Nusantara - Journal of Information and Library Studies
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

38
(FIVE YEARS 19)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Islam Nusantara

2654-6469, 2654-5144

2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 237
Author(s):  
Dinda Puspita Dewi ◽  
Rifqi Zaeni Achmad Syam ◽  
Rosiana Nurwa Indah

This study is to determine the implementation of preservation activities in the Ajip Rosidi Library in terms of how to save the value of information, how to save the physical form of Sundanese literature collections that are owned, and the obstacles faced in implementing the preservation of Sundanese literature collections. The method used in this research is descriptive research method. with a qualitative approach. Data collection techniques by means of observation, interviews and documentation study. There are two informants in this study. The results show that in order to save the value of the collection information, the library has converted the 200-year-old Sundanese Literature collection into microfilm or microfish which later, due to technological developments, was converted into CDs and hard drives. In saving the physical form of the collection, librarians carry out activities of mending, binding, giving silica gell, cleaning manually, and making policies in the form of library regulations. As for the obstacles experienced during the implementation of preservation of Sundanese Literature collection, namely related to human resource factors, funding factors, and environmental factors.Keywords: preservation; sundanese literature collection; ajip rosidi libraryABSTRAKPenelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pelestarian di Perpustakaan Ajip Rosidi dilihat dari cara menyelamatkan nilai informasi, cara menyelamatkan bentuk fisik koleksi sastra sunda yang dimiliki, dan hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pelestarian koleksi sastra sunda.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara serta studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah dua orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyelamatkan nilai informasi koleksi, maka perpustakaan mengalih bentukkan koleksi Sastra Sunda yang memiliki umur 200 tahun kedalam bentuk microfilm atau microfish yang kemudian karena perkembangan teknologi diubah dalam bentuk CD dan hardisk. Dalam menyelamatkan bentu fisik koleksi, maka pustakawan melakukan kegiatan mending, penjilidan, pemberian silica gell, membersihkan secara manual, dan membuat kebijakkan berupa peraturan perpustakaan. Adapun hambatan yang dialami pada saat pelaksanaan pelestarian koleksi Sastra Sunda, yaitu berkaitan dengan faktor sumber daya manusia, faktor pendanaan, dan faktor lingkungan.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 221
Author(s):  
Yunus Winoto ◽  
Dedi Irawan ◽  
Asep Saeful Rohman

This study aims to determine the effect of knowledge management which includes aspects of knowledge creation, knowledge sharing, and knowledge utilization on the performance of library staff either partially or simultaneously. The method used in this research uses a quantitative approach with this type of explanatory survey research. As for the so-called type of survey explanatory research is research that does not only describe or describe a phenomenon but also aims to provide an explanation of the phenomenon. Meanwhile, the population in this determination were employees of the Binus LKC Jakarta library. With the sampling technique using a simple random sample. Regarding the theory used in this study is the knowledge-based view theory from Grant, while for measuring knowledge management using the concept of knowledge management from Shujahat and performance measurement using the concept of performance from Mangkunegara. The data collection technique was carried out using a questionnaire distributed to Binus LKC employees, interviews with library managers, observations about library management activities at Binus LKC and through library studies. Based on the research results, it shows that knowledge management has a significant effect on the performance of librarians by 68%. Meanwhile, partially, the aspects of knowledge creation and aspects of knowledge sharing have a significant influence on the performance of library staff. However, the knowledge utilization aspect partially does not have a significant effect on the performance of library staff.Keyword: knowledge management; library staff; performance ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh knowledge management yang meliputi aspek knowledge creation, knowledge sharing, dan knowledge utilization terhadap kinerja tenaga perpustakaan baik secara parsial maupun simultan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatori survey. Adapun yang disebut dengan jenis penelitian eksplanatori survey adalah penelitian yang tidak hanya sekedar menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena namun juga bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang fenomena tersebut. Sedangkan yang menjadi populasi dalam penetian ini adalah para karyawan perpustakan Binus LKC Jakarta. Dengan Teknik pengambilan sampelnya menggunakan jenis sampel acak sederhana. Mengenai teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori knowledge based-view dari Grant sedangkan untuk pengukuran knowledge management menggunakan konsep knowledge management dari Shujahat dan serta pengukuran kinerja menggunakan konsep kinerja dari Mangkunegara. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket yang disebarkan pada para karyawan Binus LKC, wawancara dengan pengelola perpustakaan, observasi mengenai kegiatan penyelenggaraan perpustakaan di Binus LKC serta melalui studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pengetahuan memiliki pengaruh yang signifikan pada kinerja tenaga perpustakaan sebesar 68%. Sedangkan secara parsial aspek knowledge creation dan aspek knowledge sharing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja tenaga perpustakaan. Namun untuk aspek knowledge utilization secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga perpustakaan.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 266
Author(s):  
Regina Savitri ◽  
Sukaesih Sukaesih ◽  
Evi Nursanti Rukmana ◽  
Encang Saepudin

