scholarly journals NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM UPACARA ADAT TETAKEN (Studi Deskriptif Upacara Adat Tetaken di Desa Mantren, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan)

2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Reizya Gesleoda Axiaverona ◽  
R.B. Soemanto

<p><strong>Abstract</strong>: The Indonesian nation has a diverse culture characterized by each region and the values that are believed by the community. Culture is created from everyday activities. The purpose of the research is to know the background, the procession of implementation, and the meaning of the implementation of the traditional ceremony of Tetaken in Mantren Kacamatan Kebonagung Village, Pacitan Regency. This study uses structural functionalism theory, from Talcott Parson. This research is a qualitative research with descriptive study approach. The research informants are Mantren Village people who know and participate in traditional ceremony of Tetaken, that is Head of Mantren Village, Interpreter of Gunung Lima, academic, and society. The sampling technique is purposive sampling. The location of this research is in Mantren Village, Kebonagung District, Pacitan Regency. Technique of data collecting is done by field observation, interview and documentation. Data analysis techniques with Miles and Hubermas model that starts from the data collection stage, data reduction, data presentation to conclusion, and for data validity using data triangulation. Result of research indicate that ceremony of Tetaken is a form of the idea of Mantren Village society which is arise belief about the importance of Kyai Tunggul Wulung so that there arises activities in the form of action and interaction on the implementation of traditional ceremony involving all the society. Tetaken traditional ceremony implies a symbol of guarding the sustainability and local wisdom typical for the people.</p><p><strong>Keywords</strong>: Cultural social values, safeguard symbols, traditional ceremonies of tetaken</p><p><strong>Abstrak </strong>: Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam dengan ciri khas daerah masing<strong>-</strong>masing dan nilai<strong>-</strong>nilai yang dipercayai oleh masyarakat. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui latar belakang, prosesi pelaksanaan, dan pemaknaan dari pelaksanaan upacara adat Tetaken di Desa Mantren Kacamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Penelitian ini menggunakan teori fungsionalisme struktural, dari Talcott Parson. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Informan penelitian adalah masyarakat Desa Mantren yang mengetahui dan ikut dalam upacara adat Tetaken, yaitu Kepala Desa Mantren, Juru Kunci Gunung Lima, akademisi, dan masyarakat. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Lokasi penelitian ini di Desa Mantren, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan model Miles dan Hubermas yang dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data hingga penarikan kesimpulan, serta untuk validitas data menggunakan triangulasi data.<strong> </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara adat Tetaken merupakan bentuk gagasan masyarakat Desa Mantren yang kemudian timbul kepercayaan mengenai pentingnya dilaksanakan upacara adat Tetaken yang berasal dari cerita Kyai Tunggul Wulung sehingga muncullah aktivitas – aktivitas dalam bentuk tindakan dan interaksi pada pelaksanaan upacara adat yang melibatkan semua masyarakat. Upacara adat Tetaken menyiratkan simbol penjagaan terhadap kelestarian serta kearifan lokal khas bagi masyarakatnya.</p><p><strong>Kata Kunci </strong>: Nilai sosial budaya, simbol penjagaan, upacara adat tetaken</p>

2022 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 150-166
Author(s):  
Septi Fridayani P

One of the causes of the lack of cultural existence today is not because the level of awareness of the younger generation for culture is low or irrelevant, but because of the low level of communication between generations. The purpose of this study was to find out the communication strategy of the KBKM program in an effort to promote culture by KEMDIBUD-RISTEK RI to the younger generation. This research uses descriptive qualitative method with sample determination using purposive sampling technique and case study approach. Data collection techniques using interview and observation study methods and documentation using data validity triangulation techniques. The results of this study indicate that KEMDIKBUD-RISTEK RI has made efforts to promote culture through villages by attracting the role of young people using communication strategies from Onong Uchjana Effendy in the form of planning, management and implementation of communication. The planning includes the timeline and the publication process, communication management includes redundancy (repetition), canalizing, informative, persuasive, educative and also coercive. Then carry out the analysis of issues and the role of communication, selecting targets, determining targets, developing strategies and selecting partners, determining messages, determining communication tools, managing communication and conducting partner directions, planning activities, communication budgets, as well as monitoring and evaluation.


