pelayanan publik merupakan pelayanan dasar dalam penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi kepada masyarakat. Untuk melaksanakan hal tersebut, Dinas Perhubungan membenahi dirinya supaya target-target yang ditetapkan dapat tepenuhi, salah satunya diterapkan Parkir Berlangganan  pada pertengahan tahun 2017 yaitu bulan september. Parkir Berlangganan ini bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi parkir sekaligus memberikan kenyamanan pelayanan dalam penggunaan parkir. Namun hingga saat ini masih terdapat beberapa permasalahan pelayanan di lapangan, seperti juru parkir liar, menurunnya kapasitas jalan, protes pemilik bangunan atau usaha sekitar jalan, menyebabkan kemacetan yang signifikan dan masyarakat masih memberikan uang parkir pada juru pakir dinas. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan kualitas pelayanan parkir berlangganan di Dinas Perhubungan Kabupaten Tuban. Jenis penelitian menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus dalam penelitian ini menggunakan teori dimensi kualitas pelayanan menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman (dalam Nurdin, 2019) yang meliputi: 1) Tangibles (Bukti Langsung); 2) Reliability (Keandalan); 3) Responsiveness (Daya Tanggap); 4) Assurance  (Jaminan); dan 5) Emphaty (Empati). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pada fokus pertama tangibles terbukti adanya penampilan petugas berseragam lengkap dan fasilitas penunjang layanan yang lengkap, kedua reliability menunjukkan adanya petugas memperhatikan kerahaman serta diterapkannya JUKIR SITOHA, ketiga responsiveness terbukti dengan profesionalisme kerja yang dilakukan petugas, keempat assurance menunjukkan bahwa pengguna parkir memiliki hak sesuai Perbup 38 Tahun 2017 pasal 16, dan kelima emphaty dibuktikan dengan adanya kepedulian petugas dan tidak ada tindakan diskriminatif pelayanan kepada pengguna parkir. Akan tetapi, pada pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala sehingga Dinas Perhubungan selalu berusaha membenahi pelaksanakan pelayanan Parkir Berlangganan.   Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Retribusi, Parkir Berlangganan     Public services are essential services in community-oriented government administration. To do this, the Department of Transportation is fixing itself so that the targets set can be met, one of which is the subscription parking in mid-2017, that is in September. Subscription Parking aims to increase local revenue (PAD) from the parking fee sector while providing service convenience in using the parking. However, there are still several service problems in the field, such as illegal parking attendants, decreased road capacity, protests from building owners or businesses around the road, causing significant congestion, and people still giving parking fees to official parking attendants. This study aims to describe the quality of subscription parking services at the Tuban Regency Transportation Service. This type of research uses a descriptive qualitative approach. The focus in this study uses the theory of service quality dimensions according to Zeithaml, Berry and Parasuraman (in Nurdin, 2019) which includes: 1) Tangibles; 2) Reliability); 3) Responsiveness; 4) Assurance; and 5) Empathy. The results of the research obtained indicate that the first focus of tangibles is evident in the appearance of officers in full uniform and complete service support facilities, second, reliability shows that officers pay attention to understanding and the application of JUKIR SITOHA, the third responsiveness is proven by the professionalism of the work performed by the officers, the fourth assurance shows that users parking has rights according to Perbup 38 of 2017 article 16, and the five empathy is proven by the care of officers and there is no discriminatory service to parking users. However, in its implementation there are still several obstacles so that the Transportation Agency is always trying to fix the implementation of Subscription Parking services. Keyword: Service Quality, Retribution, Parking Subscription


Publika ◽  
2021 ◽  
pp. 215-226
Author(s):  
Nofita Bobsuni ◽  
Muhammad Farid Ma’ruf