The existence of the covid-19 pandemic in early 2020 hampered all normal human activities, including library activities as one of the actively visited sources of knowledge and information backwards. The temporary suspension of library services is conventionally implemented to anticipate the spread of the covid-19 virus. This researchs aim to determine the role of TBM Jatmika based on six basic literacy according to the world economic forum and the national literacy movement as well as the relationship between basic services between libraries and TBM, where this linkage ultimately includes innovation and alternative library services through indirect synergy efforts. The method used in this research is descriptive qualitative research and approach by presenting a factual description of the research field. The subject of this research is the general public, especially those around TBM Jatmika. Meanwhile, the object is TBM Jatmika itself. In collecting data, the technique used by researchers was by means of online interviews via the WhatsApp application with Umi Aam as the manager of Jatmika's TBM; conduct literature searches of sources related to the study material; as well as browsing the web and social media owned by TBM Jatmika. The results of this research are TBM Jatmika trying to perfect six basic literacy in his contribution to educating children and the community, especially in the surrounding areas through his programs and routine activities; the variety of collections owned can be accessed by a certain number of visitors considering the existence of covid-19, coupled with the presence of staff and volunteers as assistant managers and mentors with adequate facilities; there are processes that link the continuity of implementation, coordination, activities and relationships with other communities in fulfilling the needs and goals of establishing the Jatmika TBM; provide basic services in the form of lending and borrowing books, reading books on the spot, educational services, and membership services. The conclusion that can be drawn from this research is that the presence of TBM Jatmika has participated in the innovation of library services in the aspect of external relations in the way that has been previously stated in the research results, but once in the face of a pandemic like this, it is still necessary to create new programs which relevant and effective in order to maximize its service and function as a new adaptive and innovative community reading park in the mission of educating the nation's life.Keywords: library sevices, innovation in pandemic, reading park, jatmikaABSTRAKKeberadaan pandemi covid-19 pada awal tahun 2020 menghambat segala aktivitas normal yang dilakukan manusia, termasuk kegiatan perpustakaan sebagai salah satu sumber ilmu dan informasi yang sebelumnya aktif dikunjungi. Pemberhentian sementara layanan perpustakaan secara konvensional diterapkan guna mengantisipasi penyebaran virus covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran TBM Jatmika berdasarkan enam literasi dasar menurut forum ekonomi dunia dan gerakan literasi nasional serta adanya keterkaitan layanan dasar antar perpustakaan dan TBM dimana keterkaitan tersebut pada akhirnya termasuk kedalam inovasi serta alternatif pelayanan perpustakaan melalui upaya sinergi secara tidak langsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pendekatan deskriptif kualitatif dengan memaparkan gambaran terhadap lapangan penelitian secara faktual. Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat pada umumnya terutama yang berada di sekitar TBM Jatmika. Sedangkan objeknya adalah TBM Jatmika itu sendiri. Dalam mengumpulkan data, teknik yang digunakan peneliti ialah dengan cara wawancara online via aplikasi whatsapp bersama Umi Aam sebagai pengelola TBM Jatmika; melakukan penelusuran literatur terhadap sumber-sumber yang berhubungan dengan bahan kajian; serta menelusuri web dan media sosial milik TBM Jatmika. Hasil dari penelitian ini ialah TBM  Jatmika berusaha menyempurnakan enam literasi dasar dalam kontribusinya mengedukasi anak dan masyarakat khususnya didaerah sekitar melalui program dan kegiatan rutin yang dimilikinya; ragam koleksi yang dimiliki dapat diakses oleh pengunjung dalam jumlah batas tertentu mengingat adanya covid-19, ditambah dengan adanya staf maupun relawan sebagai asisten pengelola dan mentor dengan fasilitas yang cukup memadai; adanya proses-proses yang mengaitkan keberlangsungan penyelenggaraan, koordinasi, kegiatan, dan hubungan dengan komunitas lain dalam memenuhi kebutuhan dan tujuan didirikannya TBM Jatmika; memberikan layanan-layanan dasar berupa pinjam meminjam buku, membaca buku ditempat, layanan edukasi, dan layanan keanggotaan. Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini ialah hadirnya TBM Jatmika telah berpartisipasi dalam inovasi pelayanan perpustakaan pada aspek hubungan eksternal dengan cara yang telah disampaikan sebelumnya di hasil penelitian, namun begitu dalam menghadapi masa pandemi seperti saat ini, masih perlu di ciptakan program-program baru yang relevan dan efektif guna memaksimalkan layanan serta fungsinya sebagai taman bacaan masyarakat rintisan baru yang adaptif dan inovatif dalam misi mencerdaskan kehidupan bangsa.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 156
Author(s):  
Aris Suharyadi ◽  
Beny Dwi Saputra