Jurnal Socius ◽  
2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
M Rasyid Ridha

AbstractThe life of the lanting shop merchant along the Nagara River can be seen from the life of the people who use the river to perform the activities of daily life. The development of the era has changed the mindset of people to have a modern life by making business.This study aims: (1). Analyzing Portrait of Life of WarungLanting Traders in Daha Subdistrict of HSS Regency. (2) Analyzing Social Interaction of Warung Lanting in Daha Sub-district, HSS District. This research uses qualitative method. The data source was chosen by purposive sampling. Data collection with observation techniques, interviews, documentation.Testing the validity of data researchers using data triangulation, ie triangulation of sources and time trianggulasi and use extension of observation.The result of this research is life of warung lanting can be seen from physical condition and function of shop of warung lanting include owner's name, building size, origin, business type, age of building, stall status, shape and duration of business in Daha Subdistrict which make lanting stall by forwarding river as place of business. The identity of the lanting stall owner is the owner's name, owner's age, education level, occupation, number of family members, other home ownership and buying and selling process. Economic relations of traders with merchants in keeping customers and buyers in stepping up efforts to give competition to businesses located on the mainland.Keywords: Portrait of life, warung lanting AbstrakKehidupan pedagang warung lanting di sepanjang Sungai Nagara dapat terlihat dari kehidupan masyarakat yang menggunakan sungai untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Perkembangan zaman sudah mengubah pola pemikiran masyarakat agar memiliki kehidupan yang modern dengan cara membuat usaha. Penelitian ini bertujua menganalisis  Kehidupan Pedagang Warung Lanting  di Kecamatan Daha Kabupaten HSS. (2) Menganalisis Interaksi Sosial Warung Lanting di Kecamatan Daha Kabupaten HSS. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi. Pengujian keabsahan data peneliti menggunakan trianggulasi data, yaitu trianggulasi sumber dan trianggulasi waktu serta menggunakan perpanjangan pengamatan. Hasil penelitian yaitu kehidupan warung lanting dapat dilihat darikeadaan fisik dan fungsi bagunan warung lanting meliputi nama pemilik, ukuran bangunan, asal mula, jenis usaha, umur bagunan, status warung, bentuk dan lama usaha di Kecamatan Daha yang membuat warung lanting dengan mendepankan sungai sebagai tempat usaha.Identitas penghuni warung lanting yaitu nama pemilik, usia pemilik, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, kepemilikan rumah yang lain dan proses jual beli.Hubungan ekonomi pedagang dengan pedagang dalam menjaga pelanggan dan pembeli dalam meningkatkan usaha untuk memberikan persaingan terhadap usaha yang berada di daratan.Kata Kunci:  Potret kehidupan, warung lanting


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 86-103
Author(s):  
Puteri Nur Anisa Larasati ◽  
Tutik Sulistyowati ◽  
Sulismadi Sulismadi

This study examines the gender inequality of female online motorcycle taxi drivers in the Grab Queen community in Malang City. Female online motorcycle taxi drivers in Malang City have problems from each individual who gets a case of gender inequality. The purpose of this study is to describe how the form of gender inequality that occurs in female online motorcycle taxi drivers in Malang City, especially in the Grab Queen Malang community. The research method used in writing this thesis is to use a qualitative method with a case study approach. The technique of determining the subject used snowball sampling technique. The location of this research is in the Grab Queen community, Malang City. The data collection used are interviews and documentation studies, data analysis techniques used by researchers are data reduction, data presentation, conclusing drawings or conclusions, and data validity. This study uses the concept of gender inequality, namely subordination, stereotypes, violence and double burden to classify the types of gender inequality cases and the theory used by researchers is gender functionalism from Miriam M. Johnson which consists of functions, roles, social structures, so as to achieve a balance to realize social order. From the results of theoretical analysis, there is an imbalance of roles between female and male drivers in the regulations made by partners and also the mindset of the community so that cases of inequality will easily occur among female online motorcycle taxi drivers. In this study, researchers want to examine the balance of roles to establish social order so that there is no opportunity for gender inequality.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 167
Author(s):  
Pipin Apriliani ◽  
Bambang Santosa

