Harati: Jurnal Pendidikan Kristen
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

14
(FIVE YEARS 14)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

2776-6454

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 156-169
Author(s):  
Marsi Bombongan Rantesalu ◽  
Sintikhe Pasaribu

One of the factors that support the success of learning in the classroom is the use of learning models. Among the many learning models, there is an inquiry learning model. In practice, schools that use this method correctly benefit from increasing student academic achievement. The inquiry learning model is directly related to cognitive theory. In fact, the use of this learning model is not entirely successful. This study aims to find out the reasons why the use of inquiry learning learning models have not been able to improve student achievement in Christian Religious Education subjects and how to use inquiry learning models in Christian Religious Education subjects for class VIII SMPN 2 Makale. In this study, the authors used qualitative research with descriptive methods, namely describing or explaining the results of research in clear and detailed words based on qualitative data. The results showed that the reason the use of the inquiry learning learning model had not improved the learning achievement of Christian Religious Education at SMPN 2 Makale was because it was difficult for Christian religious teachers to apply the use of learning models, the use of facilities and infrastructure was not optimal, students were less proactive in inquiry learning, and the lack of time allocation in learning. Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pembelajaran di kelas adalah menggunakan model pembelajaran yang tepat. Di antara sekian banyak model pembelajaran terdapat model pembelajaran inquiry learning. Di sekolah-sekolah pada umumnya yang menggunakan metode inquiry learning dengan maksimal akan berdampak pada prestasi akademik siswa. Model inquiry learning berkaitan langsung dengan teori kognitif.  Pada kenyataannya penggunaan Model pembelajaran ini tidak sepenuhnya berhasil.  Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan  penggunaan model pembelajaran inquiry learning belum bisa meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan bagaimana penggunaan model pembelajaran inquiry learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas VIII SMPN 2 Makale.  Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yaitu menggambarkan atau memaparkan hasil penelitian dengan kata-kata yang jelas dan terinci berdasarkan data kualitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan penggunaan model pembelajaran inquiry learning belum meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Kristen di SMPN 2 Makale adalah karena guru agama Kristen sulit menerapkan penggunaan model pembelajaran, penggunaan sarana dan prasarana tidak maksimal, peserta didik kurang proaktif dalam pembelajaran inquiry learning, dan kurangnya alokasi waktu dalam pembelajaran.  Oleh karena itu pihak sekolah perlu memberi perhatian khusus dan memfasilitasi penerapan Model inquiry learning.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 144-155
Author(s):  
Rudie Rudie

This research aims to describe the management of the acceptance of new learners online in the era of the covid 19 pandemic in SMP Negeri 3 Palangka Raya. The problem raises the management of new student admissions conducted online. To map the management problems, researchers highlight aspects of planning (planning), organizing (organizing), leadership (leading), directing , driving (actuating), and control (controling). The research method using qualitative approach, which produces description data, is carried out by means of observation, documentation and interviews with principals and teachers involved in the admission committee of new learners in Christian Junior High School and State Junior High School 3 Palangka Raya Year of study 2020/2021. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen  penerimaan peserta didik baru secara online era pandemi covid 19 di  SMP Negeri 3 Palangka Raya. Permasalahan mengangkat manajemen penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara online. Untuk memetakan permasalahan manajemen tersebut, peneliti menyoroti aspek perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), pengarahan (directing), penggerakan (actuating), serta pengendalian (controling). Metode penelitian menggunakan pedekatan kualitatif, yang menghasilkan data deskripsi, dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap Kepala Sekolah dan Guru yang terlibat dalam Panitia penerimaan peserta didik baru di SMP Kristen dan SMP Negeri 3 Palangka Raya Tahun pelajaran 2020/2021.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 115-128
Author(s):  
Danella Merdiasi ◽  
Lilyantie ◽  
Nika Kristiani

