Cendekia Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

199
(FIVE YEARS 50)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Stain Ponorogo

2477-796x, 1693-1505

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-19
Author(s):  
Ahmad Royani

Abstract: Pesantren is an ideal partner for the government to jointly improve the quality of education as a basis for implementing social transformation. It provides qualified human resources with good morals emphasizing moderate religious values that reflect within the Islamic value of rahmatan lilalamin. This paper wants to see pesantren-based universities in giving birth to moderate religious academics. By taking the object of study Nurul Jadid university, which is a high miscarriage based pesantren. This research applied a descriptive study by using a qualitative approach. The research participants were Islamic scholars (kyai), lecturers, and students at the University of Nurul Jadid. Data were collected through interviews, observation, and documentation. This study showed that establishing the Islamic boarding school culture produced moderate religious academics at Nurul Jadid University. It was by implementing the supremacy of kyai’s preaching and teaching (dawuh kyai). It was constructed through artifacts, values, and assumptions emphasizing moderate religious aspects. Abstrak: Pesantren menjadi partner yang ideal bagi pemerintah untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan sebagai basis bagi pelaksanaan transformasi sosial melalui penyediaan sumber daya manusia yang mumpuni dan berakhlakul karimah yang menekankan nilai-nilai religius moderat yang mencerminkan nilai Islam rahmatan lilalamin. Tulisan ini ingin melihat perguruan tinggi berbasis pesantren dalam melahirkan akademisi religius moderat. Dengan mengambil objek kajian Universitas Nurul Jadid yang merupakan perguran tinggi berbasis pesantren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam,observasi partisipatif dan studi dokumen. Data-data yang yang terkumpul kemudian dianalisis secara simultan, dengan teknik: pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan konstruksi budaya pesantren dalam melahirkan akademisi religius moderat di Univesitas Nurul Jadid dilakukan dengan kekuatan dawuh kyai yang di konstruksi melalui artifak, nilai, dan asumsi yang mengedepankan aspek religius moderat


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 185-196
Author(s):  
Miftahul Ulum ◽  
Asmak Ab Rahman ◽  
Shinta Maharani ◽  
Agus Purnomo

Abstract: Religious learning in the pandemic era was carried out through social media, such as Facebook, Whatsapp, Twitter, and Instagram. YouTube is transformed into the premier medium of teaching. For students and the millennial generation, social media provides many conveniences. However, on the other hand, it becomes a problem in itself, especially for parents in presenting education that is full of values, during a struggle for the free flow of information and communication. The paper aims to analyze the transition of learning media in education, from conventional offline models to online via social media, and to prove the impact of using social media on students or the millennial generation. Qualitative methods are used to analyze data. The findings of this paper indicate that education during a pandemic, reading printed literature, is also carried out via the internet. Social media has a significant impact on students or the millennial generation, so efforts to strengthen values are needed. Social media brings together the main actors in education; parents, academics, government, social media, and regulation. Abstrak: Pembelajaran agama di era pendemi dilakukan melalui media sosial, seperti Facebook, Whatsapp, Twitter, dan Instagram. YouTube ditransformasikan menjadi media utama dalam pengajaran. Bagi siswa dan generasi milenial, media sosial menyediakan banyak kemudahan. Namun pada sisi lain, menjadi problem tersediri, terutama orang tua dalam menghadirkan pendidikan yang sarat dengan nilai, di tengah-tengah pertarungan arus informasi dan komunikasi yang bebas. Tujuan dari paper ini adalah: untuk menganalisis peralihan media pembelajaran dalampendidikan, dari model konvensional luring menuju daring online melalui media sosial, dan membuktikan dampak penggunaan media ssosial tersebut bagi siswa atau generasi milenial. Metode kualitatif digunakan guna menganalisis data. Temuan dari paper ini menunjukkan bahwa pendidikan pada masa pandemi, selain dengan cara menbaca literatur cetak, jugadilakukan melalui internet. Media sosial sangat berdampak terhadap siswa atau generasi milenial, sehingga diperlukan upaya penguatan nilai.Media sosial menyatukan aktor-aktor utama dalampendidikan, yaitu; orang tua, akademisi, pemerintah, media sosial, dan regulasi itu sendiri.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 163-183
Author(s):  
Reza Fahmi ◽  
Furkan Besel ◽  
Prima Aswirna ◽  
Farah Audi Fahmi ◽  
Danial Muhammad Fahmi

