Kebebasan yang Memerdekakan: Sumbangsih Pemikiran Filsafat Anarkisme Epistemologis Paul K. Feyerabend Terhadap Pemahaman Radikalisme Agama
AbstractThis article discusses whether it is true that the biblical texts legitimize religious radicalism. Religious radical movements are present and carry out very violent actions, this is due to religious beliefs that are held as absolute, imposing their beliefs without seeing the beliefs of other parties so as to deny the freedom of others. The purpose of this study is to explore the philosophical thought of Paul Feyerabend’s epistemological anarchism and then see its relevance to the understanding of religious radicalism. The research method used in this paper is a literature study (library). Through this research study, it can be concluded that there is no single truth that can control and regulate human knowledge (Against Method); man must Anything Goes; knowledge cannot be measured by the same standard; and lastly is the concept of individual freedom, individual human beings must be free. AbstrakArtikel ini membahas tentang benarkah teks-teks Kitab Suci melegitimasi radikalisme agama. Munculnya berbagai gerakan-gerakan radikal agama dan melakukan aksi-aksi yang tergolong sangat kasar disebabkan pemahaman kebenaran yang dianut sebagai kebenaran mutlak, memaksakan kebenarannya tanpa melihat kebenaran pihak lain sehingga mengkungkung kebebasan orang lain. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi pemikiran filsafat anarkisme epistimologis Paul Feyerabend kemudian melihat titik relevansinya terhadap pemahaman radikalisme agama. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi literatur (kepustakaan). Melalui kajian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada kebenaran yang tunggal yang dapat menguasai dan mengatur pengetahuan manusia (Against Method); manusia harus Anything Goes; pengetahuan tidak bisa diukur dengan standar yang sama; dan terakhir adalah konsep kebebasan individu, manusia individual harus bebas.