Jurnal AL-IJTIMAIYYAH: Media Kajian Pengembangan Masyarakat Islam
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

60
(FIVE YEARS 37)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

2461-0755, 2654-5217

Author(s):  
Imam Subqi ◽  
Saipullah Hasan ◽  
Erin Riani

Abstract: There are 41.12% (29.0370) children experiencing a lack of nutritional intake in children in Wonosobo Regency, this has adversely affected the growth of both physical and non-physical for children due to breast milk intake and unhealthy environment. The purpose of this study was to find out how the role of the LPTP through the religious approach in handling the reduction of stunting rates, and how the role of the LPTP in assisting the reduction of stunting rates in the village of Pagarejo Wonosobo with qualitative research using the Participatory Action Research (PAR) approach. The results of this study indicate that (1) that the assistance provided by LPTP with a religious approach is based on the Al-Qur’an Al-Baqarah verse 233, that is, Allah has instructed a mother to breastfeed her child for up to two years. A father also has a responsibility to be able to provide for the family such as giving proper clothes to his children. (2) In creating conditions of social welfare and a good quality of life, it is necessary to create an environment that is supportive, responsive and empowers individuals and communities. Through the coordination carried out by the LPTP, the Village Government and Local Government to reduce stunting rates is one way to realize community welfare through the RPJM, RKP and APBDes.Keywords: LPTP; Religion; Stunting.Abstrak: Ada 41,12% (29,0370) anak mengalami kurangnya asupan gizi pada anak di Kabupaten Wonosobo, ini telah berdampak buruk bagi pertumbuhan baik fisik maupun non fisik bagi anak akibat asupan air susu ibu dan lingkungan yang kurang sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran LPTP melalui pendekatan Agama dalam penanganan penurunan angka stunting, dan bagaimana peran LPTP dalam pendampingan penanganan penurunan angka stunting di Desa Pagarejo Wonosobo dengan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa (1) pendampingan yang dilakukan oleh LPTP dengan pendekatan agama di dasarkan pada Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 233, yakni Allah telah memperintahkan pada seorang ibu agar menyusui anaknya sampai dua tahun lamanya. Seorang ayah juga memiliki tanggung jawab untuk bisa memberikan nafkah bagi keluarga seperti memberi pakaian yang layak kepada anak-anaknya. (2) Dalam menciptakan kondisi kesejahteraan sosial dan kualitas hidup yang baik diperlukan penciptaan lingkungan yang mendukung, responsif dan memberdayakan individu dan masyarakat. Melalui koordinasi yang dilakukan oleh LPTP, Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah untuk mengurangi angka stunting adalah salah satu cara untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui RPJM, RKP dan APBDes.Kata Kunci: LPTP; Agama; Stunting.


