scholarly journals PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT KAYU MANIS UNTUK PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (Studi di Puskesmas Bulik Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah)

2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 232-237
Author(s):  
Utin Desi Fitriani ◽  
Yayat Supriyatna
Keyword(s):  
P Value ◽  

Pendahuluan: Masalah kesehatan mengenai diabetes mellitus dapat  mengenai  semua  organ  tubuh  dan  dapat  menimbulkan  berbagai  macam  keluhan  penyakit. Dimana masalah penyakit ini sudah menjadi suatu masalah yang sering dialami oleh masyarakat. Penyelenggaraan  penelitian ini bermaksud memberikan tujuan berupa menganalisis  pengaruh  pemberian  ekstrak  kulit  kayu  manis  untuk  penurunan  kadar  gula darah  pada  pasien  diabetes  mellitus. Metode: Penggunaan jenis penelitian yang diambil berupa eksperimen, dimana dibuat oleh peneliti dengan pendekatan pre-post test. Populasi penelitian berisikan seluruh pasien yang mengalami diabetes mellitus berjumlah 30, teknik sampling diterapkan menggunakan metode  purpose  sampling. Setelah itu didapakan sampel sebagian pasien yang mengalami diabetes mellitus berjumlah 14. Penyajian data berupa tabel yang disajikan setelah mendapatkan hasil dari instrumen lembar kuesioner dan menggunakan uji rank spearman. Hasil penelitian: hasil  ini  menggunakan  hasil  uji  rank spearman  menunjukkan  ada  pengaruh  pemberian  ekstrak  kulit  kayu  manis  untuk  menurunkan  kadar  gula  darah   pada  pasien  diabetes  mellitus  di puskesmas  bulik  dengan  P value 0,001 yang artinya H1 diterima ada pengaruh pemberian  ekstrak kulit kayu manis untuk penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus. Kesimpulan: kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian  ekstrak kulit kayu manis untuk penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus. Kata Kunci: Diabetes Melllitus, Kulit Kayu Manis

2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 959-968
Author(s):  
Endang Susilowati ◽  
Endang Surani ◽  
Isna Hudaya

AbstractThe incidence of stunting in children can cause the low quality of a country's Human Resources (HR). Stunting causes poor cognitive abilities, low productivity, and increased risk of disease resulting in long-term losses for the Indonesian economy. Stunting also has other long-term impacts, namely the risk of suffering from chronic diseases such as diabetes mellitus (DM), coronary heart disease, hypertension, cancer, and stroke. Community participation is needed in the government's efforts to tackle stunting. Community behavior problems that are factors that cause stunting include 1) Lack of environmental hygiene 2) Lack of knowledge of mothers about health and nutrition 3) Busy parents 4) Poverty. GERMAS CETING (Community Movement to Prevent Stunting) is a community movement that is carried out jointly and continuously in order to increase public awareness in stunting prevention efforts with the main target of the entire community being Cadres, pregnant women and mothers of toddlers and other potential groups by integrating all specific interventions and interventions. sensitive. The purpose of this activity is to increase the knowledge of cadres and mothers of toddlers about stunting and to improve the skills of cadres and mothers of toddlers in making additional food according to the child's age. The implementation method used is problem identification, determining problem solving framework, conducting pre test, providing Health Education and training, conducting post test. There was an increase in mother's knowledge about exclusive breastfeeding, MP-ASI and PHBS. The results of the analysis are known p value 0.000. Keywords: Germas; ceting; cadres; mother of toddlers AbstrakKejadian stunting pada anak dapat menyebabkan rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu negara. Keadaan Stunting menyebabkan buruknya kemampuan kognitif, rendahnya produktivitas, serta meningkatnya risiko penyakit mengakibatkan kerugian jangka panjang bagi ekonomi Indonesia. Stunting juga menimbulkan dampak jangka panjang yang lain yaitu berisiko menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus (DM), jantung koroner, hipertensi, kanker, dan stroke. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam dalam upaya pemerintah untuk penanggulangan stunting. Masalah perilaku masyarakat yang menjadi faktor penyebab stunting antara lain 1) Kurangnya menjaga kebersihan lingkungan 2) Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi 3) Kesibukan orangtua 4) Kemiskinan. GERMAS CETING (Gerakan masyarakat cegah stunting) merupakan gerakan masyarakat yang dilakukan secara bersama dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan stunting dengan sasaran seluruh masyarakat utamanya adalah Kader, ibu hamil dan ibu balita serta kelompok potensial lainnya dengan mengintegrasikan seluruh intervensi spesifik dan intervensi sensitive. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan kader dan ibu balita tentang Stunting serta Meningkatkan ketrampilan kader dan ibu balita dalam pembuatan makanan tambahan sesuai dengan usia anak. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah identifikasi masalah, menentukan kerangka pemecahan masalah, melakukan pre test, memberikan Pendidikan Kesehatan dan pelatihan, melakukan pos test. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, MP-ASI dan PHBS. Hasil Analisa diketahui p value 0.000. Kata kunci: Germas; ceting;kader;ibubalita