This research aims to find out how the implementation, impact, and constraints of the implementation of the program "Kanji Kuper" (Gerakan Wajib Kunjung Perpustakaan) as a strategy for optimizing library services in elementary schools. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. This type of research is a case study because the research setting is in one of the elementary schools that implements the "Kanji Kuper" program. Data collection techniques through direct observation, documentation, and in-depth interviews. Data sources are obtained from informants: principals, library managers, and students. The validity of the data uses the triangulation of sources and techniques. Data is analyzed through data collection, data reduction, data feed and verification or withdrawal of conclusions. The results showed that the implementation of "Kanji Kuper" began by requiring teachers and students to do learning activities in the library. The visit schedule is arranged based on coordination between the class and the library administrator at least once a week. While in the library teachers are obliged to socialize "Kanji Kuper" and motivation by providing assignments to students to utilize the library resources available. There are always products or results made by students during visits to the library. Each month students' work is selected to be displayed in the school as a form of reward. The result of the implementation of the "Kanji Kuper" program is that the number of library visitors has increased dramatically so that it is slowly expected to improve the reading culture of students. The problem is that most students take advantage of the "Kanji Kuper" program just to play in the library so that the resulting task product seems less optimal. Some teachers still think that "Kanji Kuper" only takes up learning time.Keyword: library; school library; library servicesABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi, dampak, dan kendala dari pelaksanaan program "Kanji Kuper" (Gerakan Wajib Kunjung Perpustakaan) sebagai strategi optimalisasi layanan perpustakaan di Sekolah Dasar (SD). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus karena setting penelitian berada di salah satu sekolah dasar yang menerapkan program "Kanji Kuper". Teknik pengumpulan data melalui observasi langsung, dokumentasi, dan wawancara mendalam. Sumber data diperoleh dari informan yaitu: kepala sekolah, pengelola perpustakaan, dan siswa. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik data dianalisis melalui langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi "Kanji Kuper" diawali dengan mewajibkan guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran di perpustakaan. Jadwal kunjungan disusun berdasarkan koordinasi antara wali kelas dengan pengurus perpustakaan minimal 1 minggu sekali. Selama di perpustakaan guru wajib memberikan sosialisasi "Kanji Kuper" dan motivasi dengan cara memberikan penugasan terhadap siswa agar dapat memanfaatkan sumber daya perpustakaan yang tersedia. Selalu ada produk atau hasil yang dibuat oleh siswa selama berkunjung di perpustakaan. Setiap bulan hasil karya siswa diseleksi untuk dipajang di mading sekolah sebagai bentuk reward. Hasil dari penerapan program "Kanji Kuper" adalah jumlah pengunjung perpustakaan naik drastis sehingga secara perlahan diharapkan dapat meningkatkan budaya membaca siswa. Kendalanya adalah sebagian besar siswa memanfaatkan program "Kanji Kuper" hanya untuk bermain di perpustakaan sehingga produk tugas yang dihasilkan terkesan kurang optimal. Beberapa guru masih beranggapan bahwa "Kanji Kuper" hanya menyita waktu pembelajaran.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 253
Author(s):  
Nasrullah Nasrullah ◽  
Tawakkal Tawakkal ◽  
Nuristiqamah Nuristiqamah

