Sirok Bastra
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

177
(FIVE YEARS 58)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung

2621-2013, 2354-7200

Sirok Bastra ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Resti Nurfaidah

Sastra merupakan representasi dari realitas. Dalam sastra kita dapat membandingkan dan menelusuri realitas yang direkonstruksikan. Media sosial merupakan sarana baru pengungkapan jati diri dan kreativitas dalam berbagai rekonstruksi. Berangkat dari telaah kedua data dalam kedua media itu, artikel ini merupakan sebuah telaah bandingan tentang representasi perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan berfokus pada representasi rekonstruksi perempuan dalam sastra terutama dalam novel karya Indah Hanaco berjudul Black Angel, The Curse of Beauty: Sexuality Exploitation towards Sales Promotion Girls, Heartling, Out of The Blue, dan Fixing a Broken Heart serta sederet akun TikTok yang diunduh pada periode waktu tertentu. Hal itu dilakukan untuk melihat bagaimana relasi perempuan dengan orang-orang di sekitar lingkungan sosial, bagaimana reaksi yang diterima dari orang sekitar dan lingkungan sosial pada sosok perempuan itu; serta apa dampak yang harus ia terima jika ia tidak dapat menyelaraskan diri dengan konflik atau solusi yang dihadapi. Analisis dilakukan dengan sudut pandang telaah antropologis, mengingat banyaknya aspek kebudayaan yang muncul dalam video TikTok. Hasil penelitian dibagi dalam lima kategori, yaitu perempuan tangguh, perempuan lemah, perempuan alternatif, gaya hidup, dan trauma masa lalu. Literature is a representation of reality. In literature, we can compare and trace the reconstruction of reality. Social media is a new means of expressing identity and creativity in various reconstructions. Based on the study of the two data in the two media, this article is a comparative study of women's representation. This research are qualitative and had been focused on the women's reconstruction in literature, especially a few of Indah Hanaco's novels: Black Angel, The Curse of Beauty: Sexuality Exploitation towards Sales Promotion Girls, Heartling, Out of The Blue, dan Fixing a Broken Heart, and a series of TikTok videos that of a certain period. These questions are how their relationships with their surroundings, and what environment's reactions they received; and what result they will have if cannot reconcile on the conflict or solution. Those data are analyzed by anthropologic perspectives, considering the many cultural aspects that appear in TikTok videos. Results are these five categories: tough women, weak women, alternative women, lifestyle, and post-trauma.


Sirok Bastra ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Adella Rizkia ◽  
Dadan Rusmana ◽  
Resti Nurfaidah ◽  
Rini Widiastuti

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi citra perempuan pada kumpulan puisi Milk and Honey karya Rupi Kaur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan kritik sastra feminisme. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik simak catat. Sedangkan tahapan penelitian data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data. Citra perempuan diklasifikasikan menjadi tiga aspek, yaitu fisik, psikis, dan sosial. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa citra perempuan tidak hanya memberikan gambaran mengenai tingkah laku, mental, dan sosial perempuan, tetapi juga memperlihatkan gambaran mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi perempuan di dalam masyarakat patriarki. The purpose of this study was to describe and identify the image of women in the collection of poetry Milk and Honey by Rupi Kaur. The research method used is a qualitative method using feminist literary criticism. The data collection technique was carried out using the note-taking technique. While the data research stages are carried out using data analysis techniques. The image of women is classified into three aspects, namely physical, psychological, and social. The results of the research and discussion show that the image of women not only provides an overview of women's behavior, mental and social, but also shows an overview of the various problems faced by women in a patriarchal society.