Author(s):  
Amirul Haq RD ◽  
Muhammad Ichsan ◽  
Rahmad Syah Putra

Abstract: Educational Human Resources are sources that play an active role in an educational institution in the process of creating qualified and competent graduates in their fields. This paper will examine the concept of developing educational resources from Ibn Sina's perspective and its relevance to the context of developing Islamic society. This article is a literature review with the sources used in consisting of primary data and secondary data. Primary data is the main source that is used as a reference in this writing, namely books or journals related to Ibn Sina's educational thoughts, and secondary data in the form of supporting sources related to education, development, and education. The data analysis technique uses the content analysis method with 4 stages, namely: 1) data classification; 2) data sorting; 3) leveraging/deepening data; and 4) Drawing conclusions. Based on the results of the study, it was found that the concept of development of Human Resources for Education in Ibn Sina's perspective is very relevant to the context of developing Islamic society today, he argues that the development of human resources for education is the first step that must be done directly or indirectly. Because educational human resources are closely related to efforts to prepare development education graduates for the community in the context of developing Islam by implementing a social system that has Islamic philosophical values (khaira ummah), which includes developing the abilities possessed by a human being, namely Spiritual which consists of reason, character and body which consists of limbs, through a process obtained during education.Keywords: Development; Human Resources; Education; Ibn Sina.Abstrak: Sumber Daya Manusia Pendidikan merupakan sumber yang berperan aktif terhadap jalannya suatu lembaga pendidikan dalam proses menciptakan lulusan yang bermutu dan berkompeten di bidangnya. Tulisan ini akan mengkaji tentang konsep pembangunan sumber daya manusia pendidikan perspektif Ibnu Sina dan relevansinya dengan konteks pengembangan masyarakat Islam. Artikel ini merupakan kajian kepustakaan dengan sumber yang digunakan dalam terdiri dari data Primer dan data sekunder. Data Primer berupa sumber utama yang menjadi rujukan dalam penulisan ini yaitu buku atau jurnal yang berkaitan dengan Pemikiran pendidikan Ibnu Sina, dan Data Sekunder berupa sumber pendukung yang berkaitan dengan pembangunan pendidikan, pembangunan, dan pendidikan. Adapun teknik analisis data menggunakan metode analisis konten dengan 4 jenis tahapan yaitu: 1) klasifikasi data; 2) pemilahan data; 3) verifikasi/pendalaman data; dan 4) penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil kajian diperoleh hasil bahwa dalam konsep pembangunan Sumber Daya Manusia Pendidikan dalam perspektif Ibnu Sina sangat relevan dengan konteks pengembangan masyarakat Islam saat ini, dirinya berpendapat bahwa pembangunan sumber daya manusia pendidikan merupakan langkah awal yang harus dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Karena pembangunan sumber daya manusia pendidikan berhubungan erat kepada upaya mempersiapkan lulusan lembaga pendidikan untuk mengabdi kepada masyarakat dalam rangka melakukan pengembangan masyarakat Islam dengan mengimplementasikan sistem kemasyarakatan yang memiliki nilai-nilai philosofis keislaman (khaira ummah), yang di dalamnya berupa pengembangan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh seorang manusia yaitu Rohani yang terdiri dari akal, budi pekerti dan Jasmani yang terdiri dari anggota badan, melalui proses yang diperoleh selama pendidikan.Kata Kunci: Pembangunan; Sumber Daya Manusia; Pendidikan; Ibnu Sina. 


Author(s):  
Aliyul Himam

Abstract: This article examines the meaning of the Logic of Nubuwwah by KH. Ahmad Bahauddin Nursalim and his dakwah broadcast. The results of this study indicate that: 1) The logic of nubuwwah is a rational and humane way of thinking based on wisdom so that it can glorify oneself in the presence of Allah Swt. As for understanding it can be through an approach based on texts: Al-Qur’an, Hadith and religious books (bayani epistemology), a coherent and reasonable logic, even if it comes from the words of an a'rabi, (burhani epistemology) and direct experience of the spiritual reality of religion (irfani epistemology). 2) KH. Ahmad Bahauddin Nursalim uses a pattern a) an explanation based on a typical Islamic boarding school knowledge framework b) the arrangement of material that is discusive with the students and society b) an open dialogical explanation and communicative based on the religious book which contains the Koran, Hadith and the thought of the ulama c) contains a contextual interpretation that can relate to the students and society d) contains cultural values that apply in society such as manners, morals, ethics, local wisdom and so on.Keywords: Logic of Nubuwwah; Dakwah; KH. Ahmad Bahauddin Nursalim.Abstrak: Tulisan ini mengkaji tentang makna Logika Nubuwwah dalam dakwah dakwah KH. Ahmad Bahauddin Nursalim dan proses penyiaran dakwah KH. Ahmad Bahauddin Nursalim. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Logika nubuwwah adalah cara berpikir yang masuk akal dan manusiawi yang serat akan keluhuran dan ketinggian derajat manusia sehingga dapat memuliakan dirinya di hadapan Allah Swt. Adapun dalam memahaminya dapat melalui pendekatan yang didasarkan pada nash: Al-Qur’an, Hadits dan kitab-kitab klasik (epistemologi bayani), logika yang runtut dan masuk akal, sekalipun itu berasal dari omongan seorang a’rabi/awam (epistemologi burhani) dan pengalaman langsung atas realitas spiritual keagamaan, tidak terbatas hanya untuk hal-hal yang melangit saja namun juga termasuk amaliah sehari-hari (epistemologi irfani). 2) Proses penyiaran dakwah KH. Ahmad Bahauddin Nursalim menggunakan pola a) penjelasan yang berdasarkan kerangka pengetahuan khas pondok pesantren b) penyusunan materi yang bersifat diskusi dengan para santri b) penjelasan yang dialogis yang bersifat terbuka dan komunikatif berdasarkan kitab kuning yang di dalamnya terkandung Al-Qur’an, Hadits dan pemikiran ulama c) mengandung tafsir dan interpretasi yang kontekstual sehingga bisa relate dengan kehidupan para santri dan masyarakat d) memuat nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat seperti tata krama, akhlak, etika, moral, adab, sopan santun, susila, kearifan lokal dan lain sebagainya.Kata Kunci: Logika Nubuwwah; Dakwah; KH. Ahmad Bahauddin Nursalim.


