Latar Belakang: Pencapaian akseptor Kb Aktif di Banjarmasin Selatan berjumlah 7.835 orang (119,4%) yaitu dari Puskesmas Pekauman 6.498 orang (57,2%), Puskesmas Kelayan Timur 500 orang (9,8%), Puskesmas Pemurus Baru 379 orang (7,4%), Puskesmas Pemurus Dalam 133 orang (4,6%), Puskesmas Kelayan Dalam 196 (32,7%), dan Puskesmas Beruntung Raya 129 orang (7,7%). Dari data tersebut bahwa di Banjarmasin Selatan memiliki 6 Puskesmas dan Puskesmas yang memiliki akseptor Kb Aktif terbanyak adalah Puskesmas Pekauman. Akseptor KB Aktif yang menggunakan Kondom sebanyak 12 orang (0,089%), suntik sebanyak 819 orang (6,06%), dan pil sebanyak 1098 orang (8,15%). Kebanyakan Aseptor KB tidak mengetahui apa itu kontasepsi jangka panjang, mereka hanya tau kontrasepsi pil, suntik, impant dan IUD tetapi tidak bisa membedakan mana untuk jangka panjang serta keamannanya bagi akseptor KB.Tujuan: Mengetahui pengetahuan akseptor KB tentang penggunaan kontrasepsi jangka panjang di wilayah kerja Puskesmas Pekauman.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian diskriftif untuk mengetahui penegtahuan akseptor KB tentang kontrasepsi jangka panjang. Teknik pengambilan sampel adalah Acidental Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden.Hasil: Dari 30 responden sebanyak 60% pengetahuan aksepor baik tentang kontrasepsi jangka panjang, sedangkan 40 % pengetahuan aksepor cukup tentang kontrasepsi jangka panjang.Simpulan: Peranan tenaga kesehatan dalam melakukan penyuluhan tentang alat kontrasesi jangka panjang harus dilakukan dengan maksimal mengingat akseptor kb yang berbeda-beda latarbelakang pengetahuan dan pendidikannya, sehingga capaian pengguna MKJP dapat terpenuhi.Kata Kunci: Akseptor, Kontrasepsi, KB, PengetahuanAbstract Background: Achievement of active Kb acceptors in South Banjarmasin amounted to 7,835 people (119.4%), namely from the Pekauman Health Center 6,498 people (57.2%), the East Kelayan Health Center 500 people (9.8%), the Health Center Pemurus Baru 379 people ( 7.4%), Health Center Pemurus Dalam 133 people (4.6%), Health Center Kelayan Dalam 196 (32.7%), and Health Center Beruntung Raya 129 people (7.7%). Health center Pekauman acceptors of active birth control using condoms were 12 people (0.089%), injected 819 people (6.06%), and 1098 people (8.15%) pills. Most contraception acceptors do not know what long-term contraception is, they only know the contraceptive pill, injection, impant and IUD but cannot distinguish which for the long term and its safety for family planning acceptors.Objective: Knowing the knowledge of family planning acceptors about contraceptive use in the work area of the Health center Pekauman.Method: This research is a descriptive study to study the knowledge of family planning acceptors about long-term contraception. The sampling technique is accidental sampling with a total sample of 30 respondents.Results:Of the 30 respondents, 60% of acceptor knowledge is good about long-term contraception, while 40% of acceptor knowledge is enough about long-term contraception.Conclusion: The role of health workers in conducting counseling about long-term contraction tools must be carried out with a maximum ofacceptors who have different background knowledge and education, so that the achievements of MKJP users can be fulfilled. Keywords: Acceptor, Contraception, KB, Knowledge