<p>Abstract : The recognized sexual orientation in Indonesia is heterosexual. This makes gays often get discrimination from people who are causing gay difficulties in interacting and seeking sexual relationships, so they should find ways to interact safely. Qualitative research with case study approach conducted in Surakarta aims to find out the utilization of social media in finding gay sexual relation. Sampling technique using purposive sampling. Data collection was conducted with in-depth interviews with gay as the main actors and documentation of recording interviews, screenshoot chat and gay activity in social media. Data analysis was conducted with the basis of four activities: data collection, data reduction, data presentation, and verification using source triangulation. The results showed that social media became a safe enough tool for gays in searching for sexual relations. Gay feel their identity is more awake when interacting in social media. Social media is also instrumental in expanding the network of gay friends, this is considered quite important because gays assume that the more friends they have the greater their chances of getting sexual relations. Gay has a special trick in order to attract the attention of the same social media users by installing exciting status, installing photos and videos with seductive poses, and posting location information for easy access. Like no human is perfect, using social media to search for sexual relationships of gays also has some weaknesses. Nevertheless, social media has remained the main vehicle of most gays in Surakarta in search of sexual relations.<br />Keywords: Gay, social media, exploitation, sexual relations.</p><p>Abstrak : Orientasi seksual yang diakui di Indonesia adalah heteroseksual. Hal ini membuat gay sering mendapatkan diskriminasi dari masyarakat yang mengakibatkan gay kesulitan dalam berinteraksi dan mencari relasi seksual, sehingga mereka harus mencari cara agar dapat berinteraksi secara aman. Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dilakukan di Kota Surakarta bertujuan untuk mengetahui pemanfaatn media sosial dalam mencari relasi seksual gay. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam bersama gay selaku pelaku utama dan dokumentasi berupa rekaman wawancara, screenshoot chat dan aktivitas gay di media sosial. Analisis data dilakukan dengan berpangkal dari empat kegiatan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi dengan menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial menjadi sarana yang cukup aman bagi gay dalam mencari relasi seksual. Gay merasa identitas mereka lebih terjaga ketika berinteraksi di media sosial. Media sosial juga sangat berperan dalam memperluas jaringan pertemanan gay, hal ini dinilai cukup penting karena gay beranggapan bahwa semakin banyak teman yang mereka miliki maka semakin besar kesempatan mereka untuk mendapatkan relasi seksual. Gay memiliki trik khusus agar dapat menarik perhatian gay pengguna media sosial yang sama dengan cara memasang status menggairahkan, memasang foto dan video dengan pose menggoda, dan memasang informasi lokasi agar mudah ditemui. Sepertihalnya manusia tidak ada yang sempurna, menggunakan media sosial untuk mencari relasi seksual para gay juga memiliki beberpaa kelemahan. Meskipun demikian, sampai sekarang media sosial tetap menjadi sarana utama kebanyakan gay di Surakarta dalam mencari relasi seksual.</p><p>Kata kunci: Gay, media sosial, pemanfaatan, relasi seksual.</p>


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Kharisma Imam Adinata

The purpose of this research was to describe results evaluation of implementation halal slaughter vocational training at International Livestock Training Center Batu East Java using a qualitative descriptive method. The selection of informants was carried out by using purposive sampling technique. Data is tabulated from interviews with informants. Data analysis was carried out by classifying and taking the connection between the interview data. Validity of the data was tested by using triangulation technique data sources based on interviews with informants.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Merry S Afriani ◽  
Komang Ayu Kartika Sari