Self-regulated learning is a process of regulating and controlling, monitoring motivation and academic goals, managing human and material resources, as well as becoming a determining behavior in the decision-making process and implemention when the learning process is received. This study aims to determine the level of self-regulated learning in students who take the Christian Religion Education Subject at SMP Negeri 6 Palangka Raya. The research method used is quantitative-descriptive. The population in this study were 81 students with a sample of 68 respondents. The researcher conducted a right-tailed t-test and looked for the t-value of the entire obtained data. The results of the calculation of the One Sample T-Test in this study is obtained from the t-table < from the t-value (1.66792 < 37.202). The highest level of self-regulated learning is 47.1%, the medium level is 41.2% and the lowest level is 11.8%. It can be concluded that self-regulated learning owned by students who take the Christian Religion Education Subject at SMP Negeri 6 Palangka Raya has a high level of 47.1% during online teaching and learning activities. Self regulated learning merupakan proses mengatur dan mengontrol, memonitor motivasi dan tujuan akademik, mengelola sumber daya manusia dan benda, serta menjadi perilaku yang menentukan dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksana ketika proses belajar yang diterimanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat self regulated learning pada siswa yang mengikuti mata pelajaran pendidikan agama kristen di SMP Negeri 6 Palangka Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif-deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 81 siswa dengan sampel 68 responden. Peneliti melakukan uji T pihak kanan dan mencari nilai thitung dari keseluruhan data yang didapat. Hasil perhitungan uji One Sample T-Test penelitian ini diperoleh ttabel < dari thitung (1.66792 < 37,202). Terdapat tingkat self regulated learning tertinggi sebesar 47,1 %, tingkat sedang sebesar 41,2 % dan pada tingkat terendahnya berada pada 11,8 %. Dapat disimpulkan bahwa Self Regulated Learning yang dimiliki oleh siswa- siswi yang mengikuti Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 6 Palangka Raya memiliki tingkat yang tinggi yakni 47,1 % selama kegiatan belajar mengajar secara online atau daring.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 201-222
Author(s):  
Yulia Susanti Pingga

  This research intends to examine the use of cooperative learning models in Christian Religious Education (PAK) subjects to increase the learning interest of students of class XI IPS 3 SMAN 1 Kupang. This research uses qualitative descriptive methods. Informants are 26 students and 1 PAK teacher. The results revealed that there was a positive response from learners when learning in the classroom was conveyed using the cooperative learning model. This is indicated by indicators: students feel comfortable and happy to follow learning using the cooperative learning model, there is attention from students when the subject matter is delivered using the cooperative learning model as a support to motivate students to be interested in learning activities, students are so interested in following learning by using the cooperative learning model because they get assignments and opportunities to become leaders (leaders) for students. Friends in the group, students are able to remember the material that has been delivered through the cooperative learning model because in group learning they help each other find the material discussed, students can understand the subject matter delivered through the cooperative learning model, as well as the growing interest in learning students when learning materials are delivered using the cooperative learning model. Penelitian ini bermaksud untuk meneliti penggunaan model cooperative learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas XI IPS 3 SMAN 1 Kupang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Informan yaitu 26 orang siswa-siswi dan 1 orang guru PAK. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat respon positif dari peserta didik saat pembelajaran di kelas yang di sampaikan dengan menggunakan model cooperative learning. Hal ini ditunjukkan dengan indikator: siswa merasa nyaman dan senang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning, adanya perhatian dari siswa ketika materi pelajaran disampaikan menggunakan model cooperative learning sebagai pendukung untuk memotivasi siswa agar berminat dalam kegiatan pembelajaran, siswa begitu tertarik mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning karena mereka mendapat tugas dan kesempatan untuk menjadi ketua (pemimpin) bagi teman-teman dalam kelompok, siswa mampu mengingat materi yang telah disampaikan melalui model cooperative learning karena dalam pembelajaran kelompok mereka saling membantu menemukan materi yang dibahas, siswa dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan melalui model cooperative learning, serta bertumbuhnya minat belajar siswa ketika materi pembelajaran disampaikan menggunakan model cooperative learning.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 188-200
Author(s):  
Wardana Kussuma ◽  
Leksias Henuk

This research intends to describe the personality of Christian Education teachers as a model of student personality development. The personality of the teacher is the essential nature of a teacher that is reflected and can be seen in everyday attitudes. It can be seen and exemplified by students. The method used in this study is qualitative descriptive. The data collected is interviews and documentation. The results showed that interview studies of PAK teacher respondents generally showed that PAK teachers have good personalities. This good personality provides good examples for students as well. Good example is in the form of transparency in terms of dressing, speaking, behaving and behaving well in everyday life in the classroom, school environment, and in the community environment. Furthermore, the analysis of interview research results to respondents of class V of Nekbaun State Elementary School showed that generally respondents gave good assessment. Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan keperibadian guru Pendidikan Agama Kristen sebagai model pengembangan kepribadian siswa. Kepribadian guru merupakan sifat hakiki dari seorang guru yang tercermin dan dapat dilihat dalam sikap sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dan dicontoh oleh siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian wawancara responden guru PAK umumnya menunjukkan bahwa guru-guru PAK memiliki kepribadian yang baik. Kepribadian yang baik ini memberikan keteladanan yang baik juga bagi siswa. Keteladanan baik itu berupa keteladanan dalam hal berbusana, berkata-kata, bersikap dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari di kelas, lingkungan sekolah, serta di lingkungan masyarakat. Selanjutnya analisa hasil penelitian wawancara kepada responden siswa kelas V SD Negeri Nekbaun menunjukkan bahwa umumnya responden memberikan penilaian baik.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 129-143
Author(s):  
Talizaro Tafonao ◽  
Wiwiet Arie Shanty ◽  
Desetina Harefa