Author(s):  
M.Elyas Arif Budiman ◽  
Said Mardijanto ◽  
Ah. Yusuf

Diabetes mellitus is a chronic disease that requires the individual ability of patients to approve the process of disease management. Individuals with DM must take great responsibility for the care of themselves in the treatment of their illness. Empowerment of individuals to control independent life and make choices about self empowerment. Self empowerment in DM patients can be improved through the approach of the health action process approach which is a concept of a patient that is believed to be done by increasing the intention through the motivational phase to realize the intention to action. The purpose of this study was to determine the increase in self empowerment of people with type II diabetes mellitus with a health action approach. This study used a pre-experimental study using a control-group pre-test-post-test design. The population was 64 with type 2 diabetes mellitus patients. The sample were 32 people in the experimental group and 32 people in the control group, selected by purposive sampling. Self empowerment using diabetes empowerment scale (DES) questionnaire in accordance with the characteristics of the research subjects. Data analysis was performed with the Wilcoxon statistical test signing the rank test and Mann-Whitney with the result of p value of 0.000 < 0.05 so that there were differences between the experimental and control groups. The results in this study were DM clients who have a good increase in self empowerment are clients who have the motivation and ability to recover from illness. Keywords: diabetes mellitus; self empowerment; health action process approach ABSTRAK Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit kronis yang memerlukan kemampuan individu dari klien untuk mematuhi penatalaksanaan proses penyakit. Individu dengan penyakit DM mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengatur dirinya sendiri dalam melakukan perawatan pada penyakitnya. Kemampuan individu untuk mempunyai kontrol atas hidup mereka sendiri dan menentukan pilihan mengenai kesehatan disebut self empowerment. Self empowerment pada klien DM dapat ditingkatkan melalui pendektan Health Action Process Approach yang merupakan suatu konsep pendekatan terhadap klien yang meyakini bahwa untuk mengubah perilaku seseorang dapat dilakukan dengan cara meningkatkan niat melalui motivational phase untuk membentuk niat menjadi action. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan self empowerment klien diabetes militus tipe II dengan pendekatan Health action proces approach. Penelitian ini menggunakan pre-eksperiment dengan pendekatan control-group pre-test-post-test design. Populasinya adalah klien diabetes mellitus tipe 2 dengan jumlah 64 responden. Ukuran sampel adalah 32 orang pada kelompok eksperimen dan 32 orang pada kelompok kontrol dengan pengambilan sampel menggunan teknik purposive sampling. Self empowerment diukur menggunakan kuesioner Diabetes Empowerment Scale (DES) yang dimodifikasi sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Wilcoxon signed rank test dan Mann-Whitney dengan hasil p value signifikansi 0,00 < 0,05 sehingga ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil dalam penelitian ini adalah bahwa klien DM yang memiliki peningkatan self empowerment yang baik adalah klien yang memiliki motivasi dan kemaun untuk sembuh dari penyakit. Kata Kunci: diabetes mellitus; self empowerment; health action proces approach


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Aisyah Dzil Kamalah ◽  
Ahsan Ahsan ◽  
Heri Kristianto