ABSTRAKBerhenti menggunakan narkoba merupakan kesulitan terberat bagi seorang pecandu karena sering sekali pecandu mengalami sugesti serta rasa sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku penggunaan, pemulihan kecanduan narkoba, dan proses pengambilan keputusan untuk berhenti. Metode kualitatif dengan rancangan studi kasus digunakan dalam penelitian ini, dimana lima orang informan dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan thematic analysis. Teknik pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara peer debriefing dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya dua informan yang melewati semua tahapan proses berhenti yang dimulai dari tahapan menilai informasi baru, melihat alternatif-alternatif yang ada, mempertimbangkan alternatif, membuat komitmen, dan bertahan meskipun ada feedback negatif. Faktor terbesar yang dapat mempengaruhi keberhasilan untuk berhenti menggunakan narkoba adalah niat kuat dalam diri dan adanya dukungan keluarga yang positif. Penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan berhenti menggunakan narkoba dipengaruhi oleh niat dan adanya dukungan positif dari keluarga.Kata Kunci : Pengguna Narkoba, Proses Pengambilan Keputusan, Dukungan Keluarga ABSTRACTQuitting drugs is one of the most challenging goal for a drug addict because the addicts frequently face withdrawal and pain. This study aims to describe drugs use behavior, rehabilitation of drug addiction and decision-making process to quit drugs. Qualitative method with case study approach was applied on this study. Five informants were selected by purposive sampling. Data were collected by in-depth interviews which then analysed with thematic analysis. Data validity techniques applied for the study were peer debriefing and literature review. Study result revealed only two informants went through all stages of quitting process, starting from receiving new information, exploring available alternatives, making commitment and sustaining despite presence of negative feedbacks. The biggest factors that influence success of quitting drugs are strong internal motivation and positive family supports. This study showed that strong internal motivation and positive family supports are influential to the success of quitting drugs.Keywords: Drug, Decide, Family support


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Alicia Benaya Wasti Baris ◽  
Hendro Bidjuni ◽  
Sefti Rompas

Abstrack: The meaning of life is something that is considered very important and valuable, and provides special value for someone and deserves to be a goal in life. Being someone who means and feels valuable in life seems very important when entering the elderly period. At this time, the elderly must be able to accept, be positive and be able to live their old age in peace. The aim is to find out the difference in the meaningoflife of the lives of the elderly who live in nursing home senja cerah and Who Live with Family in Sea Satu Village Pineleng District. The research design used is Observational Analytic with Cross Sectional Study approach. A sample of 30 respondents was obtained using the Purposive Sampling technique. The results of statistical test studies using the T-test at a significance level of 95%, obtained a significant value ρ = 0.008 <α (0.05). The conclusion is that there is a difference in the meaningoflife of the lives of the elderly who live in nursing home senja cerah and who live with their families.Keywords : Elderly, Meaning of LifeAbstrak : Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap sangat penting dan berharga, serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan dalam kehidupan. Menjadi seseorang yang berarti dan merasa berharga dalam hidup tampaknya sangat penting saat memasuki periode lansia. Pada masa ini, lansia harus dapat menerima, bersikap positif serta dapat menjalani masa tuanya dengan tenang Tujuan untuk mengetahui perbedaan makna hidup lansia yang tinggal di panti werdha senja cerah dan yang tinggal bersama keluarga di desa sea satu kecamatan pineleng. Desain penelitian yang digunakan yaitu Observasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Sampel berjumlah 30 responden yang didapat dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling. Hasil penelitian uji statistik menggunakan uji T-test pada tingkat kemaknaan 95%, didapatkan nilai signifikan ρ = 0,008 < α (0,05). Kesimpulan ada perbedaan makna hidup lansia yang tinggal di panti werdha senja cerah dan yang tinggal bersama keluarga.Kata kunci : Lansia, Makna Hidup


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 12-32
Author(s):  
Khuswatun Chasanah ◽  
Slamet Rosyadi ◽  
Denok Kurniasih