Sirok Bastra ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Dindin Samsudin ◽  
Aef Saefullah

Perkembangan zaman yang berimbas pada perubahan berbagai aspek kehidupan sangat memengaruhi ditinggalkannya bahasa Sunda oleh generasi muda. Jika kenyataan tersebut terus terjadi, tidak menutup kemungkinan dalam beberapa generasi ke depan, bahasa Sunda akan punah. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja Sunda perkotaaan terhadap kosakata istilah aktivitas rumah tangga di dapur tradisional Sunda. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan penguasaan remaja Sunda perkotaan terhadap kosakata istilah aktivitas rumah tangga di dapur tradisional Sunda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Sampel penelitian dipilih sebanyak 86 orang secara purposive sampling yang berasal dari wilayah Bandung Raya. Teknik analisis data menggunakan statistika deskriptif (crosstab). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja Sunda perkotaaan terhadap kosakata istilah aktivitas rumah tangga di dapur tradisional Sunda mencapai rata-rata 70.5814% sehingga dapat dikategorikan cukup. Terdapat sekelompok remaja Sunda di perkotaan yang mengetahui keseluruhan istilah aktivitas rumah tangga di dapur tradisional Sunda yang ditanyakan, tetapi ada juga kelompok remaja lainnya yang hanya mengetahui beberapa istilah. The development of the times which impacted the changes in various aspects of life, significantly affected the abandonment of the Sunda language by the younger generation. If this fact continues, it is possible that in the next few generations, the Sunda language will become extinct. The problem discussed in this study is the knowledge of urban Sundanese teenagers in the vocabulary of the activities in Sundanese traditional kitchens. This study aims to reveal the mastery of urban Sundanese teenagers in terms of activities in Sundanese traditional kitchens. This study uses a quantitative approach with a survey method. 86 persons from Great Bandung areas were chosen purposively as the research samples. The data analysis technique used descriptive statistics (crosstab). The results showed that the knowledge of urban Sundanese teenagers in terms of household activities in Sundanese traditional kitchen reached an average of 70,5814% so it could be categorized as sufficient. There is a group of urban Sundanese teenagers who know all the terms of household activities in Sundanese traditional kitchens that asked, there is also another group of teenagers who only know a few.


Sirok Bastra ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Aliyah Tazkiyah ◽  
Maulina Hendrik ◽  
Nurjannah Nurjannah

Banyak siswa tidak tertarik mempelajari cerita fabel yang hanya berupa teks dan belum menggunakan media pembelajaran. Padahal, fabel merupakan salah satu tradisi lisan yang sarat dengan nilai kebudayaan yang diajarkan di sekolah melalui pembelajaran sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media interaktif cerita fabel Mentilin yang Cerdik dengan menggunakan Articulate Storyline 3 untuk siswa kelas IV sekolah dasar yang sahih dan praktis. Metode penelitian yang digunakan adalah research and development (RD) dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Model ini terdiri atas empat tahap, yaitu analisis (analysis), perancangan (design), pengembangan (development), dan implementasi (implementation). Instrumen pengumpulan data berupa angket validasi ahli materi, ahli bahasa, ahli media, serta angket respons guru dan siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa media yang dikembangkan dinyatakan sangat sahih dan sangat praktis. Media interaktif sangat sahih diperoleh dari validasi ahli media dengan persentase sebesar 97,5%, ahli materi 92,5%, dan ahli bahasa 92,5%. Sementara itu, media interaktif dinyatakan sangat praktis dengan dibuktikannya hasil angket respons siswa pada uji coba skala kecil dengan persentase sebesar 98,75%, uji coba skala besar dengan persentase sebesar 97%, dan hasil angket respons guru memperoleh persentase sebesar 98,75%. This research is motivated by students who are not interested in studying fable stories which are only in the form of text and had not used learning media. Using Articulate Storyline 3 for fourth-grade elementary school students attempted to create valid and practical interactive media for Mentilin yang Cerdik fable stories. The research approach used was Research and Development (RD), which followed the ADDIE development model with four stages: analysis, design, development, and implementation. Material expert validation questionnaires, linguists, media experts, teacher, and student response questionnaires were all used to collect data. Material expert validation questionnaires, linguists, media experts, teacher, and student response questionnaires were all used to collect data. The result of research and development stated that the media was very valid and very practical. Very valid interactive media was obtained from the validation of media experts with a percentage of 97.5%, material experts 92.5%, and linguists 92.5%. While interactive media is stated to be very practical with the evidence of the results of student response questionnaires in small-scale trials with a a percentage of 98.75%, large-scale trials with a percentage of 97%, and the results of teacher response questionnaires obtaining a percentage of 98.75%.