Ulkus diabetes mellitus merupakan komplikasi dari penyakit diabetes mellitus yang digolongkan dalam penyakit luka kronik sehingga biaya yang digunakan dalam penyembuhan relatif banyak. Kondisi pasien ulkus yang tidak stabil menyebabkan masalah psikososial pada keluarga, seperti beban pada keluarga. Beban keluarga dapat mempengaruhi keluarga dalam merawat pasien ulkus DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas psikoedukasi keluarga dalam menurunkan beban keluarga dalam merawat pasien ulkus DM. Desain penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test with control group. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan purposive smpling. Jumlah sampel sebanyak 30 caregiver yang terbagi dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. instrumen yang digunakan adalah The Burden Scale untuk mengukur beban keliarga. Hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan r tabel (0,361) r hitung (0,765) dan r alpha / koefisien reliabilitas (0,907). Psikoedukasi keluarga dilakukan dalam 5 sesi. Hasil penelitian menunjukkan p value (0,000) < α (0,05) baik. Psikoedukasi efektif dalam menurunkan beban keluarga. Kata kunci: beban keluarga, pasien ulkus diabetes mellitus, psikoedukasi keluarga THE EFFECTVENESS OF FAMILY PSYCHOEDUCATION IN REDUCES FAMILY BURDEN IN THE FAMILY WITH ULCERS DIABETIC PATIENTS  ABSTRACTUlcers Diabetes Mellitus is a complication of Diabetes Mellitus which is classified in wound chronic, it needs a lot of cost to recovery a. Unstable physical and emotional condition of a patient can make psychosocial problems such as burden family. Burden can affect the family in taking care of patients with diabetic ulcers. This study aimed to determine the effectiveness of family psychoeducation in reducing  family  burden when taking care of patients with diabetic ulcers in Malang. This design of study was quasi – experimental pre – post test with control group. The sampling method used was purposive sampling with 30 caregiver as total sample and divided into treatment group and control group. The instruments of this research were The Burden Scale to measure the family burden . The results of the validity and reliability test show r table (0.361) r count (0.765) and r alpha / reliability coefficient (0.907). Family psychoeducation was conducted in five sessions. The results showed the p value (0.000) < α (0.05) in burden family. Psychoeducation is effective in reducing family burden.  Keywords: burden family, patients with ulcer diabetes mellitus, family psychoeducation.


Author(s):  
Fahruddin Kurdi ◽  
Ratna Puji Priyanti

ABSTRAK Jumlah penderita DM (diabetes melitus) saat ini semakin meningkat. Salah satu komplikasi yang terjadi yaitu DFU (diabetic foot ulcers). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah DFU, salah satunya dengan diabetic foot exercise. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas diabetic foot exercise terhadap risiko dfu (diabetic foot ulcers) pasien diabetes mellitus. Penelitian menggunakan design pre-eksperimen dengan pendekatan one-group pra-post test design. Populasi penderita diabetes yang berjumlah 60 orang, besar sampel 40 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Resiko DFU dinilai menggunakan inlow’s 60-second diabetic foot screening tool dengan metode observasi. Analisa data menggunakan uji statistik Wilcoxon. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebelum dilakukan diabetic foot exercise sebagian besar reponden mempunyai risiko sedang sebanyak 30 orang (75%), sesudah dilakukan diabetic foot exercise diperoleh bahwa sebagian besar responden risiko rendah sebanyak 32 orang (80%). Uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai p value = 0,001 dimana nilai p value<α (0,05) yang berarti ada pengaruh diabetic foot exercise terhadap risiko diabetic foot ulcers. Diabetes foot exercise sangat efektif untuk penderita diabetes dalam mencegah risiko DFU. Penderita diabetes dapat melakukan diabetic foot exercise 2 kali dalam seminggu secara teratur.  Kata Kunci : Diabetes mellitus, Diabetic foot ulcers, diabetic foot exercise


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 12-20
Author(s):  
Adinda Febriyanti ◽  
Cau Kim Jiu ◽  
Sri Ariyanti