This paper is a study of the Sunday school curriculum in the church, especially the middle class. Sunday School cannot be separated from the church as a forum for evangelism and teaching about Christian Religious Education. So far, there are still many churches that have not given serious attention to preparing the Sunday School curriculum. Therefore, the purpose of writing this article is to encourage churches and teachers to prepare a curriculum that is in accordance with the characteristics of middle graders. The method used is a library research method, which examines a contextual Christian religious education curriculum for middle class Sunday schools. The analysis process carried out by the author is to use a variety of trusted electronic and library sources to support the author's analysis. The results obtained in this study are the importance of understanding the nature of Sunday school, the characteristics of middle school children, the appropriate Sunday school curriculum and the involvement of Sunday school teachers. Seeing this, the Christian religious education curriculum in middle class is very urgent to be prepared and paid attention to by the church today based on the needs of Sunday school children. Tulisan ini merupakan kajian terhadap kurikulum sekolah minggu di gereja terutama kelas madya. Sekolah Minggu tidak bisa lepas dari gereja sebagai wadah penginjilan dan pengajaran tentang Pendidikan Agama Kristen. Selama ini masih banyak gereja yang belum memberi perhatian serius dalam mempersiapakan kurikulum anak Sekolah Minggu. Oleh karena itu, tujuan penulisan artikel ini adalah mendorong gereja dan guru untuk mempersiapkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik anak kelas madya. Metode digunakan adalah metode penelitian pustaka, yang mengkaji kurikulum  pendidikan agama Kristen yang kontekstual bagi sekolah minggu kelas madya. Proses analisis yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan berbagai sumber pustaka maupun elektronik yang terpercaya untuk mendukung analisis. Hasil yang didapatkan dalam kajian ini adalah pentingnya memahami hakikat sekolah minggu, karakteristik anak madya, kurikulum sekolah minggu yang sesuai dan keterlibatan guru sekolah minggu. Dengan melihat hal tersebut maka kurikulum pendidikan agama Kristen di kelas madya merupakan hal yang sangat urgen untuk dipersiapkan dan perhatikan oleh gereja   saat ini berdasarkan kebutuhan anak-anak sekolah minggu.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 170-187
Author(s):  
Hendri Hendri

  This research aims to describe the strategy of Christian Education teachers in carrying out learning in the covid-19 pandemic. This research method is qualitative research with a qualitative descriptive approach. The data collection techniques used are in-depth interview and documentation techniques. The results showed that the learning strategy used by PAK teachers in SMAN 1 Damang Batu is an expository learning strategy with components that include: introduction, information delivery, student participation, tests (evaluation), as well as KKM follow-up activities. Then, it was found that the efforts of the principal in assisting teachers in implementing learning strategies during the covid 19 pandemic, namely by increasing teacher work motivation, performance supervision, and clinical supervision. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi guru Pendidikan Agama Kristen dalam melaksanakan pembelajaran di masa pandemic covid-19. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan guru PAK di SMAN 1 Damang Batu adalah strategi pembelajaran ekspositori dengan komponen-komponenyang meliputi: pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes (evaluasi), serta kegiatan lanjutan KKM. Kemudian, ditemukan upaya kepala sekolah dalam membantu guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran dimasa pandemi covid 19 yaitu dengan peningkatan motivasi kerja guru, pengawasan kinerja, serta supervisi klinis.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 18-33
Author(s):  
Aprianto Wirawan

Christian families are a community of love, and the smallest unit in the community or congregation that lives to love each other. This research aims to remind parents who are the main educators in the family. Christian education is useful for children's spiritual and physical development in order to grow in knowledge and faith in Christ.  Christian education is able to renew the mind, realize a generation that loves God with all heart, soul, mind and strength, loves the righteousness of God and lives for the glory of God. Character is a way of thinking, behaving, cooperating between individuals in the scope of family, society, nation and country. Christian education in children whose parents live separately because of important work, to shape Christian character. The child grows whole in spiritual, intellectual, emotional, social and character aspects. Keluarga Kristen merupakan komunitas cinta kasih, dan unit terkecil di tengah masyarakat atau jemaat yang hidup saling mengasihi. Penelitian ini bertujuan untuk mengingatkan orang tua yang merupakan pendidik utama dalam keluarga. Pendidikan Kristen berguna bagi tumbuh kembang rohani maupun jasmani anak agar bertumbuh dalam pengetahuan serta iman pada Kristus. Pendidikan Kristen mampu memperbaharui akal budi, mewujudkan generasi yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, mencintai kebenaran Allah serta hidup bagi kemuliaan Allah. Karakter merupakan cara berfikir, berperilaku, bekerjasama antar individu dalam ruang lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan Kristen pada anak yang orang tuanya hidup terpisah karena pekerjaan penting, untuk membentuk karakter Kristiani. Anak bertumbuh secara utuh dalam aspek rohani, intelek, emosi, sosial dan karakternya.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 69-84
Author(s):  
Sumiati Sumiati ◽  
Reni Triposa