Sirok Bastra ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Danang Satria Nugraha

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan ciri-ciri morfosemantik afiks derivasional {me(N)-} dalam konstruksi verba denumeralia bahasa Indonesia (bI). Konstruksi verba denumeralia dipahami sebagai kata kerja derivasional atau verba turunan. Sebagai konstruksi derivasional, sumber asal verba denumeralia adalah kata bilangan atau numeralia. Beberapa contoh konstruksi dalam bI antara lain (a) {menyatu} seperti dalam klausa “setiap reaksi hidup kita akan menyatu dengan Firman-Nya” dan (b) {mendua} seperti dalam klausa “banyak kata yang kini artinya mendua”. Data dalam penelitian ini berupa konstruksi verba denumeralia berpemarkah afiks {me(N)-}. Sumber data adalah korpus bI dengan identitas Leipzig Corpora Collection dengan alamat https://corpora.uni-leipzig.de/en?corpusId=ind_mixed_2013. Data dikumpulkan melalui teknik korpus. Data dianalisis berdasarkan teknik bagi unsur langsung dengan mengacu pada teori Morfologi Derivasional (Lieber, 2017) dan Semantik Transposisional (Lieber, 2015). Berdasarkan analisis, dihasilkan dua temuan sebagai berikut. Pertama, secara umum afiks derivasional {me(N)-} berstatus sebagai pembawa ciri morfosemantik pada proses derivasi numeralia ke dalam verba. Tanpa kehadiran afiks {me(N)-}, ciri-ciri verba tidak dapat disematkan pada numeralia. Kedua, secara khusus, konstruksi verba denumeralia berpemarkah {me(N)-} memiliki kecenderungan untuk (a) menderivasikan numeralia kardinal baik takrif maupun tak takrif, (b) membentuk tipe semantis verba ‘proses’ dan makna gramatikal “X menjadi Y”, dan (c) memberikan status peran ‘pengalam’ pada argumen letak kiri yang menyertai VDnum. Sebagai simpulan, dapat dinyatakan bahwa ciri morfosemantik afiks derivasional {me(N)-} dalam konstruksi VDnum tercipta melalui proses morfologi derivasional. Ciri tersebut dapat dideskripsikan ketika afiks {me(N)-} berdistribusi secara lengkap bersama numeralia kardinal dalam suatu konstituen verba bI. This study aims to describe the morphosemantic characteristics of derivational affix {me(N)-} in the construction of Indonesian denumeral verbs (bI). Denumeral verb construction is understood as a verb or derived verb. As a derivational construction, the source of the origin of denumeral verbs is the word number or numeralia. Some examples of constructions in bI include (a) uniting as in the clause that every reaction of our lives will unite with His Word and (b) ambiguity as in the clause of many words which now have two meanings. The data in this study are denumeral verb constructions with affix mark {me(N)-}. The data source is the bI corpus with the identity of the Leipzig Corpora Collection with the address https://corpora.uni-leipzig.de/en?corpusId=ind_mixed_2013. Data were collected through the corpus technique. The data were analyzed based on the technique for direct elements regarding the theory of Derivational Morphology (Lieber, 2017) and Semantics of Transposition (Lieber, 2015). Based on the analysis, two findings were produced as follows. First, in general, derivational affixes {me(N)-} have the status as carriers of morphosemantic characteristics in the derivation process of numerals into verbs. Signs of the presence of affixes {me(N)-}, verb characteristics cannot be attached to numerals. ralia. Second, in particular, the construction of denumeral verbs marked with {me(N)-} tends to (a) derive cardinal numerals both indicative and non-descriptive, (b) form the semantic type of the verb 'process' and the grammatical meaning of "x menjadi Y, and (c) assigns the role state 'experience' to the left position argument accompanying veba. In conclusion, it can be stated that the morphosemantic characteristics of derivational affix {me(N)-} in the construction of denumeral verbs are created through a derivational morphological process. These characteristics can be described when the affix {me(N)-} is completely distributed with cardinal numerals in a constituent verb of bI.