Author(s):  
Muhammad Sawir ◽  
Izzatul Laili ◽  
Rif'iy Qomarrullah ◽  
Lestari Wulandari S

Abstract: This empowerment activity is aimed at the people of South Ardipura Jayapura. The purpose of this activity is to take advantage of opportunities by diversifying superior products with social media-based marketing media. The approach used is descriptive qualitative phenomenology which is integrated with quantitative data. The stages of implementing activities are carried out starting from socialization, implementation of activities and evaluation and mentoring. The results of this activity are from 15 craftsmen. The data instrument used observation techniques, and structured interviews. Then, to complete the data needed, both in the grand tour question, focused and selection stage, carry out data collection, analysis and make conclusions. Data analysis uses data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results and discussion of the activities carried out were that there was a high level of participation from the participants of the activity, and it was seen from the presence of enthusiastic residents to participate and support from government officials by participating in the activity. Based on these activities in the future, the government and the community can provide improvements to micro-enterprise empowerment programs, especially aspects of handling human resources, management, administration and production, and transfer of appropriate technology.Keywords: Local Wisdom; Noken Papua; Empowerment.Abstrak: Kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan ini ditujukan kepada masyarakat Ardipura Jayapura Selatan. Adapun tujuan kegiatan ini adalah memanfaatkan peluang dengan membuat diversifikasi produk unggulan dengan media pemasaran berbasis media sosial. Pendekatan yang dilakukan menggunakan deskriptif kualitatif fenomonologis yang terpadu dengan data kuantitatif. Tahapan pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai dari sosialisasi, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi serta pendampingan. Adapun hasil dari kegiatan ini yakni dari 15 pengrajin. Instrumen data menggunakan teknik oservasi, dan wawancara terstruktur. Kemudian, untuk melengkapi data yang dibutuhkan, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil dan pembahasan dari kegiatan yang dilaksanakan yakni bahwa tingkat partisipasi yang tinggi peserta kegiatan, dan terlihat dari kehadiran warga yang antusias untuk mengikuti serta dukungan dari perangkat pemerintah dengan turut serta hadir dalam kegiatan. Berdasarkan kegiatan tersebut ke depan pemerintah dan masyarakat dapat memberikan peningkatan program pemberdayaan usaha mikro terutama aspek penanganan sumber daya manusia, manajemen, administrasi dan produksi, dan transfer teknologi tepat guna.Kata Kunci: Local Wisdom; Noken Papua; Pemberdayaan.