Abstract: The indicator of performance appraisal of policy implementation must notice some aspects, which are: access, refraction, accuracy of the service, accountability, and suitability of the program with the needs. Gumelem Kulon Village, in these first two years, reaches the biggest Village Fund among the others 266 villages, and it become one of the examples of the geographic condition of Banjarnegara Regency. The purpose of this research is to describe and analyze the implementation of Village Fund in Gumelem Kulon Village, in Banjarnegara Regency. This research uses qualitative method, with purposive sampling technique. The result of this research shows that the implementation of Village Fund in Gumelem Kulon Village hasn’t runs optimally. Some aspects that haven’t fulfilled optimally are: First, the socialization in these two years still using verbal method, so the program hasn’t socialized optimally. Second, there is refraction or deviation in implementation, which is 100% of Village Fund allocated to physical development so there’s no allocation for human empowerment. Third, the researcher found that most of the people in Gumelem Kulon thought that physical development is more important than empowerment. There are also some success achievements in implementation of the policy. First, there’s a local tradition called songolasan which is success to increase the people’s participation in implementation of Village Fund. But, songolasan as a local tradition hasn’t been able to reach ideal participation. That’s because songolasan is an informal media, meanwhile the proposal that can be applied with Village Fund is the proposal through the formal procedure. Second, the development activity is match with the development plan. Third, the Gumelem Kulon Village’s government has showed their responsible horizontally to the BPD (Badan Permusyawaratan Desa or Village Consultative Agency) as the representation of the people, and vertically to the regent through the district. Keywords: Policy implementation, Village Fund, access, deviations, service accuracy, accountability, programs and needs Abstrak: Indikator penilaian kinerja implementasi kebijakan memperhatikan beberapa aspek antara lain akses, bias, ketepatan layanan, akuntabilitas dan kesesuaian program dengan kebutuhan. Desa Gumelem Kulon pada dua tahun pertama menjadi yang terbesar dari 266 desa lainnya di Kabupaten Banjarnegara dalam penerimaan dana desa (DD) dan merupakan salah satu desa yang dapat menggambarkan kondisi geografis secara umum Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi kebijakan dana desa di Desa Gumelem Kulon Kabupaten Banjarnegara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan teknik pemilihan informan purposive sampling. Hasil penelitian ini yaitu Implementasi Dana Desa di Kabupaten Banjarnegara Studi Penggunaan DD di Desa Gumelem Kulon belum berjalan secara optimal. Beberapa aspek yang belum terpenuhi secara optimal diantaranya: pertama, dari sisi Aspek akses, sosialisasi yang dilakukan pada dua tahun pertama masih dengan metode lisan dan belum tersampaikan secara maksimal. Kedua, terjadi bias atau penyimpangan yaitu seluruh pemakaian DD 100% digunakan untuk pembanguna fisik, belum mengarah kepada pemberdayaan masyarakat. Ketiga, peneliti menemukan bahwa masyarakat Desa Gumelem Kulon sebagian besar masih berpendapat bahwa pembangunan fisik lebih penting dari pada pemberdayaan. Merujuk pada pembahasan hasil penelitian, beberapa aspek yang menunjukan keberhasilan implementasi kebijakan diantaranya yaitu: Pertama, ada tradisi lokal songolasan yang mampu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan dana desa. Namun songolasan sebagai media lokal ternyata belum mampu mengantarkan pada partisipasi ideal. Hal tersebut disebabkan karena songolasan adalah media informal, sedangkan usulan yang bisa dilaksanakan dengan anggaran dana desa adalah usulan yang melaui prosedur musyawarah berjenjang secara formal. Kedua, kegiatan pembangunan yang direalisasikan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan. Ketiga, pemerintah Desa Gumelem Kulon sudah melaksanakan pertanggungjawaban secara horisontal kepada BPD sebagai wakil dari masyarakat dan pertanggung jawaban secara vertikal kepada bupati melaui camat.Kata kunci: Implementasi kebijakan, dana desa, akses, penyimpangan, ketepatan layanan, akuntabilitas, program dan kebutuhan.Abstrak: Indikator penilaian kinerja implementasi kebijakan memperhatikan beberapa aspek antara lain akses, bias, ketepatan layanan, akuntabilitas dan kesesuaian program dengan kebutuhan. Desa Gumelem Kulon pada dua tahun pertama menjadi yang terbesar dari 266 desa lainnya di Kabupaten Banjarnegara dalam penerimaan dana desa (DD) dan merupakan salah satu desa yang dapat menggambarkan kondisi geografis secara umum Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi kebijakan dana desa di Desa Gumelem Kulon Kabupaten Banjarnegara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan teknik pemilihan informan purposive sampling. Hasil penelitian ini yaitu Implementasi Dana Desa di Kabupaten Banjarnegara Studi Penggunaan DD di Desa Gumelem Kulon belum berjalan secara optimal. Beberapa aspek yang belum terpenuhi secara optimal diantaranya: pertama, dari sisi Aspek akses, sosialisasi yang dilakukan pada dua tahun pertama masih dengan metode lisan dan belum tersampaikan secara maksimal. Kedua, terjadi bias atau penyimpangan yaitu seluruh pemakaian DD 100% digunakan untuk pembanguna fisik, belum mengarah kepada pemberdayaan masyarakat. Ketiga, peneliti menemukan bahwa masyarakat Desa Gumelem Kulon sebagian besar masih berpendapat bahwa pembangunan fisik lebih penting dari pada pemberdayaan. Merujuk pada pembahasan hasil penelitian, beberapa aspek yang menunjukan keberhasilan implementasi kebijakan diantaranya yaitu: Pertama, ada tradisi lokal songolasan yang mampu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan dana desa. Namun songolasan sebagai media lokal ternyata belum mampu mengantarkan pada partisipasi ideal. Hal tersebut disebabkan karena songolasan adalah media informal, sedangkan usulan yang bisa dilaksanakan dengan anggaran dana desa adalah usulan yang melaui prosedur musyawarah berjenjang secara formal. Kedua, kegiatan pembangunan yang direalisasikan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan. Ketiga, pemerintah Desa Gumelem Kulon sudah melaksanakan pertanggungjawaban secara horisontal kepada BPD sebagai wakil dari masyarakat dan pertanggung jawaban secara vertikal kepada bupati melaui camat. Kata kunci: Implementasi kebijakan, dana desa, akses, penyimpangan, ketepatan layanan, akuntabilitas, program dan kebutuhan


