Pemaknaan Body Positivity dalam Film Imperfect Pada Kalangan Remaja di Jakarta
Film are widely used as a medium of mass communication because film are considered effective in conveying messages. The presence of film that are usually made to represent the reality of real life that exists in society. As in the film Imperfect which is fully titled Imperfect: Career, Love & Scales, tells a story about the case of self-acceptance with the issue of beauty standards that are assessed by the general public. This study aims to determine the meaning of teenagers in Jakarta in the Imperfect film related to body positivity. This research is a qualitative research which is descriptive and uses reception analysis. The theory used is the reception theory and Stuart Hall's encoding-decoding theory which describe the three positions of the meaning of the audience. The research results were obtained through in-depth interviews which will be grouped into three positions of meaning, namely the dominant position, the negotiation position and the position.Film banyak digunakan sebagai medium komunikasi massa karena film dianggap ampuh dalam menyampaikan pesan. Kehadiran film yang biasanya dibuat untuk merepresentasikan realitas dari kehidupan nyata yang ada di tengah masyarakat. Seperti halnya dalam film Imperfect yang berjudul lengkap Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan, bercerita tentang kasus penerimaan diri dengan isu standar kecantikan yang dinilai pada masyarakat umun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemaknaan remaja di Jakarta pada film Imperfect terkait body positivity. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan menggunakan analisis resepsi. Teori yang digunakan adalah teori resepsi dan teori encoding-decoding Stuart Hall yang menjabarkan tiga posisi pemaknaan audiens. Hasil penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam yang akan dikelompokkan menjadi tiga posisi pemaknaan yaitu pada posisi dominan, posisi negosiasi dan posisi. Hasil penelitian menempatkan sebagian besar informan berada pada posisi negosiasi yang menyetujui bahwa penokohan dan cerita yang disampaikan dalam film Imperfect memiliki nilai body positivity namun dengan pengecuali pada beberapa adegan yang ada.