Author(s):  
Syahrowi Syahrowi ◽  
Awis Karni ◽  
Irta Sulastri

Abstract: SAD is one of the groups that lives alternately in the forest, living in simple huts, wearing traditional clothes, and consuming forest products to survive. This has made the Sarolangun Social Service Office become concerned about SAD's less prosperous life. For this reason, the Sarolangun Social Service provides empowerment programs for SAD to improve their lives, especially in terms of meeting primary needs. This study aims to analyze the role of the Sarolangun Regional Government in empowering the primary needs of SAD in Lubuk Jering Village through several empowerment programs. This study has used a qualitative approach by interviewing 6 informants who can provide correct and clear information related to the focus of the research being carried out. The research findings have shown that the Sarolangun Social Service carries out an empowerment program through three stages, namely the stages of awareness, capacity building, and empowerment. The role of the Social Service in the awareness stage is to provide knowledge about the importance of wearing modern clothes, knowledge that they cannot depend on the forest forever, and insight into the importance of living permanently. The role of the Social Service at the capacitating stage is to provide training in farming and managing fish ponds, as well as mental development. The role of the Social Service in the empowerment stage is to provide assistance in the form of basic necessities and jadup, land for farming, fish ponds, wooden houses on stilts, and other supporting facilities.Keywords: Sarolangun Social Services; Empowerment; SAD; Primary Needs.Abstrak: SAD merupakan salah satu kelompok yang hidup secara berpindah-pindah dalam hutan, dengan tinggal di pondok sederhana, menggunakan pakaian adat, dan mengkonsumsi hasil hutan untuk bertahan hidup. Hal tersebut membuat Dinas Sosial Sarolangun menjadi prihatin dengan kehidupan SAD yang kurang sejahtera. Untuk itu Dinas Sosial Sarolangun memberikan program pemberdayaan kepada SAD untuk meningkatkan kehidupannya terutama dalam hal memenuhi kebutuhan primer.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Pemerintah Daerah Sarolangun dalam memberdayakan kebutuhan primer SAD di Desa Lubuk Jering melalui beberapa program pemberdayaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara kepada 6 informan yang bisa memberikan informasi dengan benar dan jelas berhubungan dengan fokus penelitian yang dilakukan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Dinas Sosial Sarolangun melakukan program pemberdayaan melalui tiga tahapan yaitu tahapan penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan. Peran Dinas Sosial pada tahapan penyadaran adalah memberikan pengetahuan tentang pentingnya memakai pakaian modern, pengetahuan bahwa mereka tidak bisa selamanya bergantung pada hutan, dan wawasan tentang pentingnya hidup menetap. Peran Dinas Sosial pada tahapan pengkapasitasan adalah memberikan pelatihan bercocok tanam dan mengelola kolam ikan, serta pembinaan mental. Peran Dinas Sosial pada tahapan pendayaan adalah memberikan bantuan berupa sembako dan jadup, lahan untuk bertani, kolam ikan, rumah kayu model panggung, dan fasilitas pendukung lainnya.Kata Kunci: Dinas Sosial Sarolangun; Pemberdayaan; SAD; Kebutuhan Primer.


Author(s):  
Mahlil Mahlil ◽  
Mirja Mustaqim ◽  
Fatimah Fatimah ◽  
Muhammad Furqan

Abstract: Community-based waste management is a large program that focuses on reducing plastic waste by turning it into goods of economic value. Within the program, there are several sub-programs that have produced derivative activities that have been shown to have a real impact on people's lives. Community-based waste management in Gampong (Desa) Nusa has also been around since 2006, the initial objective was to eliminate the existing waste during the tsunami disaster, but over time the waste management in Gampong Nusa made the community feel good impacts that had economic value, so that the products -products created by the people of Gampong Nusa have been sold to various groups. The purpose of this study was to determine the environmental conditions of Gampong Nusa, and waste management with economic value in Gampong Nusa. This type of research is field research (field research) with a qualitative approach. The data collection techniques used were observation, interview and documentation, then the research results were analyzed descriptively. The results showed that community-based waste management into an economic value product is to turn Gampong Nusa into an environmentally friendly village, making the results of waste management into products of economic value. Community-based waste management strategies become products of economic value, namely by providing understanding and practice directly with the community, so that the results are clear and the processed waste products can be used directly by the community.Keywords: Waste Management; Society; Economy.Abstrak: Pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah program besar yang berfokus pada upaya pengurangan timbunan sampah plastik dengan mengubahnya menjadi barang bernilai ekonomis. Di dalam program tersebut terdapat beberapa subprogram yang telah menghasilkan aktivitas turunan yang terbukti mampu memberikan dampak nyata bagi kehidupan masyarakat. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Gampong (Desa) Nusa juga sudah ada sejak tahun 2006, tujuan awalnya untuk menghilangkan sampah-sampah yang ada ketika bencana tsunami, namun seiring berjalannya waktu pengelolaan sampah di Gampong Nusa membuat masyarakat merasakan dampak baik yang bernilai ekonomi, sehingga produk-produk yang dikreasikan oleh masyarakat Gampong Nusa sudah terjual ke berbagai kalangan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keadaan lingkungan Gampong Nusa, dan pengelolaan sampah bernilai ekonomi di Gampong Nusa. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, selanjutnya hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah berbasis masyarakat menjadi produk bernilai ekonomi adalah menjadikan Gampong Nusa menjadi gampong yang ramah lingkungan, menjadikan hasil pengelolaan sampah menjadi produk bernilai ekonomi. Strategi pengelolaan sampah berbasis masyarakat menjadi produk bernilai ekonomi yaitu dengan cara memberikan pemahaman dan mempraktikkan secara langsung bersama masyarakat, sehingga hasilnya terlihat jelas dan produk olahan sampah tersebut dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Faktor hambatan dalam melakukan pengelolaan sampah di Gampong Nusa yaitu ketika pemerintah tidak turun tangan dalam membantu mensejahterakan masyarakat dalam hal bimbingan maupun bantuan fisik sehingga masyarakat bergerak sendiri untuk mensejahterakan gampong.Kata Kunci: Pengelolaan Sampah; Masyarakat; Ekonomi.