Abstract: Educational tourism can be built as a bridge between society and the Islamic Boarding School. It’s also can improve a new entrepreneurship model in Islamic Boarding School. The study used a quantitative approach. The population was about 387 students who were involved as a population in the study. But only 196 people as a sample. The sampling technique is simple random sampling. The data collection technique was the psychology scale—data analysis technique with a Pearson correlation statistical model. This study found that: (1) the distribution of mean and percentage of educational tourism perception had not been developed or low; (2) the distribution of min and portion of self-fulfillment of students was high; (3) there was an effect between students' perception about education tourism and their self-fulfillment. Abstrak: Wisata edukasi dapat menjadi jembatan antara masyarakat  dan pondok pesantren yang tidak mengetahui tentang pondok pesantren. Pengembangan pariwisata pesantren memberi ruang terbentuknya kewirausahaan baru di pesantren. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi sebanyak 387 siswa yang dilibatkan sebagai populasi dalam penelitian. Tapi hanya 196 orang sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala psikologi. Teknik analisis data dengan model statistik regresi sederhana. Hasil penelitian ini menemukan: (1) sebaran rerata dan persentase persepsi tentang wisata pendidikan belum berkembang atau rendah. (2) sebaran min dan persentase pemenuhan diri siswa tinggi. (3) ada pengaruh antara persepsi siswa tentang wisata pendidikan dengan kemandirian santri.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 127-143
Author(s):  
Maragustam Siregar

Abstract: Nawawi is a true teacher in Islamic science and very prolific in writing Islamic science. The purposes of this study are (1) to find out the characteristics of the plague in Nawawi’s thinking; (2) to propose the solution to the Covid-19 outbreak from the perspective of Islamic education; (3) to figure out the Islamic education from this pandemic. This study employed qualitative research from an Islamic education philosophy perspective. The data collection was documentation. It also used content analysis, thematic, and inductive-deductive approaches. There are some findings in this research. First, the words calamity, Bala, and slander, the pandemic, is a test. It happened as a result of the power of God and the work of man. The purpose is for man to be closer to God, more meaningful to God’s presence, erode pride, etc. Second, it is not permissible to approach the place of plague. If it is at the epidemic site, then do not come out of it; the sick do not mix with the healthy, avoid harming themselves and others, and put the damage off rather than benefit. Third, the values of Islamic education are spiritual, intellectual, social, and skill. Abstrak: Nawawi adalah mahaguru sejati dalam keilmuan Islam dan sangat produktif menulis bidang keilmuan Islam. Tulisan ini menjawab (1) karakteristik wabah dalam pemikiran Nawawi; (2) solusi dari wabah Covid-19 dalam perspektif pendidikan Islam; (3) nilai-nilai pendidikan Islam yang diperoleh dari pandemi ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan filsafat pendidikan Islam. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis isi, tematik, dan pola pikir induktif-deduktif. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah pertama, merujuk kepada kata musibah, bala, dan fitnah, pandemi merupakan ujian. Hal itu terjadi sebagai akibat kuasa Allah dan ulah manusia. Tujuannya agar manusia lebih dekat kepada Allah, lebih bermakna kehadiran Tuhan, mengikis kesombongan, dan lain-lain. Kedua, tidak boleh mendekati tempat wabah dan jika berada di lokasi wabah, maka jangan keluar darinya, yang sakit jangan bercampur dengan yang sehat, menghindari mudarat terhadap diri sendiri dan orang lain, dan mendahulukan menutup kemudaratan daripada mengambil manfaat. Ketiga, nilai-nilai pendidikan Islam ialah nilai spiritual, intelektual, sosial, dan keterampilan.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 69-87
Author(s):  
Subakri - Bakri ◽  
Rosdee Ibrahim Mangkachi

Abstract: Pesantren tends to have an adaptive response towards social changes in community life. This research employed a qualitative approach by using a case study to discern the adaptive strategy of an Islamic boarding school. Then, the data were collected through observations, interviews, and documentaries. Next, they were analyzed using the Miles and Huberman model, namely data collection, condensation, data display, and conclusions drawing simultaneously. Finally, the validity of the data was gained through triangulation. The study results showed that pesantren has actively adapted themselves towards these social demands. Furthermore, it shows that 1) the dialectics of pesantren and social community in transforming cultural values through formal education was done by establishing several formal educations; 2) the dialectics of pesantren and social community in transforming cultural values through non-formal education was done by establishing several non-formal religious-based institutions through pesantren activities. Abstrak: Pesantren dalam kehidupan masyarakat memiliki sikap adaptif terhadap perubahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adapun jenis penelitian studi kasus. Penggalian sumber data menggunakan Observasi, wawancara dan dukumenter dan data dianalisi dengan model Miles and Hubermen yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan yang dilakukan bersama. Kemudian keabsahan data menggunakan Triangulasi. Adapun hasil kajian penelitian yaitu pesantren Raudlatul Ulum memiliki sikap adaptif terhadap perubahan yang tergambar sebagai berikut 1.) Dialektika Pondok Pesantren Raudlatul Ulum  dan masyarakat dalam tranformasi nilai budaya melalui Pendidikan formal dengan mendirikan beberapa pendidikan formal. 2) Dialektika Pondok Pesantren Raudlatul Ulum  dan masyarakat dalam tranformasi nilai budaya melalui Pendidikan non formal dengan jalan mendirikan beberapa lembaga non formal yang berbasis keagamaan yang teraktualisasikan melalui aktivitas Pondok Pesantren. 