Sirok Bastra ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Yulitin Sungkowati

Dewi Sekartaji adalah tokoh perempuan dalam cerita Panji. Cerita Panji berasal dari Jawa Timur dan sangat populer hingga ke wilayah Asia Tenggara, bahkan sudah diakui sebagai memory of the world ‘ingatan dunia’ oleh UNESCO. Dewi Sekartaji digambarkan sebagai puteri dari Kerajaan Kediri, namun penelitian terhadap keberadaannya hanya terfokus pada teks cerita Panji. Penelitian ini bertujuan menelusuri jejak Dewi Sekartaji di wilayah Kediri dan pandangan masyarakat Kediri terhadap Dewi Sekartaji dengan pendekatan folklor. Penelitian dilakukan di Kabupaten dan Kota Kediri pada bulan Februari 2020 dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode resepsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Kabupaten dan Kota Kediri ditemukan jejak tokoh Dewi Sekartaji berupa petilasan, makam, sumber air, desa, dan terpatri sebagai nama-nama tempat, jalan, produk industri, sanggar seni, dan sebagainya. Masyarakat memandang Dewi Sekartaji sebagai perempuan yang memiliki kepribadian yang baik, keberanian, ketangguhan, kegigihan, ketabahan, dan kecerdasan. Masyarakat Kediri memandang Dewi Sekartaji sebagai gambaran ideal perempuan Kediri. Dewi Sekartaji is a woman character in story of Panji. Story of Panji come from East Java and it’s very popular in Southeast Asia, even recognized as memory of the world by UNESCO. Dewi Sekartaji is represented as a princess of the Kingdom of Kediri. However, study on its existence only focused on the text of story of Panji. This study attemps to track down the trail of Dewi Sekartaji in Kediri and the view of Kediri’s people toward her by using folklore approach. This study is conducted in Kediri district and city on February 2020, by using methods of observation, interview, and documentation. The results show that in Kediri district and city there are many tracks of Dewi Sekartaji figure, such as petilasan, grave, water source, village, and engraved as place names, road, industry product, art houses, etc. The society views Dewi Sekartaji as a woman that has good character, brave, strong, persistent, steadfast, and smart. The society view her as an ideal image woman of Kediri.


Sirok Bastra ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Dara Windiyarti

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya masyarakat tradisional Suku Mentawai yang terkoyak dalam novel Burung Kayu karya Niduparas Erlang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma antropologi sastra khususnya unsur-unsur kebudayaan beserta ciri-cirinya seperti tradisi, citra primodial, citra arketipe, aspek-aspek kearifan lokal dengan fungsi dan kedudukannya masing-masing. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan. Metode yang digunakan untuk analisis data adalah deskriptif analisis, yakni mendeskripsikan fakta-fakta kemudian disusul analisis. Dari hasil analisis diketahui bahwa: (1) masyarakat tradisional Suku Mentawai yang tinggal di hulu masih menjalankan tradisi-tradisi warisan leluhur mereka; (2) masyarakat Suku Mentawai mengalami konflik batin ketika tinggal di barasi; (3) masyarakat Suku Mentawai kembali ke uma setelah bernegosiasi dengan budaya modern; dan (4) masyarakat Suku Mentawai kembali ke barasi dengan konsep baru. Dengan demikian disimpulkan bahwa masyarakat tradisional Suku Mentawai yang memiliki tradisi sangat kuat itu dapat bernegosiasi dengan budaya modern sehingga bisa menjalani kehidupannya yang selaras dengan jiwanya dan alamnya.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                This study aims to describe the traditional culture of the Mentawai Tribe which was torn apart in the novel Burung Kayu by Niduparas Erlang. The theory used in this research is the paradigm of literary anthropology, especially the elements of culture and their characteristics such as tradition, primodial images, archetypal images, aspects of local wisdom with their respective functions and positions. Data collection is done by library technique. The method used for data analysis is descriptive analysis, which is to describe the facts and then followed by analysis. From the results of the analysis, it is known that: (1) the traditional Mentawai people who live upstream still carry out their ancestral traditions; (2) the Mentawai people experience an inner conflict when living in barasi; (3) the Mentawai people return to uma after negotiating with modern culture; and (4) the Mentawai people returned to barasi with a new concept. Thus, it is concluded that the traditional Mentawai people have very strong traditions that can negotiate with modern culture so that they can live their lives in harmony with their souls and nature.