2019 ◽  
Vol 23 (2) ◽  
pp. 127-140
Author(s):  
Muhammad Noor ◽  
Hairunnisa Hairunnisa ◽  
Ghufron Ghufron

April 17, 2019 has passed with every story, the election is a democratic process to elect the President and Vice President 2019-2024, this election is held simultaneously with the legislative general election. In this 2019 election. Are the steps and actions of the Samarinda City Election Commission team carrying out education and outreach to the public about the urgency of awareness of choosing a trustworthy central and regional leader for the next 5 years. Either through conventional media or social media that is currently being used by young people in the city of Samarinda, because it is undeniable that the number of beginner voters has a not small quota. Besides that, it also discusses how the communication of the political participation of the people of Samarinda City in following and enlivening the 2019 Election. Political participation is to take part or take part in state political activities or activities. In determining the selection of informants can use purposive sampling technique. Purposive sampling technique is to determine the sample with certain considerations that can provide maximum data and subjects / objects according to the purpose. Samarinda City KPU can be said to be trustworthy and attractive, so it is expected that as a source / communicator it can recognize well and have knowledge of the communicants it faces in its socialization activities to increase political participation in the 2019 elections  Key Word : Role, Election Commission, Political Participation, Elections ABSTRAK Tanggal 17 April 2019 telah berlalu dengan setiap cerita, Pemilu merupakan sebuah proses demokrasi untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, pemilihan ini dilaksanakan serentak dengan pemilihan umum legislatif. Pada Pemilu tahun 2019 ini. Apakah langkah-langkah dan sepak terjang tim Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda telah melaksanakan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang urgensi kesadaran memilih pemimpin pusat dan daerah yang amanah untuk 5 tahun ke depan. Baik melalui media konvensional ataupun media sosial yang marak saat ini dipergunakan oleh pemuda di kota Samarinda, karena tidak dipungkiri bahwa jumlah pemilih pemula memiliki kuota yang tidak sedikit. Selain itu membahas pula bagaimana komunikasi partisipasi politik masyarakat Kota Samarinda dalam mengikuti dan memeriahkan Pemilu 2019 ini.  Partisipasi politik adalah mengambil bagian atau mengambil peranan dalam aktivitas atau kegiatan politik negara. Dalam penentuan pemilihan informan dapat menggunakan teknik Purposive Sampling.Teknik purposive sampling adalah menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dapat memberikan data secara maksimal serta subjek/objek sesuai tujuan. KPU Kota Samarinda bisa dikatakan, dapat dipercaya dan memiliki daya tarik, maka diharapkan sebagai sumber/komunikator dapat mengenali dengan baik dan memiliki pengetahuan akan komunikan yang dihadapinya dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi politik pada Pemilu 2019. Kata Kunci : Peran, KPU, Partisipasi Politik, Pemilu  