Background: Diabetes Militus is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia or an increase in blood sugar that occurs due to abnormal insulin secretion. Diabetes Mellitus in the world is one of the health problems that cause death. IDF data (2013) says Indonesia is the seventh largest country in the case of Diabetes Militus. Diabetes Militus in West Kalimantan Province increased from 0.6% in 2007 to 0.8% in 2013, this number increased compared to 2012, which was 4866 cases (Pontianak City Service 2014 in Salim, I.O, 2016). Based on 30 samples taken from the Purnama Public Health Center, 15 men and 15 women were found to suffer from Diabetes Militus type 2. With a poor lifestyle so that when carrying out research many were found with more weight. Purpose: Effectiveness of Types of Honey (Forest Honey, Kelulut Honey and Livestock Honey) Against Blood Sugar Levels Research Methods: Descriptive Quantitative with a sample of 30 respondents using a quasi-experimental design with a pre-test and post-test nonequivalent control group design. Research Results: The results showed that all honey can reduce blood sugar levels, especially forest honey. The results of data analysis using Anova statistical test obtained p value Pre test 0.52> α: 0.05 and Post test 0.113> α: 0.05 showed that there were no significant values ​​of the three types of honey on the decrease in blood sugar levels. Conclusion: Based on the results of the study concluded that there was no effectiveness of the types of honey (forest honey, honey kelulut and livestock honey) to reduce blood sugar levels in the Purnama Community Health Center Keywords: Honey, Blood Sugar Levels   ABSTRAK Latar Belakang: Diabetes Militus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan gula darah yang terjadi akibat sekresi insulin abnormal. Diabetes Mellitus di dunia adalah salah satu masalah kesehatan yang menyebabkan kematian. Data IDF (2013) mengatakan Indonesia adalah Negara terbesar ketujuh dalam kasus Diabetes Militus. Diabetes Militus di Provinsi Kalimantan Barat meningkat dari 0,6% pada tahun 2007 menjadi 0,8% pada tahun 2013, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2012, yaitu 4866 kasus (Layanan Kota Pontianak 2014 di Salim, I.O, 2016). Berdasarkan 30 sampel yang diambil dari Pusat Kesehatan Masyarakat Purnama, 15 priadan 15 wanita ditemukan menderita Diabetes Militus tipe 2. Dengan gaya hidup yang buruk sehingga ketika melakukan penelitian banyak ditemukan yang lebih berat. Tujuan: Efektivitas Jenis-jenis Madu (Madu Hutan, Madu Kelulut dan Madu Ternak) Terhadap Kadar Gula Darah Metode Penelitian: Deskriptif Kuantitatif dengan sampel 30 responden menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pre-test dan post-test nonequivalent control group design. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua madu dapat mengurangi kadar gula darah, terutama madu hutan. Hasil analisis data menggunakan uji statistic Anova diperoleh nilai p Pre test 0,52> α: 0,05 dan Post test 0,113> α: 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada nilai signifikan ketiga jenis madu terhadap penurunan kadar gula darah. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak ada efektifitas jenis-jenis madu (madu hutan, madu kelulut dan madu ternak) untuk menurunkan kadar gula darah di Puskesmas Purnama


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 59-64
Author(s):  
Angger Anugerah Hadi H.S ◽  
Bayu Khayudin

ABSTRAK Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak dialami oleh masyarakt Indonesia. Semakin lama durasi pada penderita DM, maka semakin besar kemungkinan munculnya penyakit-penyakit komplikasi. Penyakit stroke, jantung coroner, luka DM dan gagal ginjal merupakan contoh penyakit yang dapat timbul akibat DM Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan sikap pasien DM terkait pencegahan komplikasi dengan metode yang efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan pendekatan pra-eksperimental dengan rancangan one group pre-post test design. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien DM yang mengikuti prolanis di puskesmas Wisma indah, dan puskesmas  Bojonegoro sebanyak 32 responden. Diskusi grup dan Brief Telephone Counseling dilakukan dengan 2 tahapan yaitu pendidikan kesehatan terkait pencegahan komplikasi dan follow-up melalui telepon. Berdasarkan hasil uji paired T-test didapati hasil p-value 0,000. Dengan demikian disimpulkan hasil terdapat peningkatan sikap responden setelah dilakukan intervensi yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan artikel ilmiah yang terbit dalam jurnal nasional. Selain itu, luaran lain yang diharapkan adalah buku saku terkait pencegahan komplikasi DM Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Komplikasi Diabetes Mellitus, Diskusi Grup, Brief telephone Counseling, Sikap


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 141-147
Author(s):  
Erni Tri Indarti ◽  
Hendri Palupi

Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soebagio, 2011). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Senam Kaki Lebih Efektif Meningkatkan Sirkulasi Darah Ke Kaki Dibanding Penurunan Kadar Glukosa Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso. Penelitian ini merupakan  jenis penelitian Pra – Experiment dengan One Pre-Post Test Design. Penelitian ini dilakukan tanggal 20 Juli – 20 Agustus 2018 di Wilayah kerja Puskesmas Rejoso. Sampel dalam penelitian ini penderita Diabetes Mellitus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 30 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Video Senam Kaki, Stetoskop Merk Onemed, Spygnomanometer Merk Onemed, Glukotest Merk EasyTooth. Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan Nilai ABPI dan Gula darah responden sebelum dan sesudah dilakukan intevensi dengan uji Wilcoxon.  Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan p-value  nilai ABPI 0,000 ≤ α(0,05) dan p-value gula darah 0,006 ≤ α(0,05), sehingga Ha diterima dan ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan nilai ABPI dan gula darah pada penderita diabetes mellitus, hal ini berarti ada pengaruh senam kaki terhadap Sirkulasi Darah Ke Kaki pada penderita diabetes mellitus dengan rata-rata penurunan nilai ABPI 0,124 dan rata-rata penurunan gula darah sebesar 11,37. Kata Kunci : Senam Kaki, Diabetes Mellitus, Gula Darah, Sirkulasi Darah ke kaki


