Pemeriksaan Kelainan Refraksi
ABSTRAK Kelainan refraksi merupakan penyebab low vision atau penglihatan terbatas terbanyak kedua setelah katarak dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penglihatan merupakan jalur informasi utama dan faktor yang penting dalam proses belajar. Kemampuan penglihatan berkembang optimal sampai usia 9 tahun, sehingga keterlambatan dalam koreksi refraksi dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan menyerap materi pembelajaran. Hal tersebut menghambat potensi untuk mengembangkan kecerdasannya yang akan berdampak pada prestasi belajar. Tujuan kegiatan ini adalah terapan dari hasil penelitian tentang Hubungan kelainan refraksi, status gizi terhadap prestasi belajar. Manfaat kegiatan agar guru dan orang tua dapat melakukan tindak lanjut jika anaknya memiliki gangguan refraksi sehingga gangguan penglihatan dapat teratasi dan prestasi belajar meningkat. Metode yang digunakan adalah 1). Sosialisasi program dan penyamaan persepsi. 2). Pemeriksaan kelainan refraksi. 3). Konsultasi kesehatan mata. Hasil kegiatan didapatkan sebagian besar sampel mengalami kelainan refraksi pada okuli dekstra berjumlah 17 siswa (65,4%). Pada oculi sinistra mayoritas sampel mempunyai visus normal yaitu 13 (50%), diikuti dengan kelainan refraksi sejumlah 9 siswa (34,6%). Dampak dari kegiatan ini murid menjadi paham tentang pentingnya menjaga kesehatan mata. Kata kunci: prestasi belajar, kelainan refraksi, murid SD ABSTRACT Refractive disorders are the second most common cause of low vision or limited vision after cataracts and are still a public health problem around the world, including in Indonesia. Vision is the main line of information and an important factor in the learning process. Vision ability develops optimally until the age of 9 years, so delays in refraction correction can cause reduced ability to absorb learning material. This hampers the potential to develop intelligence which would have an impact on learning achievement. The purpose of this activity is the application of the results of research on the relationship of refractive errors, nutritional status to learning achievement. The benefits of the activity are so that teachers and parents can follow up if their child has refractive errors so that vision problems can be resolved and learning achievement increases. The methods used were 1). Program socialization and shared perceptions. 2). Examination for refractive errors. 3). Eye health counseling and consultation. The results showed that most of the samples had refractive errors in the right oculi, amounting to 17 students (65.4%). In the left oculi, the majority of the samples had normal vision, namely 13 (50%), followed by refractive errors of 9 students (34.6%). The impact of this activity is that students understand the importance of maintaining eye health. Keywords: refractive disorder, learning achievement, elementary school students