Author(s):  
Noer Azizah ◽  
Sudirman Sudirman ◽  
Burhanuddin Susamto

Abstract: This tradition is a form of donation in the form of goods or jaza and money to people who have a celebration or wedding party. In ancient times before the popularity of tompangan, which were considered as public debts, they contributed as solidarity and without any promises they were considered as debts. The gift is recorded in a book or receipt as evidence to repay the gift it receives. Modernization, marked by advances in science and technology, has eroded the form and meaning of reciprocity in the tradition of replying to the “tompangan” wedding envelope in the midst of the Ambunten community of Bukabu village. The research used is juridical empirical methodology, the approach used is a qualitative approach, data obtained using interviews and documentation and for data processing using editing techniques, classification, analysis and conclusions. The purpose of this study was to understand the reciprocity of tompangan to increase social cohesion in the village of Bukabu so that until now the tompangan tradition is still being implemented. From the data analysis, it can be concluded that the tompangan tradition in a wedding party is a maslahah that directly maintains the aim of the sayara '. When viewed from the point of view of its strength as evidence in the stipulation of law, it includes maslahah hajiyah.Keywords: Reciprocity; Tompangan; Social Cohesion.Abstrak: Tradisi tompangan telah menjadi adat yang sangat kental bagi masyarakat Desa Bukabu. Tradisi tersebut merupakan sebuah bentuk sumbangan yang berupa barang atau jaza dan uang kepada orang yang punya hajatan atau pesta pernikahan. Pada zaman dulu sebelum terkenalnya tompangan yang dianggap sebagai hutang piutang masyarakat menyumbang sebagai solidaritas dan tanpa adanya janji yang dianggap sebagai utang-piutang. Pemberian tersebut dicatat dalam buku atau kwitansi sebagai bukti untuk membalas pemberian yang diterimanya. Modernisasi yang ditandai dengan kemajuan iptek telah meggerus bentuk dan makna dalam resiprositas tradisi membalas amplop pernikahan “tompangan” ditengah masyarakat Ambunten desa Bukabu. Penelitian yang dipakai ialah metodelogi yuridis empiris, pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif, data yang diperoleh menggunakan wawancara dan dokumentasi dan untuk pengolahan data menggunakan tehnik edit, klasifikasi, analisis dan kesimpulan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memahami resiprositas tompangan tehadap peningkatan kohesi sosial di desa Bukabu sehingga sampai saat ini tradisi tompangan tersebut masih dilaksanakan. Dari analisa data maka bisa disimpulkan bahwa tradisi tompangan dalam pesta pernikahan merupakan sebuah maslahah yang secara langsung memelihara tujuan sayara’. Jika dilihat dari segi kekuatannya sebagai hujjah dalam penetapan hukum maka termasuk maslahah hajiyah.Kata Kunci: Resiprositas; Tompangan; Kohesi Sosial.