2020 ◽  
Vol 9 ◽  
Author(s):  
Titin Marliyana

<p><em>Forest can be considered as rich natural resources, but many people who lives near the forest is living in poverty because of agrarian conflicts and wrong management of the forest by Perhutani. StaM organized farmers group to resolve the agrarian conflicts in Cilacap regency. Mantesan village experiences some problems with Perhutani, and STaM conducts assistancing program by proposing Social Forestry. From the explanation above, researcher wants to investigate the motivation of StaM doing the organizing program, how the organizing program is carried, and the difficulty in carrying the organizing program. Social Movement theory from Tarrow is used to investigate the organizing program which can be a social movement. Qualitative study with case study approach is conducted to answer the research questions. Research partcipants are selected by using purposive sampling method. The data in this research will be collected through interview and supporting documment. Technique of data collection will be conducted through observation, interview, and docummentation. The data validity will be tested by carrying out triangualtion of data source and data analysis of Miles and Huberman interactive model.The results of the research reveal that the need of the farmer is causing certain behaviour which lead them to form farmers group to fullfill the farmers’ need. Organizing program is carried out to fight the powerless farmer to create some changes for the farmer can adapt to resolve their problems. Organizing program is carried out because there are problem and potential solution, intervention to the direction of change, and people who involved in intervention. To carry out Organizing Program, StaM considers the principle, the model, the media and the procedure of organising. The difficulties found in this research are agrarian reformation issue which become the sensitive issue, farmers group who’s experiencing burnout, the lack of cooperativeness from the government, and the lack of respond from the society to change.</em></p><p><strong><em>Keywords:</em></strong><strong> </strong><strong><em>Agrarian Conflict, Community Organizing, Social Forestry.</em></strong><strong></strong></p><p><strong>Abstrak</strong><strong></strong></p><p>Hutan merupakan sumber daya alam tergolong kaya, namun banyak masyarakat sekitar hutan dalam kategori miskin akibat adanya konflik agraria dan pengelolaan hutan yang salah oleh Perhutani. STaM melakukan pengorganisasian pada kelompok tani untuk menyelesaikan konflik agraria di Kabupaten Cilacap. Desa Mentasan mengalami konflik dengan perhutani dan STaM melakukan pendampingan dengan mengusulkan perhutanan sosial. Peneliti ingin mengetahui motivasi STaM melakukan pengorganisasian, bagaimana pengorganisasian dilakukan, dan kendala yang dihadapi dalam melakukan pegorganisasian. Teori gerakan sosial dari Tarrow digunakan untuk melihat pengorganisasian yang dilakukan menjadi sebuah gerakan sosial. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Infoman penelitian ditentukan melalui purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara langsung dan dokumen pendukung. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data melalui teknik triangulasi sumber dan analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kebutuhan petani, menyebabkan tingkah laku untuk membentuk kelompok tani dengan tujuan memenuhi kebutuhan petani. Pengorganisasian dilakukan untuk melawan ketidakberdayaan petani guna menciptakan perubahan agar petani mampu beradaptasi menghadapi permasalahannya. Pengorganisasian dilakukan karena adanya persoalan dan potensi penyelesaian, intervesi ke arah perubahan, dan pihak yang terlibat dalam intervensi. Dalam melakukan pengorganisasian, STaM mempertimbangkan prinsip pengorganisasian, bentuk model dan media pengorganisasian, dan langkah-langkah maupun tahapan pengorganisasian. Kendala yang dihadapi yaitu isu reforma agraria merupakan isu yang sangat sensitif, kelompok tani mengalami kejenuhan, kurangnya kerjasama dari aktor-aktor pemerintahan, dan kurangnya respon dari masyarakat untuk menuju perubahan.</p><p><strong>Kata kunci:</strong><strong> </strong><strong>Konflik Agraria, Pengorganisasian Masyarakat, Perhutanan Sosial.</strong><strong></strong></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document