This study aims to determine the stages of the application of the Law on Public Information Openness and the obstacles faced by the Library and Archives Office of East Luwu Regency. This research uses descriptive research using a qualitative approach. This research was conducted at the Department of Library and Archives of East Luwu Regency. Methods of data collection through interviews, observation and documentation. The results showed the stages of implementing the Public Information Openness Law at the East Luwu Regency Library and Archives Service, namely through three stages. The three stages are analyzing information based on Law Number 14 of 2008 concerning public information disclosure; information is analyzed again based on the rules of the National Archives of the Republic of Indonesia (ANRI); and publish on the official website of the East Luwu Regency Library and Archives Service. As for the obstacles faced, namely the lack of competent human resources, and incomplete infrastructure.Key words: public information disclosure; dissemination of information; public libraryABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tahapan penerapan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik serta kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Luwu Timur. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Luwu Timur. Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan tahapan penerapan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Luwu Timur, yaitu melalui tiga tahap. Ketiga tahap tersebut adalah menganalisis informasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik; informasi dianalisis kembali berdasarkan aturan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI); dan mempublikasikan pada website resmi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Luwu Timur. Adapun kendala yang dihadapi, yaitu kurangnya sumber daya manusia yang berkompeten, serta sarana prasarana yang kurang lengkap.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 188
Author(s):  
Dian Kristyanto

Industrialization 4.0 brought many changes to the community, especially in terms of sustainable internet usage. Data literacy arises because of the large amount of data and information spread on the internet. This objective study to provide knowledge about data literacy in coastal society, another purpose is to explain the challenges that arise as a result of the birth industrialization 4.0 which certainly also felt by the coastal community. This methodology uses a literature review approach. Data collection techniques are carried out through studies of reference sources that are used as references. This study discussion is that data literacy in coastal society is devoted to basic knowledge in protecting personal data when conducting activities using the internet. Public-private data that needs to be kept secret include; identity number, account number, full name, telephone number, password, address, and others. While the challenges faced by coastal society in the industrialization 4.0 cover many aspects, three main challenges can be felt directly by coastal society such as big data, internet objects, and robotization.Keyword: coastal communities; data literacy; industrialization 4.0; information technologyABSTRAKIndustrialisasi 4.0 membawa banyak perubahan bagi masyarakat terutama dalam hal pemanfaatan internet secara terus-menerus. Literasi data muncul karena banyaknya data dan informasi yang tersebar di internet. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai literasi data pada masyarakat pesisir, tujuan lain adalah untuk menjelaskan tantangan yang muncul akibat dari lahirnya era industrialisasi 4.0 yang pastinya dirasakan juga oleh masyarakat pesisir (nelayan). Metodologi menggunakan pendekatan riset pustaka. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara telaah terhadap sumber referensi yang digunakan sebagai rujukan. Kajian ini menghasilkan pembahasan bahwa literasi data pada masyarakat pesisir dikhususkan pada pengetahuan dasar dalam menjaga data pribadi pada saat melakukan aktifitas menggunakan internet. Data pribadi masyarakat yang perlu dijaga kerahasiaannya meliputi: nomor identitas, nomor rekening, nama lengkap, nomor telepon, password, alamat tinggal dan sebagainya. Sedangkan tantangan yang dihadapi masyarakat pesisir di era industrialisasi 4.0 meliputi banyak aspek, namun terdapat tiga tantangan utama yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat pesisir seperti big data, internet of thing dan robotization. 