Sirok Bastra ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
K.M. Tri Sutrisna Agustia

This paper aimed at investigating the use of the advertisement text in Instagram caption of hotels during the Covid-19 pandemic. The paper is analyzed under the three dimensions of Critical Discourse Analysis theory proposed by Fairclough (1989). The descriptive qualitative approach used to obtain and explain the secondary data. The result of description dimension showed: the used of significant meaning, active-passive sentences, positive-negative sentences, and description-persuasion structures. The interpretation dimension showed that the content, subject, relations, and connections were referred to as the situational context. The explanation dimension showed, the relation of situational, institutional, and social contexts. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan teks iklan pada takarir Instagram di hotel-hotel selama masa pandemi Covid-19. Tulisan ini dianalisis dengan teori tiga dimensi analisis wacana kritis yang diajukan oleh Fairclough pada tahun 1989. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk memperoleh dan menjelaskan data sekunder. Hasil dari dimensi deskripsi menunjukkan bahwa penggunaan makna signifikan, kalimat aktif-pasif, kalimat positif-negatif, dan struktur deskripsi-persuasi. Dimensi interpretasi menunjukkan bahwa isi, subjek, hubungan, dan koneksi mengacu kepada konteks situasional. Dimensi penjelasan menunjukkan bahwa hubungan pada konteks situasional, kelembagaan, dan praktik sosial.


Sirok Bastra ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Hestiyana Hestiyana

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk keragaman leksikon flora dalam pengobatan tradisional masyarakat Dayak Halong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa leksikon flora yang digunakan sebagai pengobatan tradisional yang diperoleh dari balian atau tokoh adat. Adapun, data sekunder diperoleh dari sejumlah kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini dilakukan tiga langkah kerja, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Penyediaan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak, dengan teknik rekam, catat, dan wawancara. Penganalisisan data dilakukan dengan menggunakan metode padan. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode penyajian informal. Dari hasil analisis ditemukan 40 leksikon flora dan 6 bentuk keragaman flora dalam pengobatan tradisional masyarakat Dayak Halong. Bentuk leksikon yang ditemukan, yaitu (1) leksikon yang berwujud kata yang terdiri atas leksikon yang berwujud kata dasar dan leksikon yang berwujud kata ulang; (2) leksikon yang berwujud frase. Dalam kategori linguistik, keempat puluh leksikon flora tersebut tergolong bermakna bernyawa dan dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dasar, bentuk turunan, dan bentuk ulang. Dalam kategori ekologi keempat puluh leksikon flora itu termasuk tumbuhan biotik. Bentuk keragaman flora yang ditemukan berbentuk habitus (1) pohon, (2) parasit, (3) rumput, (4) perdu, (5) liana, dan (6) semak. Bentuk keragaman leksikon flora tersebut termasuk dalam lingkungan ragawi dan lingkungan sosial yang terkait dengan lingkungan geografis, yakni lingkungan tempat masyarakat Dayak Halong memanfaatkan flora untuk pengobatan tradisional. Pemanfaatan flora tersebut menggunakan bagian akar, umbi, daun, pucuk daun, batang, bunga, buah, dan biji tumbuhan. Cara penggunaannya adalah dengan cara direbus, direndam, diusapkan, dikompreskan, ditempelkan, dioleskan pada bagian yang sakit, serta diseduh langsung. This study aims to describe the diversity of flora lexicon in traditional medicine of the Dayak Halong community. The method used in this research is descriptive qualitative. This study uses primary data and secondary data. Primary data in the form of flora lexicon used as traditional medicine obtained from balian or traditional leaders. Meanwhile, secondary data was obtained from a number of literature studies related to this research. In this study, three work steps were carried out, namely: the stage of providing data, the stage of data analysis, and the stage of presenting the results of data analysis. The provision of data in this study used the listening method, with recording, note taking, and interviewing techniques. Data analysis was carried out using the equivalent method. Presentation of the results of data analysis using the method of informal presentation. From the results of the analysis found 40 flora lexicon and 6 forms of flora diversity in traditional medicine of the Dayak Halong community. The forms of lexicon found are (1) lexicon in the form of word consisting of lexicon in the form of basic words and lexicon in the form of repeated words; (2) lexicon in the form of phrases. In the linguistic category, the forty flora lexicons are classified as animate and can be classified based on basic forms, derived forms, and re-forms. In the forty ecological categories of the flora lexicon, it includes biotic plants. The forms of flora diversity found were in the form of habitus (1) trees, (2) parasites, (3) grass, (4) clumps, (5) lianas, and (6) shrubs. The forms of diversity in the flora lexicon are included in the physical environment and social environment related to the geographical environment, namely the environment were the Dayak Halong community uses flora for traditional medicine. Utilization of the flora uses the roots, tubers, leaves, leaf shoots, stems, flowers, fruits, and seed of plants. How to use it is by boiling, soaking, rubbing, compressing, affixed, smeared on the sick, and brewed directly.