Wisata Alam Setigi merupakan wisata yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat desa Sekapuk, memiliki keunikan tersendiri karena bekas galian tambang kapur yang sebelumnya tempat pembuangan sampah karena sudah tidak dipakai lagi untuk penambangan kapur. Kades Sekapuk melihat bahwa bukit tersebut akan menarik jika dikelola menjadi tempat wisata. Akhirnya lokasi bekas tambang kapur dan pembuangan sampah dikelola menjadi wisata Setigi yang selalu ingin dikunjungi,ditambah lagi dengan pahatan dari berbagai ornamen Pahatan yang menarik seperti Candi Topeng,Miniatur Masjid,dibangunnya jembatan peradaban,serta adanya tangga Derajat yang merupakan icon yang menambah keindahan wisata alam ini. Wisata Setigi merupakan potensi yang perlu dikembangkan,dapat membantu perekonomian warga Sekapuk yang mengelola objek wisata tersebut. Partisipasi masyarakat melalui pembentukan Taplus Invest,musyawarah bersama perwakilan masyarakat terkait persoalan di Sekapuk berupa dana untuk pengelolaan wisata setigi. Tujuan penelitian,untuk mengetahui paparan yang jelas terkait partisipasi masyarakat dalam proses pengelolaan Wisata Alam Setigi. Metode Penelitian, menggunakan penelitian metode deskriptif analisis dan jenis penelitiannya menggunakan metode pustaka dan penelitian lapangan, bahan-bahan pustaka yang didukung dengan wawancara dari beberapa narasumber terkait dengan pengelolaan wisata Setigi. Fokus penelitian,partisipasi masyarakat dari bentuk partisipasi Abu Huraerah:Partisipasi pemikiran, tenaga, harta benda, keterampilan dan kemahiran, partisipasi sosial. Hasil penelitian dari peneliti memperlihatkan bahwa dalam pengelolaan wisata Setigi ini masyarakat Sekapuk ikut antusias dalam pengelolaan wisata Setigi. Partisipasi masyarakat sekapuk juga membantu pertumbuhan perekonomian desa Sekapuk. Kata Kunci: Partisipasi , Masyarakat, Wisata Setigi      Setigi Nature Tourism is a tour built based on the participation of the Sekapuk village community, which is unique because of the former excavation of a limestone mine that was previously a landfill because it is no longer used for limestone mining. Sekapuk village head sees that the hill will be attractive if it is managed as a tourist spot. Finally, the location of the former limestone mine and garbage disposal is managed to become Setigi tourism which is always wanted to be visited, coupled with carvings of various interesting carving ornaments such as Mask Temple, Mosque Miniature, construction of civilization bridge, and the existence of a Derajat staircase which is an icon that adds to the beauty of natural tourism this. Setigi tourism is a potential that needs to be developed, to help the economy of the Sekapuk residents who manage these tourist objects. Community participation through the formation of Taplus Invest, deliberations with community representatives regarding issues in Sekapuk in the form of funds for the management of Setigi tourism. The research objective was to determine a clear explanation regarding community participation in the management process of the Setigi Nature Tourism. Research Methods, using descriptive analysis method research and the type of research using library methods and field research, library materials supported by interviews from several sources related to the management of Setigi tourism. Research focus, community participation from the form of participation of Abu Huraerah: Participation of thoughts, energy, property, skills and skills, social participation. The results of the research from the researchers showed that in the management of Setigi tourism, the Sekapuk community was enthusiastic about managing Setigi tourism. The participation of the Sekapuk community also helps the economic growth of the Sekapuk village. Keywords: Participation,Community, Setigi Tourism  


Publika ◽  
2021 ◽  
pp. 97-108
Author(s):  
Nada Thalia ◽  
Meirinawati Meirinawati