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 140
Author(s):  
Rudy Latuperissa

This study aims to develop a conceptual model of knowledge management for Kelompok Sadar Wisata (a tourism-aware group) Pokdarwis Wonderful Sangiran. Knowledge management system is needed to develop their skill, ability and maintain their adequate knowledge and information as a knowledge-based tourism guide. Conceptual Model is developed using the Soft System Methodology approach, consisting of 7 stages, starting from the situation considered as problematical, the Rich-picture development, the root definition, the conceptual model development, the comparison conceptual model with reality, and determining a change and proposal. The preparation of rich-picture is based on the primary data obtained from several informants, i.e member of Pokdarwis, researchers, academics and government officials selected using purposive sampling. This employs a qualitative method to develop a conceptual model that could bring out ideas for Pokdarwis activities in the future in relation to their knowledge management. Recommendations on developing a knowledge management system could be the media for knowledge transfer and knowledge sharing within the Pokdarwis itself, from Pokdarwis member to researchers, academics, government to Pokdarwis member, and from Pokdarwis to the younger generation. Knowledge management conception in the form of personalization and codification and knowledge creation could be referred to in developing the technology-based knowledge management system.Keyword: soft system methodology; conceptual model; knowledge creation; knowledge management system ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah Model Konseptual pengelolaan pengetahuan bagi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wonderful Sangiran. Sistem pengelolaan pengetahuan dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan anggota Pokdarwis serta menjaga kecukupan informasi dan pengetahuan sebagai pemandu wisata berbasis pengetahuan. Model Konseptual dibangun menggunakan pendekatan Soft System Methodology (SSM). Pendekatan ini terdiri dari 7 tahapan, mulai dari tahap pengenalan masalah, tahap pengembangan Rich-picture, tahap pendefinisian akar masalah, tahap pengembangan model konseptual, tahap pembandingan model konseptual dengan realitas, tahap menetapkan perubahan hingga tahap menentukan usulan. Pengembangan Rich_picture didasarkan pada data primer yang diperoleh dari beberapa informan, antara lain: anggota Pokdarwis, peneliti, akademisi dan pegawai pemerintah, yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu (purposive sampling).  Penelitian kualitatif yang dilakukan menghasilkan sebuah model konseptual sebagai usulan bagi aktivitas atau kegiatan Pokdarwis di masa mendatang, terkait dengan pengelolaan pengetahuan. Rekomendasi pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan dapat menjadi media Knowledge Transfer dan knowledge sharing, baik bagi inter-anggota Pokdarwis, maupun dari peneliti, akademisi, pemerintah ke anggota Pokdarwis, serta dari anggota Pokdarwis ke generasi muda. Konsepsi pengelolaan pengetahuan berupa strategi personalisasi dan kodifikasi serta proses knowledge creation/conversion dapat menjadi acuan dalam pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan berbasis Teknologi Informasi.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 172
Author(s):  
Endang Fatmawati

The purpose of writing is to bring up creative librarian ideas and provide problem-solving strategies related to the circulation of hoax in the infodemic era. The discussion uses the literature review method related to infodemics, information literacy competencies, and librarian strategies in the social media era. High rapid social media and internet access users are not accompanied by literacy competencies. One of the efforts to build a knowledge ecosystem is through increasing information literacy competencies. In the context of libraries, social media influences the relationships and social interactions carried out by librarians. The wave of information that is not necessarily accurate is increasingly being spread through social media. Library information sources can be disseminated through social media applications with various platforms. His practice in the library is building scientific communication, knowledge management, promotion, marketing, and publication. Due to the rapid dissemination of information, librarians are expected to have the sensitivity and expertise in packaging information, disseminating it through social media, cleverly sorting and choosing, and wisely using it. The problem-solving strategy that exists in the era of social media for librarians to be able to surf the internet is healthy information literacy competence.Keyword: information literacy, librarian competence, hoax, infodemic, social mediaABSTRAKTujuan penulisan untuk memunculkan gagasan kreatif pustakawan dan memberikan strategi pemecahan masalah terkait dengan beredarnya informasi hoaks di era infodemik. Metode kajian menggunakan metode kajian pustaka terkait dengan infodemik dalam era media sosial, kompetensi literasi informasi, serta strategi pustakawan di era media sosial. Tingginya akses internet dan pesatnya pengguna aktif media sosial tidak dibarengi dengan kompetensi literasi. Padahal salah satu upaya membangun ekosistem pengetahuan adalah melalui peningkatan kompetensi literasi informasi. Dalam konteks perpustakaan, media sosial berpengaruh pada relasi dan cara berinteraksi sosial yang dilakukan oleh pustakawan. Gelombang informasi yang belum tentu akurat semakin terasa masif penyebarannya melalui media sosial. Sumber informasi perpustakaan dapat didesiminasikan melalui aplikasi media sosial dengan berbagai platform. Praktiknya di perpustakaan adalah membangun komunikasi ilmiah, pengelolaan pengetahuan, promosi, pemasaran, serta publikasi. Oleh karena penyebaran informasi demikian pesat, maka pustakawan diharapkan memiliki kepekaan dan kepiawaian dalam mengemas informasi, menyebarkan melalui media sosial, cerdas memilah dan memilih, maupun bijak dalam menggunakannya. Strategi pemecahan masalah yang ada di era media sosial bagi pustakawan agar dapat berinternet sehat adalah memiliki kompetensi literasi informasi.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 206
Author(s):  
Thalitha Sacharissa Rosyiidiani