Sirok Bastra ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Nindya Annisa Salzabila ◽  
Siska Dwi Oktia ◽  
Laisia Sigit Rahmahati ◽  
Memet Sudaryanto

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kemajuan dan kualitas suatu bangsa. Oleh karena itu, pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 harus tetap dilak-sanakan meskipun secara daring. Keberhasilan pembelajaran daring tak terlepas dari keterlibatan mahasiswa.  Salah satunya ialah sikap rasa ingin tahu mahasiswa pada aktivitas membaca. Semakin tinggi rasa ingin tahu mahasiswa, semakin sering mahasiswa melakukan aktivitas membaca, begitu pula sebaliknya. Penelitian ini membahas rasa ingin tahu mahasiswa selama pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sikap rasa ingin tahu pada aktivitas membaca mahasiswa selama pembelajaran daring. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan subjek penelitian sebanyak 60 mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Jenderal Soedirman. Adapun proses pengumpulan data melalui survei kuesioner yang diperkuat dengan hasil wawancara. Kuesioner pengumpulan data dianalisis melalui expert judgement. Untuk analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif berdasarkan skor pengisian angket survei kuesioner dan hasil wawancara. Hasil penelitian ini adalah sikap rasa ingin tahu mahasiswa pada aktivitas membaca selama pembelajaran daring memperoleh skor 69 dari sekor maksimal sebesar 90 dengan kategori tinggi yang ditandai melalui keaktifan, berpikir kritis, dan inisiatif. Education is one of the essential factors to improve the progress and quality of a nation so that during this COVID-19 pandemic, learning must be carried out even if it is brave. The success of bold education cannot be separated from the involvement of students, one of which is the curiosity of reading activities. The higher the student's curiosity, the more often they will do reading activities, and vice versa. This study aims to measure the attitude of curiosity in students' reading activities during bold learning. The approach used is quantitative research with a research subject of 60 students of the Indonesian Language Education Study Program, Jenderal Sudirman University. The process of collecting data through a survey was conducted with the results of interviews. Data collection questionnaires were analyzed through expert judgment. The data analysis used is quantitative and qualitative based on the scores of filling in the questionnaire survey questionnaires and interviews. The result of this study is that students' curiosity in reading activities during bold learning gets a score of 69 of maximum skor 90, with a high category which is characterized by activeness, critical thinking, and initiative.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document