Author(s):  
Ahlun Nazi Siregar ◽  
Abbas Arfan ◽  
Noer Yasin

Abstract: Marriage is a sacred worship (holy) which is very influential on human survival. Therefore, authentic evidence is needed, namely a marriage certificate issued by a special authority, the Office of Religious Affairs (KUA). The aim is as a form of legal protection for married husband and wife. Thus, security, justice, and welfare can be realized in the household. In fact, marriage registration is not one of the pillars and conditions of marriage in Islam, so it is considered not important for brides who want to get married. When viewed from an Islamic point of view, marriage is a form of worship that is considered to bring great mashlahah to every ummah. The purpose of this study was to determine the urgency of marriage registration based on istislahi reasoning. The method used in this research is normative juridical and with a social law research approach. In istislahi reasoning, marriage registration is considered to bring benefits to husbands, wives, and children. Therefore, marriage registration is mandatory for every bride and groom who wants to get married.Keywords: Marriage Registration; Marriage Law; Mashlahah.Abstrak: Perkawinan merupakan ibadah sakral (suci) yang sangat berdampak pada keberlangsungan kehidupan manusia. Oleh sebab itu, perlu adanya bukti yang autentik telah terjadinya suatu perkawinan yaitu akta nikah (marriage book) yang diberikan oleh lembaga khusus yang berwenang, Kantor Urusan Agama (KUA). Adapun tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan hukum terhadap pasangan suami isteri yang telah menikah. Sehingga dapat terealisasinya keamanan, keadilan serta kesejahteraan di dalam rumah tangga. Akan tetapi pencatatan perkawinan bukanlah termasuk salah satu rukun dan syarat suatu terjadinya perkawinan dalam Islam, sehingga hal ini menjadi salah satu peluang bagi calon pengantin yang akan menikah lalu menghiraukan pencatatan perkawinan tersebut. Jika dilihat dari sudut pandang Islam, perkawinan merupakan salah satu ibadah yang dianggap dapat mendatangkan mashlahah yang besar bagi semua pihak. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui urgensi dari pencatatan perkawinan berdasarkan penalaran istislahi. Metode penelitian adalah yuridis normative dengan pendekatan social legal reseach. Dalam penalaran istislahi bahwa pencatatan perkawinan akan mendatangkan kemaslahtan bagi suami dan isteri beserta anak-anaknya. Oleh sebab itu, pencatatan suatu perkawinan menjadi sesuatu yang wajib untuk dilaksanakan bagi setiap calon pasangan yang akan melangsungkan pernikahan.Kata Kunci: Pencatatan Perkawinan; Undang-Undang Perkawinan; Mashlahah.


Author(s):  
Teuku Amnar Saputra ◽  
Zuriah Zuriah

In responding to the corona virus outbreak, each region has a different way. Aceh, which is identical to Islamic law, also has a different way of dealing with the Corona Virus Outbreak. One of the ways that the Acehnese people do is to revive the Tulak Bala tradition. This study aims to examine how an outbreak is in the historical perspective of the Acehnese people and how the Tulak Bala Tradition is carried out by the people of Aceh in dealing with the Corona Virus. This type of research is qualitative research with a phenomenological approach. Data collection was carried out by means of observation, documentation and interviews and data presentation was carried out descriptively. The results showed that an epidemic was not something new for the people of Aceh. The epidemic has occurred since the 2nd Dutch aggression with the spread of a cholera epidemic that killed many people. The Tulak Bala tradition carried out by the people of Aceh is a tradition that has been passed down from generation to generation to its predecessors. This tradition does not believe that it can prevent and eliminate all forms of plague and calamity. The people of Aceh believe that the plague is an offering of Allah SWT so that to be able to deal with it, they must ask for help from the Creator.Keywords: Aceh Community, Tradition, Tulak Bala, and Corona Virus.


Author(s):  
Abdul Munir Ismail ◽  
Rashidatul Aula

Islamic teachings require parents to educate children by using appropriate and memorable methods. This paper examines the da'wah methods of Banjare parents to educate children so that they adhere to the teachings of Islam. The purpose of this research is to investigate the practice of Islamic values of Banjare parents in raising their children to obey the teachings of Islam perfectly. This research uses quantitative survey methods. Survey forms are distributed to 160 at Sekolah Menengah Pertama (Junior High School). Data were analyzed using the SPSS application method for Windows (Version 23). The results found that parents of Banjare tribes told their children to pray five times a day, train children to fast, read the Koran, respect parents and teachers, guard the limits of genitalia, keep halal food and non-halal food, control emotional stability, design emotional periods, front of the child, guiding the child's behaviour and having the children dress modestly. The implication of this research shows that parents from the Banjare tribe are seen teaching their children to obey God, educating children so that children are of good morality and obedient to Islamic law.Keywords: Da'wah Method, Parents, Education Child, and Obedience to Islamic Teachings.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document