Surabaya merupakan salah satu kota metropolis di Indonesia, maka banyak orang berbondong-bondong datang untuk mencari pekerjaan di Surabaya. Namun adanya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dengan tersedianya lapangan pekerjaan, sehingga banyaknya pengangguran di Surabaya. Pemerintah Kota dan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya berupaya mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Surabaya dengan menyelenggarakan program pelatihan keterampilan kerja. Penulis mengambil bidang otomotif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pelayanan prima program pelatihan keterampilan kerja di Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya (Studi pada Pelatihan Kerja Bidang Otomotif). Fokus penelitian ini terdiri dari 4 indikator meliputi 1) Attitude (sikap), 2) Attention (perhatian), 3) Action (tindakan), dan 4) Anticipation (antisipasi). Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan prima dari kedua pelatihan bidang otomotif sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat kendala. Hal tersebut diketahui pada konsep sikap di kedua pelatihan bidang otomotif sudah menerapkan sikap 5S dan berjalan sesuai SOP yang telah ditentukan. Konsep perhatian, kedua pelatihan bidang otomotif sangat berbeda penyedia jasa dan tutor pada pelatihan bidang otomotif mobil lebih cuek dan tegas kalau pelatihan otomotif – motor bersikap cepat dan cekatan dalam menyelesaikan masalah. Tindakan kedua pelatihan bidang otomotif juga berbeda mereka memiliki cara tersendiri jika ada salah satu masyarakat yang kurang paham saat proses pembelajaran berlangsung. Konsep antisipasti dari kedua pelatihan bidang otomotif berupa peralatan dan mesin otomotif yang lengkap dan selalu diganti disetiap tahunya. Salah satu saran yang diberikan yaitu pemberian materi yang lebih variatif. Kata Kunci: Pelayanan Prima, Pelatihan Keterampilan Kerja, Pelatihan Otomotif.   Surabaya is one of the metropolises in Indonesia, so many people flock to find work in Surabaya. However, there is an imbalance between the number of the workforce and the availability of jobs, so there are many unemployed people in Surabaya. The City Government and the Surabaya City Manpower Office are trying to reduce the number of unemployed people in Surabaya by organizing job skills training programs. The author takes the automotive field. The purpose of this research is to describe the excellent service of job skills training programs at the Surabaya City Manpower Office (Study on Automotive Job Training). The focus of this research consists of 4 indicators including 1) Attitude (attitude), 2) Attention (attention), 3) Action (action), and 4) Anticipation (anticipation). Data collection techniques through observation, interviews, and documentation. The results showed that the excellent service from the two automotive training courses had gone well, although there were still obstacles. It is known that the attitude concept in the two automotive field trainings has implemented the 5S attitude and runs according to the predetermined SOPs. The concept of attention, the two training in the automotive field are very different. Service providers and tutors in automotive training are more indifferent and assertive if automotive - motorbike training is fast and deft in solving problems. The second action of automotive training is also different, they have their own way if there is a community that does not understand the learning process. The anticipatory concept of the two training in the automotive field is in the form of complete automotive equipment and machines and is always replaced every year. One of the suggestions given is the provision of more varied material. Keyword : Excellent Service, Vocational Training, Automotive Training


Publika ◽  
2021 ◽  
pp. 137-148
Author(s):  
Ayu Aldania ◽  
Fitrotun Niswah

Pandemi COVID-19 berdampak pada ekonomi global dan menyebabkan resesi. Ketidakstabilan ekonomi yang disebabkan resesi mempengaruhi keberadaan UMKM. Pahlawan Ekonomi yang memberikan pelatihan dan pendampingan pada pemberdayaan UMKM dapat menjadi salah satu langkah untuk mendorong aktivitas ekonomi negara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan strategi kompetitif melalui Pahlawan Ekonomi dalam pemberdayaan UMKM pasca pandemic COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berfokus pada Strategi Kompetitif Generik yang dibagi menjadi tiga strategi yaitu kepemimpinan biaya, diferensiasi, dan fokus. Teknik analisis data menggunakan interaktif kualitatif, yaitu pengambilan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kepemimpinan biaya dan strategi diferensiasi efektif untuk diterapkan di Pahlawan Ekonomi dimasa pandemic COVID-19. Karena tidak hanya mempertahankan UMKM dari resesi, tetapi juga meningkatkan penjualan. Salah satu saran yang dapat diajukan adalah memberikan pelatihan yang berjenjang sesuai kondisi masing-masing UMKM. Kata Kunci: Strategi Kompetitif Generik, Pahlawan Ekonomi, COVID-19.   The COVID-19 pandemic is impacting the global economy and causing a recession. Economic instability caused by recession affects the existence of MSMEs. Pahlawan Ekonomi provides training and assistance on empowering MSMEs to be one of the steps to encourage the country's economic activities. The purpose of this study is to describe a competitive strategy through Economic Heroes in empowering MSMEs after the COVID-19 pandemic. The research method used is qualitative with a descriptive approach. Focusing on Generic Competitive Strategies which are divided into three strategies namely cost leadership, differentiation, and focus. The data analysis technique used interactive qualitative, namely data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Collecting data in this study using interviews, observations, and documentation. The results showed that the cost leadership strategy and differentiation strategy were effective to be implemented in Pahlawan Ekonomi during the COVID-19 pandemic. Because it not only defends MSMEs from recession, but also increase sales. One suggestion that can be put forward is to provide tiered training according to the conditions of each UMKM. Keywords:Generic Competitive Strategy, Economic Hero Program, COVID-19