Campus is a place to study educated people who are familiar with books. The existence of bookstores in the campus area is very common. On the other hand, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, as one of the well-known campuses close to the capital, is not surrounded by bookstores. As a source of student information, some students rarely buy printed books and rely more on the internet. This condition resulted in several bookstores around campus starting to close. Based on this background, this study seeks to answer how the existence of publishing products as a source of information for students, especially students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This article also discusses the fate of publishing today and how the strategies used by publishers to maintain their existence amidst the onslaught of digitization. The research method used is a qualitative method through case studies. Researchers collected data using document review, focus group discussion and observation. The results of this study indicate a decline in sales of printed books on the market. Nevertheless, publishing as a company strives to produce strategic steps to increase public buying interest in printed books. This research also focuses on students' reading interest in the digital era. This study concludes six strategies that publishers must undertake to increase the sales circulation of publishing products, namely prioritizing visual design, collaborating with digital media, reaching out to writers with viral work on social media. increasing the scale of the readership by attracting clicks on a managed website involves interaction between the reader community and publishers and building cooperation with reputable reviewers. Keywords: publishing strategy; source of literacy; digital era; bookstore; college student ABSTRAKKampus merupakan tempat belajar para terdidik yang akrab dengan buku. Keberadaan toko buku di area kampus sangat lazim ditemukan. Di sisi lain, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu kampus ternama yang dekat dengan ibukota tidak banyak dikelilingi oleh toko buku. Sebagai sumber informasi mahasiswa, sebagian dari mahasiswa sangat jarang membeli buku cetak dan lebih banyak mengandalkan internet. Kondisi ini mengakibatkan beberapa toko buku di sekitar kampus mulai tutup. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini berupaya untuk menjawab bagaimana eksistensi produk penerbitan sebagai sumber informasi mahasiswa khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Artikel ini juga membahas tentang nasib penerbitan saat ini dan bagaimana strategi yang digunakan oleh penerbitan untuk tetap mempertahankan eksistensi di tengah gempuran digitalisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui studi kasus. Peneliti mengumpulkan data menggunakan telaah dokumen, focus grup discussion dan observasi.  Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan penjualan buku cetak di sejumlah toko buku. Kendati demikian,  penerbitan sebagai perusahaan berupaya untuk menghasilkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan minat beli masyarakat terhadap buku cetak. Penelitian ini juga menyoroti tentang minat baca mahasiswa di era digital. Penelitian ini menyimpulkan enam strategi yang harus dilakukan penerbit untuk meningkatkan oplah penjualan.  Strategi yang perlu dilakukan yaitu produk penerbitan perlu mengutamakan desain visual, berkolaborasi dengan media digital,  menjangkau penulis dengan karya viral di media sosial, meningkatkan skala besaran pembaca dengan menarik klik atas situs website yang dikelola, melibatkan interaksi antara komunitas pembaca dan penerbit, serta membangun kerja sama dengan reviewer bereputasi baik.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 103
Author(s):  
Dwi Ridho Aulianto

This study aims to determine the benefits of Augmented Reality and Virtual Reality technology applied to libraries in the Z generation era. The research method used study of literature by collecting several reference as sources that are relevant to the study material and and interviews with several generation Z informants. The results of the study found that the implementation of Augmented Reality technology can be used to create and read the Interactive Opac Brochure with AR; Utilization of Library Collection Display; Utilization for Searching Library Collections in Shelves through AR; Utilization for Interactive Learning Media for Users. While the implementation of Virtual Reality technology can be used for tours or library tours; Library Services; Information Literacy and Online Catalog. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document