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 145-161
Author(s):  
Abdul Karim ◽  
Pryla Rochmahwati

Abstract: This research is remarkable to conduct research dealing with its impact on the senior high school students’ achievement. The design of the research was a phenomenological qualitative approach. It was applied by using purposive sampling in Kudus Regency. The findings showed that (1) Islamic Religious Education placed men and women equally in the teaching and learning process. However, the difference in learning material is based on the essence of the source of Islamic law of Al-Quran and Hadith; (2) There are several learning models applied, directed free learning strategies which stimulate students for behaving and acting according to normative-rational and religious considerations and resulting in learning changes in thinking, behaving and acting according to individual ratio considerations; (3) The impact of the Islamic Religious Education learning model on understanding gender equality is that the presence of a normative-religious, normative-rational understanding, as well as a rational understanding of gender issues.   Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesetaraan gender terhadap prestasi belajar peserta didik di Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Kudus (berdasarkan purposive sampling) dengan menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis. Dari hasil analisis data penelitian ditemukan, pertama: Pembelajaran PAI dilaksanakan dengan tanpa membedakan gender peserta didik. Perbedaan materi pembelajaran didasarkan pada esensi sumber hukum Islam al-Quran dan Hadits. Kedua, terdapat beberapa model pembelajaran yang diterapkan, yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran bebas terarah yang merangsang siswa untuk berperilaku dan bertindak sesuai pertimbangan normatif-rasional dan religius sehingga mengakibatkan perubahan sikap peserta didik dalam berpikir, berperilaku dan bertindak sesuai dengan pertimbangan rasio individu. Ketiga, ada beberapa dampak model pembelajaran PAI terhadap pemahaman kesetaraan gender, di antaranya: model pertama, peserta didik memiliki pemahaman secara normatif-religius; model kedua, peserta didik memiliki pemahaman tentang gender secara normatif-rasional; dan model pembelajaran ketiga, peserta didik memiliki pemahaman permasalahan gender secara rasional.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 21-46
Author(s):  
Achmad Muhlis ◽  
Muhammad Holis ◽  
Saliha Sebgag ◽  
Moh. Wardi

Abstract: This study analyzes the model, factors, and alternative solutions to students’ destructive behavior towards teachers in teaching-learning. It took place at Madrasah Tsanawiyah Negeri in Madura as immoral acts that violate the norms and values of social life by students to their teachers. It was qualitative research with a descriptive approach. The subjects of this study were representatives of MTsN teachers in Madura, namely MTsN 1 Sumenep, Pamekasan, MTsN 3 Pamekasan, MTsN 1 Sampang, and MTsN 1 Bangkalan. The research data was taken by the method of observation, documentation, and interviews. The results showed that destructive behavior models in destructive verbal behavior, destructive behavior in the form of physical and mental destructive behavior. Furthermore, the causes of students’ destructive behavior towards teachers in learning at Madrasah Tsanawiyah Negeri in Madura were internal and external factors, including the social status of students being higher than their teachers. Students thought they have more intelligence and knowledge than their teachers. Therefore, the teachers did the home visits, parenting, and parental involvement, and educational sanctions to overcome it. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang model, faktor penyebab, serta solusi alternatif perilaku destruktif murid terhadap guru dalam pembelajaran pada Madrasah Tsanawiyah Negeri di Madura, sebagai tindakan amoral yang melanggar norma dan tatanan nilai kehidupan sosial masyarakat yang dilakukan oleh murid kepada gurunya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, Subyek penelitian ini adalah keterwakilan dari Guru MTsN yang ada di Madura yaitu MTsN 1 Sumenep, Pamekasan, MTsN 3 Pamekasan, MTsN 1 Sampang, and MTsN 1 Bangkalan. Data penelitian diambil dengan metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, model perilaku destruktif berupa prilaku destruktif verbal, perilaku destruktif fisik, dan perilaku destruktif mental. Kedua, Faktor penyebab perilaku destruktif murid terhadap guru dalam pembelajaran pada Madrasah Tsanawiyah Negeri di Madura karena faktor internal dan eksternal, diantaranya status sosial murid lebih tinggi dari gurunya, Murid merasa memiliki kecerdasan dan pengetahuan yang lebih dari gurunya. Ketiga, Cara mengatasi perilaku destruktif murid terhadap guru Pembinaan, Keteladanan dan Keterlibatan Orang tua “Home Visit”, dan pemberian sanksi edukasi pada siswa.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 109-125
Author(s):  
Fata Asyrofi Yahya