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 15-19
Author(s):  
Bayu Brahmantia ◽  
Miftahul Falah ◽  
Ida Rosidawati ◽  
Aida Sri R ◽  
Nita Dinia F
Keyword(s):  
T Test ◽  
P Value ◽  

Komplikasi yang sering terjadi pada pasien Diabetes Mellitus (DM) adalah menurunnya sensitivitas kaki. Perawatan kaki DM sangat penting untuk menjaga vaskularisasi, memperkuat otot kaki dan mencegah terjadinya komplikasi yang fatal. Salah satu tindakan pencegahan untuk menjaga keutuhan kulit yaitu dengan senam kaki yang diyakini dapat meningkatkan aliran darah ke daerah ektremitas sehingga dapat meningkatkan sensitivitas diektremitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senam kaki diabetik terhadap sensitivitas kaki pada penderita DM. Jenis penelitian experiment dengan desain pre and post test. Dengan sampel 25 orang, instrument penelitian menggunakan skala sensitivitas. Alat ukur penelitian ini menggunakan kapas, sikat dan jarum. analisis penelitian menggunakan uji T test. Senam kaki dilakukan 2 kali selama 1 minggu. Hasil penelitian sensitivitas kaki sebelum dilakukan senam kaki memiliki rata- rata sensitivitas 1,67 dan sesudah dilakukan senam kaki memiliki rata- rata sensitivitas 2,36, sensitivitas lebih baik sesudah diberikan senam kaki (p value 0,001). Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam kaki diabetik terhadap sensitivitas kaki pada penderita DM di Puskesmas Parungponteng Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.


Author(s):  
Ni Putu Mira Febrianti ◽  
I Putu Artha Wijaya ◽  
Alfiery Leda Kio

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder caused by pancreas that does not produce enough insulin, resulting on the inability of the body to use insulin effectively. The symptoms suffered by patients are often mild and this causes considerable people with diabetes mellitus do not realize that they have diabetes mellitus. If Diabetes Mellitus is not immediately treated, it would cause long-term complication including macrovascular diseases. Plentiful elderly with Diabetes Mellitus in Sidakarya Village do not realize that they suffer from Diabetes Mellitus and prefer to do non-pharmacological therapy. One of non-pharmacological therapies that can reduce blood sugar levels is ergonomic exercises. The aim of this study was to find out how ergonomic exercises effected towards the lower of blood sugar levels in elderly in Sidakarya Village, South Denpasar. This study is a quantitative research using Pre-Experimental Design One Group Pre-Test Post-Test with total samples of 19 elderly. Data was analysed using non-parametric test of Wilcoxon Sign Rank Test in order to compare the result of the pre-test and post-test. The result of this study showed that prior to the implementation of ergonomic exercises, it was found approximately 57,9% respondents who suffered from prediabetes and 42,1% respondents who suffered from diabetes, while after intervention of ergonomic exercises were given, there were only 7 respondents (36,8%) who suffered from diabetes and 12 respondents (63,2%) who have normal blood sugar levels. According to the calculation result, it was obtained that p value = 0,0001 < ? 0,05 and Zcount -3.824b that showed an effect of ergonomic exercises towards the lower of blood sugar levels in elderly in Sidakarya Village, South Denpasar. Based on the result of this study, ergonomic exercises is expected to be able to help reducing blood sugar levels in elderly with Diabetes Mellitus who prefer to do non-pharmacological therapy.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 222-230
Author(s):  
I Dewa Ayu Rismayanti ◽  
I Made Sundayana ◽  
Putu Eka Pratama

This study aims to determine the effect of modern dressings on wound healing of grade 2 diabetes mellitus at Griya Utami Care Bali. The design used in the study was a real experiment with a one-group pre-post test approach. The results showed that the experimental group's average post value was 8.67, with a standard deviation of 2.024. In the control group, the average post value was 10.60, with a standard deviation of 2.874. Based on the results of statistical tests, it was found that the p-value was 0.042, meaning that there was a significant difference in the average post value between the experimental group and the control group. In conclusion, there is an effect of modern dressings on wound healing for grade 2 diabetes mellitus at Griya Utami care Bali. Keywords: Diabetes Mellitus, Grade 2 Diabetes Wounds, Modern Dressing


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document