Students in the teaching and learning process can give different responses due to family problems or other things that cause a lack of enthusiasm for learning. Likewise with unhealthy associations, and external influences can have an impact on the lives of students in spiritual life and the teaching and learning process in class. Through a literature study research with a descriptive qualitative approach, the writer describes the principles of Christian religious education teachers in motivating students' learning. So it can be concluded that Christian religious education teachers as motivators will certainly find it easier to enter into the realm of problems and struggles of students because psychologically Christian religious education teachers can approach it through spiritual concepts so that it can arouse passion and motivate students to have life values. , spiritual values, and moral values. Peserta didik dalam proses belajar mengajar bisa memberikan respon yang berbeda akibat persoalan keluarga ataupun hal-hal yang lain yang menimbulkan kendornya semangat belajar. Begitu juga dengan pergaulan yang tidak sehat, dan pengaruh dari luarpun bisa berdampak bagi kehidupan peserta didik dalam kehidupan rohani maupun proses belajar mengajar di kelas. Melalui penelitian studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif penulis mendeskripsikan prinsip-prinsip guru pendidikan Agama Kristen sebagai motivator dalam perspektif Alkitab. Sehingga dalam pelaksanaan tugasnya sebagai guru pendidikan agama Kristen yang berperan sebagai motivator tentunya akan lebih mudah untuk masuk dalam ranah afektif pada proses pembelajaran yang mengarah pada permasalahan dan pergumulan peserta didik, dengan melakukan pendekatannya melalui konsep-konsep spiritual sehingga dapat membangkitkan gairah memberikan motivasi membentuk peserta didik memiliki nilai hidup, nilai spiritual, dan nilai moral. Prinsip-prinsip guru sebagai motivator juga diteladankan Yesus yang adalah Guru Agung yang mampu membangkitkan motivasi dalam diri peserta didikNya.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 85-100
Author(s):  
Ika Widyasari Simanjuntak ◽  
Talizaro Tafonao

This paper departs from the author's concern for the curriculum for adults in the church, that until now the curriculum has not been a particular concern for ministers and teachers in the church in adopting the curriculum as reviewed in this paper.  The purpose of writing this article is to encourage churches to pay attention to curricula for adults to mature church members into strong congregations in the faith. The method used is the library research method (library research or literature review) by examining the urgency of implementing the curriculum for adults. The analysis process carried out is to use various literary sources, both journals, books and other reliable reference materials to support the author's analysis. The results of this study found that there is significance in implementing the curriculum for adults with indicators, namely recognizing adult characteristics, the Bible as the basis of the curriculum, the foundation of the development of the Christian religious education curriculum and curriculum implementation strategies. Thus, the curriculum places a very strategic and urgent position in carrying out the learning process for adults in the church. Tulisan ini berangkat dari keprihatinan penulis terhadap kurikulum bagi orang dewasa dalam gereja, bahwa sampai saat ini kurikulum belum menjadi perhatian khusus bagi para pelayan dan pengajar di gereja dalam menerapkan kurikulum sebagaimana ulasan tulisan ini. Tujuan penulisan artikel ini adalah mendorong gereja untuk memperhatikan kurikulum bagi orang dewasa untuk mendewasakan warga gereja menjadi jemaat kokoh dalam iman. Metode yang digunakan adalah metode penelitian pustaka dengan mengkaji urgenitas dalam menerapkan kurikulum bagi orang dewasa. Proses analisis yang dilakukan adalah menggunakan berbagai sumber literatur-literatur baik jurnal, buku dan bahan referensi lainnya yang terpercaya untuk mendukung analisis penulis. Hasil penelitian ini menemukan bahwa adanya signifikansi dalam menerapkan kurikulum bagi orang dewasa dengan indikator, yaitu mengenal karakteristik orang dewasa, Alkitab sebagai dasar kurikulum, landasan pengembangan kurikulum pendidikan agama Kristen dan strategi penerapan kurikulum. Dengan demikian bahwa kurikulum menempatkan posisi yang sangat strategi dan urgen dalam melaksanakan proses pembelajaran bagi orang dewasa dalam gereja.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document