Abstract: This research begins from the problems faced in pesantren. They include curriculum management and learning, such as the implementation of teacher-centered learning and poorly planned learning evaluation. Thus, the researcher is interested in studying Pesantren Nurul Iman Garum Blitar, which applies an innovative curriculum using a transformative paradigm. The research method was qualitative research - a phenomenological approach. The findings were; first, there were three curriculum objectives: national goals, institutional goals, and learning objectives. Second, the learning material was reconstructing several books in the pesantren, such as the nahwu, shorof, and fiqh books. Third, the learning method was student-centred which encourage students to be active. In addition, it was also supported by some learning programs, including takror sughro, takror kubro, and syawir. Fourth, the learning evaluation employed formative and summative evaluation. Abstrak: Penelitian ini berawal dari kegelisahan akademik peneliti melihat beberapa problematika yang terjadi di pondok pesantren, diantaranya problem pengelolaan kurikulum dan pembelajaran, seperti metode pembelajaran yang cenderung teacher centered dan juga evaluasi pembelajaran yang tidak terencana dengan baik. Dari situ peneliti tertarik meneliti Pondok Pesantren Nurul Iman Garum Blitar yang membuat inovasi dalam kurikulumnya dengan menggunakan paradigma transformatif. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis dan jenis penelitian kualitatif. Diantara hasil penelitiannya sebagai berikut: pertama, desain tujuan kurikulumnya terdiri dari tiga macam; yaitu tujuan nasional, tujuan institusional dan tujuan pembelajaran. Kedua, desain materi pembelajarannya berupa rekonstruksi ulang beberapa kitab di pesantren, seperti kitab nahwu, shorof dan fikih. Ketiga, desain metode pembelajarannya menggunakan paradigma student centered dengan metode yang mendorong siswa aktif. Selain itu didukung dengan beberapa program pembelajaran, diantaranya takror sughro, takror kubro dan syawir. Keempat, bentuk evaluasi pembelajarannya menggunakan evaluasi formatif dan sumatif.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 47-68
Author(s):  
Muhamad Parhan ◽  
Nurti Budiyanti ◽  
Asep Abdul Aziz ◽  
Rama Wijaya Abdul Rozak ◽  
Salimah Muhammad Husein

Abstract: The proliferation of Islamophobia worldwide, including Indonesia, can cause the erosion of the friendly image of Islam in the world. It needs an effort to ward off Islamophobia viruses in creating the peace and integrity of a nation. This article aims to present a variety of educational efforts to ward off Islamophobia viruses to strengthen the nationalism and spiritualization of the Indonesian. The study employed a qualitative approach through descriptive analysis methods. The results showed that one of the causes of Islamophobia emergence was the lack of Islamic creed. Through excellent education, Islamic teachings were developed to reinforce a nation’s nationalism and spirituality. Education of the wholeheartedly or known as Sufism is an alternative solution to produce a human figure conscious of its status as ‘Abd – as caliph. Also, the purpose of his/her life to worship God. Thus, human beings should establish unified communication to create a peaceful, safe and prosperous life in the principle of ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah wathaniyyah, and ukhuwah basyariyyah. Abstrak: Menjamurnya fenomena Islamofobia di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia, dapat menyebabkan lunturnya citra Islam yang ramah di mata dunia. Perlu adanya upaya untuk menangkal virus Islamofobia dalam menciptakan perdamaian dan keutuhan suatu bangsa. Tulisan ini bertujuan untuk menghadirkan berbagai upaya pendidikan untuk menangkal virus Islamofobia dalam mengukuhkan sikap nasionalisme dan spiritualiasme bangsa Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu penyebab lahirnya Islamofobia ialah dangkalnya akidah Islam. Melalui pendidikan hati, ajaran Islam dikembangkan untuk mengukuhkan sikap nasionalisme dan spiritualiasme. Pendidikan dengan hati atau dikenal dengan istilah tasawuf merupakan solusi alternatif melahirkan sosok manusia yang sadar akan statusnya sebagai ‘abd, perannya sebagai khalifah, serta tujuan hidupnya untuk beribadah kepada Allah. Melalui kesadaran ini lah, manusia akan senantiasa menjalin komunikasi yang harmonis dengan sesama makhluk Allah untuk menciptakan kehidupan yang damai, aman dan sejahtera dengan memperhatikan prinsip ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah wathaniyyah dan ukhuwah basyariyyah.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document