Publika ◽  
2021 ◽  
pp. 255-270
Author(s):  
Navy Sagita Pertiwi ◽  
Muhammad Farid Ma’ruf

Dalam UU No. 6 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang keanggotaannya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Salah satu terkait fungsi BPD yaitu menjalankan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Didalam  APBDes memuat berbagai sumber penerimaan dan pengeluaran desa dalam kurun waktu satu tahun. Sehingga pengawasan dalam pengelolaan APBDes oleh BPD sangat diperlukan, hal ini bertujuan agar perputaran dana yang terjadi dalam pemerintahan desa dapat dipertanggung jawabkan keabsahan data laporannya. Pengawasan pengelolaan APBDes oleh BPD tersebut menjadi lebih urgent akibat adanya pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19), pasalnya pada saat pandemi Covid-19 telah dilakukan perubahan terhadap APBDes yang sebelumnya telah ditetapkan. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif serta metode pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yaitu wawancara terbuka yang bersifat terstruktur, observasi, serta dokumentasi. Selain itu terdapat teknis analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan Model Spradley, sedangkan untuk sumber datanya yaitu data primer dan sekunder. Hasil dari penelitian ini ialah BPD Tamanasri telah menjalankan peran pengawasannya dengan baik dalam roda pemerintahan Desa Tamanasri. Hal ini dapat dibuktikan selama periode tahun anggaran 2020 yang mengalami situasi pandemi Covid-19, pembuatan perubahan Perdes APBDes dilakukan dengan pertimbangan yang matang untuk kepentingan masyarakat desa dan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) tahap I, II, dan III telah tersalurkan dengan semestinya melalui survei terlebih dahulu oleh tim suvei BLT-DD. Kata kunci: Peran BPD, Pengawasan,  Pengelolaan APBDes, Covid-19   In Law no. 6/2014 explained that the Village Consultative Body (BPD) is an institution that carries out government functions whose membership is a representative of the village population based on regional representation and is determined democratically. One of the functions related to the BPD is to carry out the supervisory function of the management of the Village Revenue and Expenditure Budget (APBDes). The APBDes contains various sources of village revenue and expenditure within a period of one year. So that supervision in the management of APBDes by BPD is very necessary, this is intended so that the circulation of funds that occurs in the village administration can be accounted for the validity of the report data. Supervision of the management of the APBDes by BPD has become more urgent due to the Corona Virus Disease-19 (Covid-19) pandemic, because at the time of the Covid-19 pandemic, changes had been made to the APBDes that had previously been determined. In this study using descriptive research and qualitative approach methods. The data collection techniques are structured open interviews, observation, and documentation. In addition, there is technical data analysis in this study, namely using the Spradley Model, while the data sources are primary and secondary data. The result of this research is that Tamanasri BPD has carried out its supervisory role well in the government of Tamanasri Village. This can be proven during the period of the 2020 fiscal year which experienced a Covid-19 pandemic situation, the making of changes to the APBDes Perdes was carried out with careful consideration for the interests of the village community and the Village Fund Direct Cash Assistance (BLT-DD) stages I, II, and III had been distributed. properly through a survey by the BLT-DD survey team. Keyword: Role of BPD, Supervision, Management of APBDes, Covid-19


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document